"Akhirnya ya, Han. Kita sampai juga di kampung halaman," ucap Abrar.
"Lo balik sendiri aja ya, gue gak mau nebengin," ucap Zehan.
"Astaga anaknya Tante Naura ini ya sangat tidak berperipersahabatan banget," ucap Abrar.
"Gak usah drama, setelah sampai nanti. Lo jangan ikutin gue lagi, awas aja kalau lo ikutin gue lagi, gue potong timun lo," ucap Zehan.
"Ish, serem amat," ucap Abrar.
Tak lama setelah itu, mereka berdua pun akhirnya sampai di bandara negara A, "Lo ngapain masih ikutin gue? kan gue bilang lo cari kendaraan lain aja dan jangan ngikutin gue," tanya Zehan.
"Hehehe, gue bareng lo aja ya, lo kan tahu gimana keadaan gue," ucap Abrar.
"Gak, lo cari kendaraan lain aja," ucap Zehan.
"Gue ikut lo, ini tadi Tante Naura udah izinin gue buat nebeng sama lo," ucap Abrar dan menunjukkan pesan antara dirinya dan juga Mama Naura.
"Ck, ini terakhir kali ya gue mau disusahin sama lo dan lain kali gue gak mau lagi," ucap Zehan.
"Siap, cuma kali ini doang kok," ucap Abrar.
Mereka berdua pun akhirnya berjalan menuju pintu keluar bandara, selama perjalanan tersebut banyak orang-orang yang menatap kagum pada kedua pria tampan yang berjalan bak dewa.
Banyak pasang mata yang mengagumi keduanya lantaran parasnya yang menawan, Abrar berjalan dengan senyum yang terpancar ke segala penjuru arah yang terdapat para wanita, sedangkan Zehan berjalan dengan wajah datar, cuek dan dinginnya yang menunjukkan ketegasan dan menambah wibawanya serta kesan menakutkan bagi orang-orang.
Zehan saat ini dalam perjalanan menuju ke rumahnya, untuk Abrar sendiri tadi sudah dijemput sopir pribadinya dan pergi terlebih dahulu lalu Zehan dijemput Pak Tio yang merupakan supir keluarganya.
"Tuan Zehan tambah ganteng aja ya," ucap Pak Tio.
"Bisa aja Pak, padahal saya biasa aja," ucap Zehan.
"Pak," panggil Zehan.
"Iya, Tuan," jawab Pak Tio.
"Mama suka ngomel gak waktu Zehan gak ada di rumah?" tanya Zehan.
Mengerti apa yang dimaksud majikannya Pak Tio pun tersenyum, "Nyonya kan memang seperti itu Tuan, tapi waktu tidak ada Tuan Zehan jadi lebih sering saja sampai kasihan saya sama Tuan Rendra," ucap Pak Tio dan membuat Zehan tertawa mendengarnya.
Jujur saja, ia sering mendengar dari Chesa jika Papa Rendra menjadi sasaran omelan Mama Naura.
"Aduh Tuan, maaf. Saya sudah menjelekkan keluarga Tuan," ucap Pak Tio.
"Pak Tio gak usah takut karena apa yang Pak Tio katakan emang bener kok dan Pak Tio juga berada di jalur yang benar dan tepat," ucap Zehan.
Tak lama mobil yang ditumpangi Zehan pun memasuki halaman rumah yang sangat minimalis tapi terkesan mewah dan elegan.
Perlahan Zehan memasuki rumahnya dan belum sempat Zehan sampai di dalam ruang tamu rumahnya, Zehan dapat melihat Mama Naura yang sedang berlari dengan berteriak memanggil namanya.
"Zehan!" teriak Mama Naura Kiki dan mencium seluruh wajah tampan anaknya, Zehan yang diperlakukan seperti itu hanya diam dan pasrah.
"Bagaimana kabar kamu, Han?" tanya Papa Rendra.
"Baik Pa, kalau gak baik pasti Zehan gak sampai disini kan," jawab Zehan dengan tersenyum.
"Awww," rintih Zehan karena Mama Naura yang tiba-tiba mencubit perutnya.
"Kamu tuh jahat tau gak, kamu gak pernah pulang dan kalau pulang gak pernah mampir ke rumah kamu anggap Mama apa sih hah?" tanya Mama Naura dengan emosi yang meluap-luap.
"Iya Mamaku sayang, maafin Zehan ya, Zehan janji gak bakal kayak gitu lagi," ucap Zehan dengan tersenyum pada Mama Naura dan hal itu membuat Mama Naura terharu karena Zehan jarang tersenyum padanya.
"Ihhhhh, kenapa anak Mama ini tambah ganteng aja sih," ucap Mama Naura dan mencubit pipi Zehan.
"Mama sakit tau," ucap Zehan.
"Kakak!" teriak Chesa dengan teriakan yang tak kalah menggelegar dari Mama Naura bahkan teriakan Chesa membuat telinga Zehan berdenging.
"Kakak bawa oleh-oleh gak buat Chesa?" tanya Chesa dengan memeluk Zehan.
"Oh jadi kamu meluk Kakak cuma mau tanya Kakak bawa oleh-oleh apa gak gitu?" tanya Zehan pura-pura kesal.
"Hehehe ya gak gitulah, Chesa itu emang bener-bener kangen buangetngetnget sama Kak Zehan," ucap chesa dengan tersenyum.
"Ada kok di koper coba kamu lihat aja," ucap Zehan.
Ya, Zehan memang sudah membelikan barang-barang kesukaan Chesa sejak dulu dan rencananya akan ia berikan jika ia kembali ke Negera A.
"Udah yuk kita makan aja pasti kamu laper kan atau gak kamu mau mandi dulu deh," ucap Mama Naura.
"Zehan mandi dulu aja deh Ma, badan Zehan udah lengket soalnya," ucap Zehan dan diangguki Mama Naura.
Setelah membersihkan tubuhnya, Zehan pun menuruni tangga menuju meja makan dan di sana sudah ada Mama Naura, "Papa sama Chesa mana, Ma?" tanya Zehan.
"Papa kamu lagi di kamar dan kalau Chesa lagi keluar sebentar sama Dilla, katanya sih mereka lagi ngerjain tugas gitu di rumahnya Dilla," ucap Mama Naura dan diangguki oleh Zehan.
Selama makan malam hanya ada dentingan piring yang ada di meja makan, inilah kebiasaan dari keluarga Gulzar yaitu tidak boleh ada yang berbicara saat sedang makan.
Selesai makan malam Mama Naura membawa semua piring kotor untuk di cuci, sedangkan Zehan dan Papa Rendra masih di meja makan.
"Jadi rencana kamu apa selanjutnya, Han?" tanya Papa Rendra.
"Karena kata Papa, Zehan yang bakal nerusin perusahaan, jadi ya Zehan mau liat sih gimana kerja karyawan Papa. Zehan gak mau gegabah ngambil tindakan untuk masa depan perusahaan," ucap Zehan.
"Iya, Papa paham. Terus?" tanya Papa Rendra.
"Ya, Zehan akan pikirkan untuk meneruskan bisnis Papa kalau menurut Zehan oke, ya Zehan mau gantiin Papa," ucap Zehan.
Zehan mau setuju atau tidak akhirnya tetap Zehan akan melanjutkan bisnis Papa Rendra, pikir Zehan.
"Bagus Papa akan urus semuanya kamu tidak perlu khawatir," ucap Papa Rendra.
Selesai dengan cuci piringnya Mama Naura pun berjalan kearah suami dan juga putranya, "Udah ngobrolnya, Zehan kamu tidur gih Mama tau kamu pasti capek kan," ucap Mama Naura dan memang benar jika Zehan lelah karena perjalanan yang cukup lama tersebut.
"Yaudah kalau gitu, Zehan ke kamar dulu," ucap Zehan.
Saat ini Zehan berada di kamarnya yang bernuansa gelap dan terkesan maskulin, Zehan merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan tiba-tiba saja ia teringat akan seseorang yang selama ini membuat hidupnya tak karuan.
Entahlah setiap kali Zehan pulang ke negara A maka bayang-bayang wanita itu muncul, Zehan menepis pemikirannya dan mencoba tertidur karena hari ini memang perjalanan yang melelahkan.
Karena terlalu lelah, Zehan langsung terlelap dan tidak menyadari jika Mama Naura datang untuk melihatnya, Mama Naura yang melihat Zehan pun menggelengkan kepala saat mengetahui kebiasaan Zehan saat tidur dimana Zehan tidur tidak memakai baju dan juga tidak menggunakan selimut serta tak lupa ia tidur dengan posisi tidur telungkup.
.
Padahal rencana Zehan hari ini adalah beristirahat karena jujur saja tubuhnya masih lelah akibat perjalanan semalam, tapi semua rencana yang sudah ia rencanakan gagal karena Zehan di paksa Mama Naura untuk menemaninya ke butik.
Entahlah Mama Naura membeli baju apa yang penting Zehan berharap Mama Naura cepat selesai dan segera pulang ke rumah agar Zehan kembali tidur.
Dengan memasang wajah datar nan cueknya, Zehan menghampiri Mama Naura yang sedang memilih baju, "Mama masih lama? Zehan udah ngantuk banget ini?" Mama Naura pun tertawa dan membalikkan tubuhnya.
"Astaga, iya Mama lupa kalau Mama ke sini sama kamu, tunggu dulu ya sebentar lagi selesai kok," ucap Mama Naura.
Perjalanan yang ditempuh dari butik ke rumah keluarga Gulzar tidak terlalu lama hanya sekitar 20 menit dan akhirnya yang ditunggu-tunggu Zehan pun tiba dimana mereka sudah sampai di rumah, Zehan hanya menatap malas Mama Naura yang bahagia karena mendapat banyak baju yang sesuai keinginannya.
"Mama kenapa seneng banget sih? emang selama ini Papa gak pernah beliin baju buat Mama ya?" tanya Zehan.
Mama Naura melirik Zehan, "Enak aja kamu, Papa kamu itu selalu beliin baju Mama yang bagus-bagus, tapi kali ini beda soalnya kali ini Mama beli bajunya ditemenin anak Mama yang ganteng ini," ucap Mama Naura.
Zehan hanya tersenyum saat mendengarkan Mama Naura berkata seperti itu, memang Zehan terkenal karena ketampanannya, tapi Zehan tidak peduli akan hal itu.
Zehan hanya ingin menunjukkan kerja keras yang selama ini ia lakukan untuk bisnisnya agar diakui dan dikenal dengan kualitasnya.
Zehan memang terkesan dingin, cuek dengan wajah datarnya, namun saat bersama keluarganya hal itu sirna dan akan tergantikan dengan Zehan yang manja dan jahil meskipun Zehan jarang menunjukkannya pada keluarganya.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments