Chapter 03

Chapter 03🌹

Arga sampai di tempat Tongkrongan Yusuf sahabatnya,Arga keluar mobil dan menuju ke arah Yusuf yang sudah sedari tadi berada di tempat itu.

Tempat tongkrongan favorite Yusuf di sebuah Cafe yang terkenal di kota mereka.

Arga tersenyum pada sahabatnya itu, kemudian dia menghentakkan tubuhnya di samping Yusuf, di tempat nongkrong tersebut kebanyakan dari kalangan teman Yusuf, namun Arga mengenal mereka begitu juga sebaliknya.

Yusuf menatap pada sahabatnya itu.

" Bagaimana keadaan kamu sekarang ini? Apakah kamu sudah bisa move on dengan si Sonia itu?" tanya Yusuf sembari tersenyum.

Arga hanya tersenyum dan mengambil minuman kaleng yang sudah tersedia di atas meja di depan Yusuf yang memang sudah disediakan oleh pihak Cafe.

" Jangan terlalu memikirkan wanita seperti itu, dia itu tidak baik untukmu, masih banyak wanita di luar sana yang bisa menerima kamu apa adanya, tanpa melihat siapa kamu sebenarnya, selama 5 tahun belakangan ini aku merasa kehilangan sahabatku sendiri." ucap Yusuf sembari menoleh ke arah Arga.

Arga tersentak dengan ucapan Yusuf itu, dia pun menghentikan gerakan minumnya, Arga meletakkan minuman kalengnya itu kembali diatas meja, Dia mengelak nafasnya dengan panjang sembari menatap ke arah Yusuf sahabatnya tersebut.

" Maafkan aku Ga, bukan aku ingin mengoyak luka lama kamu, tapi aku ingin sahabatku ini kembali lagi seperti yang dulu, semenjak kamu bersama dengan Sonia, kamu hampir lupa dengan sahabatmu ini, aku sih maklum aja karena kamu kan berada di luar Negeri, tapi setelah kamu berpisah dengan Sonia, kamu malah sulit ditemui." ucap Yusuf sembari menarik nafasnya dengan panjang dan melepaskannya dengan pelan seraya meneguk minuman kaleng yang ada di tangannya itu.

Lagi-lagi Arga hanya tersenyum mendengar perkataan Yusuf, Arga menatap ke arah Yusuf, Yusuf Yang ditatap hanya menatap lepas keluar Cafe.

" Maafkan Aku Yus, bukan maksudku tidak bisa bertemu dengan kamu, tapi karena pekerjaan yang menyibukkanku selama ini, kamu kan tahu karena Mama tidak aktif lagi di perusahaan, semua dilimpahkan padaku, lagi pula aku sudah bisa move on darinya, benar katamu dia memang bukan yang terbaik untukku dan masih banyak lagi wanita yang di luar sana yang bisa menerima apa adanya diriku dengan kesibukan yang aku kerjakan saat ini, udahlah jangan merajuk seperti itu dong kayak cewek aja sih." ucap Arga sembari terkekeh dan menepuk pelan pundak sahabatnya itu, Yusuf hanya tersenyum.

Arga dan Yusuf adalah sahabat sejak mereka sekolah dasar, sampai mereka dewasa, di samping mereka bersahabat kedua orang tuanya pun saling mengenal satu sama lainnya.

" Karena aku bersikap seperti ini disebabkan aku kasihan denganmu Ga, bukan masalah pekerjaan aja yang kamu kerjakan tapi juga kamu menyelesaikan masalah dalam otakmu yang banyak di kepalamu itu." ucapnya sembari menyenggol Arga seraya terkekeh, giliran Arga yang hanya tersenyum saja sembari mendelik ke arah Yusuf.

Arga kembali menghela nafasnya dengan pelan, dia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa tersebut, saat dia merebahkan kepalanya di sandaran sofa itu Yusuf menoleh ke arahnya, Yusuf pun melihat sebuah kalung berbentuk hati yang dipakai Arga di balik kemejanya, Yusuf kemudian menatap kalung tersebut, dengan rasa penasaran yang tinggi dia pun menegurkannya.

" Pantesan aja sudah bisa move on dari ular Sonia, ternyata sudah ada pengganti nya." ucapnya terlihat senang saat dia berbicara karena sahabatnya itu sudah memiliki pengganti Sonia itu yang ada dalam pikirannya saat ini, siapa wanita yang bisa merontokkan gunung es tersebut setelah membeku karena putus cinta disaat sayang-sayangnya itu.

" Aku senang kalau kamu sudah mendapatkan penggantinya, Aku kan sudah bilang masih banyak wanita yang lain di luar sana dan yang terbaik daripada Sonia, daripada kamu menjaga cintanya Sonia, tapi nyatanya Sonia tidak menjaga cintamu itu, dia terang-terangan menggandeng lelaki lain di hadapanmu, suatu saat dia pasti akan mendapatkan karmanya sendiri atas perbuatannya padamu, karena kamu sungguh-sungguh mencintainya, namun hanya kecewa yang kamu dapatkan." ucap Yusuf sembari menoleh sesaat ke arah Arga.

Arga terkejut dengan ucapan Yusuf, dia pun langsung menoleh ke arah Yusuf, karena dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Yusuf barusan padanya.

" Pengganti? " ucapnya merasa heran seraya memperbaiki posisi duduknya dengan menatap ke arah Yusuf.

Yusuf hanya menganggukkan kepalanya dengan mengukir senyuman manisnya tersebut.

" Pengganti dari mana, kamu ini Aneh deh, tadi protes, sekarang bilang aku sudah punya pengganti, kamu mabuk atau kesambet sih ?" ucapnya sembari memegang jidat Yusuf.

Yusuf tertawa lepas dikatakan oleh Arga seperti itu.

" Hahahaha...."

" udah deh nggak usah menutupinya dari ku, kapan-kapan kamu perkenalkan deh denganku, biar aku tahu dan bisa menerawang bagaimana karakter wanita pilihanmu sekarang." ucap ucap Yusuf.

" Kamu ini ada-ada saja, atau jangan-jangan kamu mengolok-olok ku, karena selama aku berpisah dengan Sonia kurang lebih 5 tahun yang lalu sampai sekarang aku tidak memperkenalkan wanita pilihanku pada sahabatku ini. "ucap Arga tertawa pelan.

" Arga, Kamu itu jangan bohong denganku, kalau kamu sudah memiliki pengganti Sonia, Aku sih senang kalau kamu sudah memiliki penggantinya. "ucap Yusuf, menambah rasa keheranan Arga, karena dia memang tidak mengerti sama sekali dengan ucapan Yusuf sahabatnya itu.

" Aku memang belum ada penggantinya, beneran! kamu ini bicara asal aja deh, kalau aku sudah ada penggantinya, aku pasti akan mengenalkan kamu padanya, karena aku tidak ingin wanita aku tidak mengenal teman-temanku, apalagi sahabatku." ucapnya sembari meneguk minuman yang ada di tangannya itu.

" Kalau kamu tidak mengaku kamu sudah ada pengganti Sonia, Terus kalung yang kamu pakai itu kalung siapa? Aku tahu siapa kamu, mana mau kamu menggunakan aksesoris yang sering digunakan oleh perempuan, lagi pula dari tekstur dan bentuknya sepertinya kalung itu milik seorang wanita, aku sudah dapat mengira dari benda yang kamu pakai itu, kalau kamu sudah memiliki seorang kekasih yang baru iya kan."

Arga pun terkejut Dia kemudian memegang kalung yang telah dia pakai itu, beberapa saat dia terdiam, lalu kemudian dia pun tertawa lepas, membuat Yusuf merasa heran dengan reaksi sahabatnya itu, setelah Dia memberikan pernyataan kalau Arga sudah memiliki kekasih yang baru.

" Yusuf.... Yusuf...Kamu salah sangka Broo, ini bukan milik kekasihku ataupun milikku."

" Masa iya kalau bukan milik kekasih kamu, kenapa kamu pakai, dan masa iya juga itu bukan milik kamu, aku sih nggak masalah, kalau kamu memiliki kekasih lagi,yang penting kamu tidak salah pilih untuk yang kedua kalinya, jadikan pertama itu pelajaran untukmu, karena aku tidak ingin sahabatku bersedih lagi, kalau kamu bersedih efeknya menular padaku, aku yang merasa kehilangan Kalau kamu bersedih berkepanjangan, seperti waktu dulu saat kamu berpisah dengan Sonia."

" Yusuf, kamu itu salah sangka, kalung ini aku temukan 7 bulan yang lalu saat kejadian kecelakaan maut yang menurut cerita korbannya meninggal 4 orang itu, aku juga tidak tahu milik siapa, karena saat itu ada seorang anak kecil yang berlari ke arahku, dia menyerahkan kalung Permata ini sambil berucap,Om simpan kalung ini suatu saat nanti pemiliknya akan mencarinya dan jangan sampai hilang, itu yang diucapkan anak kecil itu, begitu saja dia memberikannya ke tanganku dan dia pun langsung berlari, aku juga tidak tahu dia perginya ke mana saat itu, karena aku merasa heran, kenapa bisa aku disuruh menyimpan kalung ini, Kamu kan tahu aku orangnya pelupa, daripada hilang lebih baik aku pakai." terangnya sembari menatap ke arah Yusuf, terlihat Yusuf menganggukan kepalanya.

" Siapa tahu anak kecil itu adalah Dewi Fortuna untukmu dan menemukan jodoh untukmu yang terbaik dari Sonia." ucap Yusuf sembari menepuk pundak sahabatnya itu, Arga hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, Kemudian mereka pun berbicara perihal yang lain Mereka tidak lagi membahas soal kalung tersebut.

🌹🌹🌹🌹🌹

Di rumah sakit Segar Mulia, tepatnya di ruangan Mawar di mana ruangan itu tempat Vie dirawat.

Keadaan Vie sudah mulai stabil dia pun sudah bisa berbicara dengan sang adik walaupun masih terlihat lemas dan berbicara pelan.

Namira merasa bahagia karena doanya selama ini terkabulkan oleh Yang Maha Kuasa untuk kesembuhan sang kakak dan mendapatkan kesadarannya kembali, hal yang terindah di dalam hidupnya melihat sang kakak bisa membuka matanya kembali dan dia berharap kakaknya akan segera lebih pulih dengan cepat dan mereka bisa pulang ke rumah mereka kembali.

" Dek, berapa lama kakak tertidur?" tanya Vie pada sang adik.

" 7 bulan lamanya Kak."

" Maafkan kakak, karena sudah meninggalkan kamu seorang diri, pasti kamu kesepian kan tanpa kakak." ucap Vie sembari memegang tangan sang Adik, Namira hanya menganggukkan kepalanya, karena Namira sangat dekat sekali dengan sang kakak, tidak ada ketertutupan antara mereka berdua, Namira selalu menghabiskan waktunya bercerita apapun dengan kakaknya itu, di waktu senggang sang kakak bila tidak bekerja mereka selalu bersama-sama.

" Kakak bertemu dengan Ayah dan Bunda, di saat tidur panjang itu."

Namira terkejut dengan ucapan kakaknya itu, dia menatap lekat ke arah Vie tanpa terasa bening kristal itu pun jatuh dari kedua bola matanya, Vie mengusapnya dengan lembut.

" Kamu jangan menangis sayang, Kakak ada bersama denganmu sekarang, kakak tahu kalau Ayah dan Bunda sudah tiada, walaupun Kakak tidur panjang, mereka selalu menemui Kakak, walaupun mereka tidak berbicara sama sekali, awalnya kakak ingin ikut dengan mereka, tapi mereka menggelengkan kepalanya, Kakak terus mengikuti langkah mereka semakin jauh Ayah dan Bunda melangkah mereka selalu saja menghentikan langkah Kakak dengan berbagai cara, mereka mengisyaratkan agar Kakak cepat kembali, saat itu kakak lupa kalau kamu masih ada, entah kekuatan dari mana akhirnya Kakak berusaha untuk membuka mata Kakak, Maafkan kakak dek, selama itu kakak membiarkan kamu sendirian." ucapnya di sudut kedua matanya terlihat air matanya mengalir, Namira pun kemudian mengusap air mata tersebut sembari berkata.

" Kakak mengatakan kepadaku, agar aku tidak boleh menangis, tapi kenapa Kakak menangis? jujur Kak aku rindu dengan Ayah dan Bunda, tapi ini sudah garis yang maha kuasa, aku sangat bahagia melihat Kakak sudah bisa membuka mata Kakak." ucapnya sembari tersenyum di wajah sedihnya itu Vie hanya menganggukkan kepalanya.

Dia kemudian menatap ke arah pintu ruangannya tersebut, Namira pun mengerti apa yang dicari oleh sang kakak.

" Kakak mencari Kak Rio?"

Vie mengganggu kan kepalanya.

" Apakah Rio tahu kalau Kakak sudah sadarkan diri? apakah selama ini Rio selalu ada menemani kamu dan menolong kamu selama kakak tidak ada?" tanya Vie pada sang adik.

Namira terdiam sesaat, dia tidak ingin mengatakan semuanya pada sang kakak tentang perlakuan Rio dan Risma di saat sang kakak berjuang untuk mendapatkan kesadarannya, dia berusaha menutupi tentang apa yang sudah dia lihat tadi siang.

Namira menganggukkan kepalanya, walaupun sebenarnya dia merasa perih di hatinya, karena dia terpaksa berbohong pada sang kakak, dia tidak ingin mengatakan yang sejujurnya pada kakaknya itu, karena kakaknya baru saja mendapatkan kesadaran tersebut.

" Kak Rio selalu ada di samping Aku kak, kak Rio membantu Aku juga kak, apapun keperluan aku Kak Rio selalu memberikannya, selama kakak tidak sadarkan diri Kak Rio selalu melindungiku."

" Tapi sekarang dia ke mana? Apakah kamu memberikan kabar tentang keadaan Kakak sekarang padanya.?"

" Aku belum mengatakan keadaan Kakak dengannya, karena dia masih ada tugas di luar kota."

" Dia ada pamit denganmu?"

Namira menganggukkan kepalanya.

" Apakah selama ini Om derajat ada menjenguk kakak.?"

Lagi-lagi Namira dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit sekali untuk dia jawab, Tapi sementara waktu dia berusaha untuk menutupi semuanya dari kakaknya, dia hanya menganggukkan kepalanya.

" Syukurlah kalau seperti itu, ternyata masih ada orang yang baik yang mau menemani kamu di Saat Kakak meninggalkan kamu selama 7 bulan lamanya."

" Iya Kak, sekarang lebih baik Kakak istirahat aja, banyak-banyaklah istirahat Kak, biar Kakak pulih dengan cepat dan kita akan segera pulang ke rumah kita, dan kakak melakukan aktivitas Kakak kembali." ucap Namira sembari berdiri dan membenarkan selimut sang kakak, Vie menganggukkan kepalanya.

" Kamu mau ke mana Dek?" tanya Vie melihat sang adik beranjak menuju ke arah pintu ruangan.

" Aku mau keluar sebentar kak, mau mencari angin, lebih baik Kakak istirahat saja ya, Aku duduk didepan aja kok kak, biar Aku tidak mengganggu kakak yang istirahat." ucapnya sembari tersenyum, Vie pun hanya menganggukkan kepalanya dan membalas senyuman sang adik, Namira pun kemudian melangkah meninggalkan kakaknya itu, dia pun kemudian duduk di kursi depan ruangan sang kakak itu, karena suasana di rumah sakit itu terlihat agak sepi, agar tangisnya tidak terdengar oleh sang kakak, Dia pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan terlihat bahunya terguncang, dia pun tidak kuasa menahan tangis yang sudah sedari tadi dia tahan semenjak kakaknya bertanya tentang keberadaan Rio dan kabar Om derajatnya itu.

Dokter Adnan yang melihat Namira duduk seorang diri sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya itu pun, kemudian mendekatinya, dia duduk di samping Namira.

Namira terkejut Dia kemudian mengusap air matanya dan menghentikan tangisnya.

" Pak dokter.." ucapnya

" Nami....menangislah! kalau kamu ingin menangis, keluarkan semua emosi kamu saat ini, Pak Dokter tidak akan berbicara dengan kakakmu perihal ini, Pak Dokter tahu apa yang kamu alami saat ini."

Namira terkejut dengan ucapan dokter Adnan.

" Maksud dokter?" tanyanya merasa heran sembari menatap ke arah dokter Adnan

" Selama ini saya selalu memperhatikan kamu, bahkan tanpa sepengetahuan kamu saya juga mencari tahu tentang laki-laki yang pertama kali berada di rumah sakit ini, sejak Vie mengalami koma pertama kalinya, saya juga tahu perlakuan dia selama ini padamu yang tidak pernah memperhatikan kamu, Maafkan saya karena sudah mencari tahu tentang lelaki itu."

Namura hanya menghela nafasnya dengan panjang, dia terdiam saat dokter Adnan berbicara seperti itu.

" Saya mohon dengan Pak Dokter, jangan bicara yang sesungguhnya dengan Kak Vie, karena Kak Vie baru mendapatkan kesadarannya saat ini, Saya tidak ingin kakak saya terkejut dengan berita ini semua, karena saya tahu kakak saya sangat mencintai kekasihnya itu, Tapi Kakak saya tidak tahu di belakangnya kekasihnya itu menduakannya."

Dokter Adnan hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum pada Namira.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg Allah berikn yg trbaik

2023-02-08

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

hilah jodoh vie sdh trlihat smg arga jodoh pengganti yg trbsik bust vie dan biarkn si penghiansk menikmati penghianatany..

2023-02-08

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

wah jangan" kalung yg di pake Arga itu punya vie

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!