Sepatuku Cintaku
Agam! Hari ini kan baru hari senin, kenapa kamu harus injek sepatu aku segala! Ih dasar nyebelin!" pekik Sheila yang merasa kesal karena Agam selalu melakukan kebiasaannya menginjak sepatu sekolahnya.
"Biarin, we..!" ujar Agam sambil menjulurkan lidahnya tanpa rasa bersalah sedikit pun. Setelah puas menginjak sepatu Sheila, Agam bergegas pergi dan berlari agar Sheila tidak mengejarnya.
Terkadang Sheila membalas dengan menginjak sepatu Agam. Namun kadang kala ia merasa cuek dan tidak memperdulikan Agam. Padahal hampir setiap hari Agam berbuat usil kepada Sheila.
Meski Sheila merasa sangat kesal dan marah tapi Agam selalu bersikap seperti itu. Hampir setiap hari Agam melakukan hal itu. Bahkan teman-teman sekelas mereka sudah biasa menyaksikan pemandangan seperti itu.
Mereka memang ibarat tom and jerry yang selalu main kejar-kejaran di kelas. Akan tetapi saat pelajaran berlangsung mereka tidak pernah saling mengganggu. Justru mereka selalu belajar dengan serius saat pembelajaran dimulai.
Tak terasa hampir seharian mereka berada di sekolah. Kini tiba saatnya bagi Sheila untuk segera pulang ke rumah. Seperti biasa Sheila selalu berjalan terlebih dahulu sebelum naik angkot.
Jarak dari sekolah ke rumah memang lumayan jauh. Untuk itu mau tidak mau Sheila harus menggunakan angkutan umum. Beruntung ada beberapa teman yang sama-sama harus berjalan terlebih dahulu sebelum naik angkot.
Sebut saja dia Hana. Meski bukan merupakan teman sekelas Sheila tapi dia selalu setia menunggu untuk pulang bersama.
"Hai Han, udah lama nunggu disini?" tanya Sheila yang baru saja tiba di gerbang sekolah.
"Ah belum lama kok, ya udah ayo kita jalan!" ajak Hana sambil bergegas melangkah ke depan.
"Eh iya ayo! Tunggu aku!" pekik Sheila yang segera mengejar Hana untuk menyeimbangkan langkah kaki mereka.
Sepanjang perjalanan ada saja hal yang mereka bicarakan. Mulai tentang pelajaran sekolah sampai masalah keluarga pun tak lupa mereka jadikan topik pembicaraan.
Bukan hanya Hana, Winda juga selalu ikut pulang bersama. Memiliki tujuan yang sama, membuat mereka akhirnya pulang bersamaan.
"Kamu ada pr Win?" tanya Sheila.
"Ga ada, di kelas aku jarang dikasih pr," jawab Winda.
"Ah masa sih?" timpal Hana tidak percaya..
"Iya beneran, wali kelas aku baik banget sampe-sampe jarang ngasih kita pr," tambah Winda.
Perbincangan mereka bertiga pun akhirnya harus berakhir karena Sheila harus segera naik angkot yang menjadi tujuannya. Ya angkot Sheila yang berwarna hijau sudah berada di depan mata.
Sedangkan bagi Hana dan Winda, mereka harus menaiki angkot yang berwarna kuning karena arah perjalanan mereka berbeda dengan arah perjalanan Sheila.
"Ya udah aku pergi duluan ya," pekik Sheila dari arah jendela mobil sambil melambaikan tangannya.
"Dadah Sheila," ujar Hana dan Winda serempak.
"Dah.." timpal Sheila yang merasa sangat senang.
Beberapa menit kemudian akhirnya Sheila tiba dirumah. Rumah kontrakan yang cukup sederhana namun tetap nyaman untuk ditinggali.
"Assalamualaikum," ujar Sheila saat baru saja pulang ke rumahya.
"Waalaikumsalam warrohmatullohi wabarokatuh," jawab Bu Dewi yang merupakan ibu dari Sheila.
Sheila tinggal bersama ayah dan ibunya. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya hanya menjadi ibu rumah tangga biasa. Dulu Bu Dewi sempat bekerja di pabrik konveksi, namun karena kesehatannya yang terus menurun akhirnya mau tidak mau Bu Dewi harus berada di rumah.
"Hmm, ibu masak apa hari ini? Wangi banget," ujar Sheila yang mengendus bau masakan sesaat setelah mengganti pakaiannya.
"Ibu masak ikan tongkol bumbu kesukaanmu nak," jawab Bu Dewi.
"Wah asyik, aku jadi lapar bu," tukas Sheila.
"Makan yang banyak ya nak," tambah Bu Dewi.
"Iya bu, ibu juga ikut makan ya!" ajak Sheila.
"Ibu sudah makan tadi nak," timpal Bu Dewi.
Sheila pun segera bergegas makan karena perutnya sudah mulai keroncongan. Seharian berada disekolah membuat Sheila lelah. Dia merasa sangat senang karena setiap pulang sekolah ibunya selalu menyiapkan makanan kesukaan Sheila.
Ikan tongkol berbumbu merupakan makanan kesukaan Sheila. Dia akan menambah beberapa kali jika makan dengan makanan kesukaannya. Selesai makan Sheila segera mengulang pelajaran yang tadi dipelajari di sekolah.
Kehidupan Sheila begitu sederhana. Meski ia terlahir dari keluarga yang biasa namun cita-citanya begitu tinggi. Sheila sangat ingin menjadi seorang sarjana. Ia juga sangat ingin bisa membantu saudara yang kekurangan jika ia menjadi orang yang sukses nanti.
Ditempat lain Agam juga baru tiba dirumahnya. Dia memiliki satu orang adik perempuan dan satu orang adik laki-laki. Agam merupakan anak yang paling besar. Ayahnya bekerja disalah satu kantor perhotelan.
Sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Kehidupan Agam begitu beruntung dibandingkan dengan Sheila. Dia memiliki segalanya. Rumah yang besar, serta keluarganya merupakan keluarga yang begitu terpandang.
"Aku pulang," ujar Agam saat baru tiba dirumahnya.
"Eh den Agam udah pulang? Mau langsung makan den?" tawar Bi Sari yang merupakan asisten rumah tangga keluarga Agam. Bi Sari sudah bekerja di keluarga Agam sejak ia masih sangat kecil. Sehingga tidak heran jika Agam selalu bersikap baik kepadanya.
"Nanti aja bi, aku mau ganti baju dulu," jawab Agam yang segera bergegas menuju kamarnya. Di dalam kamar Agam segera mengganti pakaiannya lalu merebahkan badannya untuk beberapa saat.
Seharian berada Di sekolah membuat Agam merasa begitu lelah. Agam pun tertidur untuk beberapa saat karena kelelahan. Beberapa jam kemudian ibunya, Bu Widia mengetuk pintu dari luar kamar.
Tok.. tok..
"Agam, bangun nak! Makan dulu, sudah mau ashar ini," teriak Bu Widia.
Tak berapa lama akhirnya Agam pun terperanjat bangun.
"Astaga aku ketiduran bu," jawab Agam sambil bergegas membukakan pintu untuk ibunya.
"Ya sudah Agam sholat dulu nak, setelah itu cepat makan ya!" titah Bu Widia.
"Iya bu," timpal Agam sambil bergegas untuk mengambil air wudhu.
Beberapa saat setelah melaksanakan sholat ashar, Agam segera bergegas untuk makan. Suasana dirumah Agam begitu ramai. Adik Agam yang perempuan bernama Anggi. Dia cantik juga berkaca mata.
Agam yang selalu mengusili adiknya selalu membuat Anggi merasa kesal. Namun walaupun begitu mereka saling menyayangi satu sama lain.
"Kamu udah makan dek?" tanya Agam yang baru melihat keberadaan adiknya.
"Udah kak tadi," jawab Anggi.
Anggi yang baru pulang les, segera bergegas ke dalam kamarnya. Agam sangat beruntung karena ia memiliki keluarga yang sangat lengkap. Meski begitu Di sekolah Agam selalu saja mengganggu Sheila.
Dari sekian banyak teman perempuannya, hanya Sheila yang selalu Agam jahili. Rasanya sehari saja tidak mengganggu Sheila membuat Agam merasa ada yang kurang. Sejak pertama mereka berada dalam satu kelas entah mengapa mereka selalu saja bertengkar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
R-Niie
makasih banyak kak 🙏, boleh kak judulnya apa?
2023-03-24
0