Tempat Persembunyian

Doni membawa Lana ke suatu tempat rahasia dan hanya dia juga Kakanya yang tahu. Doni yakin bahwa orang yang sudah menghabisi Kakaknya pasti akan mencari mereka ke kediaman milik keluarga Lana karena kini Lana akan menjadi halangan terbesar bagi mereka.

"Om..." panggil Lana menatap Doni yang terus fokus menatap ke arah depan hingga memasuki hutan yang cukup lebat membuat dirinya sedikit kesulitan saat berjalan apa. lagi ia harus menggendong Lana yang tak mungkin berjalan sendiri.

"Hmm.."

"Kita mau kemana! kenapa gak pulang ke rumah?" tanya Lana penasaran. Gadis kecil itu terus saja bertanya, mengapa! kenapa? dan segala hal.

"Diam dan lihat saja, sebentar lagi kita akan samapi." jawab Doni terus berjalan memasuki hutan terdalam. Hampir lebih dari tiga jam mereka menelusuri hutan, tibalah mereka di sebuah Villa yang megah di dalam hutan...

"Wahhh..." Lana sangat takjub dengan apa yang ia lihat di hadapannya. Bunga dengan segala warna dan bentuk menghiasi halaman Villa, belum lagi buah buahan dengan berbagai jenis yang tumbuh subur di perkebunan di samping Villa itu sendiri, menambah keindiahan tempat yang akan menjadi tempat tinggal Lana dan Doni. Lana segera turun dari gendongan Doni dan berlari ke arah bunga yang mulai bermekaran.

"Om, ini rumah siapa? kenapa sepi sekali?" tanya Lana heran karena tempat seindah ini tak ada siapapun.

"Ini semua milik Ayah serta Bunda, dan sekarang menjadi milik Lana.." jawab Doni menatap keponakannya yang tersenyum bahagia memandangi bunga bunga di hadapannya yang bermekaran.

"Lana suka?" tanya Doni berjongkok agar sejajar dengan keponakannya yang langsung mengangguk.

Namun tiba tiba, Lana memeluk Doni dan menangis ia kembali teringat akan kematian kedua orang tuanya.

"Lana, rindu Ayah sama Bunda.." lirihnya, membuat Doni terenyuh kemudian memeluk tubuh mungil Lana dengan erat. Doni yakin keponakannya itu pasti sangat takut dan sedih karena harus melihat kematian kedua orang tuanya.

"Om janji akan jaga Lana, dan kita pasti bisa membalaskan kematian Ayah dan Bunda Lana.." ucap Doni yakin semakin memeluk Lana, namun dengan cepat Lana melepaskan pelukannya dan menatap Doni lekat.

"Janji..." ujar Lana memberikan jari kelingkingnya ke depan wajah Doni.

"Janji..." jawab Doni juga memberikan jari kelingkingnya hinga bersatu dengan jari Lana. Mereka kembali berpelukan...

"Om.." panggil Lana

"Hmm.." jawab Doni masih memeluk keponakannya

"Lana laper..." bisik Lana ke telinga Doni yang langsung tersenyum kemudian menggendong keponakannya itu masuk ke dalam Villa.

Saat masuk Villapun, Lana semakin di takjub ia bahkan tak henyi henti memuji Villa peninggalan Ayah nya itu hingga mereka sampai di meja makan.

"Lana tunggu sebentat, biar Om masakin buat Lana.." perintah Doni setelah ia menurunkan Lana dan duduk di atas kursi.

Lana hanya memperhatikan Doni yang sedang memasak, jari jari besar Doni sangat telaten saat memotong sayur dan ayam kemudian memasukkan sayuran ke dalam panci sembari menggoreng ayam yang sudah ia potong menjadi beberapa bagian, membuat Lana kagum. Butuh waktu sekita satu jam bagi Doni menyelesaikan masakannya kemudian menghidangkannya di atas meja tepat di hadapan Lana.

"Om.." panggil Lana memperhatikan satu persatu makanan yang ada di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Doni Memperhatikan keponakannya yang hanya diam melihat masakannya yang sepertinya enak.

Ini beneran bisa di makan kan Om?" tanya Lana dengan kepolosannya. Doni menepuk jidatnya mendapat pertanyaan konyol dari sang ponakan.

"Coba dulu..." jawab Doni menaruh nasi juga lauk ke dalam piring Lana.

"Makan.." lanjut Doni, Lana hanya menurut ia menyuapkan nasi juga ayam goreng ke dalam mulutnya kemudian mengunyahnya perlahan, saat merasakan nikmat dari makanan yang ia makan, Lana melotot lalu memandangi piringnya dan menyantap makanannya hingga tak tersisa. Doni menautkan alisnya melihat kelakuan Lana, namun ia juga senang karena keponakannya itu bisa makan dengan lahap.

"Om gak. makan?" tanya Lana saat ia sudah selesai. dan melihat piring Doni yang masih penuh

"Ehh, iya.. " jawab Doni kemudian memakan makanannya hingga habis.

Setelah selesai, Doni memberesken tempat makan mereka lalu mencuci piring bekas mereka makan.

"Om.." panggil Lana menatap Doni yang masih sibuk mencuci piring.

"Om..." panggil Lana lagi karena tak mendapat jawaban dari Om Doni.

"kenapa?" tabya Doni saat ia sudah selesai dengan pekerjaannya dan duduk di samping Lana

"Ayah sama Bunda sekarang gimana?" tanya Lana kembali sedih.

"Pamah juga gak tahu, tapi untuk sementara waktu kita harus tetap berada di sini.." Doni membawa Lana ke dalam pangkuannya.

"Sampai Lana bisa menjadi kuat seperti yang Ayah bilang.." Doni mencoba memberi pengertian pada Lana, agar gadis itu tetap bisa semangat.

"Hm, Om Lana mau jadi kuat suapaya Lana bisa ketemu Ayah Sama Bunda lagi.." ujar Lana penuh keyakinan..

"Iya, pasti..." jawab Doni

"Sekarang kita harus tetap sembunyi di sini, nanti jika sudah aman barulah Lana dan Om Doni bisa keluar dan mencari orang yang sudah jahata sama Ayah dan Bunda Lana.." Doni mendekatkan wajahnya pada Lana sambil memegang bahu gadia kecil itu.

"Hm, Lana akan jadi kuat.." ucap Lana sambil mengangguk, kemufian memeluk Doni sebentar.

"Sekarang Lana tidur, karena besok Lana harus bangun pagi untuk latihan.." ucap Doni

"Selamat malam Om Doni.." ucap Lana mencium pipi kanannya. Dulu saat Lana hendak tidur, ia selalu mencium Ayah dan Bunda. Kini hanya Doni yang ia punya,karena itu Lana mencium Doni sebagai ganti orang tuanya yang sudah tiada. Doni terpaku saat mendapat kecupan dari Lana, meski masih kecil tapi tetap saja itu membuat Doni sedikit terkejut pasalnya ia sudah sangat lama tak berkomunikasi dengan keponakannya itu, bahkan terakhir kali ia bertemu dengan Lana saat masih berumur dua tahun, sedangkan sekarang Lana sudah sepuluh tahun.

"Terlalu lama menjomblo..." lirihnya menggelengkan kepala.

"Om pasti akan membuat kamu menjadi kuat, dan kita akan membalas kematian Kak Pratama juga Kak Vivi.." ujar Doni menatap kamar Lana yang sudah tertutup rapat.

"Maaf Kak, Doni datang terlambat dan tak seharusnya Doni menghubungi dia.." monolog Doni marah mengingat wajah orang yang sangat ia kenal justru mengkhianati keluarganya. Doni menggenggam erat tangannya.

"Tapi aku berjanji, aku akan mengambil apa yang seharusnya menjadi milik Lana anak Kakak.." Doni menunduk menyesali semua yang terjadi.

Dikamar, Lana tak benar benar tidur karena saat ini ia sedang menangis namun ia menahan suaranya dengan menutup wajahnya dengan bantal.

"Ayah, Bunda Lana rindu..." lirih Lana sangat pelan.

"Lana rindu kalaian...."

"Lana ingin ikut, tapi Ayah gak mau ajak Lana..." Lana masih menangis hingga sesenggukan.

"Lana janji akan jadi kuat, suapaya bisa ketemu Ayah sama Bunda lagi.." lirih Lana menjauhkan bantal dari wajahnya. Malam itu Lana tak bisa tidur karena selalu teringat dengan kedua orang tuanya bahkan ia terus menangis dalam diam hingga tengah malam ia tertidur karena kelelahan.

Doni mengecek kamar Lana dan betapa terkejutnya ia saat melihat keponakannya yang tidur di lantai dengan posisi tubuhnya yang memeluk lututunya dengan mata sembab akibat menangis semalaman.

"Lana...." ucap Doni, ia segera menggendong Lana dan memindahkannya ke kasur kemudian menyelimutinya.

"Om pasti akan menjaga Lana, hingga kita bisa berjuang bersama membalas mereka." ujar Doni menatap lekat wajah Lana yang sanagt mirip dengan Kakaknya serta bibirnya yang begitu sama dengan sang Bunda Kakak iparnya.

Doni keluar dari kamar Lana dan menutup pintu dengan pelan agar tak mengganggu tidur keponakannya yang terlihat begitu lelah.

"Selamat malam sayangnya Om.." ucap Doni pelan menatap Lana yang tidur dengan pulas. Doni segera kembali ke kamarnya dan istirahat guna melepas penat karena selama berjam jam ia harus berjalan memasuki hutan belantara sambil menggendong Lana yang sedikit agak berat dan lebih besar dari terakhir kali mereka bertemu.

Makasih yang udah mampir baca, jangan. lupa. likenya.

Makasih orang baik...

🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Tina

Tina

Ayo om Doni, yang kuat ya... dan ttp semangat 💪💪💪💪💪 kamu mendapat amanah untuk menjaga ponakan tercinta kan, jadi jgn pernah patah semangat ya....semoga om Doni selalu kuat dan bisa menjadi sandaran Lana hingga tiba waktunya untuk membalas dendam nantinya 👌👌👌. 💪💪💪💪💪💪💪om Doni.

2023-04-17

0

AbC Home

AbC Home

like

2023-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Orang Terkasih
2 Tempat Persembunyian
3 Pelatihan Pertama
4 Perjuangan Lana Kecil untuk Menjadi Kuat
5 Perjuangan Lana Kecil untuk Menjadi Kuat II
6 Kenangan....
7 Semangat Lana untuk Menjadi Kuat
8 Pelajaran Baru
9 Ramuan Kehidupan
10 An..
11 Mengalahkan Om Doni
12 Perasaan yang Aneh
13 Pertemuan dengan Pengikut Setia Angkara
14 Misi Pertama 'Sekolah'
15 Masalah di Hari Pertama
16 Tuan Muda Diego
17 Kembali Teringat Masa Kelam
18 Tuan Peter Jordan
19 Perasaan Aneh
20 Bu Cantik...
21 Bertemu Lagi
22 Cemburukah?
23 Kecewa
24 Dua Gadis yang Sama namun Berbeda!
25 Pengumuman
26 Keceriaan Dua Gadis Beda Usia
27 Hati yang Kacau
28 Kebenaran Keluarga Bu Cantik (Bu Misya)
29 Semakin Menjauh
30 Menyadari
31 Kebersamaan yang tak Berarti
32 Berkah
33 Makan Malam Bersama Keluarga Dirgantara
34 Menjadi Kekasih tanpa Sengaja
35 Perhatian Lana pada Sahabatnya
36 Mengorbankan Anak demi Harta
37 Mencari Asisten
38 Mimpi Aneh
39 Masa Lalu Arin dan Doni yang Menyakitkan
40 Pertemuan dengan Cinta Pertama
41 Mencoba Menjelaskan
42 Kakek Erick
43 Mempercepat Pergerakan
44 Identitas Doni yang Sebenarnya
45 Kecupan dari Lana
46 Kembali Hangat
47 Ciuman Pertama
48 Suruhan Kakek Erick
49 Hampir Bunuh Diri
50 Hana
51 Meminta Maaf
52 Ciuman Kedua
53 Memusnahkan
54 Mengetahui Kebenarannya
55 Cemburu
56 Gak Peka
57 Hari Libur Bagi Lana
58 Pernyataan Cinta Doni
59 Bucinnya Doni
60 Kekecewaan Farid
61 Pertunangan
62 Mengerjai Doni
63 Jebakan
64 Racun Mematikan
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Kepergian Orang Terkasih
2
Tempat Persembunyian
3
Pelatihan Pertama
4
Perjuangan Lana Kecil untuk Menjadi Kuat
5
Perjuangan Lana Kecil untuk Menjadi Kuat II
6
Kenangan....
7
Semangat Lana untuk Menjadi Kuat
8
Pelajaran Baru
9
Ramuan Kehidupan
10
An..
11
Mengalahkan Om Doni
12
Perasaan yang Aneh
13
Pertemuan dengan Pengikut Setia Angkara
14
Misi Pertama 'Sekolah'
15
Masalah di Hari Pertama
16
Tuan Muda Diego
17
Kembali Teringat Masa Kelam
18
Tuan Peter Jordan
19
Perasaan Aneh
20
Bu Cantik...
21
Bertemu Lagi
22
Cemburukah?
23
Kecewa
24
Dua Gadis yang Sama namun Berbeda!
25
Pengumuman
26
Keceriaan Dua Gadis Beda Usia
27
Hati yang Kacau
28
Kebenaran Keluarga Bu Cantik (Bu Misya)
29
Semakin Menjauh
30
Menyadari
31
Kebersamaan yang tak Berarti
32
Berkah
33
Makan Malam Bersama Keluarga Dirgantara
34
Menjadi Kekasih tanpa Sengaja
35
Perhatian Lana pada Sahabatnya
36
Mengorbankan Anak demi Harta
37
Mencari Asisten
38
Mimpi Aneh
39
Masa Lalu Arin dan Doni yang Menyakitkan
40
Pertemuan dengan Cinta Pertama
41
Mencoba Menjelaskan
42
Kakek Erick
43
Mempercepat Pergerakan
44
Identitas Doni yang Sebenarnya
45
Kecupan dari Lana
46
Kembali Hangat
47
Ciuman Pertama
48
Suruhan Kakek Erick
49
Hampir Bunuh Diri
50
Hana
51
Meminta Maaf
52
Ciuman Kedua
53
Memusnahkan
54
Mengetahui Kebenarannya
55
Cemburu
56
Gak Peka
57
Hari Libur Bagi Lana
58
Pernyataan Cinta Doni
59
Bucinnya Doni
60
Kekecewaan Farid
61
Pertunangan
62
Mengerjai Doni
63
Jebakan
64
Racun Mematikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!