Mengandung Benih Dari Calon Menantuku

Mengandung Benih Dari Calon Menantuku

Bab 1

“Irene. Pokoknya Mommy tidak setuju kalau kamu sampai menikah dengan Leon. Kamu tahu sendiri, kan? Leon itu pengangguran. Kamu mau makan apa? Masa iya kamu mau makan cinta saja. Usia kamu masih muda juga, lebih baik kamu fokus dengan kuliah kamu, jangan memilih ingin menikah muda dengan Leon, Mommy tidak setuju,” ucap Mommy Shira menegaskan kepada putrinya kalau dirinya sangat keberatan sekali jika Irene menikah dengan Leon, kekasihnya.

“Mom! Tapi Irene sangat mencintai Leon. Mommy bisa kan kasih kerjaan ke Leon, agar Leon tidak menjadi pengangguran!” ucap Irena begitu keras kepala sekali, dia begitu ingin sekali menikah dengan Leon.

“Irene!” sentak Mommy Shira. Wanita yang usianya masih 39 tahun begitu kesal menghadapi putrinya yang keras kepala.

Shira Riwan selama 19 tahun membesarkan Irene Kartika Irawan sendiri, Shira memang single parent. Shira berperan menjadi sosok Ibu dan Ayah, tidak mudah Shira membesarkan Irene hingga tumbuh dewasa. Shira hanya tidak mau putri kesayangannya hidup susah jika menikahi Leon Prasetya usianya 22 tahun. Leon memang pengangguran, tidak pernah mau bekerja dan tidak mau berusaha mencari pekerjaan.

“Mommy jahat!!” pekik Irene terisak.

Irene dan Leon sudah pacaran hampir satu tahun, selama satu tahun menjalani pacaran setiap jalan berdua selalu Irene yang ke luar modal, Irene selalu memanjakan Leon dengan fasilitas mewahnya. Mommy Shira selalu memantau hubungan Irene dengan Leon, makanya dia sangat keberatan dan tidak akan memberikan lampu hijau.

Akhir-akhir ini Leon memang mendesak dan membujuk Irene, tak sabar Leon ingin segera menikahi Irene, ia tidak mau kehilangan Irene wanita yang begitu tulus mencintainya tanpa memandang apa pun. Irene selalu membantu Leon ketika Leon mengalami kesulitan, hanya saja kurangnya Leon dia tidak mau bekerja, dia memang pemalas.

Leon sudah tidak punya orang tua, Leon menjadi yatim dan piatu ketika usia Leon 14 tahun. Kerjaan Leon sehari-hari hanya nongkrong gak jelas dengan teman-teman seusia Leon. Akan tetapi tidak sampai mabuk-mabukan, hanya minum ngopi sembari memainkan alat musik gitar. Leon masih di biayai oleh Kakaknya yang bekerja sebagai waiters di sebuah Restoran, usianya Kakaknya Leon menginjak usia 25 tahun terpaut 3 tahun dengan Leon. Namanya, Dirly Prasetyo.

“Irene!” Mommy Shira kembali membentak Irene. “Jangan bodoh kamu!” sentaknya lagi.

“Irene benci sama Mommy! Irene benci!” pekik Irene terisak, Irene langsung pergi berlari menuju ke kamarnya.

Mommy Shira menghela napas kasar, cukup emosi malam ini menghadapi Irene yang begitu susah dibilangin. Terlalu cinta sampai Irene tidak bisa berpikir dengan logis. Sebelum Leon mendapatkan pekerjaan, Mommy Shira tidak akan memberikan restu. Lebih baik Mommy Shira kirim Irene ke luar negeri agar jauh dengan Leon.

Tensi Mommy Shira sedikit naik, buru-buru Mommy Shira pun meminum obat penurun darah dari pada nanti tensi darahnya naik dratis hingga menyebabkan dirinya struk.

Di dalam kamar, Irene pun menangis. Irene kesal, Irene marah, Irene tidak terima karena Mommy-nya tidak mau memberikan restu.

“Sayangku, kenapa kamu menangis? Gimana cinta, apakah Mommy-mu merestui kita untuk segera menikah muda?” tanya Leon lewat video call, tak sabar rasanya Leon ingin mendengar kabar baik dari Irene.

Irene hanya menggelengkan kepalanya, tak sanggup dirinya untuk mengatakan kabar buruk kepada Leon.

“Maksud kamu, Mommy kamu itu tidak memberikan restu untuk kita menikah?” tanya Leon memastikan.

Irene mengangguk pasti, Irene kembali terisak. Irene begitu sangat mencintai Leon, tidak mau sampai kehilangan Leon.

“Tidak ada cara lain, Sayang! Kita memang harus nekad!” ucap Leon tersenyum menyeringai. Banyak cara menuju roma, Leon yakin dengan cara itu dirinya dan Irene menikah muda.

“Caranya?” tanya Irene penasaran.

“Sayang, besok kita ketemu di tempat biasa ya!” kata Leon yang langsung diangguki oleh Irene.

**

Leon dan Irene sudah ketemu di tempat biasa, di ujung jalan kompleks rumah Leon. Leon dan Irene duduk di pos ronda tempat tongkrongan Leon. Sehabis pulang kuliah, Irene langsung gegas menemui Leon.

“Rencana kamu apa sih, Yank?” tanya Irene tak sabar.

Leon pun berbisik, mengatakan rencananya kepada Irene.

“HAH???” Irene membulatkan mata ketika dirinya sudah mendengar rencana kekasihnya.

“Sayang, kita tidak punya cara lain lagi. Kita harus berani melakukan ini,” bujuk Leon menggenggam kedua tangan Irene yang sudah terasa gemetar.

Bagaimana bisa Irene melakukan itu? Di cium bibir saja sama Leon, Irene selalu menolak. Sekarang Irene harus menyerahkan miliknya kepada Leon sebelum halal hanya demi restu? Apakah harus dengan cara pintas itu? Apakah tidak ada cara lain? Sungguh, Irene benar-benar takut.

“Sayang, kamu tenang saja. Aku akan memberikan kamu sesuatu agar kamu bisa menghilangkan rasa takut kamu. Malam ini, aku akan menyelinap masuk ke dalam kamarmu, dan kamu harus sudah meninum obat ini.” Leon memberikan sesuatu kepada Irene.

Ragu, Irene pun mengambilnya.

“Sayang, kamu jangan takut. Aku juga sama akan minimum obat ini agar aku berani menyentuhmu,” kata Leon.

Lagi, Irene hanya mengangguk. Sebenarnya Irene masih belum siap jika kegadisannya harus jebol sebelum akad. Irene memang ingin segera menikah muda dengan Leon, tapi bukan dengan cara seperti ini juga.

Namun, tidak ada pilihan lain lagi selain mengambil jalan pintas. Demi cinta, Irene akan melakukan ini.

“Sekarang aku antar kamu pulang ya!” kata Leon kemudian.

Lagi, Irene hanya mengangguk.

‘Apakah aku harus melakukannya? Tuhan, .. aku benar-benar sangat takut sekali. Ciuman bibir saja aku takut. Gimana ceritanya coba malam ini aku harus melakukan dosa itu. Oh my god!’ monolog Irene dalam hatinya.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi lewat 30 menit.

Leon membuka kedua matanya, malam tadi dirinya habis melewati malam panjang, melakukan dosa terindah hanya demi hubungannya mendapatkan lampu hijau.

Leon menyalakan lampu kamar, dari semalam lampu kamar memang gelap. Leon sengaja ketika menyelinap masuk tidak menyalakan lampu kamar agar dirinya lebih berani menyentuh Irene.

Leon tersenyum bangga pada dirinya sendiri ketika Leon melihat noda merah di atas kasur menandakan kalau semalam dirinya sudah berhasil membobol gawang. Leon memeluk wanita yang tengah tidur miring membelakanginya. Leon menciumi punggung wanita itu. “Makasih, Sayangku. Setelah ini kita pasti akan menikah,” ucap Leon penuh percaya diri.

Wanita itu menepis pelukan dari Leon, memutar tubuhnya ke arah Leon.

Deg!

Sontak Leon langsung terkejut setelah dia tahu siapa wanita yang sudah ia temani tidur semalam.

“Tan-tante. Kok, bi-bisa??” Leon tergagap.

Plak

Plak

Plak

plak

Mommy Shira menampar wajah Leon sampai bulak-balik tanpa ada ampun. Semalam dirinya sudah dibuat tidak berdaya oleh Leon sampai tidak bisa melawan, kini saatnya Shira Irawan memberikan perlawan kepada Leon, laki-laki yang sudah memberikan kepuasan semalam sampai Shira cukup menikmatinya.

“Kau pikir! Setelah ini, saya akan memberikan restu? Tidak! Dasar b3jaaaadddd!” pekik Shira.

Plak

Lagi, Shira menampar wajah Leon tanpa ampun.

Leon masih diam membisu, Leon masih tidak percaya tapi ini nyata bukan mimpinya kalau dia sudah tidur dengan calon mertuanya, bukan kekasihnya, Irene putri sematawayang Shira Irawan.

‘T-tapi kok Tante Shira masih ke luar darah? Apa Tante Shira lagi datang bulan?’ gumam Leon, bertanya dalam hatinya.

Plak

Plak

Dan lagi, Shira Irawan belum puas. Dia kembali menampar wajah Leon sangat kasar.

“Ke luar kamu dari kamar putriku! Ke luar!” usir Shira dengan suara meninggi.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!