Dony pun sudah siap dengan sepeda motornya. Lalu aku pun sudah siap.
Karena aku takut, aku langsung berpesan.
" Dok, pelan-pelan aja ya. Aku takut jatuh" ucap ku pelan.
"Kalo ga mau jatuh ya bepegangan dengan kuat" balas dokter dony.
"iya dok" jawab ku.
" Apa?? " ulang nya seolah tidak mendengar. Aku tau dia mau mendengar aku mengulang sambil mengucapkan namanya saja.
"Iya dooonnyyyy" kata ku sambil memanjangkan nada.
Lalu iya tertawa sambil melajukan sepeda motornya. Akupun perpegangan di jaketnya dengan erat.
Tiba-tiba mendung semakin gelap, butiran hujan pun sudah mulai berjatuhan.
"don kamu punya jas hujan" teriak ku.
dony hanya menggelengkan kepala. Ku tengok ke depan, pak abdul dan bu rita sudah tidak terlihat lagi. Ternyata mereka sangat ngebut.
Byurrrr ....
Gerimisnya semakin deras. Tidak ada tempat bernaung karena sekeliling hanya pohon sawit. Dony tetap menjalankan sepeda motornya, tidak bisa cepat karena jalan semakin licin, dia behati-hati melajukan sepeda motor.
Hujan semakin lebat, kami pun basah. Aku tidak tahu lagi, pakaian dinas putih ku pun basah, ku tundukkan wajah ku. Karena hujan semakin deras. Aku tidak dapat lagi melihat jalan karena saking derasnya hujan.
Tidak berapa lama, Lalu dokter dony menghentikan sepeda motornya. Aku kira sudah sampai, tapi terasa sebentar sekali.
" Ayo nia kita singgah dulu, kita berteduh" ucap dony sambil menunggu ku turun dari sepeda motor.
Lalu aku langsung masuk ke gubuk reyot sejenis pos kamling tapi disamping simpang empat tepat kiri kanan semua nya yang kami pandang hanya pohon sawit , tidak ada rumah penduduk sama sekali.
Sunyi dan menakutkan.
Kami hanya berdua!
Aku langsung memeras rok span ku yang basah dan berceceran saking hujannya deras.
Lalu dokter dony menyusul masuk.
Aku bersandar ditiang gubuk sebelah kanan sambil menyilangkan tangan dan sambil memeras ke dua belah tangan.
Dony pun berdiri diujung tiang gubuk sebelah kiri sambil memandang ku tajam.
Selang beberapa detik pipinya merah, lalu dia melepas jaket kulit nya dan menyuruhku untuk memasang.
" Ini pasang jaket ku" sambil menyodorkan jaket kulit nya.
"engga, ga usah terimakasih" tolak ku.
Lalu tiba tiba dony langsung mendekat dan langsung memasangkannya kebahu ku dan berbisik.
"Baju mu menerawang" jelasnya.
Setelah aku tengok ke bagian dada ku. Akhirnya aku sadar jelas terlihat BH merah muda ku terpampang nyata dan menampakkan belahan dadaku yang sintal. Upsss aku hari ini memang tidak memakai lapisan ke dua. Karena sebelum kena basah memang tidak terlihat. Tapi karena hujan. Maka terlihat jelas lekukan tubuh ku.
Dan memang teman-temanku mengakui tubuh ku montok. Teman lelaki kun sering menggoda ku karena kemolekan tubuh ku.
Disitu jelas terlihat wajah ku langsung memerah, ku tutup rapat jaket dari dony. Seberapa lama dia menikmati pemandangan dari tubuh ku. Aku sungguh malu semalu nya. Aku berpaling dan mengalihkan pembicaraan.
"Kira-kira kapan ya reda nya, gelap sekalinya harinya" ucap ku sambil melihat keatas langit.
Rok ku pun masih meneteskan air. Lalu aku berpindah dari tiang, lalu aku duduk. Aku lelah berdiri.
Ku lihat dia masih tetap berdiri sambil memegang kedua belah tangannya untuk mengusir dingin dari angin hujan ini.
"Entahlah, ini sudah jam 1 siang" sambil melirik jam tangannya.
Lalu dia berjalan dan duduk disamping ku .
"Nanti.. " belum sempat dok
ter dony menyelesaikan kalimatnya.
Tiba-tiba kilat yang terang disusul guntur yang sangat nyaring mengejutkan ku .
Tangan ku pun langsung repleks meraih badan dony dan memeluk nya serta berteriak tertahan di dalan dada dony.
Dony pun sigap memeluk ku. Dia mencoba menenangkan ku mengusap- usap bahu ku.
"Ga pa-pa nia. Ada aku! " ucap dony menenangkan ku.
Lalu ku angkat badan ku dan wajah ku. ternyata wajah ku behadapan dan langsung bertatapan dengan dony.
Jantung ku langsung berdetak keras.
Kami bertatap mata beberapa detik.
Lalu dony meraih tangan nya ke kepala ku dan mengecup dahi ku.
Aku terkejut. Aku terdiam.
Aku tidak mengerti apa arti kecupan itu.
Lalu aku menarik mundur badan ku.
Dony pun langsung menarik tubuhnya. Entah dia repleks melakukannya atau memang ada niat itu.
Lalu kami terdiam tidak saling bicara. Tidak juga menjelaskan apa yang terjadi.
Aku hanya menatap rinai hujan yang menetes ke tanah.
Setengah jam kami terdiam sambil menunggu hujan reda. Sayangnya hujan pun tidak kunjung reda, matahari masih betah bersembunyi.
Tangan dony meraih tangan dan menggenggam tangan ku. Seolah ingin merasakan hawa tubuh ku. Lalu dengan cepat dia melepaskan tangannya.
" Kamu kedinginan ya nia" tanya dony
Ku lirik dony pun mengalihkan pandangan ke arah berlawanan dari ku.
" Iya " jawab ku.
" Don, yuk pulang aja. Biar kita terobos aja hujannya, ga bakal teduh nih. " aku memelas.
" Aku takut kesorean dan juga sudah sangat lapar" . Sambil menengadah kan tangan ku ke air hujan dan tangan satu nya memegang perut.
" Ya udah. " Jawabnya singkat,
Tangannya menarik tangan ku untuk mengikuti jalannya, dia takut aku tergelincir karena memakai sepatu pantofel.
Baru saja mau melangkah kaki ku tergelincir dan aku berteriak dan disusul suara "BRUKKK"
Untungnya dokter dony dengan sigap menangkap dan memeluk ku dari belakang, Sehingga tidak jatuh.
Tapi tangan dony memeluk ku dengan tidak benar. Tangan kirinya memeluk keperut ku dan tangan kanannya ke dada ku lebih tepatnya dia mencengkram salah satu pa*****a ku.
Dia pun sebenarnya tidak sadar, secara spontan. Dia pun langsung berkata "maaf" Lalu aku membenarkan posisi tubuhku.
Aku mau marah tapi tidak bisa, karena memang niat dia hanya untuk menolong ku dari jatuh.
Aku hanya terdiam, menahan marah, menahan malu, mau bilang berterimakasih tapi aku yang dirugikan.
Aku tidak pernah disentuh oleh pria mana pun. Dia dengan seenaknya sudah mencium dikening ku, ditambah dengan kejadian ini dia menyentuh bagian privasiku yaitu pa******a ku.
Di batin ku , Aku marah!!. Aku merasa dilecehkan. Tapi memang tidak dilecehkan, dia tidak sengaja karena mau menolong ku. Perasaan ini carut marut. Disatu sisi aku membela dia, disatu sisi aku menghardiknya. Di dalam jiwa ku seolah terbelah menjadi dua. Entahlah...
Lalu, kami pun pulang dengan menerobos hujan. Seolah sia-sia kami berteduh digubuk tadi berjam-jam. Ternyata hujannya tidak berhenti, tidak mau bersahabat dengan kami.
Aku langsung diantar kan oleh dokter dony ke rumah dinas.
"Aku langsung pulang" Kata dokter dony.
"Iya, hati-hati" hanya itu yang sanggup keluar di bibir ku.
Masih tidak ada kata terimakasih karena sudah menjaga ku atau sudah membantuku agar tidak jatuh.
"Ya ampun nia, kasiannya kamu! " maya sambil memberikan handuk untuk mengeringkan rambut ku.
Aku langsung melepas tas dan helm ku, dan masih dalam bibir cemberut.
Tanpa berkata aku langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diri dan mencoba menerka arti kecupan di kening dan mencoba melupakan kejadian memalukan itu.
...****************...
*BERSAMBUNG
Bagaimana kelanjutan kisahnya sehabis orientasi?
Bagaimana reaksi dony saat nia harus dipindah tugaskan ke desa sangat terpencil?
*Jangan lupa like dan tinggalkan pesan untuk mendukung author agar lebih rajin mengembangkan ide nya*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Mommy QieS
like, gift n vote untuk mu kak!
2023-05-08
0
Mommy QieS
waduh 😍😍
2023-05-08
0
Mommy QieS
menyeramkan, pikiran ku sudah traveling kemana2 cuaca mendung hujan-hujanan berdua 😁😁
2023-05-08
1