Ranjang PENYESALAN
Seorang gadis cantik tengah menangis, bersimpuh di hadapan sang ibu. Dengan mengucapkan kata maaf dan maaf, gadis itu tak berhenti menangis. Sang ibu pun tak kuasa menahan air matanya. Namun dari raut wajahnya memancarkan rasa kekecewaan.
Rina, seorang ibu yang merawat anak gadisnya sendirian setelah suaminya meninggal 5 tahun lalu. Kini harus menerima kekecewaan. Berawal dari dirinya yang baru pulang bekerja menjadi buruh cuci. Rina yang awalnya berniat membersihkan diri, namun di kejutkan dengan sebuah benda kecil dengan dua garis biru yang tergeletak di lantai kamar mandi.
Kekecewaannya pun semakin menjadi jadi saat Luna, sang anak benar benar mengakui bahwa benda itu adalah miliknya. Ya Tuhan, dosa apa yang aku perbuat sehingga anak ku melakukan hal menj*jikan seperti ini, batin Rina menjerit.
"Maaf bu, maafkan Luna"ucap Luna terisak bersimpuh di hadapan sang ibu.
"Katakan, siapa yang melakukannya, KATAKAN"teriak Rina emosi.
"De_Delon bu"lirih Luna. Tangis Rina semakin deras saat mendengar nama laki laki yang mengahamili anaknya itu. Delon. Dia adalah anak dari juragan beras di desa tempat tinggalnya. Pak Diman dan bu Niken, orang tua Delon adalah orang yang terkenal baik pada siapapun. Namun mereka tak segan melakukan kekerasan jika ada orang yang melakukan kesalahan.
"Kita kesana"ucap Rina tegas. Bahkan dirinya juga sedikit menyeret Luna. Rina menarik Luna sedikit kasar tak perduli dengan pandangan warga yang melihatnya. Dirinya benar benar kecewa pada anaknya itu.
Luna di kenal warga sebagai anak yang ramah dan pintar. Bahkan berkat kepintarannya Luna mendapat beasiswa di sekolahnya saat ini. SMA Bakti. Sekolah itu memang bukanlah sekolah elit seperti di yang ada di kota kota besar. Namun karena beasiswa tersebut Luna bisa terus sekolah hingga SMA. Jika hanya mengandalkan gaji Rina yang hanya buruh cuci, mana mampu dirinya menyekolahkan sang anak.
.
.
.
Di sebuah rumah sederhana berlantai dua, seorang pria tengah duduk di depan tv dengan cemilan di tangannya. Ini masih pagi hari, tapi karena liburan semester, jadi dia bisa bersantai.
"Astaga, pagi pagi udah nongkrong di depan tv, bantu bapak mu itu"seru Niken.
"Ishh, ibuk, liburan tu yang buat bersantai bu, bukan buat kerja"jawab Delon.
"Apa salahnya bantuin bapak, selain mengisi waktu luang, dapet pahala juga kan"ucap Niken.
"Iya iya bu"pasrah Delon. Niken menggelengkan kepalanya melihat anak bungsunya itu. Delon adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakak Delon seorang perempuan. Lila namanya. Lila sudah berkeluarga dan sekarang ikut suaminya tinggal di kota.
Niken beranjak dari duduknya berniat melihat sang suami dan anaknya yang memantau para pekerja yang sedang menurunkan karung karung berat dari truk. Namun belum sempat Niken melangkahkan kakinya, suara ketukan pintu membuatnya mengurungkan niatnya. Niken membukakan pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Bu Rina, Luna, silahkan masuk"ucap Niken sopan.
"Terima kasih bu"jawab Rina dengan senyum dipaksa. Niken mengajak Rina dan Luna masuk dan duduk di ruang tamu.
"Sebentar bu, biar saya ambilkan minum"ucap Niken.
"Tidak perlu repot repot bu Niken, karena kedatangan kami kesni ingin menemui nak Delon"ucap Rina.
Niken menyerngitkan dahinya. Mungkin jika Luna saja yang datang dia tidak bingung karena Niken tau jika Luna adalah pacar anaknya. Namun kali ini Luna datang bersama ibunya. Bahkan Luna sedari tadi menunduk dan menangis. Bisa Niken lihat kalau Luna menangis karena Luna masih sedikit terisak.
"Maaf bu Rina, ada apa ya dengan anak saya?"tanya Niken.
"Saya hanya ingin meminta pertanggungjawaban atas apa yang Delon lakukan pada Luna"ucap Rina meneteskan air matanya. Rina meletakan dua buah tespack di depan Niken.
"Apa ini bu Rina?"tanya Niken bingung.
"Luna hamil, dan yang menghamili adalah Delon, anak bu Niken"jawab Rina semakin terisak.
Deg
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments