Permaisuri Modern
Namaku Freya Ardelle (Li Chang Ge). Usiaku 23 tahun. Aku berasal dari tahun 2024. Suatu hari aku terserap oleh sebuah cahaya yang membawaku masuk ke tahun 715 ke Zaman Dinasti Kekaisaran Tang.
Di duniaku, aku selalu memimpikan seorang pria tampan yang bernama Ravindra. Dalam mimpiku, pria itu adalah suamiku.
Namun siapa sangka, bahwa pria itu adalah seorang Kaisar dari Dinasti Tang, Kaisar Ashile Sun. Dan di dunia Sang Kaisar, Ia pun selalu memimpikan seorang gadis cantik dari masa depan. Ya, gadis itu aku.
Kami berdua tak pernah tahu sebelumnya, bahwa semua mimpi-mimpi indah yang selalu kami alami itu merupakan efek dari perjodohan beda dimensi yang telah orangtua kami lakukan sejak kami dilahirkan.
Karena perjodohan ini juga lah, membuat statusku berubah menjadi seorang Permaisuri di Negeri Tirai Bambu, yang terkenal dalam duniaku itu.
...****************...
(Dalam Mimpi)
"Selamat pagi sayang ... Istriku memang selalu harum ... Mengapa setiap mandi tidak pernah mengajakku?" ucap Suamiku.
Aku hanya tersenyum untuk menjawab ucapannya. Ia memelukku dari belakang. Dan meletakkan kepalanya dicerukan leher putihku. Bagian tubuhku inilah yang merupakan salah satu tempat favoritnya bila sedang ingin bermanja.
Ia mengecup leher jenjang indahku. Ia sangat senang bermain-main di area itu. Dan selalu memberikan sebuah tanda merah dibeberapa bagian leherku.
"Sayang, ini di luar!" ucapku pelan menghentikan aksi nakalnya.
Ia tersenyum manis, perlahan Ia melepas pelukannya. Dan menuntun tubuhku agar berada di hadapannya. Ia lalu berucap, "Karena kamu selalu menggemaskan." Sambil mencubit lembut hidung mancungku.
Ah senangnya. Ia mencium gemas kedua pipiku. Tak lupa dengan dahi dan bibirku, yang tak pernah luput dari incaran bibirnya.
Kami pun saling bertatapan mesra, seusai ia mengakhiri aktifitasnya tadi. Ia menggenggam kedua tanganku lembut, penuh kasih sayang. Masih dengan senyuman yang sama.
Kembali kami menikmati pemandangan di sekitar kapal pesiar itu. Kapal pribadi suamiku. Dengan posisi, yang kembali memelukku dari belakang.
"Sayang, coba lihat kesana. Itu kan Pulau yang kita jumpai waktu itu. Apa kamu masih ingat?" tanyaku lembut padanya.
Ia pun segera memalingkan pandangannya kearah yang ku maksud. Dengan senyuman yang masih sangat manis, Ia pun berkata, "Benar Pulau itu. Tentu aku selalu mengingatnya. Semua tentangmu, tak mudah untuk ku lupakan begitu saja. Apa kamu ingin mengunjungi Pulau itu lagi?"
"Emang boleh? Apa kamu nggak capek? Bukannya kemarin kamu bilang pengen tiduran aja ya?" Sahutku manja dengan senyuman dan sedikit melirik ke belakang untuk melihat wajahnya.
"Bukankah itu telah berlalu? Hari ini berbeda lagi ceritanya ... Baiklah Permaisuri. Kita berangkat sekarang." Sahutnya penuh cinta untukku.
(Mimpi Selesai)
...****************...
Aku terkejut saat pertama kali membuka mataku. Lagi-lagi, rasa kecewa yang ku rasakan. Karena semua keindahan dan kemesraan itu, hanya sebuah bunga tidur saja.
Sedetik kemudian, aku kembali tersenyum bahagia. Terbuai senang, asik, memutar kembali memori indah yang merekam jelas semua kemesraanku dengan suami yang sangat mencintaiku. Aku menikmatinya.
Haha, suami dalam mimpi tentunya. Karena memang sebelumnya, aku selalu memimpikan sosok pria tampan yang selalu menjadi suami dalam mimpiku itu.
Dengan orang yang sama. Senyum yang sama. Sikap dan sifat yang sama. Serta cinta dan kasih sayang yang sama. Wajah itu benar-benar tidak membosankan.
Aku sendiri sangat heran, mengapa aku bisa memimpikan pria itu berulang-ulang. Bahkan aku selalu memimpikannya sejak aku duduk di bangku TK.
Di dalam mimpi itu, semua yang ku rasakan sangat nyata. Seperti aku benar-benar mengalaminya.
Aku pun sangat mengerti dirinya. Semua yang Ia mau. Semua yang ingin Ia lakukan. Aku sangat paham. Karena sejak kecil, kita berdua tumbuh bersama dalam mimpi itu.
Haha ... Jika dibayangkan, Aku ini sudah seperti orang yang kurang waras. Karena setiap aku mengingat wajahnya. Aku selalu tersenyum sendiri dengan bahagia. Selalu teringat perhatiannya, kasih sayang dan cintanya.
Yang selalu setia dan hangat. Menemani malam-malamku, sebelum memejamkan mata. Karena cinta yang ia berikan begitu nyata dan tulus aku rasakan. Seolah menyihirku agar enggan berpaling darinya.
Aku seperti mempunyai dua kehidupan yang berbeda. Suami tampanku itu, benar-benar mengikatku dalam mimpi yang indah.
Tapi entahlah, aku benar-benar heran. Entah itu memang hanya mimpi atau benar nyata. Dengan bahagia aku mengikuti bagaimana jalannya cerita indah mimpi itu.
Tiba-tiba ... Seluruh kesadaran ku kembali. Ada yang aneh. Ini salah. Tempat ini salah. Bukankah seharusnya aku berada diatas brankar rumah sakit?
Mengapa tiba-tiba aku memimpikan pria itu lagi? Lalu ... saat aku membuka mata, mengapa aku berada di tengah hutan seperti ini? Apakah ini masih mimpi?
Aku justru teringat dengan kejadian di pinggir jalan itu. Perlahan, aku mulai mengingat lagi semua kejadian yang terakhir kali menimpaku.
Saat kepalaku berbenturan keras dengan badan sebuah mobil truck. Aku ingat jelas. Saat itu, aku berusaha menyelamatkan seorang teman dekatku.
Tapi, dimana ini? Bagaimana keadaan kak Fachry sekarang? Batinku terus bertanya sambil terus melihat sekelilingku.
Aku meraba-raba kepalaku, terasa ada yang aneh. Lukaku ... lukaku menghilang? Bagaimana bisa? Ini udah nggak sakit? Padahal sebelumnya sangat sakit.
Aku ingat jelas rasa sakit itu. Kepalaku seperti akan pecah saja. Ini aneh ... aku sangat yakin, seharusnya saat ini aku berada dalam ruang rawat rumah sakit. Tapi sekarang...
Apa yang sebenarnya terjadi? Aku terus memegangi kepalaku, yang beberapa saat lalu telah mengeluarkan banyak darah itu.
Aku pun mencoba mengingat kembali kejadian terakhir kali di dalam ruang rawat. Ya, aku ingat sekarang. Semua ini pasti karena cahaya itu. Dan lukaku yang mendadak hilang ini, pasti karena cahaya itu.
Namun aku masih merasa heran. Aku kembali melihat sekelilingku, mencoba mengingat-ingat dimana tempat ini. Siapa tahu, aku pernah ketempat ini sebelumnya.
Aku pun bangkit dan perlahan duduk. Aku mulai berdiri dan kembali melihat sekitarku. Aku sangat penasaran, dimana Aku sebenarnya. Aku sama sekali tak mengenal tempat ini.
"kruyuuuk..."
Ya ampun, aku sangat lapar. Dimana ini sebenarnya? Dengan wajah lesu, aku mulai berjalan perlahan sambil memegang perutku yang lapar.
Sambil terus berjalan, aku terus melihat-lihat sekelilingku. Siapa tahu, ada sesuatu yang bisa aku makan kan?
"Prang..."
Aku sangat terkejut, saat tiba-tiba mendengar suara yang begitu keras. Benar saja, saat aku berpaling dan mendekati sumber suara itu, aku melihat seorang Kakek yang terjatuh.
Dengan sebuah gerobak yang terguling dan beberapa mangkok keramik yang pecah. Aku pun langsung berlari menghampiri Kakek itu. Dan membantunya untuk bangkit.
Aku memapah Kakek itu untuk duduk diatas sebuah batu besar yang berada tak jauh dari Si Kakek.
"Ya ampun Kek, Kakek nggak apa-apa? Apa ada yang luka Kek?"
Tanpa melihat bagaimana rupa Si Kakek, aku terus memungut beberapa barang utuh yang jatuh itu. Dan langsung memasukkan barang-barang itu kedalam gerobak milik Kakek.
Kakek tak menjawab. Ia hanya diam, sambil terus memperhatikan apa yang aku lakukan.
"Udah Kek, biar aku aja yang beresin, Kakek duduk aja lagi ya?" Ucapku sopan pada Kekek itu, yang hendak menbantuku memungut barang-barangnya yang jatuh.
Setelah selesai dengan kesibukanku. Aku mengusap-usap kedua telapak tanganku. Berharap, debu yang terbawa ke tanganku terbang berjatuhan ke tanah.
Aku pun perlahan bangkit untuk berdiri. Namun, saat aku belum sempurna berdiri. Tubuhku terhuyung kebawah. Aku jatuh terduduk.
Aku tercengang dengan sedikit membuka mulut. Aku sangat terkejut melihat wajah dan pakaian yang dipakai Si Kakek. Wajah Kakek itu asing. Bukan warga Indonesia.
Dan pakaiannya pun sangat berbeda dengan apa yang aku pakai sekarang. Pakaian Si Kakek adalah pakaian yang sering aku lihat di dalam Drama Kerajaan China.
Ini aneh. Sebenarnya apa yang terjadi? Aku dimana? Seketika Aku kembali waspada. Aku kembali melihat Si Kakek dan langsung melihat sekeliling lagi.
Namun, aku berusaha untuk tetap bersikap tenang. Lagi pula, Kakek itu sepertinya bukan orang yang jahat.
Aku pun memberanikan diri untuk menyuarakan isi pikiranku, "Ka ... Kakek kenapa sendirian, dimana anak Kakek?"
Sekilas aku menatap mata Kakek itu dan kembali melihat sekelilingku. Namun, Kakek itu tetap diam. Tak mengucapkan apapun. Aku pun ikut diam.
Kakek itu hanya diam, pasti karena nggak paham dengan apa yang aku ucapkan.
Aku menjadi sedikit khawatir karena Kakek itu terus memandangiku. Tetapi aku kembali berusaha untuk tetap bersikap tenang.
Kakek itu kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan, sambil terus memperhatikanku. Entah apa yang telah Ia pikirkan.
Kakek itu perlahan bangkit berdiri. Ia tersenyum dan menggerakkan tangannya, memberi isyarat padaku untuk mengikutinya.
Aku yang masih merasa bingung dan cemas, tak tahu kenapa, justru malah ikut terbangun dan perlahan mengikuti Si Kakek itu. Aku pun memberanikan diri mensejajarkan langkahku dengan langkah Si Kakek.
Aku sangat penasaran, kemana Kakek itu akan membawaku? Di sepanjang jalan, kami hanya terdiam. Tak ada yang memulai pembicaraan satu pun. Hanya mataku, yang sesekali sedikit melirik kearah Si Kakek itu.
Sampai tibalah kami di depan sebuah rumah kayu. Sembari perlahan berjalan, aku kembali dibuat terkejut saat melihat rumah itu.
Yang membuat langkah kakiku semakin melambat. Dan kini, aku tidak berjalan sejajar lagi dengan Si Kakek. Aku beberapa langkah di belakangnya.
Rumah itu tidak terlalu besar. Dipinggir rumah itu ditanami berbagai macam tanaman obat dan berbagai macam sayur.
Namun, gaya bangunan rumah itulah yang sukses membuatku beberapa kali menjadi linglung karena bengong saking terkejutnya.
Reflek aku menepuk-nepuk kedua pipiku. Sedikit ku cubit kedua pipiku. Terasa sakit, mungkin ini memang bukan mimpi. Namun kakiku masih mampu terus mengikuti jejak langkah Si Kakek.
Kami lalu berhenti tepat di depan pintu rumah itu. Sesaat Kakek itu menatapku, saat hendak masuk kedalam rumah. Sekilas Ia tersenyum, dan berlalu meninggalkanku sendirian di luar rumah.
Rumah yang unik. Apa aku benar-benar berada di Negara China? Atau aku telah masuk kedalam Negeri Dongeng?
Aku terus berfikir keras, memikirkan bagaimana caranya aku bisa sampai di tempat ini.
Sudahlah, aku berusaha untuk tidak terus memikirkan hal itu. Aku pun berbalik dan berjalan untuk melihat-lihat sekeliling rumah itu.
Saat aku hendak mendekati bagian belakang rumah itu, Kakek pun keluar dari pintu depan rumah itu sambil membawa secangkir teh.
Si Kakek tersenyum dan mendekatiku. Lalu memberikan secangkir teh itu padaku. Dengan isyarat tangannya, Si Kakek mempersilakan aku untuk meminum teh itu.
Aku menghirup aroma teh itu sesaat sebelum meminumnya. Lalu dengan perlahan aku pun meminum teh itu. Tiba-tiba sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhku. Tubuhku bersinar.
Mengapa tubuhku mengeluarkan cahaya, setelah aku meminum teh dari Kakek itu? Apa yang ada dalam teh ini? Lagi-lagi aku terkejut.
Sesaat kemudian, Si Kakek itu berbicara dengan bahasa Mandarin padaku,
"Ternyata benar, memang Nona orangnya."
Aku langsung melirik kearah Si Kakek. Dengan perasaan yang bercampur aduk. Ada rasa khawatir, bingung, takut dan rasa tidak percaya dengan keadaan yang aku alami saat ini.
Apa maksud ucapan Kakek itu tadi? Benar aku orangnya? Itukah arti ucapannya tadi? Dan ... tadi ... Bukankah tadi Kakek berbicara Bahasa Mandarin? Bagaimana bisa aku tiba-tiba mengerti ucapannya itu?
"Ya benar. Nona lah orang yang selama ini saya tunggu," ucap Kakek itu lagi dengan tersenyum.
"Aku?" ucapku masih linglung.
Ini aneh. Lidahku ... bagaimana mungkin tiba-tiba bisa dengan fasih mengucapkan bahasa ini?
"Ya benar. Nona lah orangnya, cincin mutiara ini lah yang membuktikan bahwa Nona lah orang yang selama ini saya tunggu," ucap Kakek itu lagi.
Aku semakin dibuat bingung oleh Kakek itu. "Ma ... maksud Kakek ... Kakek tahu aku ini siapa?"
"Iya Nona, saya mengetahui semuanya, Nona sudah ditakdirkan akan bertemu dengan Kakek tua ini. Bertahun-tahun Kakek selalu menunggu kedatangan Nona," jawab Kakek tersenyum.
"Apa?" Aku justru semakin dibuat bingung dengan jawaban Si Kakek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Shaquille Arrayan
Ini gimana ya Min kalo mau masuk akun lama... Saya Vinansha Afr Author novel ini Min.. Sedih rasanya mau Up tp bingung gimana cara masuk lagi ke akun lama 😭😭😭😭😭...
2023-10-18
0
Wanda Wanda i
mampir thor
2023-02-15
1