Kehidupan Kedua

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, istri Bapak sudah meninggal," jelas dokter yang baru saja menangani Sherina.

"Meninggal?!" tanya Satya dengan kedua mata yang membulat sempurna. Meskipun sudah tahu jika Sherina terluka parah, dia tidak menyangka jika Sherina akan tewas.

"Ibu Sherina mengalami benturan yang keras, hal itu berakibat pendarahan di otaknya juga parah. Sejak Ibu Sherina di bawa ke rumah sakit, beliau sebenarnya sudah meninggal. Kami turut berduka cita atas kehilangan Bapak. Kiranya apakah ada yang ingin ditanyakan?"

"Tidak ada, Dokter," jawab Satya dengan tubuh lesu. Benar-benar masih tidak menyangka kepergian Sherina yang begitu tiba-tiba.

Begitu mendengar jawaban dari Satya, Dokter itu langsung pergi dengan diikuti oleh beberapa perawat lainnya.

Di sisi lain, bukannya merasa sedih atas kematian Sherina, Sofia justru tersenyum kecil. Dia bersyukur lantaran kakak tiri yang selama ini dia benci pada akhirnya telah mati. Sofia lalu memegang bahu Satya dengan lembut, seolah ingin menghiburnya.

"Kak Satya, jangan terlalu bersedih, oke? Aku juga turut prihatin karena kak Sherina meninggal dengan cara mengenaskan seperti ini," ucapnya dengan wajah yang pura-pura.

"Kau benar, Sherina meninggal dengan mengenaskan. Aku mau mengurus persoalan administrasi, apa kau mau ikut?" tanya Satya pada Sofia dengan wajah datar. Sama sekali tidak seperti suami lain pada umumnya, yang akan bersedih ketika istrinya baru saja meninggal dunia.

"Iya, aku ikut!" jawab Sofia sambil mengangguk.

Ketika Satya mengurus persoalan administrasi dan ditemani oleh Sofia, pada akhirnya mereka memutuskan untuk tidak langsung membawa jasad Sherina pulang. Satya mau mengambil keputusan itu karena saran dari Sofia. Sofia mengatakan jika ayahnya belum pulang dari perjalanan bisnis luar kota, jadi sebaiknya jasad Sherina bisa dimakamkan ketika ayahnya sudah pulang.

Setelah proses administrasi selesai, Satya memutuskan untuk segera pulang. Benar-benar tak merasa bersalah atau ingin melihat jasad Sherina yang terakhir kalinya.

"Huft ...." Satya menghela napas begitu masuk ke dalam mobilnya. Dia juga memegangi kepalanya yang terasa pening, memikirkan begitu banyak hal yang terjadi hari ini.

"Kak Satya kenapa? Apa baru sekarang merasa sedih karena kehilangan istri bodohmu itu?" tanya Sofia yang kini duduk di sebelah Satya.

"Apa Kak Satya mau menangis? Kalau iya maka akan aku ambilkan tisu," ucap Sofia lagi. Dia hendak mengambilkan tisu yang ada di dashboard mobil, tetapi tangannya seketika ditahan oleh Satya.

"Tidak perlu, aku tidak akan menangis. Sudah lama perasaanku pada Sherina menghilang, hanya saja ... ini semua terlalu tiba-tiba. Dan bahkan dia juga mati bersama dengan calon bayiku ..." ucap Satya dengan pandangan tertunduk. Dia tidak munafik jika sedari dulu memang ingin memiliki anak.

"Begitu ya ...." Tiba-tiba Sofia tersenyum, lantas bergeser mendekat dan memegang sebelah tangan Satya.

"Ikhlaskan saja, Kak. Lagi pula cuma calon bayi dari wanita bodoh, anaknya pun nanti tidak akan berbeda jauh dari ibunya. Kak Satya tak perlu menyesali itu lagi. Karena sekarang Sherina sudah mati, maka Kak Satya bisa menikah denganku! Aku juga bisa memberikan anak padamu!"

"Kau serius ingin menikah denganku?" tanya Satya dengan tatapan kurang yakin.

"Tentu saja aku serius mau menikah dengan Kak Satya! Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, Kak! Dan lagi ... aku juga sudah memberikan tubuhku pada Kakak. Tak perlu cemas soal orang tuaku, sejak awal Sherina itu memang anak buangan! Ayah dan ibuku juga tidak peduli padanya, mereka berdua pasti juga mendukung pernikahanku denganmu!" Sofia percaya diri, karena dia tahu jika kesempatan untuk mendapatkan Satya sepenuhnya tak bisa dia lewatkan begitu saja.

Sejenak Satya tertegun, lantas memandang Sofia yang menurutnya memang memiliki kecantikan yang lebih jika dibandingkan dengan mendiang Sherina. Mendadak Satya mendekat, tersenyum kecil dan mengecup kening Sofia. "Baiklah jika kau ingin menikah denganku. Tetapi, bersabarlah hingga menunggu 7 hari kematian Sherina, maka setelah itu aku akan melamarmu."

"Ehmm ... baiklah," jawab Sofia malu-malu. Dia benar-benar merasa luluh oleh kecupan lembut dari Satya.

"Oh iya, aku lupa mengatakan sesuatu padamu. Ini soal saham yang dimiliki oleh Sherina. Dia itu memegang 30 persen saham Dream Glow Cosmetics, dan dia pernah membuat pernyataan tidak tertulis. Jika suatu saat nanti dia menjadi ibu, dia ingin fokus menjadi ibu dan dia ingin mengalihkan saham itu padaku," ucap Satya yang seketika membuat Sofia membelalak kaget.

"Benarkah?! Itu bagus sekali, Kak! Sherina sekarang sudah mati! Saham itu bisa jadi sepenuhnya milik Kak Satya! Haha, benar-benar hal baik jika si pembawa sial akhirnya mati! Bagaimana kalau untuk merayakan ini, Kak Satya datang ke rumahku! Aku akan memberitahu ibuku supaya membuat jamuan makan malam yang mewah!"

"Baiklah," jawab Satya dengan senyuman. Dia pergi dari rumah sakit begitu saja, sudah melupakan apa saja perihal tentang Sherina yang baru saja tiada.

Bagi Satya dan Sofia, jelas-jelas kematian Sherina sungguh kabar baik bagi mereka. Perselingkuhan mereka terlupakan begitu saja, mereka bisa bersatu dan terlebih lagi Satya juga mendapatkan seluruh harta peninggalan Sherina.

***

Pukul 19:58 waktu setempat. Saat ini di sebuah ruangan yang gelap, tubuh-tubuh tak bernyawa itu terbaring rapi di dalam kamar yang bersuhu rendah. Di antara mayat-mayat itu, salah satu dari mereka adalah mayat Sherina.

Tiba-tiba saja terjadi keanehan yang tidak wajar, muncul angin kencang dan cahaya terang di ruangan yang tertutup tersebut. Hingga ...

"AAKHHH!"

Sebuah jasad yang sudah dingin tiba-tiba berteriak dan membuka mata lebar-lebar. Jasad itu tidak lain adalah Sherina, dia bangkit dari kematian dengan keadaan setengah bingung.

"Di mana aku?" gumam Sherina yang masih mencoba mencerna keadaan. Dia duduk, melihat sekeliling dan menyadari jika dia sedang dalam keadaan telanjang, terlebih lagi di kelilingi oleh para mayat.

"Ukkhh ...." Sherina mengernyit, merasakan hawa dingin di ruangan mayat ini benar-benar membuatnya menggigil. Dia lantas menggunakan kain penutup itu untuk menyelimuti dirinya.

"Tubuhku masih jelas dan juga bisa merespons dingin. Sepertinya aku benar-benar hidup kembali, tetapi ...." Sherina terdiam, masih mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terakhir kali terjadi padanya.

"Aku ingat betul kalau aku sudah tertabrak truk. Lalu yang aku temui hanya kegelapan, setelah itu aku merasa seakan tersetrum listrik bertegangan tinggi dan terjatuh ke jurang. Tapi nyatanya ... aku masih hidup. Apa ini artinya aku cuma mati suri?"

"Ah, sudahlah! Lebih baik aku segera cari cara supaya bisa keluar dari sini!" Sherina bergidik merinding, tak mau lagi berlama-lama berada di tengah para mayat ini.

Begitu dia mencoba berdiri dan berjalan, lagi-lagi Sherina merasakan keanehan. Tubuhnya telah tertabrak truk dengan keras, harusnya ada beberapa tulang yang patah. Namun, Sherina justru sama sekali tidak merasakan sakit. Tubuhnya terasa sehat seperti sedia kala, seakan dia telah terlahir kembali.

Sherina berjalan sambil membawa sehelai kain itu untuk menutupi tubuhnya. Dan beruntung baginya jika pintu kamar mayat ini terbuka dengan mudah. "Syukurlah pintu ini tidak dikunci dari luar, sepertinya Tuhan benar-benar membantuku!"

Sherina berhasil menyelinap keluar, dia berjalan di lorong rumah sakit yang saat ini terbilang sepi. Hingga seorang perawat perempuan tak sengaja melihat Sherina yang tampak begitu mencurigakan.

"S-siapa kamu?!" tanya perawat perempuan itu.

"Hm?" Sherina lantas berbalik, melihat perawat perempuan itu yang tampak mencurigai dirinya. "Ah, syukurlah aku bertemu orang! Tolong bantu aku, aku adalah pasien di sini!"

"Pasien?" Perawat itu kebingungan. Lalu memperhatikan Sherina dari atas sampai bawah. Pikirnya, wanita telanjang ini pasien macam apa? Apakah dia orang gila yang tersesat?

"K-kenapa kau telanjang?" tanyanya dengan tatapan curiga.

"Karena aku baru saja keluar dari kamar mayat," jawab Sherina spontan.

"Ha-hantuuuu!!" teriak perawat itu sekencang mungkin. Bahkan dia langsung berlari tunggang-langgang karena takut dengan Sherina.

"Sial, dia malah berteriak. Ini tidak baik buatku!" umpat Sherina yang juga berlari secepat mungkin ke arah lain. Dia tak mau karena teriakan perawat itu akan membuatnya jadi tontonan bagi orang lain.

Sherina tahu ke mana berlari ke tempat yang sepi. Alhasil dia sampai di tempat yang tidak seharusnya bisa dimasuki oleh sembarang orang. Tempat itu adalah tempat yang dikhususkan untuk staff rumah sakit saja.

"Baguslah, di sini sepertinya aman."

Sherina melihat ke kanan kiri, memastikan apakah ada orang lain atau tidak di ruangan itu saat ini. Tanpa basa-basi lagi Sherina segera mengobrak-abrik tempat itu, lalu menemukan beberapa setel pakaian perawat dari dalam loker yang ada di sana.

"Hmm ... sepertinya yang satu ini pas denganku!" Sherina mengenakan seragam itu dengan cepat, meskipun kurang nyaman karena tanpa memakai pakaian dalam, untuk sementara dia hanya bisa menerimanya.

Berkat pakaian dan masker yang menutupi wajahnya, Sherina dapat dengan mudah keluar dari rumah sakit tanpa menimbulkan kecurigaan dari siapa pun.

"Akhirnya aku sudah keluar, sekarang yang harus aku lakukan adalah pulang! Aku ingin membuat semuanya menjadi jelas, Kak Satya sudah mengkhianatiku, bahkan dengan teganya tak langsung mengadakan pemakaman yang layak sekali pun aku mati! Selama ini aku benar-benar buta telah mencintai bajing*n sepertinya!"

"Heh, adik tiri yang tidak tahu diri itu juga sudah berlaku buruk padaku selama ini! Lihat saja nanti, akan aku balas semua perlakuan kalian!"

Karena Sherina tak membawa uang sepeser pun, dia hanya bisa berjalan kaki pulang ke rumah. Untung saja rumah ayahnya berada tak jauh dari rumah sakit, Sherina berpikir jika lebih baik dia mampir sebentar ke sana untuk mengganti bajunya dan mengambil beberapa benda yang penting.

Setelah sekitar setengah jam berjalan kaki, Sherina akhirnya tiba di kediaman ayahnya. Dia berdiri di luar gerbang rumah yang mewah dan besar, sebuah rumah peninggalan dari ibunya yang telah tiada. Ya, sebenarnya pemilik sesungguhnya dari perusahaan Dream Glow Cosmetics adalah mendiang ibunya Sherina. Namun, mirisnya sekarang perusahaan itu dikelola oleh orang yang salah. Dialah Panji, ayah Sherina yang selalu bermuka dua.

Batin Sherina tersiksa setiap kali memandang rumah ini yang justru ditempati oleh ayahnya yang selalu bersikap kasar padanya. Bahkan, ketika ibunya telah tiada, ayah Sherina tiba-tiba membawa seorang wanita yang ternyata selingkuhannya sejak lama.

Wanita itu adalah Fina, ibunya Sofia. Semua hal buruk itu bermula ketika ibunya Sherina meninggal di saat Sherina masih duduk di bangku SMA. Sedangkan ayah Sherina sendiri, sikapnya pada Sherina berubah kasar dan selalu memihak pada Sofia.

"Huh, kukira setelah menikah dengan kak Satya aku tidak akan mendatangi rumah ini lagi. Aku bahagia karena akhirnya bisa berpisah dari keluarga parasit ini. Tapi ternyata pemikiranku itu salah!" gerutu Sherina dengan tatapan kebencian.

"Permisi, ada keperluan apa Anda malam-malam ke sini?" tanya satpam penjaga rumah.

"Buka gerbangnya! Memangnya kau sudah tidak mengenaliku?!" titah Sherina dengan nada ketus. Tetapi, satpam itu hanya bereaksi bingung. Sherina yang kehilangan kesabaran pun melepas maskernya begitu saja.

"N-Nona Sherina ... Hantuuuu!!" teriak satpam itu yang langsung berlari masuk ke rumah.

Sherina yang melihat satpam itu lari terbirit-birit hanya menghela napas. "Haiss ... pekerjaannya saja satpam, tapi dengan hantu palsu saja takut. Jika satpam ini sampai menyebutku hantu, sepertinya berita kematianku sudah tersebar hingga ke rumah ini."

"Heh, ini tidak bisa dibiarkan! Aku tidak bisa membiarkan mereka senang begitu cepat! Aku sudah diberikan kesempatan hidup kembali, aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama di kehidupanku yang sebelumnya!"

Terpopuler

Comments

Mutia Kim🍑

Mutia Kim🍑

Inginku berkata kasar pada bang sat😬

2023-03-21

1

Cerita Aveeii

Cerita Aveeii

kalo ibunya jalang anaknya? 👹

2023-03-20

1

Cerita Aveeii

Cerita Aveeii

pingin memaki tp takut kena sentil NT

2023-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Dikhianati Oleh Suami
2 Kehidupan Kedua
3 Pengantin Wanita Pengganti
4 Calon Suami yang Royal
5 Dicampakkan Di Malam Pertama
6 Perlakuan Tidak Adil
7 Sedikit Dihargai
8 Keajaiban
9 Senyuman Tulus Malaikat
10 Istri yang Perhatian
11 Wajah Asli Ibu Mertua
12 Jangan Harap Bisa Menindasku!
13 Black Card
14 Sugar Baby
15 Manusia Seribu Wajah
16 Gadis yang Rusak
17 Tindakan Sembrono
18 Amarah yang Memuncak
19 Kerja Sama
20 Permainan Ibu Mertua
21 Membalas Penghinaan
22 Kebohongan Terbongkar
23 Sherina Adalah Istriku!
24 Warna Baru Dalam Hidup
25 Sekolah Bangsawan
26 Janji di Tepi Danau
27 Kau Berubah, Vicky!
28 Sosok yang Lebih Baik
29 Keributan di Meja Makan
30 Kesepakatan Kita Sebelum Menikah
31 Ariana Salah Paham
32 Jebakan
33 Meminta Bantuan
34 Balasan
35 Batasan di Antara Kita
36 Keputusan yang Tak Pernah Salah
37 Pertengkaran Pertama
38 Wanita Suci
39 Berikan Aku Kesempatan!
40 Dewa Cinta
41 Perpecahan
42 Kejutan di Hari Karnaval
43 Akibat dari Kesalahan
44 Karma Itu Nyata!
45 Memberi Pelajaran
46 Dasar Playboy!
47 Pria Tetaplah Pria
48 Hari yang Istimewa
49 Kecantikan yang Hilang
50 Pengorbanan
51 Wanita Satu-Satunya
52 Selagi Masih Punya Harga Diri
53 Aku Mencintaimu (REVISI)
54 Partner
55 Menyesal
56 Perubahan
57 Penyerangan
58 Penolong tak Terduga
59 Rencana Terselubung
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Dikhianati Oleh Suami
2
Kehidupan Kedua
3
Pengantin Wanita Pengganti
4
Calon Suami yang Royal
5
Dicampakkan Di Malam Pertama
6
Perlakuan Tidak Adil
7
Sedikit Dihargai
8
Keajaiban
9
Senyuman Tulus Malaikat
10
Istri yang Perhatian
11
Wajah Asli Ibu Mertua
12
Jangan Harap Bisa Menindasku!
13
Black Card
14
Sugar Baby
15
Manusia Seribu Wajah
16
Gadis yang Rusak
17
Tindakan Sembrono
18
Amarah yang Memuncak
19
Kerja Sama
20
Permainan Ibu Mertua
21
Membalas Penghinaan
22
Kebohongan Terbongkar
23
Sherina Adalah Istriku!
24
Warna Baru Dalam Hidup
25
Sekolah Bangsawan
26
Janji di Tepi Danau
27
Kau Berubah, Vicky!
28
Sosok yang Lebih Baik
29
Keributan di Meja Makan
30
Kesepakatan Kita Sebelum Menikah
31
Ariana Salah Paham
32
Jebakan
33
Meminta Bantuan
34
Balasan
35
Batasan di Antara Kita
36
Keputusan yang Tak Pernah Salah
37
Pertengkaran Pertama
38
Wanita Suci
39
Berikan Aku Kesempatan!
40
Dewa Cinta
41
Perpecahan
42
Kejutan di Hari Karnaval
43
Akibat dari Kesalahan
44
Karma Itu Nyata!
45
Memberi Pelajaran
46
Dasar Playboy!
47
Pria Tetaplah Pria
48
Hari yang Istimewa
49
Kecantikan yang Hilang
50
Pengorbanan
51
Wanita Satu-Satunya
52
Selagi Masih Punya Harga Diri
53
Aku Mencintaimu (REVISI)
54
Partner
55
Menyesal
56
Perubahan
57
Penyerangan
58
Penolong tak Terduga
59
Rencana Terselubung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!