Chapter 02 🌹
Di sebuah Apartemen mewah milik pribadi, seorang lelaki tampan berperawakan tinggi dengan dada bidang yang membuat kaum hawa kelepek-kelepek seperti ikan kurang air bila melihat perawakan lelaki tersebut, dia Adalah Arga Bima seorang pemilik sebuah perusahaan terbesar di Indonesia dimana menampung banyak karyawan yang bergantung pada perusahaannya tersebut, Dia berdiri didepan balkon Apartemen pribadinya itu sembari menikmati minuman kalengnya, dia memilih tinggal di Aparteman itu ketimbang tinggal dirumah pribadinya, Rumah pribadinya itu yang dibangunnya dengan jerih payahnya saat pertama kali dia berada di Tanah Air untuk menggantikan sang Mamah pemilik perusahaannyannya tersebut, Bu Diana menyerahkan kepemilikan perusahaan utama Atas nama Arga sebagai titik utama dari perusahaan yang lain,Sedangkan Bu Diana hanya sebagai penasehat perusahaan saja jika sewaktu-waktu diperlukan, setelah sang Mamah menyuruhnya untuk kembali ketanah Air dan menggantikannya tersebut untuk melanjutkan kembali perusahaan utamanya, Arga yang dulunya memegang perusahaan cabang diluar Negeri itupun beralih ketanah Air sedangkan perusahan cabang diserahkan pada sang Adik yang sudah lulus kuliahnya.
Rumah pribadinya itu menjadi saksi bisu kandasnya hubungannya dengan kekasihnya yang bernama Sonia larasati yang dipacarinya selama dua tahun lamanya,walaupun dia harus bertemu bolak balik tanah Air dan Singapura hanya ingin bertemu Sonia, Setiap dia berada dirumah pribadinya dia selalu terbayang kejadian itu dimana Sonia lebih memilih lelaki lain dari pada dirinya.
Arga kemudian meneguk minuman kalengnya sembari menatap kearah langit yang hitam bertaburan bintang, dia melihat bulan separu yang mengingatkannya saat lima tahun yang lalu dimana dia ingin melamar Sonia sebagai istrinya.
Flashback on 🌹
Arga menatap wajahnya dicermin dan mengukir senyum bahagianya, karena dia hendak bertemu dengan sang kekasih yang sudah lama dipacarinya itu, dia pun kemudian memakai pakaian yang terbaik yang ada dilemari pakaiannya itu, dia kemudian memakainya dan lagi-lagi tersenyum, dia menatap kotak perhiasan yang berisikan Cincin berlian yang super mahal yang sudah dipilihnya untuk melamar sang kekasih,Alasan Arga melamar dirumah pribadinya dia hendak membuat kejutan untuk sang kekasih, dimana keluarga Arga berkumpul diantaranya sang Mamah,Leo Adiknya dan dirinya.
Segala persiapan sudah disiapkan oleh keluarganya, pesta kecil-kecilan juga sudah dipersiapkan sang Mamah untuk Anak sulungnya itu.
Sonia pun tidak mengetahui kalau saat itu ada keluarga Arga.
Setelah puas menatap cincin special itupun dia kembali lagi menatap wajahnya dicermin sembari tersenyum.
" Sempurna...!" ucapnya kemudian mengambil kotak cincin tersebut dan memasukkannya kedalam saku jasnya lalu dia melangkah menuju kearah lantai bawah.
" Sudah siap semuanya?" tanyanya pada keluarganya itu.
" Siap kak!" ucap Leo sembari tersenyum, Arga pun mengambil ponselnya dan menghubungi Sonia.
" Kamu sudah sampai dimana sayang?"
" Aku sudah sampai di Alamat yang kamu kasih tahu tersebut dan berada tepat didepan sebuah rumah mewah yang kamu katakan." ucap Sonia.
Kemudian Arga memutus sambungan bicaranya itu.
" Siap-siap ya karena dia sudah sampai didepan." ucap Arga melangkah menuju pintu depan.
Terlihat mobil mewah berhenti dihalaman rumah Arga dan dia merasa heran karena dia baru pertama kali melihat mobil tersebut.
Sonia turun dari dalam mobil dan melangkah menaiki tangga rumah tersebut, Sonia tidak tahu kalau rumah itu adalah milik pribadi Arga, yang dia tahu Arga hanya tinggal dengan orang tuanya jika berada di tanah Air, Sonia juga tidak tahu kalau Arga sudah menjadi pemilik yang sah perusahaan utama milik keluarganya itu. Karena yang Sonia tahu Arga hanya menjabat sebagai Dirut diperusahaan cabang keluarganya itu, karena pemilik aslinya adalah sang Ibu Diana Mamahnya Arga.
Arga menunggu didalam rumah tersebut sembari tersenyum melihat Sonia berjalan menuju kearahnya.
Arga mendekati Sonia dengan senyuman bahagianya.
" Sonia,kamu cantik sekali..." ucapnya meraih tangan Sonia tidak ada senyum diwajah Sonia, terlihat biasa saja dan dibalik sudut rumah tersebut dua orang mengawasi keduanya.
" Mami.."
" Hmmm..."
" Mami merasa nggak kalau wajah Sonia itu biasa saja, tidak seperti biasanya.."
" Iya...itu yang Mami liat."
" Coba Mami lihat mobil mewah itu,dari tadi tidak bergeming di depan rumah ini."
" Benar juga ya...apakah Sonia sudah menduakan kakak kamu ya?"
" Entahlah Mi, Leo juga nggak tahu, kita liat aja nanti." ucapnya.
Kemudian mereka menatap kembali ke arah di mana Arga dan Sonia berada.
" Sonia silakan duduk." ucap Arga sembari menarik kursi yang sudah di desain dengan nuansa romantis tersebut di mana di atas meja sudah tersusun dua gelas dan makanan steak daging tersedia di atas meja tersebut.
Sonia hanya menganggukkan kepalanya sembari memaksakan wajahnya untuk tersenyum dia Lalu melangkah menuju ke arah kursi yang sudah disediakan oleh Arga.
" Maaf aku agak terlambat untuk menemuimu di sini." ucap Sonia sembari menaruh tas tangannya di atas meja dia menatap ke arah nuansa rumah tersebut, Arga hanya tersenyum sembari berucap.
" Tidak apa-apa, aku masih setia menunggumu di sini."
" Ada sesuatu yang harus aku lakukan jadi aku terlambat beberapa menit dari waktu yang sudah kamu tentukan, ditambah lagi aku agak kebingungan mencari alamat yang kamu berikan ini, tapi ngomong-ngomong ini rumah siapa?" tanyanya sembari menatap ke arah Arga yang sudah duduk di depannya tersebut.
Arga kemudian berdiri kembali dari duduknya dan mendekati Sonia, dia menarik kursi yang awalnya di depan Sonia menjadi berada di samping Sonia, dia meraih tangan Sonia.
" Tidak apa-apa sayang, aku memakluminya kok, karena mungkin alamat ini sangat baru untukmu, kalau rumah ini aku meminjamnya dari sepupuku untuk spesial di hari ini bersama denganmu." ucap Arga sembari terus tersenyum menampakan guratan kebahagiaan kesenangan di wajahnya, namun tidak dengan Sonia, dia tetap dingin dan wajah yang tidak menampakkan rasa senangnya dengan jamuan yang diberikan oleh Arga padanya itu.
Arga kemudian mencium punggung tangan Sonia, kedua orang yang menatapnya itu pun tersenyum bahagia.
" Mami... romantis banget ya Kak Arga dan Sonia, Apakah Mami dan Papi dulu seperti itu juga ?"
" Iih, kamu ini ada-ada aja, jadi mengingatkan Mami pada kenangan Mami beberapa puluh tahun yang lalu saat Papi kamu masih hidup."
Leo pun tertawa pelan,karena dia tidak ingin mereka ketahuan sedang memperhatikan sang kakak yang ingin melamar kekasihnya tersebut.
Arga kemudian mengajak Sonia berdiri, Sonia hanya mengikuti kemauan Arga, dia kemudian berdiri tanpa sungkan, kembali Arga memeluknya dan memberikan ciuman hangatnya di pipi kiri dan kanan Sonia, lagi-lagi Sonia hanya bersikap dingin dengan Arga, namun Arga tidak menyadari sikap yang diperlihatkan oleh Sonia padanya itu.
" Sonia, aku merindukanmu.. Maafkan aku beberapa minggu ini tidak bisa ke tanah Air, karena ada sesuatu dan lain hal yang harus aku kerjakan di luar Negeri tapi kenapa saat aku menghubungimu kamu tidak sering menjawab panggilanku."
Sonia tidak menjawab pertanyaan Arga dia hanya memberikan senyumannya pada Arga walaupun senyuman itu hanya terpaksa untuk Arga, lagi-lagi Arga tidak menyadari bahasa tubuh yang diperlihatkan oleh Sonia di hadapannya itu.
Kemudian Sonia duduk kembali di kursinya dengan senyumannya Arga melangkah ke arah tempat duduknya yang ada di samping Sonia, dia tidak memindahkan tempat duduk tersebut melainkan dia mendekatkan tempat duduknya itu agar bisa berdampingan dengan Sonia.
" Arga, Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
" Aku juga ingin menyampaikan sesuatu padamu Sonia." ucap Arga, membuat Sonia terkejut Dia kemudian menatap ke arah Arga.
Arga kemudian mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya dan mengeluarkan tempat cincin yang dipersiapkannya untuk melamar Sonia, Dia kemudian membuka tempat cincin tersebut dengan posisinya berjongkok di hadapan Sonia, Sonia terkejut melihat Arga memperlihatkan tempat cincin itu padanya, dia juga terkejut melihat cincin yang ada di hadapannya itu.
Sonia kemudian mengambil cincin itu dan menutupnya kembali, Dia lalu memasukkan tempat cincin beserta cincinnya itu ke dalam saku jasnya Arga kembali, Dia kemudian memegang tangan kanannya dan memutar-mutarkan cincin yang sudah berada di tangannya tersebut, Arga pun terkejut menatap ke arah jari manis sebelah kanan tangan Sonia itu, mata Arga pun tidak berkedip, ada rasa keterkejutan di tatapannya itu,dia menatap ke arah Sonia dengan lekat seakan-akan meminta jawaban dari semua ini, Sonia hanya menundukkan wajahnya sesaat sembari berucap.
" Aku tidak bisa hidup bersama denganmu Arga, Aku ingin mengakhiri hubungan kita ini, karena aku sudah tidak sanggup bersama denganmu, Maafkan aku Arga, karena aku sudah memilih lelaki lain jauh sebelum kamu mengatakan akan menetap di Tanah Air."
" Apa maksudmu Sonia? Aku tidak mengerti, apa salahku sehingga kamu berbuat seperti ini padaku, Oke! Aku mengakui karena kita berjauhan, Tapi aku berusaha ingin berada di samping kamu, aku sudah bicara denganmu kan, aku berada di luar negeri hanya sementara waktu, sampai adikku lulus kuliah dan kamu juga tahu bagaimana aku berada di luar Negeri itu, aku hanya bekerja, bekerja dan bekerja, Kamu pernah kan berada bersamaku di luar Negeri, kamu melihatkan bagaimana pekerjaanku di sana, Kenapa kamu melakukannya ini semua padaku dengan cara kamu memilih lelaki lain, Kenapa tidak kamu katakan jauh sebelum aku ingin melamar kamu saat ini." ucap Arga.
" Aku sudah tidak kuat bersama dengan mu karena kamu hanya pegawai rendahan dari Mamah kamu sendiri Arga!Aku tidak mau calon suamiku diperintah sama orang tuanya!
Maafkan aku Arga, kuharap kita bisa tetap berteman, walaupun kita tidak berjodoh." ucapnya dengan ekspresi menahan air matanya agar tidak keluar dihadapan Arga, kemudian dia pun langsung melangkah meninggalkan Arga, Arga tidak bergeming dengan posisinya saat itu dia hanya berdiri dan menatap kepergian Sonia yang meninggalkannya begitu saja di ruangan itu, terlihat seorang lelaki keluar dari dalam mobil mewah tersebut sembari mendekati Sonia dan meraih tangan Sonia dan membawa Sonia untuk memasuki mobil mewah tersebut, sebelum laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya Dia menatap lekat ke arah Arga seakan-akan dia merasa menang karena sudah mendapatkan Sonia. Beberapa saat kemudian mobil itu pun pergi meninggalkan rumah kediaman Arga yang baru, Leo dan Bu Diana keluar dari persembunyiannya dia merasa kasihan dengan Putra sulungnya itu, Leo sang adik langsung menepuk pundak sang kakak dengan pelan.
" Tambahkan hati kakak, Tuhan pasti punya rencana lain dibalik rencana yang kakak buat ini, ikhlaskan dia pergi bersama dengan laki-laki lain, karena Tuhan menunjukkan kalau dia tidak terbaik untuk kakak, masih banyak wanita di luar sana yang mengharapkan kakak dan menerima kakak apa adanya, serta banyak wanita di luar sana yang sayang dan tulus mencintai kakak tanpa memandang siapa kakak sebenarnya." ucap Leo sembari dianggukan oleh Bu Diana
" Benar apa kata adikmu, biarkan dia bahagia bersama pilihannya, jangan patah semangat anakku, tunjukkan padanya kalau kamu itu tetap bisa bertahan tanpanya."
Arga hanya menganggukkan kepalanya dia pun kemudian duduk sembari menghela nafasnya dengan pelan dia mengeluarkan cincin berlian tersebut dan menaruhnya di atas meja tanpa suara dan sepatah kata pun, dia meninggalkan adik dan ibunya itu menuju keluar sembari memasuki mobilnya beberapa saat kemudian mobil itu pun pergi meninggalkannya, Bu Diana dan Leo hanya menghela nafasnya dengan pelan karena dia memahami sikap sang anak dan sang kakak, setiap memiliki kesedihan dia tidak pernah mengeluarkan sedikit suara pun namun dia memilih untuk pergi menenangkan dirinya tersebut.
flashback off🌹
Lamunan Arga hilang begitu saja seiring dengan ponselnya berbunyi, Dia kemudian menoleh ke arah ponselnya yang berada di atas meja dalam Apartemennya itu, Dia kemudian melangkah masuk mengambil ponselnya, dia melihat layar ponselnya siapa pemanggilnya, ternyata Yusuf sahabatnya.
" Halo Broo, kamu di mana sekarang?"
" Aku ada di apartemen.."
" Kumpul yuk! sama teman-teman yang lain, jangan terlalu bersedih Ga."
" Dimana kalian?"
" Kami berada di tempat biasa ya sekali-kali lah menghilangkan penat di otak jangan selalu menghadapi pekerjaan." ucap Yusuf tersenyum di seberang sana.
" Baiklah, tunggu aku ya." ucapnya kemudian dia pun memutuskan sambungan bicaranya dengan sahabatnya itu, beberapa saat kemudian dia melangkah meninggalkan Apartemennya menuju ke arah lobby dan beberapa saat kemudian dia pun memasuki mobil pribadinya dan meninggalkan Apartemennya tersebut menuju ke arah Di mana para teman dan sahabatnya berada.
🌹🌹🌹🌹🌹
Di kediaman Rio.
Risma dan Rio tidak mengetahui kalau Vie sudah mendapatkan kesadarannya, Risma yang sudah mendapatkan Rio itu pun menatap ke arah Rio sembari berucap.
" Bagaimana kalau seandainya Vie sadar dari komanya, Apakah kamu akan meninggalkanku?" tanya Risma sembari menatap lekat ke arah Rio.
Rio tersenyum, Dia kemudian mencubit pelan pipi Risma sembari berucap.
" Kalau dia sudah mendapatkan kesadarannya, aku akan mengatakan semuanya, aku akan mengakhiri hubunganku dengannya, karena aku adalah lelaki yang normal, Aku tidak ingin terlalu menunggu lama perempuan yang pesakitan seperti itu, dan tidak tahu kapan dia sadar." ucapnya tanpa ada beban mengatakannya itu pada Risma, membuat Risma merasa senang sekali karena selama ini dia tidak sia-sia untuk selalu mendapatkan cintanya Rio yang sekarang tidak bertepuk sebelah tangan karena Rio menerima cintanya Risma.
" Lagi pula dia sudah tidak memiliki apa-apa lagi, aku tidak ingin memiliki seorang kekasih ataupun istri yang sudah jatuh miskin." ucap Rio tersenyum sembari merangkul Risma dan Risma pun merebahkan kepalanya di pundak sang kekasih.
" Tapi dia sebenarnya seorang dokter, Dia mempunyai title tinggi dan aku dengar juga dia lulusan terbaik di fakultas kedokteran di luar Negeri, kalau dipikir memudahkannya untuk bekerja di Rumah Sakit mana saja pasti akan menerimanya."
" Biarkan saja, dia bekerja sebagai seorang dokter sesuai dengan keinginannya, jadi dia tidak akan pernah menggugat lagi perusahaan yang sudah ditangani oleh Ayahmu." ucapnya sembari senyum.
" Ya udah sekarang kita keluar yuk, karena perutku terasa lapar, kita cari makan di luar aja, kitakan baru saja melakukan pendakian yang sangat panjang yang menguras banyak tenaga, dan mengakibatkan rasa lapar yang hebat, kamu hebat sekali, aku tidak pernah merasakan kehebatan seorang wanita saat berkencan, tidak pernah aku dapatkan dari Vie, pacaran dengan Vie itu garing nggak bisa ngapa-ngapain, jenuh sebenarnya." ucap Rio pada sang kekasih.
Risma tersenyum bangga karena bisa memberikan keindahan tersendiri pada Rio, dan diapun menganggukan ajakan Rio untuk mencari makan diluar, Mereka pun kemudian melangkah keluar menuju ke arah mobil pribadi Rio, beberapa saat kemudian mereka pun meninggalkan rumah Rio menuju ke arah restoran siap saji kesukaan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
skamu akan merasakan gimsna di hianati rio..dan memang ksmu ga pantas buat vie..yg begitu bsik menjaga diriy tuk dusmiy nsnti..tapi ksmu memulih krikil dan membuang berlian
.lanjuuut
2023-02-08
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
dasar Rio sontoloyo minta di getok dia ya,vei gk ngasih kenikmatan sama kamu saat pacaran karena dia buka orang murahan yg mau bersenang" saat masih belum jelas hubungan nya
2023-02-03
0