Pulang

Pria tampan yang baru saja menyelesaikan rapatnya itu langsung memejamkan matanya saat ia sudah merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di ruangannya.

Saat pria tersebut berada di dalam ruang kerjanya dan baru saja akan terlelap tiba-tiba handphonenya berdering dan terlihat lah siapa yang meneleponnya, "Ada apa Papa nelpon jam segini," gumamnya.

Pria tersebut pun mengangkat telepon dari sang Papa, "Ada apa Papa menelpon jam segini? bukannya biasanya Papa akan menelpon nanti malam? Apa ada hal yang mendesak?" tanya pria tersebut pada Papanya.

Tawa terdengar dari sambungan telepon tersebut, "Apa Papa harus mempunyai alasan itu menelpon anak Papa sendiri?" tanya sang Papa.

"Gak juga sih, tapi cuma tidak biasa saja Papa menelpon jam segini, kenapa Pa?" tanya pria tersebut karena ia sebenarnya penasaran dengan maksud sang Papa menelponnya.

"Kak kamu gak kangen papa sama Mama atau sama Chesa?" tanya sang Papa.

'Kenapa kok perasaanku gak enak ya?' ucapnya dalam hati.

"Kangen lah Pa, anak mana sih yang gak kangen sama keluarganya," jawabnya santai.

"Yaudah kalau gitu kamu cepet pulang dan kamu gantiin Papa di perusahaan Papa," jawab sang Papa dengan lembut.

pria tersebut sudah menduga jika sang Papa akan menyuruhnya untuk menggantikan posisinya saat ini sebagai Presdir di perusahaan sang Papa, "Pa, Zehan kan sudah bilang kalau Zehan masih belum bisa untuk gantiin posisi Papa," ucap Zehan.

Ya, pria tersebut adalah Zehan Evander Gulzar, pria yang terkenal dingin, cuek dan wajah datarnya ini merupakan putra dari salah satu pengusaha sukses di negara A yakni Narendra Gulzar dan Naura Minara, pria yang akrab dipanggil Zehan tersebut mempunyai adik perempuan yang bernama Chesa Minara Gulzar yang saat ini menginjak kelas 3 SMA di salah satu sekolah terbaik di negara A.

Zehan merupakan lulusan universitas terbaik di negara D dan saat ini ia tengah menjalankan bisnis keluarganya di negara D, meskipun ia sangat nyaman selama berada di negara D, tapi pria berusia 26 tahun ini tetap merindukan rumahnya dan Mamanya yang cerewet, bagaimana tidak rindu karena Zehan selama ini tinggal di negara D kurang lebih selama 6 tahun.

Papa Rendra menghela napas pelan, dia tahu jika Zehan pasti akan menolak permintaannya, "Mau sampai kapan kamu disana? sampai kamu dengar kabar kalau Papa meninggal begitu?" tanya Papa Rendra.

"Papa apa-apaan sih kok ngomong gitu, ya gak lah Pa. Tapi, Zehan memang belum siap aja Pa untuk kembali ke negara A dan menggantikan Papa," ucap Zehan.

"Iya terus kapan kamu siapnya, Han? udah terserah kamu aja deh Papa pusing sama kamu," jawab Papa Rendra dan mematikan sambungan teleponnya.

Zehan menghela napas panjang, ia tau jika Papa Rendra ini pasti sedang marah padanya. Zehan mencoba untuk memejamkan matanya, tapi tidak bisa karena ada orang yang masuk ke ruangannya dan membuka pintu dengan keras sehingga hal itu pun mengusik Zehan dan dilihatnya orang tersebut ternyata orang itu adalah Abrar sahabat Zehan.

Mereka bersahabat sejak kecil dan sangat akrab bagaimana tidak mulai sekolah dasar, SMP, SMA bahkan kuliah pun mereka bersama lebih tepatnya Abrar yang selalu mengikuti Zehan.

Saat Zehan memutuskan untuk menetap di negara D, Abrar juga ikut menetap di negara D. Sebenarnya Abrar sedang berlibur di negara D, tapi Zehan pun tidak yakin apakah Abrar benar-benar berlibur atau tidak di negara D pasalnya sudah 2 tahun ini Abrar berada di negara D dan saat ditanya dia akan menjawab sedang berlibur di negara D.

Zehan melihat Abrar dengan tatapan datar dan menusuk, "Ada apa?" tanya Zehan.

"Wih santai dong bro, gini nih, Han. Tadi Om Rendra nelpon gue dan bilang kalau lo disuruh pulang," ucap Abrar sambil duduk di sofa ruangan tersebut.

"Gue males Brar, lo taukan pasti nanti ujung-ujungnya gue diomelin karena gak pulang-pulang, lagipula gue udah nyaman di sini," ucap Zehan.

"Nah maka dari itu lo harus pulang biar gak tambah panjang omelannya dan biar lo gak lupa gimana kampung halaman lo," ucap Abrar.

Saat akan bersuara tiba-tiba handphone Zehan berdering dan Zehan pun melihat orang yang menghubunginya dan ternyata yang menelponnya adalah Mama tercintanya, Zehan langsung mengangkat telepon dari sang Mama.

"Zehan, kamu gak mau pulang lagi ya!" teriak Mama Naura.

Zehan sendiri langsung menjauhkan handphone nya dari telinganya karena mendengar teriakan menggelegar dari Mama Naura.

"Ma, Zehan belum juga ngomong Mama udah teriak-teriak aja," ucap Zehan.

"Jadi, kamu pulang gak?" tanya Mama Naura.

"Gak tau juga Ma, tapi kayaknya gak deh," jawab Zehan yang langsung mendapat teriakan yang begitu menggelegar dari Mama Naura.

"Zehan Evander Gulzar! kalau kamu gak mau bikin Mama kecewa, kamu harus pulang Minggu ini! pokoknya kamu harus gantiin Papa kamu di perusahaan!" teriak Mama Naura dan langsung mematikan sambungan telepon tersebut dan tidak peduli jawaban dari Zehan.

Abrar yang melihat dan mendengar teriakan Mama Naura pun hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya, memang Mama dari sahabatnya itu cerewetnya minta ampun, tapi baik.

"Udah siraman rohaninya?" tanya Abrar dan ketawa.

"Pala lo siraman rohani," ucap Zehan.

"Kayaknya gue Selasa pulang ke negara A deh," ucap Zehan.

"Kalau gue sih terserah lo aja, Han. Kan gue anaknya ikut aja, kalau lo balik ke negara A ya gue juga balik ke negara A," ucap Abrar.

"Kenapa lo juga ikut balik ke negara A? katanya lo disini liburan? lamain lah liburan lo disini, males gue kalau harus ketemu lo di negara A," ucap Zehan.

"Udah ketawanya sekarang gue balik dulu deh, nanti ketemuan di bandara ya," ucap Abrar dan memberikan kiss bye pada Zehan lalu ia pun keluar dari ruangan tersebut.

"Ish, jijik banget gue," ucap Zehan dan Abrar hanya tertawa diluar ruangan Zehan.

Zehan saat ini tengah berada di apartemennya dan mengemasi barang bawaannya untuk dibawah pulang ke negara A Selasa besok.

Tak lupa, Zehan juga mengabari keluarganya jika ia akan pulang besok dan keluarganya pun senang mendengarnya apalagi Mama Naura yang sangat senang sampai lupa bahwa tadi Mama Naura marah-marah saat menelpon Zehan.

"Akhirnya udah beres juga, istirahat dulu capek banget," gumam Zehan.

Mungkin karena terlalu lelah sehingga Zehan tertidur padahal jam masih menunjukkan pukul 4 sore, hari ini memang hanya rapat saja sehingga Zehan pulang lebih cepat.

Zehan tadi sempat bicara pada Papa Rendra untuk pengganti Zehan jika Zehan di negara A dan ternyata Papa Rendra sudah mengutus Om Niko sebagai pengganti Zehan.

Zehan sangat bersyukur karena Papa Rendra memilih Om Niko yang menurut Zehan, Om Niko memiliki tanggungjawab dalam memimpin sehingga Zehan tidak perlu takut dan khawatir untuk meninggalkan perusahaannya yang ada di negara D pada Om Niko.

Zehan pun bangun saat sinar matahari mengusiknya sehingga ia bangun dan melihat jam, 'Wah ternyata gue kebo juga tidurnya' ucap Zehan dalam hati.

Zehan memutuskan untuk membersihkan tubuhnya dan setelah itu Zehan menyiapkan segala keperluannya, setelah itu Zehan keluar dari kamar dan menuju dapur.

Zehan hanya memakan roti karena memang sudah kebiasaan bagi Zehan saat pagi hari dia hanya akan memakan roti.

Setelah semuanya selesai, Zehan menelpon Abrar yang katanya akan ikut kembali hari ini ke negara A, "Woy badut! lo ikut balik apa gak? kalau gak, gue balik sekarang?" tanya Zehan.

"Astaga sabar kenapa, nih gue udah selesai kok. Ayo! lo udah apa belum? gue udah di depan apartemen lo," ucap Abrar.

"Katanya langsung ke bandara, kenapa lo malah di depan apartemen gue?" tanya Zehan yang cukup terkejut dengan kelabilan sahabatnya itu.

"Dah bawel banget lo, Han. Udah cepet turun," ucap Abrar sambil ketawa tidak jelas.

"Sabar dong!" teriak Zehan tepat pada ponselnya dan langsung mematikan teleponnya, sedangkan Abrar masih tertawa di mobil yang akan mereka gunakan menuju bandara.

.

.

.

Tbc.

Episodes
1 Kehidupan Arin
2 Pulang
3 Bantuan Arin
4 Perjalanan Yang Melelahkan
5 Halusinasi
6 Kecuali Kamu
7 Aku Sangat Merindukanmu
8 Dia?
9 Bebus!
10 Siapa Perempuan Itu?
11 Kangen
12 Pupus Sudah
13 Kenapa Diganti?
14 Aku Jahat Ya!
15 Sekalian Liburan
16 Aku Setuju
17 Impian Arin
18 Ini Gak Adil!
19 Foto
20 Terus Aku?
21 Menjauh Dari Zehan
22 Itu Namanya Keberuntungan
23 Move On
24 Seorang Pengecut
25 Penasaran
26 Harus Kembali
27 Keputusan
28 Tidak Hadir?
29 Terlalu Berlebihan
30 Seorang Pengangguran
31 Calon Mantu?
32 Kasihan
33 Sakit
34 Khawatir
35 Dasar Ratu Drama
36 Permasalahan Kita?
37 Kinan!
38 Wanitanya
39 Terpaksa
40 Kabur
41 Calon Suaminya Arin
42 Will You Marry Me?
43 Setuju
44 Salah Paham
45 Dasar Pengkhianat!
46 Zehan, Berhenti!
47 Jadi Nikah Gak?
48 Tegang
49 Yang?
50 Zehan!
51 Makan Kamu
52 Istrinya Siapa Dulu!
53 Luar Biasa
54 Cemburu
55 Gagal Lagi
56 Aneh Gimana?
57 Hamil?
58 Tidak Terima
59 Zehan Bangun!
60 Rencana Honeymoon
61 Contohnya Zehan
62 Menemani Adel
63 Kerja Bukan Honeymoon
64 Melakukan Apa?
65 Chubby
66 Beneran?
67 Diingatkan
68 Bunga Gerbera
69 Syarat?
70 Makan Siang Bersama
71 Seandainya
72 Pacar?
73 Itu Salah Satunya
74 Jadi Kak Arin!
75 Ketahuan
76 Zehan, Dimana?
77 Karena Arin
78 Arin, Semangat!
79 Gawat!
80 Pelakor
81 Dokter, Yakin?
82 Ngidam
83 Bohong
84 Terlalu Penasaran
85 Biar Surprise
86 Berpapasan
87 Mawar Putih Lagi
88 Turun Tingkat
89 Terserah Kamu, Rin.
90 Perutku Sakit, Han.
91 Resign Lagi
92 Permintaan Arin
93 Mama!
94 Semangat Kinan!
95 Fakta?
96 Alasan
97 Pelan-pelan, Rin.
98 Masalah?
99 Dimana Cucu Menantu?
100 Si Bumil Protes
101 Ganti Nomor
102 Sering Pusing
103 Gelisah
104 Uncle Bukan Papa
105 Saling Menyalahkan
106 Amnesia
107 Caranya?
108 Mimpi
109 Menaruh Hati
110 Sewa Cafe
111 Semuanya, Arin!
112 Arin, Han.
113 Calon Pasangannya, Arin.
114 Kesimpulannya Apa?
115 Siapa Dia?
116 Arin, Hamil?
117 Zayden
118 Apa, Lahiran!
119 Kok Bertiga?
120 Zayden, Mana?
121 Mama!
122 Iya, Mama.
123 Apalagi Sekarang?
124 Ka-kalian
125 Siapa Anak Itu?
126 Om Ganteng
127 Kamu Gak Salah Lihat!
128 Hampir Mirip
129 Kejutan!
130 Arin, Harus Pergi
131 Permintaan, Apa?
132 Zayden, Hilang.
133 Mainan
134 Ketiduran
135 Kaos Kaki?
136 Karena Apa, Yang?
137 Meninggal?
138 Papanya Zayden
139 Tergesa-gesa
140 Sejak Hari Ini
141 Zayden, Pasti Sembuh
142 Sempit?
143 Kayak Istana
144 Kita Pergi
145 Pernikahan?
146 Anak Ketiga?
147 Aku Juga Bangga
148 TAMAT
149 Jodoh Dari Allah
150 Sequel Nial & Maudy
151 Istri Pengganti
152 Cinta Dalam Diam
153 Terjebak Cinta Mafia
154 Menikahi Kakak Sahabatku
155 Assalamualaikum Gus Faiz
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Kehidupan Arin
2
Pulang
3
Bantuan Arin
4
Perjalanan Yang Melelahkan
5
Halusinasi
6
Kecuali Kamu
7
Aku Sangat Merindukanmu
8
Dia?
9
Bebus!
10
Siapa Perempuan Itu?
11
Kangen
12
Pupus Sudah
13
Kenapa Diganti?
14
Aku Jahat Ya!
15
Sekalian Liburan
16
Aku Setuju
17
Impian Arin
18
Ini Gak Adil!
19
Foto
20
Terus Aku?
21
Menjauh Dari Zehan
22
Itu Namanya Keberuntungan
23
Move On
24
Seorang Pengecut
25
Penasaran
26
Harus Kembali
27
Keputusan
28
Tidak Hadir?
29
Terlalu Berlebihan
30
Seorang Pengangguran
31
Calon Mantu?
32
Kasihan
33
Sakit
34
Khawatir
35
Dasar Ratu Drama
36
Permasalahan Kita?
37
Kinan!
38
Wanitanya
39
Terpaksa
40
Kabur
41
Calon Suaminya Arin
42
Will You Marry Me?
43
Setuju
44
Salah Paham
45
Dasar Pengkhianat!
46
Zehan, Berhenti!
47
Jadi Nikah Gak?
48
Tegang
49
Yang?
50
Zehan!
51
Makan Kamu
52
Istrinya Siapa Dulu!
53
Luar Biasa
54
Cemburu
55
Gagal Lagi
56
Aneh Gimana?
57
Hamil?
58
Tidak Terima
59
Zehan Bangun!
60
Rencana Honeymoon
61
Contohnya Zehan
62
Menemani Adel
63
Kerja Bukan Honeymoon
64
Melakukan Apa?
65
Chubby
66
Beneran?
67
Diingatkan
68
Bunga Gerbera
69
Syarat?
70
Makan Siang Bersama
71
Seandainya
72
Pacar?
73
Itu Salah Satunya
74
Jadi Kak Arin!
75
Ketahuan
76
Zehan, Dimana?
77
Karena Arin
78
Arin, Semangat!
79
Gawat!
80
Pelakor
81
Dokter, Yakin?
82
Ngidam
83
Bohong
84
Terlalu Penasaran
85
Biar Surprise
86
Berpapasan
87
Mawar Putih Lagi
88
Turun Tingkat
89
Terserah Kamu, Rin.
90
Perutku Sakit, Han.
91
Resign Lagi
92
Permintaan Arin
93
Mama!
94
Semangat Kinan!
95
Fakta?
96
Alasan
97
Pelan-pelan, Rin.
98
Masalah?
99
Dimana Cucu Menantu?
100
Si Bumil Protes
101
Ganti Nomor
102
Sering Pusing
103
Gelisah
104
Uncle Bukan Papa
105
Saling Menyalahkan
106
Amnesia
107
Caranya?
108
Mimpi
109
Menaruh Hati
110
Sewa Cafe
111
Semuanya, Arin!
112
Arin, Han.
113
Calon Pasangannya, Arin.
114
Kesimpulannya Apa?
115
Siapa Dia?
116
Arin, Hamil?
117
Zayden
118
Apa, Lahiran!
119
Kok Bertiga?
120
Zayden, Mana?
121
Mama!
122
Iya, Mama.
123
Apalagi Sekarang?
124
Ka-kalian
125
Siapa Anak Itu?
126
Om Ganteng
127
Kamu Gak Salah Lihat!
128
Hampir Mirip
129
Kejutan!
130
Arin, Harus Pergi
131
Permintaan, Apa?
132
Zayden, Hilang.
133
Mainan
134
Ketiduran
135
Kaos Kaki?
136
Karena Apa, Yang?
137
Meninggal?
138
Papanya Zayden
139
Tergesa-gesa
140
Sejak Hari Ini
141
Zayden, Pasti Sembuh
142
Sempit?
143
Kayak Istana
144
Kita Pergi
145
Pernikahan?
146
Anak Ketiga?
147
Aku Juga Bangga
148
TAMAT
149
Jodoh Dari Allah
150
Sequel Nial & Maudy
151
Istri Pengganti
152
Cinta Dalam Diam
153
Terjebak Cinta Mafia
154
Menikahi Kakak Sahabatku
155
Assalamualaikum Gus Faiz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!