Pengantin Pengganti Penolak Kutukan
Seorang wanita berjalan di lorong rumah sakit tanpa didampingi oleh siapa pun. Meskipun sendiri, dia terlihat bahagia. Alasannya bahagia adalah kertas hasil pemeriksaan dari dokter yang menyatakan jika dirinya telah hamil. Usia kandungan itu sudah menginjak 6 minggu.
"Aku tidak sabar memberitahu ini pada kak Satya!" gumamnya seraya melipat kembali kertas itu dan menyimpannya ke dalam tas branded miliknya. Dia berjalan cepat dan tetap memperhatikan jalan, bahkan juga memegangi perutnya karena begitu sayang pada calon bayinya.
Wanita cantik ini bernama Sherina Dharmawangsa, usianya saat ini 26 tahun. Sherina menikah dengan Satya Agasta, seorang pengusaha yang mempunyai bisnis restoran warisan keluarga. Usia Satya saat ini 28 tahun, mereka bisa saling mengenal karena dulunya Satya adalah kakak tingkat Sherina semasa kuliah.
Kenangan yang paling berkesan bagi Sherina adalah ketika Satya melamar dirinya di hari kelulusan. Lalu menikah dengannya dan kini pernikahan mereka hampir menginjak usia 2 tahun. Semasa 2 tahun ini, kehidupan pernikahan Sherina terbilang cukup baik. Meskipun Satya kerap sibuk dan terkadang mengabaikan dirinya, Satya tidak pernah melakukan kekerasan dan selalu memanjakan Sherina dengan barang-barang mewah.
Sherina adalah tipe orang yang pemalu. Sampai sekarang bahkan masih menyebut suaminya dengan sebutan 'Kakak', tak punya panggilan sayang yang lain yang lebih akrab dari itu. Saking pemalunya, Sherina tak punya teman dekat yang menjadi tempat curhat dan berbagi kesenangan lainnya. Bagi Sherina, Satya bagaikan seluruh dunia dan cintanya.
CKITT ...
Taksi yang ditumpangi oleh Sherina berhenti tepat di depan rumahnya. Rumah yang besar ini dibeli dengan uang Sherina dan Satya bersama-sama. Begitu membayar ongkos dan turun dari taksi, Sherina langsung membuka gerbang rumahnya dan bergegas masuk ke dalam.
"Huft ... rumah begitu sepi, kak Satya ada urusan di luar. Sebaiknya aku siapkan makan malam kesukaannya, dan setelah itu aku akan memberitahu soal kehamilanku!" Suasana hati Sherina begitu berbunga-bunga. Dia ingin segera ke kamar untuk berganti pakaian, supaya bisa menyiapkan makanan untuk suami tercinta.
Namun, saat melewati ruang baca Satya, tiba-tiba Sherina menyadari ada sesuatu yang janggal. Pikirnya, bukannya saat ini Satya sedang berada di luar? Bagaimana bisa dia sayup-sayup mendengar suara tawa suaminya itu?
"Apa kak Satya sudah pulang? Tapi dia belum mengabariku," gumam Sherina yang mulai merasa curiga dan penasaran.
Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Sherina memutuskan untuk mendekati ruang baca itu.
"Haha, jangan ...."
Kedua mata Sherina membulat seketika, tidak salah lagi jika dia mendengar suara suaminya yang bahkan terkesan manja. Tanpa basa-basi lagi, Sherina membuka pintu yang tak terkunci itu dengan penuh harap, berharap jika firasat buruknya salah.
"Sherina ...!" teriak Satya dan seorang perempuan bersamaan.
"K-kalian ..." ucap Sherina gemetar. Tubuhnya seketika membatu begitu memergoki suaminya telah berselingkuh dengan seseorang yang dia kenal.
Perempuan itu bernama Sofia Dharmawangsa, adik tiri Sherina yang hanya terpaut usia setahun dengannya. Meskipun telah dipergoki oleh kakak tirinya, Sofia masih tetap berada di atas pangkuan Satya dengan pakaiannya yang cukup terbuka, yang bahkan bagian dadanya hampir bisa terlihat semua.
Berbeda halnya dengan Satya, dia tampak panik dan segera mendorong Sofia untuk menyingkir dari atas pangkuannya. Pikiran Satya buyar, dia tak segera mengambil bajunya, dan justru malah mendekati Sherina dengan bertelanjang dada.
"Sherina ... ini bukan seperti yang kau kira, aku bisa jelaskan!" Satya meraih tangan Sherina, masih mencoba membela diri dan berkelit walaupun sudah dipergoki langsung.
Sherina menepis tangan Satya, merasa jijik disentuh oleh tangan suaminya yang telah menyentuh orang lain selain dirinya. "Apa yang mau Kak Satya jelaskan?! Kakak selingkung dengan adik tiriku sendiri! Bahkan juga berani melakukannya di rumah kita! Kenapa, Kak?! Kenapa kalian berdua mengkhianatiku?!"
"Sofia yang menggodaku lebih dulu!" tuduh Satya sambil menuding ke arah Sofia.
Bukannya panik atau merasa bersalah, Sofia justru bersedekap dan tersenyum sinis. Bersikap seakan-akan apa yang sudah dia lakukan bukan sesuatu yang memalukan ataupun salah. "Heh, Kak Satya ini ... lain di depan, lain di belakang~"
"Apa maksudmu, Sofia?!" tanya Sherina dengan tatapan nanar.
"Kakak tiriku, suamimu ini saat di depanmu selalu memujimu. Tetapi, saat dia di belakangmu, dia berkata lain, selalu mengeluh dan menjelekkan dirimu. Kak Satya bilang kau itu perempuan bodoh, hanya bisa berdandan, melakukan pekerjaan rumah layaknya pembantu, melakukan hal-hal yang biasa saja, intinya Kak Satya itu bosan denganmu."
"Berbeda halnya denganku, aku lebih cantik dan menarik dibanding denganmu! Meskipun benar jika aku yang menggoda Kak Satya lebih dulu, Kak Satya tidak akan terpancing jika dia benar-benar mencintaimu. Jangan salahkan aku menggoda suamimu, aku hanya merasa kasihan saja karena pria sebaik dirinya harus punya istri tidak berguna sepertimu! Asal kau tahu, hubunganku dengan Kak Satya sudah berjalan selama setahun!" jawab Sofia dengan percaya diri, benar-benar tidak merasa bersalah pada perbuatan tercela yang telah dia lakukan.
"Kau ... dasar perempuan hina! Ternyata kau tidak ada bedanya dengan ibumu yang jal*ng itu!!" hardik Sherina yang kemarahannya sudah memuncak.
"Apakah yang dibilang Sofia itu semuanya adalah kenyataan?!" tanya Sherina pada Satya. Masih berharap jika semua itu hanya karangan dari adik tiri yang sejak dulu selalu berselisih dengannya.
"...." Satya membisu, mau membantah pun tidak ada gunanya. Segalanya yang selama ini dia sembunyikan rapat-rapat dari Sherina, sekarang telah dibongkar oleh Sofia. Sherina juga sudah melihat semuanya sendiri dengan jelas, tak peduli telah berselingkuh sejak lama atau baru sebentar, sekali selingkuh tetaplah selingkuh.
Kerongkongan Sherina terasa sakit, dadanya juga teramat nyeri. Rasanya sangat tidak nyaman, seperti rasa yang muncul ketika dia hendak menahan tangis. Diamnya Satya berarti mengakui perselingkuhan dengan Sofia. Hati Sherina hancur sehancur-hancurnya.
"Kenapa Kak Satya tega sekali padaku? Padahal ... padahal hari ini aku ingin memberitahu Kakak soal kehamilanku ..." ucap Sherina dengan lirih, dia tak punya cukup tenaga untuk berteriak keras lagi.
"Apa?! Jadi, kau hamil?!" Satya tersentak, begitu kaget saat mengetahui jika Sherina hamil. Dia telah salah sangka karena Sofia pernah memberitahunya jika Sherina sebenarnya mandul. Sekarang Satya tahu jika ternyata semua itu hanya tipuan semata dari Sofia.
"Aku kecewa pada Kak Satya!" seru Sherina yang tangisnya telah pecah. Merasa marah dan muak melihat wajah Satya, tak kuasa untuk berada di sini lebih lama lagi. Akhirnya pun Sherina berbalik dan berlari keluar secepat mungkin.
"Sherina, tunggu!!" cegah Satya. Dia kalang kabut, bergegas mengambil bajunya yang masih tergeletak di lantai agar bisa segera mengejar dan menyusul Sherina.
"Huh, untuk apa mengejar perempuan yang tidak berguna itu? Biarkan saja dia pergi, Kak Satya bisa bermain denganku lagi," celetuk Sofia dengan tatapan tidak suka.
"Diam kau! Jangan memperkeruh keadaan!" bentak Satya yang dengan cepat membetulkan pakaiannya. Tanpa bicara sepatah kata pun lagi pada Sofia, Satya berlari keluar dan mengejar istrinya.
"Ck, padahal tadi masih patuh dan tunduk padaku, sekarang malah berlagak sok jadi suami yang baik." Sofia berdecak kesal, lantas membenarkan kancing bajunya dan berjalan mengikuti Satya.
Si sisi lain Sherina sudah berlari ke hingga ke luar rumah. Menangis sejadi-jadinya karena pengkhianatan suaminya. Tak pernah menyangka jika di hari yang membahagiakan karena kehamilan, sekarang justru berubah menjadi hari penuh kesialan.
Satya mengejar dengan cepat, dia menoleh ke kanan kiri begitu melewati gerbang rumah. Dia melihat jika Sherina saat ini terus berlari menjauh darinya. "Berhenti, Sherina!!"
Biarpun mendengar teriakan dari Satya, Sherina masih enggan untuk berhenti. Dia terus berlari tak tentu arah dan tanpa tujuan, asalkan yang terpenting dia bisa segera menjauh dari Satya. Berkali-kali Sherina mengusap air matanya, supaya tak ada orang lain yang mengetahui kesedihannya.
"Sial, dia tidak mau mendengarkan aku!" umpat Satya yang segera kembali berlari untuk mengejar Sherina. Pikirnya, dia takut jika Sherina menuju ke kantor polisi untuk melaporkan perselingkuhan soal dirinya dan Sofia.
Sherina terus berlari tanpa memperhatikan jalan mana yang dia pilih. Hingga dia tiba di sebuah persimpangan jalan, dia masih hanyut dalam kesedihan dan mengucek kedua matanya sendiri. Tanpa dia sadar, dia malah menyeberang jalan tanpa melihat jika lampu penyeberangan sudah berubah warna.
TIIIIINNNN!!
Sebuah truk pengangkut sampah melaju kencang. Sopir itu hanya bisa membunyikan klakson karena kaget, tak mungkin bisa baginya untuk mengerem truk besar ini mendadak.
BRAAKKK ...
Bagian depan truk menghantam Sherina begitu kerasnya. Tubuh Sherina terhempas begitu saja, berakhir tergeletak di atas aspal dan bersimbah darah yang mengucur keluar dari tubuhnya.
"SHERINAAA!!" teriak Satya dari seberang jalan. Dia teramat syok karena menyaksikan istrinya tertabrak truk di depan matanya sendiri.
Si pengemudi truk itu panik, dia tak berhenti dan justru menambah kecepatan supaya terhindar dari tanggung jawab. Sontak saja pejalan kaki lain yang berada di tempat kejadian berbondong-bondong mendekat, mengerubungi Sherina yang terkapar dalam keadaan mengenaskan.
"A-aaa ...." Sherina kesulitan bicara, semuanya terjadi dengan begitu cepat. Yang saat ini Sherina rasakan hanya rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dia merasakan ada darah yang mengalir keluar dari kepala, hidung, telinga, mulut serta di antara kedua kakinya.
Kesadaran Sherina semakin menurun, pandangan matanya juga kian meredup. Saat ini, sosok yang terus dia lihat adalah Satya yang terlihat samar-samar.
Sakit sekali ... aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi selain kebencian. Aku membencimu dengan sisa nyawa yang aku punya, Satya! Setiap napas terakhir ini, akan aku gunakan untuk mengutukmu!
Aku menyesal ... aku menyesal telah mencintaimu! Jika saja ada kesempatan ... jika saja aku bisa mengulang ... dan jika aku terlahir kembali ... aku tidak akan pernah mencintaimu lagi!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Mutia Kim🍑
Awal cerita udah buat esmosi aja huhuhu😭
2023-03-21
1
Cerita Aveeii
ini memang akhiran kung?
2023-03-20
1
Cerita Aveeii
jangan mencintai manusia 100% 😢
2023-03-20
0