Percikan Masa Lalu

Percikan Masa Lalu

Chapter 01

Chapter 01 🌹

" Tolong suster segera dibantu!" Ucap salah satu dokter yang bersuara dalam menangani korban kecelakan yang sudah tiba di Rumah Sakit Segar Mulya.

Dengan kecepatan yang handal dan terpercaya mereka semua bergerak disebuah Rumah Sakit tersebut.

" Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena empat orang korban sudah meninggal dunia, dan kita akan berusaha semampu kita untuk menyelamatkan salah satu korban yang selamat." Ucap dr Mark pada sesama rekannya.

" Tapi Dia mengalami koma, karena banyaknya benturan ditubuhnya, namun dia hanya mengalami beberapa luka ditubuhnya dan mendapatkan beberapa jahitan." Sambung dr Reni.

" Maaf dok, korban yang selamat identitasnya sudah diketahui, korban bernama Elvieona Sari bekerja disebuah perusahaan Start group, dan yang satu mobil dengan korban selamat itu adalah kedua orang tuanya pemilik perusahaan Vinam Group dan sopir pribadinya." Terang Suster tersebut dianggukkan para dokter.

" Baiklah mari kita tangani secara serius." Ucap dr Mark melangkah diikuti dr Reni disampingnya menuju ruangan ICU, setelah penanganan satu korban yang selamat yaitu Elvieona Sari, itupun langsung ditempatkan di ICU karena dalam keadaan Koma.

Rio Firdaus selaku pemilik perusahaan Start group dan sekaligus kekasih Vie, pun langsung menuju kerumah sakit setelah dihubungi pihak Rumah Sakit karena terjadinya kecelakaan yang menimpa salah satu karyawannya dan sekaligus kekasihnya itu,dengan kecepatan tinggi dia melajukan mobilnya menuju kearah rumah sakit Segar Mulya, pikiran Rio sangat kacau disamping dia mendengar kabar kedua orang tua Vie meninggal dunia dan kekasihnya mengalami koma.

Saat sampai dirumah sakit Rio langsung turun dari dalam mobilnya dan berlari menuju kearah ruang UGD, namun dia langsung diarahkan keruangan ICU dimana Vie sang kekasih terbaring diruangan itu.

Wajah Rio terlihat sedih dia bersandar didinding ruangan ICU tersebut, dan tiba-tiba seseorang mendekatinya sembari berbicara dengan lembut.

" Kuatkan hatimu, jangan sampai kesedihan itu merundungmu." Ucapnya dan Rio menoleh kearahnya.

" Risma? Kamu disini?"

Wanita yang dipanggil Rio dengan nama Risma itupun mengangguk sembari tersenyum lembut, Risma langsung meraih tangan Rio dan menuntunnya kesebuah kursi yang ada didepan ICU itu, Saat tangannya disentuh Risma, Rio hanya diam saja dan dia hanya mengikuti ajakan Risma, dia juga tidak menolak sama sekali, seharusnya dia menolaknya karena dia sudah memiliki kekasih tepatnya calon tunangannya itu, Risma Wati adalah Anak saudara Angkat Vie, Ayah Risma bersaudara Angkat dengan Ayah Vie,Saat itu Ayah Risma ditolong Ayah Vie saat pertama kali berada dikota tersebut yang hidupnya luntang lantung tiada arah karena Ayah Risma sudah ditipu teman satu kampungnya kala itu,dan sekarang Ayah Risma adalah wakil Ayahnya diperusahaan milik keluarga Vie yang dirintis sang Ayah dari nol, Risma memang menyukai Rio dan dia juga terang-terangan mengatakan isi hatinya pada Rio saat Rio berada di rumah Vie dan Rio hanya terdiam kala itu mendapat ungkapan hati dari Risma.

Padahal Risma tahu kalau Rio adalah kekasih Vie, sayangnya saat itu Rio tidak menolak ataupun mengiyakan ucapan Risma, karena Rio sudah memiliki Vie tapi entah kenapa saat Risma memegang tangannya itu ada getaran yang tidak menentu di hatinya, dia hanya diam saja menatap ke arah Risma begitu pula Risma menatapnya seakan-akan mereka berdua berbicara melalui pandangan mata mereka, kemudian Risma tersadar begitu juga dengan Rio mereka berdua saling menatap, wajah Rio yang awalnya mendengar sang kekasih kecelakaan sangat sedih sekali, tapi setelah kedatangan Risma sedih yang dirasakannya itu berangsur hilang, dia tidak mengingat sesaat keadaan Vie yang berjuang di ruangan ICU.

Rio tersadar dan mengusap wajahnya dengan kasar, Dia kemudian merubah posisi duduknya dengan kedua tangannya bertopang di kedua pahanya, Dia teringat akan Vie yang masih berada di dalam ruangan ICU.

" Astaga apa yang aku lakukan?" Gumamnya pelan.

" Rio...Sabarlah kalau tuhan mengijinkan dia pasti akan sadar, tapi kalau Tuhan tidak menginginkannya kamu harus menerima semuanya ini,masih ada aku yang akan selalu menemani kamu di setiap harimu, di setiap malammu, dan setiap apapun yang kamu butuhkan, aku akan selalu berada di sampingmu." Ucap Risma tersenyum manis pada Rio.

Rio menoleh ke arah Risma dengan spontan.

Lagi-lagi Risma tersenyum dan menganggukkan kepalanya, terlihat wajah Risma tidak ada rasa sedih sedikitpun dengan musibah yang menimpa Vie, bahkan dia terlihat sangat senang dengan musibah yang sedang menimpa keluarga Vie saat ini.

" Aku siap menjadi kekasihmu, kalau seandainya terjadi apa-apa dengannya, aku yakin kalau Vie tidak bisa bertahan lama,secara dia mengalami Koma, itu menutup kemungkinan akan sadar, Ungkapan hati ku kala itu masih berlaku padamu, karena aku memang sangat menginginkanmu." Ucapnya sembari berbisik pelan ditelinga Rio membuat sekujur tubuh Rio merinding dan ada perasaan yang lain saat Risma berbisik ditelinganya.

" Risma aku belum bisa meninggalkan Vie dalam kondisi seperti ini, biar bagaimanapun Aku sangat mencintai Vie, Maafkan aku." ucapkan.

Risma terlihat dongkol dengan ucapan Rio, namun dia tetap berbesar hati karena dia yakin kalau Vie nggak akan pernah bangun lagi, itulah yang ada di dalam pikirannya.

Dia tersenyum kemudian tangannya menyentuh dagu Rio agar Rio menatapnya, lagi-lagi Rio tidak menolak dengan perlakuan Risma padanya.

" It's Oke, aku masih bisa bersabar, kalau kamu masih memerlukan aku, kamu datang kepadaku, aku akan selalu ada untukmu." ucapnya lalu meninggalkan Rio seorang diri.

Rio hanya menatap kepergian Risma dan kembali Dia mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian dia menyadarkan tubuhnya disandaran kursi yang dia duduki di saat ini.

" Apa benar Vie tidak akan bisa bangun lagi? Dan apa benar Vie akan tidur berkepanjangan dan tak sadarkan diri.?" Ucapnya pelan sembari menghela nafas panjangnya.

Namira terkejut setelah mendengar kabar yang menimpa keluarganya saat itu Namira berada di gedung kuliahnya setelah mendengar kejadian itu, Namira langsung berlari memberhentikan sebuah taksi dan menuju ke rumah sakit di mana keluarganya di bawa, Air matanya tidak bisa lagi dia tahan, begitu saja keluar dari kedua bening bola matanya itu, sesampainya di rumah sakit, dia pun langsung berlari dikoridor rumah sakit itu menuju ke arah ruangan ICU di mana sang kakak dirawat, dia kemudian melihat melalui kaca di mana sang kakak berjuang di dalam ruangan tersebut

Rio yang melihat kedatangan Namira langsung mendekati adik Vie tersebut.

" Apa yang terjadi dengan kak Vie?" tanyanya pada Rio.

Rio hanya menggelengkan kepalanya

Kak Rio juga tidak tahu apa yang terjadi dengan Kak Vie, kakak juga dikasih tahu dari pihak rumah sakit, saat itu kak Rio tidak bersama dengan Kak Vie, Kak Rio ada di kantor saat kejadian ini." ucapnya.

" Bagaimana dengan keadaan Ayah dan Bunda?"

Rio menundukkan kepalanya, dia kemudian mengajak Namira untuk duduk di kursi tersebut.

" Namira harus sabar menerima kenyataan ini, kedua orang tua Namira sudah meninggal dunia, dalam kejadian ini."

Namira pun merasa tidak percaya, badannya lemas seketika dan pandangan matanya gelap, Dia pun akhirnya tidak sadarkan diri.

Kemudian Rio berteriak memanggil seorang suster untuk segera memberi pertolongan pada Namira, Namira kemudian dibawa ke ruangan rawat sementara waktu karena kondisi Namira sangat lemah dan tidak sadarkan diri.

Rio pun kemudian mengurus jenazah calon mertuanya itu, semua keperluannya Rio yang menanggungnya, sedangkan Ayahnya Risma tidak berada di kota tersebut, melainkan berada di luar kota dalam perjalanan dinas kantornya yang diperintahkan oleh Ayahnya Vie.

Risma memang tidak memberi kabar pada sang Ayah, karena dia tidak ingin Ayahnya itu menjadi sibuk untuk mengurusi keluarga Vie.

🌹🌹🌹🌹🌹

Setelah pemakaman itu pun selesai Rio kembali ke rumah sakit di mana Vie masih terbaring di ruang ICU dan begitu setianya sang Adik menemani kakaknya itu, Karena sekarang keluarga yang sangat berharga bagi Namira adalah kakaknya yaitu Elvieona Sari, doa selalu terucap di bibir manisnya memohon kepada yang maha kuasa agar menyelamatkan sang kakak.

🌹🌹🌹🌹🌹

Hari berganti hari bulan berganti bulan 7 bulan lamanya Vie masih dalam keadaan koma,namun Namira tidak merasa bosan menemani sang kakak, Di Siang, malam, bahkan sore hari, dia selalu ada di samping sang kakak,jika kalau dia tidak berada di samping sang kakak itu dikarenakan dia selalu menjalani kuliahnya, dia tidak memutus kuliahnya walaupun kakaknya masih belum sadarkan diri.

Saat dia duduk seorang diri di depan ruangan sang kakak tersebut, dia teringat dengan Rio yang tidak pernah lagi datang menjenguk sang kakak, beberapa bulan ini dan Namira pun langsung mengambil ponselnya dia menghubungi Rio, beberapa kali Namira menghubungi tapi tak kunjung dijawab Rio.

" Kenapa ya, kok kak Rio tidak menjawab panggilanku?Apakah dia sedang sibuk akhir-akhir ini?" Ucap Namira sembari menatap layar ponselnya.

" Coba aku hubungi lewat chat pribadi..." Ucapnya sembari mengirim chat pribadi keponsel Rio.

Beberapa saat tetap tidak dibalasnya, namun chat tersebut dibacanya saja oleh Rio.

Namira merasa sedih karena sekarang Rio tidak pernah peduli lagi pada kakaknya dan dirinya.

" Aku harus menghubungi Om Drajat, biar dia tahu sekarang perkembangan kak Vie, bagaimanapun kak Vie harus mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi, aku akan menemuinya dikantornya.

Kemudian diapun menuju kekantor Om Drajat, dimana kantor dan perusahaan itu adalah peninggalan sang Papah, didalam perjalanan menuju kearah kantor Vinam group Namira yang berada didalam taksi melihat kearah seberang jalan terlihat Rio dan Risma sedang santai dan duduk dengan mesranya Risma disamping Rio yang sedang mencium mesra Risma itu.

" Kak Rio dan kak Risma? Apa yang mereka lakukan dibelakang kak Vie.?" Ucapnya tapi Namira tidak melabrak mereka secara langsung dia hanya ingin menyakinkan apakah mereka memiliki hubungan khusus dibelakang kakaknya Vie yang sedang berjuang agar mendapatkan kesadaran tersebut.

Mobil taksi itupun berhenti didepan kantor Vinam Group, namun Namira terkejut melihat nama kantor tersebut, bukan Vinam Group melainkan RD group.

" Apakah aku salah kantor ya?" Ucapnya seraya menatap kearah gedung yang memiliki beberapa tingkat itu.

Kemudian dia melangkah menuju kearah Lobby saat dia hendak masuk, dia ditahan security kantor itu yang ternyata dikenal Namira.

" Pak Sabar?kenapa saya tidak diperbolehkan masuk pak?"

" Maaf Non, saya hanya menjalankan perintah saja."

" Siapa yang memerintahkan bapak untuk mencegat saya agar tidak boleh masuk?"

" Pak Drajat Non..."

" Bukankah ini kantor milik Almarhum Ayah saya pak, bukan milik Om Drajat! Dan lagipula kenapa namanya sudah berubah? Bagaimana ceritanya ini? Tolong pak saya ingin masuk dan bertemu dengan Om Drajat sekarang."

" Maaf Non, tidak bisa..." Ucapnya, mereka berdua dikejutkan suara Om Drajat dari arah dalam.

" Jangan biarkan dia masuk!"

" Om! Apa-apaan ini?"

" Sekarang ini bukan lagi perusahaan dan kantor milik keluarga kamu, karena ini sudah milikku, saat Ayah kamu masih hidup telah meninggalkan hutang banyak,perusahan dan kantor ini sudah dijaminkan pada Client yang lain, Aku yang menebus kembali perusahaan ini! Jadi sekarang sudah menjadi hak milik keluarga Ku, jangan panggil aku Om! karena aku dan Ayahmu bukan saudara kandung, Panggil saja aku dengan sebutan Tuan atau pak! Karena Aku adalah pemilik sah semua Aset berharga keluarga kamu yang sudah digadaikan Almarhum Ayah kamu! Lebih baik kamu pergi dari sini sekarang juga!" Terangnya pada Namira, karena Namira memang belum tahu apa-apa diapun hanya terdiam, sedih, sakit hati menjadi satu membuat dia kemudian berpaling arah dan menuruni satu persatu anak tangga kantor tersebut, terasa kecewa dihatinya karena mendapatkan perlakuan yang kasar dari pamannya yang dianggap saudara kandung oleh sang Ayah.

" Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku harus mengadu kemana? Kak Vie, adikmu sekarang sendirian...." ucapnya sambil duduk dipot bunga dipinggir jalan didepan pagar kantor RD Group sembari menelungkupkan wajahnya dikedua kakinya.

Terdengar ponselnya berbunyi dan diapun langsung menjawab panggilan itu, yang ternyata dari pihak rumah sakit yang menerangkan kalau sang kakak sudah mendapatkan kesadarannya, dengan rasa senangnya diapun langsung menuju kearah rumah sakit dengan memberhentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat didepannya itu.

Dengan rasa bahagia bercampur kesedihan Namira duduk didalam taksi sembari menatap keluar dengan pikiran yang tidak menentu.

" Ya Tuhan Akhirnya kak Vie sadar juga, tepat tujuh bulan setelah kecelakaan itu dan kak Vie mendapatkan kesadarannya sekarang, terimakasih Tuhan.." ucapnya dalam hati.

Mobil taksi tersebut berhenti didepan rumah sakit setelah membayar biaya taksi tersebut dia bergegas menuju kearah dalam rumah sakit, dia menemui suster jaga yang kebetulan keluar dari ruangan sang kakak.

" Bagaimana sus keadaan kakak saya?"

" Silahkan Mbak masuk aja, karena kakak Mbak sudah sadarkan diri." ucapnya sembari mempersilahkan Namira memasuki ruangan sang kakak, Vie dipindahkan dari ruangan ICU setelah mendapatkan perawatan intensif selama dua minggu lamanya setelah dia mengalami kecelakaan tersebut, walaupun Vie dipindahkan saat itu belum mendapatkan kesadarannya keruang rawat inap yang memiliki fasilitas lengkap,pemindahan Vie keruangan tersebut agar memudahkan sang adik menjaganya.

Namira melihat sang kakak sudah membuka matanya dia pun langsung memeluk kakaknya itu dengan menumpahkan airmatanya, dan tanpa terasa buliran bening keluar dari kedua sudut matanya Vie.

" Ya Tuhan, sudah berapa lama aku meninggalkan Adikku? kasihan dia sendirian." gumamnya dalam hati, Melihat Vie meneteskan Airmatanya itu, seorang dokter tampan bernama dr Adnan Perkasa mengusap buliran bening tersebut, dr Adnan adalah teman Vie satu kampus saat Vie menimba ilmu diluar Negeri, saat itu Vie dan dr Adnan sama-sama dari Tanah Air, mereka satu kampus, satu jurusan dan satu ruangan, hanya mereka berdua saja dari tanah Air yang berada diruangan itu saat kuliah dulu, masih banyak yang lain dari tanah Air tapi sayangnya berbeda ruangan.

Vie adalah anak pertama pak Alamsyah, Vie memilih menjadi seorang dokter sesuai minatnya dari kecil, pilihan Vie sangat didukung sang Ayah dan ibunya, namun saat Vie lulus menjadi seorang dokter terbaik dan mendapatkan nilai terbaik juga, dia diminta Ayahnya menunda terlebih dahulu untuk bekerja sementara waktu, dan pak Alamsyah meminta Vie untuk mendalami dunia perkantoran,Vie mengiyakan permintaan sang Ayah tersebut tanpa menolaknya, karena Vie tidak ingin mengecewakan sang Ayah, namun dia tidak ingin bekerja di perusahaan Ayahnya tersebut, melainkan dia bekerja di perusahaan sang kekasih, bukan karena dia ingin dekat dengan kekasihnya itu, melainkan dia ingin mengenal lebih jauh kembali tentang dunia perkantoran itu, Pak Alamsyah mendukung keinginan Anaknya tersebut untuk bekerja dengan kekasihnya itu, karena pak Alamsyah ingin mewariskan perusahaan yang dirintisnya dari bawah pada anak sulungnya itu, Namun keinginan Pak Alamsyah belum terwujud sebelum keinginan itu terlaksana Pak Alamsyah terlebih dahulu dipanggil Yang Maha Kuasa, sedangkan perusahaannya pun sudah beralih tangan pada saudara Angkatnya sendiri yang menusuknya dari belakang dengan memindahkan semua aset kekayaan milik keluarga Vie menjadi milik pribadi pak Drajat yang belum diketahui Vie saat ini.

" Namira, biarkan kakakmu istirahat dulu ya." ucap dokter Adnan sembari menyentuh pundak Namira dengan pelan, Namira pun hanya menganggukkan kepalanya, dia pun kemudian duduk di samping Banker sang kakak dengan memegang erat tangan kakaknya, sesekali dia menghapus sisa Air Matanya tersebut.

" Baiklah Namira, kami tinggal dulu ya, kalau terjadi apa-apa segera hubungi kami."ucap dr Adnan.

Namira lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya.

" Vie...cepat pulih ya." ucap Dokter Adnan sembari menyentuh tangan Vie.

Vie hanya mengisyaratkan dengan menutup matanya sesaat, dokter Adnan pun tersenyum, Dia kemudian melangkah meninggalkan ruangan Vie membiarkan kedua adik kakak itu melepaskan kerinduannya selama beberapa bulan tidak bisa berbicara satu sama lainnya.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ya Allah..baru bab pertama sdh nyeseng dan sedih banget..gmn keadaan vie nanti setelah sadar dan diaengetahui semua penghianatan orang² trdekay..yg hrsy mesuport dia ini malas menghianati dengan terang²n...ayo vie kamu hrs kuak dan bangkit demi adek kamu namira..smg kamu lbh sukses dr merela.

lanjuiut

2023-02-08

2

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

jadi curiga ni sama kecelakaan mereka apa udah di rencanakan ya 🤔

2023-02-03

3

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

wah Risma dan bpk nya gk tau diri banget ya udh di bantu malah nusuk dari belakang

2023-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!