Alana With 4 Prince Charming

Alana With 4 Prince Charming

Prolog

Hari ini adalah hari pertama Alana menginjakkan kakinya di kota Jakarta. Setelah 1 tahun berpisah dari orang tua dan kembarannya, kini Alana bisa kembali berkumpul bersama mereka.

Alana kemarin harus fokus pada penyembuhannya. Dia harus rutin selama 6 bulan untuk chekup di rumah sakit kota sebelah. Karena kalau ganti dokter lagi Alana tidak mau, terlebih memang nenek dan kakeknya senang jika Alana tinggal bersama mereka. Jadilah Alana harus berpisah dengan yang lainnya dan dia juga harus menunda sekolahnya selama 1 tahun karena yang lebih parah lagi kemarin Alana kecelakaan dan mengalami koma beberapa bulan.

Sebenarnya dia sudah pulang ke rumah karena sampai sejak pagi, dia juga sudah bertemu dengan kedua orang tuanya, tapi setelah itu dia kekeh ingin mendaftar sekolah hari ini. Abella sang Ibu tadinya ingin menemani putri kesayangannya itu untuk mendaftar, tapi dia ingin sendiri karena akan memberikan kejutan kepada Alano.

Dan di sinilah dia sekarang, dengan diantar supir suruhan orang tuanya dia sudah berdiri di Black Eagle High School. Alana senang sih, karena sekolahnya bagus. Dia jadi tidak sabar bersekolah di sini, menikmati hari-harinya bersama Alano meskipun mereka sekarang berbeda tingkatan.

Perlahan Alana memasuki lingkungan sekolah itu, nampak sepi. Hanya ada petugas OSIS yang ikut serta dalam PPDB dan mungkin anak-anak ekskul yang sedang berlatih, termasuk Alano yang kata Ibunya sedang ekskul taekwondo.

Brukkk ....

Saat asik melihat-lihat Alana ternyata tidak melihat ke depan, al hasil dia menabrak seseorang. Untung saja dia tidak terpental meski telah menabrak dada bidang lelaki itu.

"Maaf, aku gak sengaja," ucap Alana dengan penuh penyesalan.

Tidak ada jawaban, lelaki itu hanya menghela napas dan berlalu meninggalkan Alana. Alana memicingkan matanya, sombong sekali pikirnya.

"Heyyy, Kakk. Tunggu!" Alana mengejar lelaki itu dan membuatnya berbalik tanpa suara.

"Maaf soal yang tadi, tapi aku mau tanya. Ruang PPDB sama Tata usaha di mana ya, Kak? Aku udah cari keliling-keliling tapi gak ketemu," ucap Alana.

Alana menunggu beberapa saat, pria itu hanya diam dan mengamatinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Setelah itu dia kembali berbalik meninggalkan Alana. Alana melongo, tak habis pikir! Menyebalkan sekali, memangnya kalau menjawab butuh usaha keras ya!

"Bisa gak sih ngomong sedikit! Gak sopan! Kan aku udah minta maaf! Dasar sombong, cuek, jutek, gak punya hati!" Maki Alana.

Pria itu berhenti dan menghampiri Alana dengan wajah dinginnya. Alana menahan napasnya, ya takut juga sih sebenarnya tapi pria ini benar-benar menyebalkan!

"Saya yang gak punya hati atau kamu yang buta? Baca!" Lelaki itu menunjuk papan ruangan yang ada di sebelah kanannya, membuat Alana menutup mulutnya karena malu.

Alana melirik sebentar ke ruangan itu, saat dia kembali menatap lelaki itu ternyata dia sudah berlalu. "Maaf udah maki-maki, makasih Kak Agam Al- POKOKNYA MAKASIH!"

Alana lupa namanya, hanya itu saja yang dia ingat saat melihat nametag di baju pria itu. Ah sudahlah tidak penting ini. Yang terpenting sekarang dia harus mendaftar setelah itu mencari keberadaan Alano.

Dia sudah tidak sabar melihat reaksi kembarannya itu saat mengetahui dia sudah pulang. Pasti Alano merasakan hal yang sama dengannya, secara mereka kembar. Pasti mereka saling merindukan satu sama lain.

.

.

.

Setelah selesai mendaftar dan melakukan wawancara, Alana kini sudah diterima dan tinggal mengikuti ospek yang akan di adakan beberapa hari lagi. Ya untungnya saja dia tepat waktu mendaftar, kalau tidak masa dia harus menunda lagi sekolah?

Alana tersenyum dan membuka ponselnya, dia tidak tau Alano sedang berada di mana, jadi akan dia tanyakan dulu agar tidak usah cape mencari.

To Alan Jelek 😡 : Alan lagi apa? Ana bosen, Alan lagi di mana? Lagi sama Mama engga?

Alana mengetuk-ngetuk ponselnya menunggu balasan dari Alano. Hingga akhirnya notif pesan berbunyi.

Alan Jelek 😡 : Lg d sklh

Alan Jelek 😡 : Lg lthn d lpngn

Alan Jelek 😡 : Nnt d kbrn

Alana memajukan bibirnya, kebiasaan Alano ya begini kalau mengetik. Seperti tidak ada huruf vokal dalam keyboardnya. Menyebalkan. Tapi setelahnya dia tersenyum karena sudah mengetahui keberadaan Alano. Dengan antusias dia mengitari sekolah ini dan mencari lapangan.

Jantungnya berdebar kencang, entah kenapa dia grogi. Padahal akan menemui kembarannya sendiri. Ini dia terlalu senang atau takut pun dia tidak tau. Sampai akhirnya dia menemukan lapangan tempat Alano berlatih. Terlihat dia sedang di pinggir lapangan bersama teman-temannya yang tidak menggunakan pakaian yang sama dengan Alano, mungkin dia sedang beristirahat atau sudah pulang? kesempatan bagus!

Tanpa pikir panjang Alana memasuki lapangan dan berteriak. "ALAN!"

Alano yang mengenali suara itu langsung berbalik. Senyumnya mengembang dan berlari memeluk Alana dengan erat. Alana membalas pelukan Alano juga, dia senang ternyata Alano juga merindukannya.

"Alan, Ana kangen Alan," ucap gadis itu pelan.

"Alan juga, jangan pergi lagi. Jangan jauh dari Alan lagi."

Alana mengangguk, dia cengeng sekali ternyata. Dia saking rindunya sampai menangis saat dipeluk Alano seperti ini. Alano yang sadar dengan hal itu langsung melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Alana. "Cengeng."

"Biarin, soalnya kangen banget."

Alano terkekeh dan kembali memeluk Alana dia juga menciumi puncak kepala gadis itu dengan lembut, tanpa sadar mereka kini menjadi tontonan oleh beberapa orang di sana, termasuk teman satu genk Alano.

"Pacar Alan?" Tanya Anggara sembari menyikut ke arah Aiden.

"Gak tau, tapi Alan gak biasanya gitu ke cewek. Iya kali." Aiden mengedikkan bahunya.

"Menurut lu?" Tanya Anggara pada Agam.

"Gak tau."

Angga menghela napasnya, susah memang bicara dengan Agam yang sebelas dua belas seperti Alano. Irit bicara.

"Pantes dia nolak banyak cewek, pacarnya cantik," gumam Aiden.

"Wah akhirnya terjawab sudah teka-teki selama ini," balas Angga bergumam.

Setelah puas melepas rindu, Alano ingin mengajak Alana menghabiskan waktu. Karena dia juga sudah pulang, jadi dia bisa meluangkan waktu untuk Alana.

Dengan lembut Alano menarik tangan Alana dan menghampiri teman-temannya. "Gua mau ganti baju, titip. Jangan diapa-apain!"

"Galak, siap boss. Aman," ucap Angga.

Sementara yang lainnya hanya mengangguk. Sebelum meninggalkan Alana dia mengusap kepala gadis itu pelan. "Tunggu ya."

Alana tersenyum dan mengangguk. Walaupun sebenarnya dia canggung sih berada di tengah-tengah orang yang tidak dia kenal seperti ini.

Alana duduk di pinggir lapangan tapi dia malah dihampiri oleh ketiganya. Membuat Alana menatap mereka bingung. "Kenapa, Kak?"

"Namanya?" Tanya Aiden.

"Sejak kapan sama Alan?" Tanya Angga.

"Sejak lama," jawab Alana singkat.

"Gila, dari SMP?" Tanya Aiden lagi.

"Lebih lama kayanya," jawab Alana.

"SD? Yang bener aja?!" Angga menggeleng tak percaya, bisa-bisanya Alano menyembunyikan ini dari mereka.

"Dari kapan lebih spesifiknya?" Tanya Aiden.

"Dari kecil."

"Temen masa kecil Alano terus kalian dijodohin?" Tanya Anggara.

Alano yang melihat adiknya diintrogasi seperti itu pun langsung menghampiri mereka. "Jangan banyak nanya. Gua nitipin bukan buat diintrogasi. Gua gak bisa ke markas, gua cabut duluan."

Setelah itu dia menggenggam tangan Alana dan menjauh dari sana. Aiden dan Anggara saling menatap, mereka belum tuntas dengan rasa penasaran mereka, eh Alano malah pergi begitu saja.

Berbeda dengan Agam yang sedari tadi hanya diam karena malas juga mencari tahu apa yang memang tidak penting. Buang-buang waktu saja.

Terpopuler

Comments

Yach Yulianah

Yach Yulianah

mampir thor

2023-04-25

0

bintang orion

bintang orion

next thorrr

2023-02-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!