Hari berikutnya, Lana berusaha bangun lebih awal lagi namun karena ia yang belum terbiasa bangun sepagi ini dan tak Om Doni yang tak lagi membangunkannya membuat Lana kembali memejamkan matanya, hingga setengah jam ia baru sadar jika Omnya pasti sudah menunggu dirinya di tepi danau.
"Astagaa, aku terlambat..." ucapnya panik karena sudah terlambat setengah jam, ia segera berlari ke kamar mandi hanya sekedar menggosok giginya dan mencuci muka lalu berlari ke arah danau masih dengan baju yang sama.
"Om..." panggil Lana yang masih mengatur nafasnya karena berlari cukup jauh dari kamarnya ke tepian danau.
"Push up 50 kali!" perintah Doni tanpa menjawab panggilan Lana yang langsung melotot tak percaya dengan hukuman yang di berikan Omnya itu.
"Tapi..." Lana tak lagi melanjutkan ucapannya setelah melihat Om Doni yang menatapnya tajam. Dengan hati dongkol Lana menerima hukuman yang di berikan Doni padanya.
"empat lima, empat enam, empat tujuh, huh huh huh.." Lana mengatur nafasnya kemudian melanjutkan hukumannya hingga selesai
"empat delapan, li-ma-puluh. Hahhhhh..." Lana menjatuhkan tubuhnya dan berbaring menghadap langit yang sangat cerah hari ini. Sungguh ia sangat lelah dan haus, namun Doni segera menyuruh keponakannya itu latihan yang sama seperti yang kemarin yaitu mengangkat air dari danau dan mengisinya ke dalam bak yang sama membuat Lana tercengan pasalnya bak itu sudah ia isi penuh kemarin, lalu bagaimana mungkin sekarang bak itu sudah kosong melompong.
"Bagaimana..." Lana tak melanjutkan ucapannya saat melihat ada. lubang besar di bagian bawahnya yang sudah di tutup dengan kayu. Melihat itu wajah Lana berubah masam, ia menatap Om Doni kesal sedang yang di tatap hanya acuh tak peduli.
"Sebelum matahari teebenam bak ini harus sudah penuh." setelah mengatakan itu, Doni segera meninggalkan Lana yang masih mematung tak percaya dengan Omnya yang tiba tiba berubah sekejam itu jika sedang melatihnya, namun karena berubah manis seketika tidak sedang melatihnya.
"Dasar, Om aneh.." ujar Lana kesal kemudian mengambil ember yang sama dengan kemarin untuk mengangkut air dari danau.
Lana terus mengisi air ke dalam bak dengan susah payah, namun ia tak menyerah meski tubuhnya semakin lelah dan sering terjatuh.
"Aku..akan, hah, akan menyelesaikannya, hah hah..." lirihnya menatap kedua ember di kanan dan kirinya yang masih terisi dengan air yang baru ia ambil dari danau, dengan cepat Lana kembali berdiri dan mengangkat kedua ember yang penuh kemudian membawanya ke bak lalu menuangkannya hingga terlihat jika bak itu sudah hampir penuh. Hari semakin sore, Lana baru menyelesaikan tugasnya namun lebih cepat satu jam dari yang kemarin.
"Ah, selesai..." Lana terduduk lemas sambil menyandarkan tubuhnya di bak yang sudah ia isi penuh, kemudian mata beralih ke lubang yang ada di samping bawah bak itu.
"Besok aku pasti harus kembali mengisi dirimu.." monolog Lana mengelus bak yang masih ia sandari.
"Masuk, bersihkan tubuhmu baru makan malam bersama." ucap Doni yang sudah berada di hadapan Lana yang menatapnya dari bawah.
"Hmm..." jawab Lana berusaha bangkit dengan berpegangan di sisi bak agar ia bisa mengangkat tubuhnya yang lemas. Doni hanya melihat dan tak berniat untuk membantu, ia ingin agar Lana menjadi wanita yang kuat, tegar dan bisa melakukan semuanya sendiri. Meski begitu bukan berarti Doni melupakana kewajibannya untyk menjaga Lana keponakannya. Ia selalu mengawasi Lana dan menjaga dirinya dari kejauhan.
"Lana..." panggil Doni saat Lana sudah berjalan melewatinya. Mendengar panggilan dari Om Doni, Lana hanya menolehkan kepalanya.
"Besok Om gak mau Lana terlambat, karena jika sampe terlambat hukumannya akan Om tambah." ucap Doni, Lana hanya mengangguk. Sebenarnya ia ingin mengatakan keberatan, namun karena tubuh nya yang sudah sangat lelah belum lagi perut nya yang sudah sangat lapar ingin di isi jadinya ia hanya menganggu menyetujui apapun yang di katakan Om Doni padanya. Lana kembali berjalan meninggalkan Doni yang menatapnya dari belakang.
"Maaf, taoi ini demi kebaikanmu Lana.." ucap Doni saat melihat keponakannya yang sudah memasuki Villa.
Keesokkannya, seperti biasa Lana terlambat lagi hingga ia harus di hukum push up seratus kali. Kali ini Lana tak menunjukkan keberatannya karena percuma juga pasti Om Doni tidak akan mengurangi tapi justru malah menambah hukumannya.
"Melakukan hal yang sama lagi.." lirih Lana segera mengambil ember dan berjalan ke arah danau untuk mengisi bak yang sama. Lana tak lagi mengeluh, ia terus mengisi bak itu meski ia harus sering jatuh karena lelah dan bahkan ia hampir tenggelam di danau jika saja ia tak segera menangkap akar pohon yang menjalar tak jauh dari tempat ia terjatuh dan menariknya hingga ia bisa ketepian dan naik ke atas.
"Hah huh, huh, hampi aja aku mati tenggelam.." Lana mengusap dadanya yang kini jantungnya masih berdetak kencang. Iapun beristirahat sejenak guna memperbaiki keadaannya yang masih dag dig dug akibat terjun ke danau dan hampir mati di sana.
"Ayo Lana kamu bisa..." teriak Lana kemudian mengambil air lagi dan membawanya ke bak lalu menuangkannya ke dalam bak itu. Hingga beberapa kali sampai bak itu kembali terisi penuh. Setiap harinya Lana bisa memenuhi bak itu lebih cepat dari hari sebelumnya. Doni tang terus memperhatikan Lana dari jauhpun sempat di buat kaget saat Lana katuh ke danau dan hampir tenggelam, ia hendak berlari untuk menolong keponakannya namun saat Doni hampir sampai ia melihat Lana yang sudah menarik akar pohon dengan susah payah hingga akhirnya bisa ke tepian. Melihat itu Doni tersenyum dan kembali masuk ke dalam Villa untuk bisa mengawasi Lana dari jauh dan tanpa sepengetahuan keponakannya itu.
"Selesai, lebih cepat dari kemarin." ucapnya cukup bangga, karena bisa menyelesaikan tugasnya lebih cepat dua jam dari kemarin.
"Bagus, bersih bersih setelah itu makan.." ujar Doni saat sudah di hadapan Lana yang duduk bersandar seperti biasa. Lana tak menjawab ia segera melakukan apa yang di katakan Omnya itu.
Selama satu bulan Lana terus melakukan hal yang sama, meskipun ia bosan namun Lana tetap mengerjakan apa yang di perintahkan Om Doni, hingga kini mengisi bak itu hanya butuh waktu dua jam saja untuknya. Baginya hal itu sudah sangat mudah, bahkan tubuh Lana yang dulu gemuk kini sudah lebih berbentuk dan lebih baik, bahkan tubuhnya sudah lebih kuat dari yang sebelumnya.
"Besok Om tunggu di air terjun, jangan sampai terlambat.." ucap Doni saat mereka sudah selesai makan malam. Lana hanya mengangguk mengerti dengan yang di katakan Omnya, ia segera beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan menuju kamar. Dinioun sama ia segera menuju kamarnya untuk istirahat.
"Ayah, Bunda doakan Lana agar bisa kuat mengahadapi latihan yang akan di berikan Om Doni pada Lana.." lirih Lana memandangi foto di liontinnya yang sengaja ia lepas dan simpan di sebuah kotak kecil.
"Lana rindu kaliann.." lanjutnya sedih, namun Lana tak meneteskan air matanya meski kini matanya sudah mulai berkaca kaca.
"Selamat malam Yah, Bunda.." Lana menyimpan liontin pemberian dari Ayahnya ke dalam kotak kecil kemudian menaruh nya di lemari tempat tersembunyi, hanya Lana dan Doni saja yang tahu tempat itu.
Lana naik ke kasurnya dan segera memejamkan matanya, beberapa menit ia tertidur dengan pulas. Doni yang setiap malam selalu mengecek keponakannya, melihat Lana yang sudah tertidur dengan pulas.
"Selamat malam, mimpi indah keponakan Om yang hebat!" Doni mengusap pucuk kepala Lana, dan membenarkan selimut yang di kenakannya barulah ia keluar dari dalam kamar Lana dan menutup pintu pelan agar tak mengganggu tidur keponakan dan keluarga satu satunya yang ia punya saat ini.
"Kak, Lana anak Kakak sangat hebat. Dia bisa mengerjakan apa yang aku katakan hanya dalam waktu yang cepat. Sedangkan aku dulu sangat lamban, bahkan Kakak selalu menghukum Doni jika melakukan kesalahn sedikit saja.." lirih Doni menhingat masa lalunya bersama Kakaknya yang sudah tiada. Ia tersenyum saat mengingat kemarahan Kakaknya dan menghukun dirinya hingga pulang dalam keadaan tubuh penuh dengan luka sabetan, tapi setelah itu dengan sayang Kakaknya mengobati luka luka yang ia berikan padanya hingga luka itu sembuh. Hingga kini Doni bisa tumbuh dan mwnjadi salah satu orang hebat yang sangat di percayai Kakaknya dan sangat di segani oleh orang orang yang mengenal keluarga mereka.
lanjut.....
Jangan bosen ya buat mampir baca...
Makasih orang baik...
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Tina
Makasih ya thor....dah persembahkan karya bagus buat kami para readers....terima kasih sudah berpenat lelah.💪💪💪💪💪 thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰 semoga penat lelahmu tidak sia2 ya.☺️☺️☺️☺️☺️☺️☺️☺️
2023-04-17
0