Seperti yang di katakan Doni kemarin, ia membangunkan Lana pagi pagi sekali membuat gadi kecil itu terpaksa membuka matanya yang terasa berat karena ia tidur cukup larut semalam.
"Lana, bangu kita akan mualai pelatihan hari ini." ucap Doni membangunkan Lana yang hanya menggeliyat kemudian melanjutkan tidurnya.
"Ya ampun anak ini.." kesal Doni, ia mengguncang tunmbuh Lana hingga anak itu terbangun dan merengek layaknya anak kecil pada umumnya.
"Ayah, masih pagi Lana masih ngantuk.." ujar Lana lupa jika saat ini ia sudah menjadi yatim piatu.
"Lana..." panggil Doni mendengar perkataan Lana yang belum menyadari ucapannya sendiri dan justru ia malah kembali memejamkan matanya. Seketika Lana membuka matanya lebar dan mendapati Om Doni yang berdiri di samping tempat tidur bukan Ayahnya apa lagi Bundanya. Mata Lana kembali berkaca kaca menatap Doni yang juga menatap ke arahnya.
"Bangun kita harus latihan.." ucap Doni memecah keheningan karena ucapan Lana.
"Tapi kan masih pagi Om.." jawab Lana setelah bangun dan duduk.
"Ingat tujuan Lana!" ujar Doni
"Lana ingin jadi kuat agar bisa membalas orang yang sudah jahat sama Ayah dan Bunda..." jawab Lana semangat, iapun segera turun dari kasur berlari ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Doni hanya tersenyum melihat semangat yang berkobar dalam diri keponakannya. Ia segera keluar kamar Lana dan menuju meja makan menunggu Lana untuk sarapan bersama.
"Lana siap?" tanya Doni saat mereka sudah di ruang terbuka dekat taman bunga di Villa.
"Hmm.." Lana mengangguk kemudian bersiap dengan latihan yang akan di berikan Om Doni padanya.
Lana terus berlatih mengikuti gerakan yang Doni praktekan padanya, meski tubuhnya mulai lelah namun ia tak berhenti dan terus mengulang setiap gerakan yang Doni berikan sampai ia benar benar hafal dan menguasinya, hingga siang hari Lana terus berlatih.
"Lana..." panggil Doni membawa makan siang untuk Lana. Mendengar namanaya di panggil, Lana segera menghampiri Om Doni dan duduk di sampingnya.
"Makan dulu, setelah itu kembali berlatih hingga kamu benar benar menguasi gerakannya.." ujar Doni langsung di anggukan kepala oleh Lana, ia segera menyantap makan siangnya dengan lahap hingga tuntas, kemudian kembali berlatih sesuai dengan perintah Om Doni.
"Bagus Lana, ya seperti itu..." ujar Doni mengawasi Lana yang sedang berlatih. Jika Lana salah, Doni tak segan untuk memberi tahu dengan memukulnya menggunakan ranting kecil yang selalu ia bawa, namun pukulan itu bukan untuk menyakiti melainkan agar Lana bisa fokus dengan setiap gerakan yang sudah ia praktekan sebelumnya..
"Besok bangun lebih awal, hari ini cukup sampai sini.." ucap Doni lebih dulu masuk ke dalam Villa untuk membersihkan tubuhnya kemudian memasak makan malam untuk mereka berdua. Lanapun segera kembali ke kamarnya untuk bersi bersih karena tubuhnya yang kotor akibat sering berguling guling di rumput saat berlatih keseimbangan tubuh, dan itu cukup sulit untuk tubuhnya yang agak berisi.
Setelah selesai makan malam, Lana langsung kembali ke kamarnya. Tidak seperti kemarin, kali ini Lana tidak mencium Doni dan hanya mengucapkan selamat malam.
"Ayah, Bunda tunggu Lana..." ucap Lana membuka liontin yang ada di kalungnya menampakkan foto kedua orng tuanya yang sedang tersenyum bahagia sambil memeluk anak kecil yang tak lain adalah dirinya.
"Lana rindu sekali..." lirih Lana menangis namun dengan cepat ia hapus.
"Lana harus jadi kuat secepatnya.." mata Lana menatap foto di tangannya dengan semangat yang membara. Kemudian ia tidur sambil memeluk liontin pemberian dari Ayahnya.
Doni kembali mengecek keponakannya di kamar dan melihat Lana yang sudah tertidur dengan memegang sebuah benda yang ia tahu jika itu adalah pembiaran dari Kakaknya untuk Lana. Doni hanya membenarkan selimut Lana kemudian ia kembali keluar, tak lupa ia mematikan lampu kamar dan penutup pintu dengan pelan...
Esokkan paginya, Lana sudah bangun lebih awal itupun Doni harus membangunkannya dengan segala macam cara, karena ternyata Lana sangat sulit bangun pagi..
"Hari ini kamu harus mengambil air dari danau di sana kemudian mengisinya ke dalam bak ini.." perintah Doni menunjuk sebuah danau yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Om Doni serius! Lana gak kuat Om..." rengek Lana setelah melihat jarak danau yang cukup jauh baginya belum lagi bak yang harus di isi cukup besar.
"Om gak mau tahu, pokoknya Lana harus selesai sebelum matahari terbenam.." ucap Doni serius kemudian meninggalkan Lana sendirian dengan wajah tak percaya.
"Om Doni kejam..." ucapnya namun tetap melakukan apa yang Doni perintah. Lana terus berjuang meski ia sering terjatuh karena terlalu lelah membuat pakaian yang ia kenakan sudah tak berbentuk tertutup oleh tanah yang basah akibat tumpahan dari air yang ia bawa dengan ember.
"Ahh, lelahnya..." ucap Lana saat ia sudah sampai dan menuangkan sisa air ke dalam bak yang baru terisi setengah.
"Laper, tapi baknya belum penuh.." lirih Lana memegang perutnya namun matanya menatap bak yang masih harus ia isi.
"Ayo Lan, kamu bisa..." teriaknya menyemangati dirinya sendiri. Lana kembali berjuang mengambil air dari danau kemudian membawanya ke bak secara perlahan agar tak tumpah seperti tadi, dengan susah payah ia membawa dan menuangkannya ke dalam bak..
"Hah, hah, hah..." Lana mengatur nafasnya yang sudah ngos ngosan karena sejak tadi tak istirahat, namun saat melihat bak yang sudah hampir penuh membuat senyuman di bibir mungilnya dan semangatnya kembali..
"Sedikit lagi..." ujarnya kembali mengambil air di danau. Hingga matahari hampir terbenam, Lana sudah menyelesaikan tugas yang di berikan Omnya. Lana terduduk bersandar di samping bak yang sudah terisi penuh, tubuhnya sangat lelah dan lemas apa lagi ia belum makan seharian. Doni yang sejak tadi memperhatikan Lana sebenarnya kasihan, namun ia ingat akan janjinya pada Kakak juga Lana sendiri jika ia akan menjadi kan Lana gadis yang kuat.
"Ini baru permulaan, kamu harus tetap semangat seperti itu sayang.." ucap Doni saat melihat Lana yang kelelahan dari kejauhan.
"Lana..." panggil Doni yang sudah berada di hadapan keponakannya. Lana segera berdiri dengan susah payah karena tubuhnya yang masih lemas setelah mendengar suara Om Doni yng memanggilnya.
"Hari ini cukup, sekarang pergi bersih bersih setelah itu makan malam.." ujar Doni tegas seperti seorang guru yang sedang mendidik anak muridnya.
"Baik Om.." jawab Lana segera berjalan masuk ke dalam Villa dan menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya, barulah setelahnya Lana dan Doni makan malam bersama. Tidak ada pembicaraan antara keduanya, hanya terdengar suara sendok yang saling bersahutan.
"Besok Om mau Lana bangun sendiri.."
"Besok Om tunggu di dekat danau, jika Lana sampai terlambat Om akan kasih hukuman.." ujar Doni setelah selesai dengan pekerjaannya kemudian meninggalkan Lana yang masih duduk di kursi.
"Om..." panggil Lana membuat Doni berhenti dan menoleh kebelakang.
"Lana akan datang..." ujar Lana menatap Omnya dengan sungguh sunghuh. Doni tersenyum tipis hingga Lana saja tak bisa melihat senyuman itu.
"Om tunggu.." jawab Doni melanjutkan langkahnya menuju kamar. Lanapun segera beranjak dari sana dan menuju kamarnya untuk istirahat lebih awal agar besok ia bisa bangun pagi dan tak terlambat.
Lanjut....
Makasih orang baik...
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Tina
Duhh...keciannya si Lana..... tapi gpp ya Lan, semua itu demi kebaikanmu juga untuk menguatkan otot2 mu sehingga nantinya kamu jadi lebih kuat. 💪💪💪💪 ya Lana 🥰🥰🥰🥰
2023-04-17
0