Married With Mantan
Sebagian orang lebih memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya setelah bekerja seharian, tapi hal itu tidak berlaku bagi Arin, saat ini perempuan cantik itu tengah membersihkan toko karena seharian ini toko roti tempat ia bekerja cukup ramai tidak seperti biasanya.
"Kayaknya liburan di luar negeri seru deh, aduh jangan pikir sembarangan deh. Masa iya aku bisa ke luar negeri sih," gumam seorang perempuan cantik yang tengah berkhayal untuk masa depannya.
perempuan tersebut melupakan segala keinginannya dan melanjutkan pekerjaannya agar ia bisa pulang cepat malam ini.
Arinni Esha Nalini atau akrab di panggil Arin, perempuan cantik berumur 25 tahun. Kedua orangtuanya telah meninggal karena kecelakaan 8 tahun yang lalu dan setelah kepergian orangtuanya, Arin pun diasuh oleh Pamannya bernama Tommy dan Bibinya bernama Ika.
Arin sendiri merupakan lulusan dari salah satu Universitas terbaik di negara B dan saat ini ia bekerja di salah satu perusahaan terbaik di negeri ini yakni Hara grup yang bergerak di berbagai bidang seperti industri, mall, hotel dan banyak lainnya.
Selain bekerja di perusahaan tersebut, Arin juga bekerja di salah satu toko roti yang ada di kota ini, meskipun tidak seberapa gajinya tapi Arin butuh uang itu untuk memenuhi kebutuhan nya sehari-hari.
Saat ini, Arin baru saja selesai mencuci segala peralatan toko karena hari ini toko roti cukup ramai, dilihatnya jam yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam dan itu artinya ia harus segera pulang karena ia tidak tega meninggalkan bibinya sendirian di rumah.
"Astaga aku telat lagi," gumam Arin dan pergi mengambil tasnya di loker.
"Kamu baru pulang, Rin?" tanya Ezra yang juga bekerja di sana.
"Iya, Ra. Aku pulang dulu ya udah telat nih pasti bibiku nungguin," pamit Arin dengan berjalan menuju pintu.
"Okey, Rin. Hati-hati di jalan ya," ucap Ezra dan diacungi jempol oleh Arin.
Sesampainya didepan rumah, Arin segera masuk dan benar saja bibinya tengah menunggunya di ruang tamu.
"Baru pulang Rin? kenapa kamu pulangnya malam terus memangnya di perusahaan cuma kamu aja ya yang kerja kok Bibi lihat kamu selalu pulang larut malam?" tanya Bibi Ika dengan mengusap kepala Arin.
Arin memang tidak memberitahukannya pada Bibi Ika jika ia bekerja di toko roti karena ia takut Bibi Ika akan khawatir dan beban pikirannya tambah bertambah jika Bibi Ika mengetahuinya, karena itu Arin selalu beralasan jika ia lembur di kantor sehingga Bibi Ika pun percaya karena memang Hara grup sering mengharuskan karyawannya untuk lembur, tapi untung saja Arin tidak diharuskan sehingga ia bisa bekerja di toko roti.
"Hehehe, ya ada karyawan lain sih, Bi. Tapi kan emang tugasnya beda-beda jadi ya gitu deh," ucap Arin dengan tersenyum agar Bibi Ika tidak curiga.
"Kamu mandi dulu gih baru makan," ucap Bibi Ika.
"Iya Bibiku yang cantik," ucap Arin sambil mencium pipi Bibi Ika.
Arin segera masuk kamar dan melihat fotonya bersama Ayah dan Bundanya, 'Seandainya saat itu aku tidak memutuskan ke negara B, mungkin saat ini kalian masih bersama Arin kan," ucap Arin dalam hatinya.
Saat memandangi foto tersebut, tanpa terasa Arin pun meneteskan air mata dan Arin segera menghapus air mata tersebut lalu masuk ke kamar mandi.
Setelah semuanya selesai, Arin pun keluar dan menuju meja makan, Arin dapat melihat Bibi Ika yang sedang berada di dapur menghangatkan makanan untuk Arin "Bibi gak tidur, ini udah malem loh?" tanya Arin.
"Iya ini Bibi mau tidur, tapi nunggu kamu selesai makan dulu," jawab Bibi Ika sambil berjalan menyiapkan makanan untuk Arin.
Arin benar-benar tidak tega melihat Bibi Ika yang sangat terlihat lelah akhirnya berkata, "Biar Arin yang cuci piringnya Bi, Bibi pasti lelah seharian cuci baju di rumah Nyonya Septi kan, jadi Bibi istirahat aja ya," ucap Arin.
"Yaudah Bibi ke kamar ya, nanti kalau ada apa-apa panggil Bibi aja," ucap Bibi Ika.
"Iya, Bi," ucap Arin.
Setelah itu, Bibi Ika pun pergi menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang memang sangat lelah hari ini.
Pagi harinya, Arin sudah bangun dan menyiapkan segala keperluannya seperti yang biasa ia lakukan.
"Bibi, Arin berangkat dulu ya," pamit Arin dan mencium tangan Bibi Ika.
"Iya, hati-hati ya, Rin," ucap Bibi Ika.
"Iya Bi," ucap Arin.
"Oh iya, Rin," panggil Bibi Ika.
Arin yang sudah berada di pintu pun segera membalikkan tubuhnya menghadap bibinya, "Ada apa, Bi?" tanya Arin.
"Nanti jangan pulang malam-malam ya, Bibi takut terjadi apa-apa sama kamu," ucap Bibi dengan wajah yang tampak khawatir.
"Iya Bi, Arin usahain ya, yaudah kalau gitu Arin berangkat dulu," pamit Arin.
Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu lama, akhirnya Arin sudah sampai di depan kantornya dan saat ia akan masuk tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang.
Arin pun segera melihat siapa orang yang sudah menarik tangannya dan setelah Arin melihat orang itu, Arin hanya tersenyum karena orang tersebut adalah Adel teman satu departemennya.
"Kenapa?" tanya Arin pada Adel karena sedari tadi Adel hanya senyum-senyum tidak jelas padanya.
"Gapapa, gue cuma pengen deket lo aja," jawab Adel.
"Udah ah ayo masuk sebelum Bu Mika marah-marah bisa panjang nanti urusannya," ucap Arin dan segera masuk ke dalam perusahaan tersebut.
Sesampainya di ruang departemennya, Arin segera duduk di tempatnya begitu juga dengan Adel dan ternyata disana juga sudah ada Vira, Gabby, dan juga Tristan.
"Eh tau gak sih kalian kemarin gue dapet kabar kalau Pak Rendra akan digantiin sama anaknya," ucap Gabby.
"Kata siapa lo?" tanya Adel.
"Kata orang-orang lah," ucap Gabby.
"Gue juga dapet kabar gitu dari departemen pemasaran," kata Vira yang sedang berjalan ke arah Adel.
"Nih ya anaknya Pak Rendra itu cakepnya kebangetan," ucap Gabby dengan heboh.
"Beneran lo, By? gue jadi penasaran tau, emangnya lo pernah ketemu sama anaknya Pak Rendra?" tanya Adel.
"Belum sih, tapi waktu gue ikut pertemuan di Hotel Ocean kemarin kan di kasih lihat foto anaknya Pak Rendra dan itu sumpah cakep banget," kata Gabby.
"Kalian gimana sih ngapain ngomongin cowok lain kalau disini udah tau ada cowok yang cakep dan juga nyata," ucap Tristan dengan tersenyum pada para wanita yang ada di ruangan tersebut.
"Gila kali gue nganggep lo cakep," ucap Gabby.
Saat mereka tengah asik ngobrol tiba-tiba Bu Mika masuk dan mengatakan jika besok Pak Rendra akan digantikan oleh anaknya dan kita harus bersiap-siap jika nanti ditanya mengenai tugas departemen keuangan.
"Besok Pak Rendra akan digantikan anaknya jadi saya gak mau ada yang telat atau apapun itu terutama kamu Tristan," ucap Bu Mika dengan menunjuk Tristan.
"Iya Bu," ucap Tristan.
"Saya gak mau pokoknya sampai ada masalah karena saya denger anaknya Pak Rendra ini perfeksionis dan teliti, dia juga dingin banget gak pernah senyum paham kalian? oh iya jangan lupa buat perincian untuk proyek restoran di kota C nanti buat kita presentasi!" ujar Bu Mika.
"Baik, Bu," ucap mereka serempak.
Setelah itu, Bu Mika pun masuk ke dalam ruangannya dan mereka semuanya dapat bernafas lega, "Gue lagi yang kena," ucap Tristan yang membuat semua orang yang ada di ruangan tertawa.
"Makanya jangan main game terus," ucap Vira.
"Iya-iya, tapi kapan-kapan," ucap Tristan.
"Huh, dasar bocil game," ejek Gabby.
"Biarin sih," ucap Tristan.
Akhirnya waktu yang dinanti pun tiba yaitu jam istirahat, seperti sekarang ini Vira, Gabby, Adel, Arin dan Tristan berada di kantin perusahaan, "Mau pesen apa lu lu pada?" ujar Vira
"Gue nasgor aja deh minumnya jus alpukat," jawab Gabby.
"Oke, yang lain apa nih?" tanya Vira dengan menunjuk Adel, Arin dan Tristan.
"Aku samain aja deh, Ra," ucap Arin.
"Gue juga," ujar Adel dan Tristan.
"Oke," ucap Vira dan ia pun pergi untuk memesankan makanan bagi teman-temannya.
tak lama setelah itu, Vira pun datang dengan pesanan mereka dibantu oleh pegawai kantin.
Ditengah-tengah menyantap makanan tiba-tiba Gabby bertanya, "Eh, Rin. Lo gak pacaran apa masa selama 3 tahun kita bareng gue gak pernah liat loh gandeng cowok sih?" tanya Gabby dengan santainya.
Padahal Arin yang mendengar pertanyaan Gabby terkejut bukan main, "Y-ya masih belum pengen aja sih, By," ucap Arin gugup.
"Iya bener kata Gabby, Tin. Lo ini cantik masa gak ada yang ngedeketin lo sama sekali sih? liat tuh Tristan sama Vira aja udah berapa kali pacaran selama lo jomblo," ujar Adel.
"Eh kok jadi gue sih," ucap Tristan tak terima.
"Udah diem deh!" ucap Adel.
"Lo pernah pacaran gak sih kalau gue boleh tau?" ucap Vira.
"Kenapa jadi aku sih, aku itu emang lagi gak ada niatan aja buat pacaran, aku lagi fokus kerja gak ada pikiran cari pasangan, udah deh kalian kan tau gimana aku, jadi gak usah lah bahas itu," ujar Arin.
"Ya, tapi tetep aja deh Rin, lo tuh butuh pasangan buat ngelengkapin hidup lo," ujar Gabby.
Arin menghela napas panjang, "Udahlah bahas yang lain aja, yang terpenting saat ini aku mau kerja dulu terus sukses beli rumah buat Bibi aku, kalian kan tau gimana hidup aku dan Bibi," ucap Arin.
Mereka semua hanya mengangguk saja karena mereka memang sudah tau bagaimana kehidupan Arin yang satu ini dan juga bagaimana susahnya Arin untuk di dekati terutama lawan jenis.
Entahlah apa alasan Arin selalu menolak pria-pria yang pernah dikenalkan teman-temannya itu, namun mereka juga tidak ingin memaksakan Arin, jika memang Arin tidak menginginkannya maka mereka harus menghargai itu.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments