Dendam & Cinta sang Bos Mafia

Dendam & Cinta sang Bos Mafia

Keenan Arshaka Ravindra

Di sebuah ruangan yang sangat luas, dengan sebuah lampu temaram seorang laki-laki yang bertubuh tegap dengan balutan setelan jas mahal nya tengah berdiri dengan sorot mata tajam, menatap lurus sebuah foto berukuran besar yang menempel kokoh di dinding ruangan tersebut.

Pranggggg....

Sebuah benda yang terbuat dari kaca dilemparnya hingga pecah berserakan, menyentuh lantai.

"Aku pasti menemukanmu." ucapnya nyaris seperti berteriak.

"Akan ku kejar kau meski sampai ke ujung dunia sekalipun." lanjut nya dengan kedua tangan yang terkepal erat, hingga buku-buku jarinya tampak memutih, bahkan gigi nya terdengar bergemelatuk.

Sreett.. ia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jasnya, sebuah benda berwarna hitam yang menjadi teman setianya selama beberapa tahun terakhir.

Dorrrr!

Suara tembakan dari sebuah pistol yang digenggamnya menciptakan bunyi yang menggelegar, menggema disetiap sudut ruangan itu, bahkan hingga terdengar ke bagian ruangan lainnya.

Tap.. tap.. tap..

Bunyi sepatu yang beradu dengan lantai tampak saling bersahutan, beriringan menghampiri ruangan tersebut, mereka tidak lain adalah beberapa pengawal serta beberapa anak buah dari Kenaan Arshaka Ravindra yang merupakan pimpinan dari kelompok mafia The Devil's King.

Mereka berdiri tegap didepan pintu, berjaga-jaga jika sang bos melakukan sesuatu diluar nalar, seperti yang sering dilakukannya selama ini.

"Brengsek!" lagi-lagi sebuah umpatan keluar dari mulut nya.

Namun, di menit berikutnya ia terduduk dengan keadaan terkulai lemas, menundukan wajahnya dalam-dalam, ia tak sanggup mengingatnya, namun hal tersebut seolah menghantuinya setiap saat, setiap waktu, setiap detik, setiap menit, bahkan ketika ia sedang dalam keadaan tertidur sekalipun.

Bagi seorang Keenan Arshaka Ravindra kejadian yang sudah berjalan selama lima belas tahun silam itu seolah baru saja terjadi di hari kemarin, begitu jelas dan terlihat nyata juga menyesakkan.

Dan yang lebih membuatnya marah adalah, sampai saat ini ia belum menemukan titik terang dari dalang pembunuhan sadis yang menimpa kedua orangtuanya.

*

#Flashback on..

"Ma, pa?" Keenan yang baru saja pulang sekolah menengah pertama disuguhkan dengan pemandangan yang mengejutkan sekaligus membuatnya tak bisa melupakannya begitu saja.

"Apa yang terjadi?" tanyanya pada dua orang yang tergeletak bersimbah darah, dua orang yang tak lain adalah kedua orang tuanya, dua orang yang begitu ia cintai dan ia hormati.

Dilihatnya di bagian pojok kiri seorang gadis kecil yang Keenan perkirakan berumur sekitar lima tahunan tengah menangis tersedu-sedu, sembari memegangi kedua lututnya dengan wajah tertunduk.

Kejadian tragis yang menewaskan dua nyawa itu membuat seluruh tetangga perumahan Kuda putih menjadi riuh, karena hal ini terjadi untuk pertama kalinya di perumahan tersebut.

*

Setelah kedua orang tuanya dikebumikan dengan layak, dan seluruh para tamu serta tetangga yang ikut menghadiri untuk memberikan penghormatan terakhir untuk sepasang suami istri itu telah pergi.

Keenan pun menutup seluruh pintu nya rapat-rapat, melangkah dengan sedikit berlari menghampiri sebuah kamar tempat ia menyekap gadis kecil yang ditemuinya saat kejadian yang menewaskan kedua orang tuanya tadi pagi.

Keenan mengepalkan kedua tangannya berusaha untuk meredam emosi yang begitu meluap-luap, ia bersumpah akan melakukan hal sama terhadap orang-orang yang sudah melenyapkan nyawa kedua orang tuanya.

Tidak saat ini, tapi suatu hari Nanti, janjinya.

Perlahan ia membuka pintu kamarnya, kemudian melangkah pelan menghampiri gadis kecil itu yang kini terlihat lemah, dan sudah kelelahan menangis.

Bagaimana keadaan nya tidak lemah, sejak pagi tadi gadis itu disekapnya, kedua tangan dan kakinya ia ikat di sebuah kursi dengan mulutnya yang ditutupi lakban hitam rapat-rapat.

Gadis itu menggeleng kecil saat Keenan hendak menyentuh lakban di mulutnya, sedikit mundur dengan tubuh yang terlihat gemetar ketakutan.

Membuat Keenan mendesah, dan menghela napasnya pelan, dan membulatkan tekad untuk membuat gadis kecil dihadapannya itu tidak takut lagi padanya, Keenan akan memanfaatkan gadis kecil itu sebagai jalan untuk membalaskan dendam nya.

"Jangan takut ya, kakak nggak jahat kok dek, kakak kurung kamu disini karena diluar banyak sekali orang jahat yang ingin mencelakai kita." ucapnya lembut, namun tetap saja tidak membuat gadis itu luluh.

Gadis itu terlalu dini untuk mengerti dengan keadaan, ia hanya bisa menangis tanpa mengucapkan Satu patah katapun.

Namun, seiring berjalannya waktu gadis itu mulai terbiasa dengan Keenan dan keadaan disekelilingnya, bukan hanya itu saja pada akhirnya ia pun mulai memberanikan diri untuk berbicara, dan memperkenalkan dirinya.

"Namaku Aruna kak." jawab nya jujur, saat Keenan bertanya siapa namanya.

"Kamu lihat kan apa yang terjadi kemarin, beri tahu kakak siapa yang melakukan ini?" tanyanya sembari memegangi bahu Aruna, dan tanpa ia sadari sudah menekan kuat bahu milik gadis kecil tersebut, membuatnya meringis dan kembali merasa ketakutan.

"Maaf, maafkan aku, kakak tidak bermaksud menyakitimu."

Aruna menggeleng, "Aruna takut kak." tubuhnya gemetar, terlihat ketakutan dan seperti nya merasa trauma dengan kejadian itu.

Sementara Keenan terus menatap instens Aruna, yang ia yakini adalah salah satu anak yang ditinggalkan oleh salah satu pem bunuh kejam kedua orang tuanya.

Keenan menyunggingkan senyum tipis, saat beberapa rencana busuk melintas dikepalanya.

"Lihat saja, aku pasti akan menemukan kalian, tidak sekarang! tapi suatu saat nanti." gumam Keenan, yang hanya mampu didengar oleh dirinya sendiri.

"Brengsek, lemah!" umpatan-umpatan kasar yang kerap kali diucapkan Keenan ketika ia kembali dikuasai emosi saat melihat para penjaga rumahnya yang saat kejadian itu keseluruhannya tergeletak pingsan.

Bahkan saat enam penjaga di rumahnya itu baru saja sadar Keenan dengan berani memukuli mereka, mengatainya dengan berbagai macam kata-kata yang menyakitkan.

Keenan yang lembut dan penuh perhatian, kini telah lenyap! berubah menjadi sosok Keenan yang arogan dan menyeramkan.

Setelah meminta izin selama satu minggu untuk tidak masuk sekolah, yang dimaklumi oleh para guru nya, hari ini Keenan pun mulai kembali sekolah seperti biasa.

Keenan membulatkan tekad agar bisa menjadi seseorang yang pintar dalam berbagai hal, dengan begitu semua rencana nya ia yakini pasti akan berjalan sebagai mana mestinya.

Terlebih kedua orang tuanya memiliki harta yang begitu banyak saat meninggalkannya, dan ia pun bertekad untuk tetap mempertahankannya, sebagai salah satu hal untuk membantu melancarkan semua rencana nya.

#Flashback of..

*

Tok.. tok.. tok..

"Bos?" panggil seseorang dibalik pintu, suara milik seseorang yang begitu Keenan kenali, ia adalah Dave, sekertaris kepercayaannya yang sudah menemaninya selama hampir sepuluh tahun ini, tepat saat Keenan diresmikan menjadi ketua mafia The Devil's King.

Saat pertama kali Keenan mengenal Dave adalah ketika mereka berada dilingkungan yang sama, dengan tujuan yang sama juga, yaitu ingin membalaskan dendam pada mereka yang telah membunuh bagian keluarganya.

Dan tanpa basa-basi Dave langsung menyetujui saat Keenan meminta nya menjadi sekertaris pribadinya, sekaligus orang kepercayaannya, baik dilingkungan kantornya, di The Devil's king, maupun dengan hal-hal lainnya.

*

Hallo readers tercinta, jangan lupa like, comment, serta dukungannya ya, terimakasih☺☺☺

.

.

Terpopuler

Comments

Ayna Adam

Ayna Adam

mampir kak
semangat terus berkarya kak🥰

2023-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!