Pelet Cinta

Pelet Cinta

Hari Pertama

Suara mobil menderu dan sesekali berdecit karena sopir harus mendadak menginjak rem karena banyaknya bebatuan yang harus dihindari.

" Nia, Nia, Nia,,, sebentar lagi kita sampai ke Puskesmas tempat kita bekerja" maya memanggil ku sambil menepuk paha ku.

" Ah ah iya may, kenapa?" Aku yang tersentak karena dari tadi hanya melamun memikirkan bagaimana dan seperti apa kedepannya karena selama ini aku tidak pernah jauh dengan orang tua. Ada kekhawatiran.

" oh iya, syukurlah. Aku tidak tidak sabar may mau lihat kondisi tempat kita bekerja nanti, semoga berjalan baik ya may! " harap ku.

" iya nia, habis dari puskesmas baru kita bersih bersih rumah dinas ya" imbuh maya.

Aku hanya menganggukkan kepala ku dan kembali menatap jendela mobil yang berdebu.

Tidak berapa lama, suara mobil berhenti. Dan tepat di depan Puskesmas dengan bangunan kayu, tidak terlalu besar. Di halaman terdapat bunga-bunga kuning dan merah menghiasinya sehinga terlihat asri. Aku perlahan turun dari mobil dan susah payah menurunkan koper dan tas ku. Maya sudah terlebih dahulu turun dan sudah langsung bersalaman dengan orang-orang puskemas yang menyambut kami. Lalu maya datang dan menarik tangan ku.

" Perkenalkan pak ini Niar Damayanti, kami ditugaskan berdua disini pak" maya memperkenalkan aku. Aku langsung bersalaman dengan bapak kepala dan petugas lainnya yang menyambut kami. Dan Beliau mempersilahkan kami memasuki ruang kepala puskesmas untuk diberikan arahan.

"Begini maya dan nia, arahan dari bapak. Besok hari aktif kalian bekerja selama seminggu sebagai masa orientasi. Selanjutnya minggu ke dua kalian akan ditempat kan di desa-desa binaan. Kalian akan menempati Poskesdes di desa. Keputusan desa nya nanti bapak kasih tahu diakhir masa orientasi. Jadi sekarang kalian boleh beristirahat dirumah dinas. " jelas bapak kepala puskesmas.

Jelas ini membuat aku dan maya terkejut. Karena kami tidak tahu bakal ditempat kan di desa. Hati ku semakin bekecamuk. Karena aku hanya tahu lingkup kerja aku dipuskesmas. Aku hanya mengangguk pelan karena memang tidak ada pilihan karena memang sudah menandatangani surat pernyataan siap ditempatkan dimana saja.

Malam Hari

"may aku tidak tahu kalo ternyata kita bakal ditempatkan di desa lagi " aku membuka pembicaraan sambil rebahan dikasur.

"iya, aku fikir dipuskesmas kita bakal ditempatkan" imbuh maya.

" berarti kita bakal terpisah dong may? " kataku pelan. Sambil menyimpan rasa kecewa. Maya pun terdiam dan tidak menjawab pertanyaan ku. Malam itu kami menatap langit-langit dengan fikirannya masing-masing. Tidak dapat tertidur hanya menerawang dan terdiam.

...****************...

Pagi yang cerah.

Pagi jam 7 kami sudah siap dengan baju putih putih dan rambut yang disisir rapi dan memakai bando serta tas hitam menggelayut dibahu ku. Kami bersiap masuk kerja di puskesmas.

Pertama kami apel dan memperkenal kan diri. Pada saat apel kami sangat malu karena ditanya status. Ketika kami menjelaskan kami masih berstatus belum menikah para senior bersorak. Bahkan ada yang bersiul. Tapi aku yakin para senior sepertinya mereka baik dan kekeluargaan. Pada saat apel aku sekilas melihat pria dengan baju jas putih, mata sipit dan putih seperti oppa-oppa korea. Dan dia selalu memperhatikan ku. Entah aku yang ke GR an atau memang iya. Tapi ya sudah lah fikir ku.

...****************...

Ketika kami memasuki ruang koridor. Disitu ada bangku tempat duduk pasien menunggu. Disitu lah pria tadi duduk, ku lirik perlahan. Ternyata tertulis dijas putihnya dokter muda, Dony Andara.

"Pagi Dok, permisi" Sapa ku.

Lalu dia senyum dan hanya melirik ku dari atas sampai bawah.

Dalam hati ku, " Ni orang kenapa sih. Sudah disapa tapi begitu balasnya, bikin jengkel aja" aku sambil berlalu dan masuk ke ruang tempat kepala puskesmas.

Pukul 12 menandakan tutup pelayanan, pasien-pasien pun satu persatu pulang. Setelah pekerjaan selesai kami pun bersiap mau pulang, aku siap siap pulang dan berpamitan dengan senior diruangan. Lalu aku berjalan sambil bersenandung dan menyusuri koridor.

Tiba- tiba

Terdengar suara yang mengejutkan ku.

" Kamu yang namanya Nia kan! "

"Oh astaga ! " pekik ku. Aku terkejut dan mencari sumber suara. Ternyata suara itu adalah suara dokter dony , dia berdiri sambil bersandar di tepi dinding dengan menyilangkan tangannya.

Dan dia pun tertawa kecil.

" iya dok, kenapa? " tanya ku balik. Aku masih dengan kaget ku. Dan memang tidak dapat menyembunyikan wajah terkejut ku.

"emmm...... tidak apa-apa" dengan gampangnya dia melontarkan kata-kata itu setelah bikin jantung ku copot.

"oh iya dok, mari duluan pulang " senyum ku hambar, hati ku dongkol. Ku perhatikan dia masih melihat aku berjalan sambil pulang. Tiba - tiba maya berteriak memanggil ku, " nia , niaa !! Tungguin dong!!! ". Lalu aku pun berbalik, dan ternyata dokter dony pun masih ada berdiri melihat kami.

Ini orang dari tadi pagi kenapa sih. Yang lain baik-baik saja. Seolah -olah dia mau cari kesalahan aku karena pegawai baru disini, fikir ku. Ku harus jaga jarak atau bagaimana lah dengan ini dokter. Iya siiiiih tampan kaya oppa oppa korea, karena memang dia ada keturunan chines nya, tapi sangar menurut ku. Kata-katanya itu ketus. Tidak bersahabat. Mungkin seperti itu aku menggambarkan dia. Tapi apa mungkin dia suka sama aku, terbersit fikiran itu. Tapi aku tepis, mana mungkin dokter setampan dia mau dengan ku yang orang biasa-biasa saja dan bukan kalangan orang kaya, hanya perempuan biasa.

Orang tua ku pun hanya dari kalangan menengah ke bawah. Anak mau kuliah saja sudah berapa luas sawah dijual. Begitulah, mungkin hanya kegigihan orang tua ku saja sehingga dapat menguliahkan aku.

Aku bersyukur dilahirkan oleh mereka. Jadi aku pun harus berfikir harus jadi orang, menjaga martabat dan harga diri dan hati-hati ditempat orang secara aku jauh berada dari rumah dan harus kuat.

" Ayo may, cepetan. Ini panas lo" teriak ku. Sambil ku lambaikan tanganku. Lalu maya berlari kecil dan langsung menggandeng bahu ku. Sambil mencondongkan bibirnya ketelinga ku.

" Kamu diawasi si dokter dony tuh, kayanya suka sama kamu! " kata maya sambil cekikikan. Lalu dia membalikan badan sambil berteriak " kami duluan ya dok! "

" Aaaaaah kamu nih may, ga mungkin ah" aku berkelit dan wajah ku bersemu merah menahan malu dan hati ku langsung berdegup kencang tak karuan, rasa yang tidak pernah aku rasakan. Aku terdiam dalam perjalanan menuju rumah dinas.

Maya pun berbicara sepanjang jalan, tapi otak ku penuh dengan pertanyaan akan sikap berbeda dari dokter dony.

Fikir ku dalam hati " Betulkah dia punya rasa itu !! "

...****************...

Terpopuler

Comments

Bisikan_H@ti

Bisikan_H@ti

like n subscribe kak

2023-04-14

1

Rya Kurniawan

Rya Kurniawan

aku mampir kk

semangat up.. 🥰

2023-04-13

2

UQies (IG: bulqies_uqies)

UQies (IG: bulqies_uqies)

Aku mampir yah kak, semangat, giftnya udah mendarat

2023-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!