Gadis Manis Ternyata Suhu
Di sebuah taman bermain, seorang anak kecil yang usianya baru 10 tahun sedang asyik bermain bersama dengan boneka kesayangannya di temani oleh Ayah dan Bundanya yang tengah memperhatikan di kursi tak jauh dari tempat ia duduk dan bermain. Gadis kecil itu sangat bahagia, terlihat dari senyuman dan tawa yang terus tersungging dari bibir mungilnya. Sesekali ia melirik ke arah orang tuanya yang juga bahagia melihat satu satunya anak mereka sedang tertawa lepas di hadapan mereka...
"Ayah, Bunda main sama Lana.." teriak Gadis bernama Lana ke arah orang tuanya yang segera beranjak dari tempat mereka dan hendak berjalan ke arah putri mereka sambil terus bergandengan tangan. Lana hanya tersenyum menatap ke arah Ayah dan Bunda yang sedang menuju ke arahnya, dengan senyuman yang terus ia tunjukkan sambil memegang boneka taddy bear kesayangannya yang selalu di bawa kemanapun ia pergi.
Sepersekian menit berikutnya, senyuman indah nan manis Lana menghilang seketika tat kala melihat kedua orang tuanya yang tiba tiba saja di tembaki beberapa orang tak di kenal dari arah belakan kedua orang tuanya hingga membuat Bunda Lana langsung terjatuh dan genggaman tangannya dengan Ayah Lana terlepas saat ia sudah terbaring di tanah, Bunda Lana mendapat dua kali tembakan dan mengenai dadanya juga bagian kepalanya. Detik detik terakhir sang Bunda menatap putrinya yang berlari ke arahnya dengan air mata membasahi seluruh wajah gadis kecil itu. Lana berlari sekuat yang ia bisa, karena rasa keterkejutan membuat gadis kecil itu sangat takut bahkan boneka yang selalu ia peluk, kini di tinggalkannya.
"Lana, a..nakku..." lirih Bunda memegang pipi anaknya yang sudah basah dengan air mata dan menghembuskan nafas terakhirnya...
"Bundaa, bangun jangan tinggalin Lana..." teriak Lana saat ia melihat darah yang semakin banyak membasahi kepala dan dada sang Bunda dan kini Bundanya sudah menutup mata.
"Ayah..." panggil Lana menatap sang Ayah yang menatap sedih istrinya yang kini tak bernyawa di hadapannya, namun sekarang bukan saatnya untuk berduka karena ia harus menyelamatkan nyawa anaknya. Dengan air mata yang juga sudah membasahi pipinya, Ayah Lana segera menggendong putrinya yang memberontak tak ingin meninggalkan Bundanya yang sudah tak bernyawa. Lana terus memberontak, ia menangis dan berteriak memanggil sang Bunda.
"Kita harus pergi sayang..." ucap Ayah memeluk putrinya dan terus berlari dan bersembunyi saat menemukan pohon cukup besar di taman itu.
Ayah dengan gesit membalas tembakan dari orang orang yang telah membunuh istrinya, beberpa bahkan sudah ia tumbangkan namun jumlah mereka yang terlalu banyak membuat Ayah sedikit kewalahan. Lana terus bersembunyi di balik punggung Ayahnya, setiap ada suara tembakan maka ia akan memejamkan mata dan menutup telinga karena takut serta trauma saat melihat Bundanya tadi.
"A..yah Lana takut..." ucap Lana menangis memeluk Ayah dari belakang. Ayah Lana berbalik dan menenangkan anaknya.
"Lana, jangan dengarkan suara ini ya, Lana fikirkan kita sedang liburan bersama." ucap Ayah mencoba menahan tangisnya saat menyuruh putrinya memikirkan hal yang tak mungkin terjadi..
"Hmm.." ucap Lana tanpa membantah, ia mengikuti perintah Ayahnya dan memejamkan mata. Ayah melihat senyuman di bibir putrinya sambil memanggil Bundanya yang sudah tiada.
"Bunda, Lana datang.." ucapnya pelan kembali menyunggingkan senyum manisnya.
"Maafkan Ayah Nak!" lirih Ayah Lana menatap sedih putrinya.
Beberapa menit mereka bersembunyi dari balik pohon, terdengar suara yang sangat di kenali Ayah Lana dan berbalik menatap orang di belakang mereka.
"Kak..." ujar orang itu sambil ikut bersembunyi membantu Ayah Lana yang ia panggil Kakak menembaki orang orang yang terus bertambah.
"Doni..." ucap Ayah Lana tersenyum menatap adiknya yang sudah datang.
"Lana..." panggil Ayah menatap anaknya dengan sedih. Lana membuka matanya yang sejak tadi ia tutup atas perintah sang Ayah.
"Lana, kau harus membalas kematian Bunda.."
"Ayah akan selalu melindungi Lana.." lanjut Ayah memberikan sebuah liontin dan memasangkannya ke leher Lana yang kembali menangis.
"Ayah, jangan tinggalin Lana seperti Bunda..." lirih Lana seolah mengerti dengan perkataan Ayahnya.
"Ayah akan selalu ada di sini bersama Bunda.." ucap Ayah memegang liontin yang kini sudah berada di lehernya. Lana menggelengkan kepalanya dan terus memegang lengan Ayahnya erat.
"Lana, harus jadi orang yang hebat dan kuat." lanjut Ayah melepaskan pelukan Lana yang semakin menangis.
"Don, tolong bawak Lana sejauh mungkin. Jagalah Lana seperti anakmu sendiri."
"Didik dia menjadi kuat." lanjut Ayah Lana menatap anaknya.
"Tidak Kak, biarkan aku yang menghadang mereka Kakak bisa pergi bersama Lana sejauh mungkin." jawab Doni tak setuju dengan ucapan sang Kakak.
"Dengar, aku harus mengakhiri ini meski nyawaku harus di korbankan setidaknya aku pergi bersama Vivi, istriku sudah menungguku Don. Tolong bawak Lana sejauh mungkin kalian bersembunyilah di tempat rahasia kita.." ucap Ayah Lana dengan penuh keyakinan, ia begitu sedih saat melihat tubuh istrinya yang sudah tak bernayawa.
"Kak, ku mohon bertahanlah.."
"Pergilah Don, mereka semakin bertambah. Ku mohon selamatkan Lana!" pinta Kakaknya.
"Kak..." Doni menggendong Lana yang langsung memberontak tak ingin pergi dan meninggalkan Ayahnya seperti ia meninggalkan Bundanya.
"Ayahhh..." teriak Lana histeris saat melihat salah satu tangan Ayah nya yang terkena tembakan.
"Akhhh..." lirih Ayah Lana memegang lengannya yang terluka.
"Don, pergi lah..." bentak Ayah Lana
"Kak..." lirih Doni menatap Kakaknya, iapun pergi membawa Lana keponakannya yang terus menangis memanggil Ayah dan Bundanya.
Doni juga sudah menghubungi polisi, namun butuh waktu cukup lama untuk sampai ke tempat Ayah Lana sekarang berjuang..
Ayah Lana terus membalas tembakan orang orang yang telah membunuh istrinya, setengah jam ia masih bertahan dengan luka yang juga ia dapatkan.
"Semoga Doni sudah membawa Lana pergi jauh, karena aku sudah tak sanggup menaham mereka." lirihnya menatap tajam ke arah orang orang yang berpakaian serba hitam dengan penutup wajah.
"Maafkan Ayah Lana.." lanjutnya terus berusaha bertahan.
"Vivi sayang, maaf aku tak bisa menyelamatkanmu.." lirihnya lagi mengingat wajah cantik sang istri.
"Takkan ku biarkan kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan dariku.." ucapnya penuh amarah..
Tinggal beberapa lagi semua akan selesai, dan kemungkinan dirinya bisa bertemu kembali dengan anaknya.
Dorrr....
Satu tembakan dan mengenai tepat di dada kirinya dan mengenai jantungnya.
"Akhhh..." pekik Ayah Lana merasa sakit dan memegang dadanya yang terkena tembakan. Ia menoleh ke arah belakang dan terkejut siapa orang yang telah menembaknya adalah orang yang begitu ia percaya dan sayangi.
"Kau.." ucap nya menatap tak percaya ke arah orang yang tersenyum ke arahnya karena telah berhasil menyingkirkan dirinya.
"Kenapa?" tanya nya saat orang yang begitu ia kenal berada di hadapannya yang sudah terjatuh ke tanah sambil memegang bagian dadanya.
"Oh, maaf.." ucapnya memasang wajah tak bersalah
"Aku terlalu sakit hati padamu dan juga kesuksesanmu.." lanjutnya penuh dengan kebencian, kemudian ia tersenyum saat melihat orang yang sudah ia habisi menutup matanya dengan air mata.
"Pergilah dengan tenang dan menyusul istri tercintamu, akan aku pastikan aku akan mendapatkan putrimu.." ucapnya kemudian beranjak dari sana dan meninggalkan Ayah Lana.
Polisi datang setelah semua sudah selesai, dan Ayah serta Bunda Lana yang sudah tak terselamatkan karena meninggal di tempat kejadian akibat luka tembakan yang sangat mematikan.
Doni dan Lana yang berada di gendongannya masih bersembunyi dari kejauhan, namun mereka masih bisa melihat apa yang baru saja terjadi. Doni sangat menyesal karena menghubungi orang yang salah, seharusnya ia tak menghubungi orang itu.
"Akan aku pastika, kalian semua akan merasakan sakit yang Kakakku dan Kakak ipar rasakan.." ucapnya menatap tajam ke arah orang yang telah menghabisi Kakaknya.
Lana hanya terdiam, ia terus memandangi jasat kedua orang tuanya yang sudah di evakuasi polisi dan memasukkannya ke dalam mobil.
"Ayah, Bunda..." lirihnya namun masih bisa di dengar oleh Doni yang langsung memeluknya.
"Kita pasti akan membalaskan kematian Ayah dan Bunda Lana.." ucap Doni dan segera di anggukan kepala oleh Lana yang kini kembali menangis dalam pelukan Doni.
Mohon dukungannya ya buat karya aku yang satu ini
Makasih orang baik...
🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Tina
😭😭😭😭😭 sedih banget sih.... yang kuat ya Lana....💪💪💪💪💪 kamu jangan jadi lemah ya....supaya bisa membalaskan dendam orang tuamu yang sudah dikhianati.💪💪💪💪💪
2023-04-17
0
AbC Home
mampir aku
2023-02-12
0