Suamiku Traumaku

Suamiku Traumaku

Bab 1. Uang

Linda semakin menundukkan kepalanya karena takut melihat kemarahan Erik, suaminya. Hampir saja satu bulir bening lolos dari sudut matanya. Tetapi Linda berhasil menahannya karena dia sadar air matanya tidak akan membuat amarah Erik reda, justru sebaliknya.

"Tinggal minta saja susah banget sih?!" bentak Erik. "Kamu datang ke rumah ibu, lalu bilang kalau kamu datang untuk minta uang. Nanti pasti dikasih sama bapak ibumu!" lanjut Erik tanpa berpikir sebelum bicara.

"Tapi Mas, aku malu kalau setiap mau bayar cicilan mobil harus pinjam uang sama bapak ibu," balas Linda dengan wajah yang terus menunduk.

"Alaaahhh ... Baru beberapa kali saja. Sebelumnya kamu tidak malu kenapa sekarang harus malu?! Mereka kan orang tuamu?!!"

"Tapi uang yang kita pinjam sebelum-sebelumnya belum ada yang kita kembalikan, masa sudah mau pinjam lagi?"

"Aku bilang minta, bukan pinjam!!!" Erik menekankan kata-katanya. "Masa pinjam uang sama orang tua sendiri harus dikembalikan?! Seperti sama orang lain saja?!!"

Linda tidak bisa berkata-kata lagi. Hampir setiap bulan dia datang ke rumah orangtuanya untuk meminjam uang, tetapi Erik tidak mau menganggap itu sebagai pinjaman. Dia menganggap uang dari orang tua Linda adalah pemberian jadi tidak perlu dikembalikan.

Setahun yang lalu Erik bersikeras ingin mengajukan kredit mobil dengan alasan dia akan menjadi sopir taksi online. Awalnya Linda tidak menyetujuinya. Dia tahu karakter Erik yang pemalas dan tidak mau bekerja keras. Ditambah lagi kondisi ekonomi mereka yang pas-pasan, Linda tidak yakin bisa membayar cicilan setiap bulannya. Tetapi dengan bujuk rayu dari Erik akhirnya Linda pun menyetujuinya.

Hari ini seharusnya Erik membayar cicilan mobil. Tetapi uang Erik tidak cukup, bahkan belum ada setengah dari yang seharusnya. Lalu dia menyuruh Linda untuk meminta kepada orangtuanya seperti bulan-bulan sebelumnya.

"Sana ...!!! Cepat berangkat!!!" Erik melotot melihat Linda masih duduk di tempatnya. "Ngapain masih melamun di sini?!!"

Linda tersentak mendengar teriakan Erik. Segera dia berdiri lalu meraih tas dan kunci motornya.

"Aku pergi dulu Mas," pamit Linda dengan gugup.

Erik tidak membalas, bahkan menengok ke arah Linda saja tidak.

Dengan mengendarai sepeda motor butut pemberian orang tuanya, Linda berangkat. Air matanya tidak berhenti menetes sepanjang perjalanan. Sejak tadi dia hanya bisa menahannya karena takut Erik akan semakin marah jika melihat dia menangis.

Tidak terasa Linda sudah hampir sampai di rumah orang tuanya. Linda menghentikan motornya. Dia menghapus air matanya lalu melihat ke kaca spion. Linda tidak bisa menyembunyikan matanya yang masih merah. Tetapi dia tidak punya pilihan, mau tidak mau dia mau dia harus menemui orang tuanya.

Kalau Linda tidak mendapatkan uang dari orang tuanya, Erik pasti akan menyuruhnya mencari pinjaman. Entah kepada siapa yang penting Linda harus mendapatkan uang hari ini juga.

"Tinggal ini uang yang ibu punya." Bu Yanto, ibunya Linda menyerahkan uang ke tangan Linda. "Jangan sampai kakakmu tahu, nanti dia bisa marah karena menganggap Ibu pilih kasih."

Linda hanya menganggukkan kepalanya. Meskipun sebenarnya uang itu belum cukup tetapi Linda sangat menghargainya. Dia hampir tidak bisa bersuara karena takut nanti menangis di depan ibunya. Dia sudah berusaha keras menyembunyikan yang terjadi di dalam rumah tangganya tetapi ibunya selalu bisa mengetahuinya.

"Apa Erik memukulmu?"

Linda menggeleng.

"Kalau bapakmu tahu bagaimana sikap Erik kepadamu pasti dia pasti menyesal menerima pinangan Erik waktu itu," ucap Bu Yanto disertai ******* putus asa. Dia ingat waktu itu orang tua Erik datang untuk melamar Linda yang masih belia. Tanpa berpikir panjang Pak Yanto langsung menerimanya karena Erik berasal dari keluarga terpandang.

"Seharusnya dulu bapakmu mencari tahu bagiamana kepribadiannya tidak asal terima saja karena dia kaya."

"Aku mencintai Mas Erik Bu, ini bukan salah bapak." Linda menyanggah. Erik adalah laki-laki pertama di dalam hidup Linda. Parasnya yang rupawan membuat Linda langsung jatuh cinta saat pertama kali melihatnya. Dan setelah itu dia seperti sudah cinta mati kepada Erik. Tidak peduli bagaimana sikap Erik kepadanya, Linda akan tetap membela suaminya itu.

"Sudah ... Sana pulang! Nanti bapakmu keburu pulang dari sawah." Sudah beberapa kali Linda datang untuk meminjam uang, kadang dengan sepengetahuan bapaknya kadang secara diam-diam.

"Nanti aku kembalikan jika aku sudah ada uang," ucap Linda sambil menunduk. Linda merasa tidak enak karena terus-terusan merepotkan ibunya. Padahal orang tuanya hanya bekerja di sawah, uang itu seharusnya menjadi simpanan untuk hari tua mereka tetapi Linda justru memakainya.

*

*

Linda kembali dari rumah orang tuanya. Jantungnya berdebar-debar karena tidak berhasil membawa uang sejumlah yang Erik minta.

Dengan takut-takut Linda mengambil uang dari dalam tasnya lalu memberikan uang itu kepada Erik. "Ini Mas uangnya."

"Terimakasih ya sayang, kamu memang istri yang bisa diandalkan," jawab Erik dengan wajah berseri. Erik lalu menghitung uang pemberian Linda.

"Satu juta?!" Raut wajah Erik berubah drastis.

"Hanya itu uang yang ibu punya," jawab Linda dengan wajah ketakutan.

"Heh ... bodoh!!!" Erik mendorong kepala Linda dengan telunjuknya. "Kamu tahu kan angsuran mobil sebulan tiga juta?!! Aku cuma punya satu juta, berarti kurang dua juta!!! Ini kamu bawa uang satu juta buat apa?!!" Erik melemparkan uang itu sembarang. Dia terus melotot kepada Linda. Nada bicaranya yang ditekan membuat Linda sangat ketakutan.

"Sini, berikan tasmu!!!" Erik lalu merebut tas dari tangan Linda dengan kasar. "Jangan-jangan kamu menyembunyikan sisanya di dalam tasmu!!!"

"Mas, aku tidak menyembunyikan apa-apa." Suara Linda terbata.

Erik tidak menghiraukan Linda yang gemetar ketakutan. Dia mengobrak-abrik isi tas Linda bahkan sampai menjatuhkan semua isinya ke atas meja. Tetapi Erik tidak menemukan uang sepeser pun di sana. Erik terlihat sangat kesal dan melemparkan tas itu tepat ke wajah Risma.

Linda tidak bisa lagi membendung air matanya. Dia sudah berusaha mendapatkan uang untuk Erik tetapi Erik sama sekali tidak menghargainya.

"Kamu pikir dengan menangis masalahnya selesai?! Sana cepat cari pinjaman untuk menutup kekurangannya!" bentak Erik lagi. Linda cepat-cepat menghapus air matanya.

"Pinjam kemana lagi Mas? Pinjaman ke mbak Sari dua bulan lalu belum kita kembalikan. Aku tidak berani kalau harus pinjam lagi," balas Linda lirih.

"Ya siapalah, terserah kamu! Yang penting kamu dapat uang satu juta! Pokoknya hari ini harus dapat!!!"

Erik memakai sepatunya dan merapikan pakaiannya. "Aku mau narik penumpang. Nanti saat aku pulang uangnya harus sudah ada!" titah Erik dengan entengnya.

Linda kembali menangis setelah kepergian Erik. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Rumah tangganya dengan Erik saat ini membuatnya tersiksa tetapi dia juga tidak ingin berpisah karena dia sangat mencintainya.

Terpopuler

Comments

Tri Soen

Tri Soen

Jadi ingat masa lalu ...Aq pernah mengalami nya 😔😭

2023-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!