04

Pengantin penganti

04

Acara pernikahan Ragil dan juga Atika berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Banyak ucapan selamat yang diberikan tamu undangan kepada kedua mempelai. Bahkan tak tanggung-tanggung tamu yang hadir memuji kecantikan Atika persis seperti ratu khayangan.

Meski tadi banyak yang bingung dengan nama mempelai wanita yang tidak sesui dengan yang tertulis di kartu undangan tak membuat mereka ambil pusing.

"Tika maafkan Ibu dan Ayah yang tidak bisa berbuat apa-apa dalam pernikahan ini. Maafkan Ibu dan Ayah yang membuat impian kamu menikah dengan laki-laki yang kamu cintai hancur Nak. Maafkan Ibu dan Ayah," Atika dan juga Seina kini berada di halaman belakang rumah. Disana tak ada seorang punn kecuali mereka berdua.

Atika menataonlembut wajah wanita yang sudah melahirkan serta membesarkannya dengan kasih sayang dan cinta. "Ibu tidak perlu minta maaf sama aku. Mungkin memang ini sudah menjadi garis takdirku, Bu."

"Sekali lagi maafkan Ibu, Nak. Maafkan Ibu yang tidak bisa berbuat banyak begitupun dengan Ayah. Sungguh jika saja bisa, kami tidak akan mau kamu menikah secepat ini Nak. Kami tidak akan rela jika kamu harus secepat ini menyandang status seorang istri."

"Tidak apa Bu, aku sudah ikhlas dengan takdir yang digariskan Allah. Memang rasanya sakit tapi apa yang bisa aku lakukan jika jodohku memang laki-laki yang hendak menikah dengan kakak sepupuku sendiri Bu. Aku ikhlas Bu, jadi Ibu tidak perlu lagi bersedih ataupun menyalahkan diri Ibu sendiri," Atika memeluk tubuh Ibunya yang tengah menangis. Bahkan Atika juga menghapus air mata yang membanjiri wajah yang mulai menua itu.

"Ibu hanya berharap semoga pernikahan kamu langgeng sampai maut memisahkan kalian Nak. Ibu hanya berharap semoga tidak ada masalah yang terlalu berat menghampiri rumah tangga kalian Nak. Berjanjilah menjadi istri yang baik untuk suamimu, Nak. Perlakukan dia sebagaimana seorang istri memperlakukan suaminya. Layani dia dan jangan pernah sekalipun kamu membantah ucapannya jika itu masih di dalam tahap yang benar, Nak," Sekuat apapun Seina menahan laju air matanya tetap saja mengalir. Hatinya benar-benar belum ikhlas melepas putri satu-satunya menikah secepat ini. Tapi takdir Allah memang begitu mengejutkan untuknya. Hari dimana seharusnya dia menghadiri undangan nyatanya menjadikan dia seorang besan dari si pemilik acara. Sungguh sesuatu yang amat sangat membuat Seina hampir jantungan.

"Aamiin terima kasih Ibu, semoga saja do'a Ibu segera diijabah oleh Allah,"

Setekah sekian lama Seina dan juga Atika berada di halaman belakang, akhirnya Ibu dan anak itu beranjak menuju ruang keluarga. Dimana yang tinggal hanya keluarga inti dari kedua belah pihak.

Atika duduk di samping Seina sambil memegang erat jari-jari sang Ibu. Dirinya masih merasakan grogi lantaran kini statusnya yang sudah berubah menjadi seorang istri. Istri pengganti dari calon suami kakak sepupunya sendiri.

"Bailah seperti yang tadi sudah kami bicarakan jika makan ini Atika akan langsung tinggal di rumah ini." Atika menatap laki-laki yang dia ketahui sebagai ayah dari suaminya berbicara dengan penuh wibawa.

"Tapi Om--"

"Jangan panggil saya Om, Nak. Kamu sudah menjadi istri dari anak saya yang artinya kamu merupakah menanti saja. Jadi kamu harus memanggil saya dengan sebutan Daddy sama seperti Ragil begitupun untuk panggilan kepada istri saya Mommy," Jelasnya membuat Atika hanya mengangguk paham.

"Baiklah Daddy, tapi maaf apakah saya bisa pulang ke rumah Ibu malam ini saja. Karena tidak mungkin saya akan tetap memakai baju ini sampai pagi dan baju saya masih di rumah Ibu dan Ayah," ujar Atika dengan masa grogi.

Mayang menatap menantunya sambil tersenyum. "Kamu tidak perlu khawatir akan hal itu Nak, di kamar kami sudah menyiapkan beberapa pakaian yang bisa kamu pakai nanti dan juga beberapa hari kedepan,"

Atika mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Ibu mertuanya. "Tapi buku kuliah saya masih di rumah Mommy, dan besok saya juga harus pergi ke kampus karena ada ulangan," Jujur saja Tika sangat berharap malam ini dia akan diizinkan pulang ke rumah ibunya. Rasanya Atika belum sanggup jika tinggal di rumah ini lantaran belum terlalu kenal atau bahkan dekat. Rasanya sangat canggung lantaran baru pertama kali menginjak rumah bak istana namun, langsung di jadikan seorang istri.

Kembali Mayang melemparkan senyumnya kearah sang menantu. "Buku kuliah kamu saat ini sedang di jemput supir Nak, jadi tak perlu kamu cemas atapun takut karena tidak ada yang bisa kamu pelajari," Atika menghela nafasnya kasar. Gagal sudah keinginannya untuk pulang ke rumah orang-tuanya.

"Baiklah Mommy," jawab Atika pasrah.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!