Selama tiga hari ini, Irene di kurung di dalam kamar oleh Mommy Shira. Bahkan Mommy Shira masih menyita ponselnya Irene agar putrinya tidak berkomunikasi dengan Leon. Selama tiga hari ini, Irena puasa. Jarang sekali ia makan dan minum karena ini salah satu drama Irene agar dia bisa terbebas dan berharap dapat restu dari Mommy-nya.
"Irene, kamu demam, Nak!" Telapak tangan Mommy Shira menempel di keningnya Irene. Ditepis langsung tangan itu oleh Irene.
"Mommy tidak udah sok peduli padaku. Lebih baik aku mati!" ucap Irene sinis, bahkan tatapannya terlihat dari penuh kebencian.
"Irene!" Sentak Mommy Shira, kesabarannya sudah habis menghadapi Irene selama tiga hari ini yang begitu keras kepala sekali. Mommy Shira sampai bingung, harus dengan cara seperti apa lagi agar Irene tidak keras kepala, agar Irene mau nurut padanya.
"Apa, Mom? Mommy mau marah? Silahkan! Irene lebih baik mati saja dari pada Irene tidak bisa mendapatkan kebebasan!" Pekik Irene penuh amarah.
Irene tengah terbaring lemah di atas tempat tidurnya, suhu tubuhnya sangat-sangat panas. Wajah Irene juga sudah pucat, Irena lemas tak berdaya. Namun, sebisa mungkin Irene akan kuat bertahan untuk tidak makan dan minum demi kelancaran drama Queen yang sudah ia ciptakan ini.
Mommy Shira menghempaskan napas kasar, kondisi Irene sangat menghawatirkan. Ia tidak mau sampai Irene putri kesayangannya kenapa-napa hanya karena ego nya sendiri. Namun, Mommy Shira selalu teringat kejadian malam itu, membuat dirinya jadi berpikir panjang lagi.
"Sekarang kita ke Dokter. Mommy tidak mau sampai kamu kenapa-napa!" Kata Mommy Shira mengajak Irene ke rumah sakit.
"Aku tidak mau!" Irene langsung menolaknya seraya membuang muka ke sampingnya, tak sudi sepertinya Irene menatap lagi Mommy Shira.
Melihat Irene yang terlihat membencinya sekarang, membuat Shira sesak dadanya. Tak mau dia sampai di benci oleh Irene hanya karena laki-laki.
'Apa aku harus mengalah? Astaga! Gimana ini? Aku benar-benar galau, aku bingung. Apa harus aku korbankan anakku dengan laki-laki itu demi kebahagiaan Irene? Tapi ... Malam itu? Ah lupakan saja! Semoga saja Irene selamanya tidak akan tahu soal malam itu,' monolog Mommy Shira dalam hatinya.
Gegas Mommy Shira pun ke luar dari dalam kamarnya, ia akan melakukan sesuatu yang membuat Irene senang dan tidak akan lagi marah padanya.
Mommy Shira akan ke tempat Leon, demi kebahagiaan Irene pada akhirnya Mommy Shira pun mengalah. Teringat kondisi Irene yang sudah drop, Shira tidak mau Irene sampai kenapa-kenapa.
Irene mulai merasakan lapar lagi. tangannya mengelus perutnya, Irene lebih memilih menyiksa dirinya sendiri agar dia bisa menikah dengan Leon.
"Duh lapar! Mana lemes banget ini, gak ada tenaga sama sekali. Kenapa sih Mommy kuat banget, padahal aku sudah tersiksa kek gini loh Mom! ayolah... restui hubungan aku dengan Leon!"
Irene yang lemas sampai dirinya tidak kuat untuk bangun. padahal di atas meja disebelah tempat tidur, Mommy Shira menyediakan makanan dan minuman. Namun, Irene masih mengabadikannya meskipun dirinya tengah kelaparan. Demi cinta, Irene sampai melakukannya ini.
'Tahan Irene! Tahan, jangan sampai tergoda dengan makanan itu.'
Irene memutuskan untuk tidur saja, agar dirinya lebih kuat lagi menahan haus dan lapar.
***
Shira sudah sampai di tempat Leon. Pria pengangguran itu lagi nongkrong di pos ronda dengan teman-temannya.
"Tante Shira!" Leon syok dengan kedatangan Shira ke tempat tongkrongan nya.
"Saya perlu bicara!" Ucap Mommy Shira masih terdengar sinis.
"Apa yang ingin Tante bicarakan padaku?" Tanya Leon penasaran, teman-teman Leon langsung pergi menjauh setelah Shira datang.
"Oke! Saya akui, kalau saya kalah. Saya akan merestui hubungan kamu dan Irene, asalkan kamu mendapatkan pekerjaan tetap dulu, jangan pengangguran gak jelas. Jika kamu sudah mendapatkan pekerjaan, saya akan nikahkan kamu dengan Irene. Saya melakukan ini demi kebahagiaan Irene, saya tidak mau karena keegoisan saya membuat hubungan ibu dan anak renggang. Irene adalah nyawaku, dia begitu berharga dalam hidup saya, jadi saya minta sama kamu, Leon. Bahagiakan Irene, penuhi kebutuhannya. Karena hidup rumah tangga itu bukan hanya soal cinta saja!" ucap Mommy Shira panjang lebar.
Leon tercengang. Entah, dia harus senang atau gimana? Leon masih teringat kejadian malam itu bersama Shira.
"Tante, lalu malam itu? Bukannya malam itu aku dan Tante sudah—"
"Lupakan saja, Leon! Anggap saja malam itu tidak terjadi sesuatu. Sekarang kamu temui Irene, dia lagi sakit. Irene sampai tidak makan dan minum, bahkan dia juga tidak mau ke Dokter. Bujuk dia agar mau ke dokter, bujuk dia agar mau makan!"
Leon mengangguk! Irene sudah banyak berkorban untuknya, Leon tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. setelah ini, Leon akan mencari pekerjaan agar dirinya bisa menikahi Irene.
Shira pun masuk kembali kedalam mobil, Leon juga langsung memacu sepeda motornya, Leon akan menemui Irene sekarang juga.
'Apakah ini keputusan yang tepat? Aku menikahi Irene, tapi aku sudah ehem dengan Ibunya sendiri. Tuhan ... Aku tidak bisa membayangkan gimana perasaan Irene setelah dia tahu apa yang sudah aku lakukan dengan Tante Shira, Mommy-nya.'
Tidak terasa sampai juga di kediaman Mommy Shira, gegas Leon pun segera masuk ke dalam rumah menuju ke kamar Irene.
Di dalam kamar, Irene masih terbaring lemah, mau tidur tetap tidak bisa karena para cacingnya di dalam perut terus saja demo.
Klek
Terdengar suara pintu terbuka, Irene acuh sama sekali tidak menengok kearah pintu sebab ia pikir yang datang adalah Mommy Shira.
"Irene!" panggil Leon.
Hah!!
Irene langsung menoleh kearah suara tersebut. Irena tampak berbinar ketiak dia tahu yang datang adalah kekasihnya, Leon.
"Leon!" Irene sampai menitikkan air matanya, dia terharu sangat terharu sekali melihat kedatangan Leon.
Leon pun tersenyum, lantas ia pun duduk di tepi ranjang. Leon memegang tangan Irene, "Sayang ... Alhamdulillah, Tante Shira merestui hubungan kita. Dia akan memberikan lampu hijau, kalau aku dapat pekerjaan. Sayang ... Demi kamu, aku akan mencari pekerjaan. Kamu sudah berkorban, masa aku hanya diam saja? Sayang ... Sekarang kamu makan ya! terus ke dokter, kasian Mommy kamu, dia sangat sangat sedih sekali melihat keadaan kamu begini."
Irene langsung memeluk Leon sangat erat sekali, Irene terharu karena dirinya sudah mendapatkan lampu hijau dari Mommy-nya. Irene berharap, Leon segera mendapatkan pekerjaan.
"Leon, aku mau makan! Kamu suapi ya! Eh ... Ini mimpi bukan sih?" Irene merasa tidak percaya, dia takut kalau ini hanyalah mimpinya.
"Ini nyata, ini bukan mimpi. Irene, aku akan menyuapi kamu sampai kamu kenyang!" Kata Leon membalas pelukan dari Irene.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments