Alana turun dari motor Alano, hari ini adalah hari pertamanya ospek. Gemas sekali Alano pada Alana, karena ya dia kembali memakai seragam SMP.
Tadinya Alana ingin membawa mobil sendiri, tapi seperti biasa Alano akan menjadi orang pertama yang melarang karena trauma akibat kecelakaan beberapa bulan lalu yang Alana alami, padahal Alana sendiri sudah tidak apa-apa, ini malah Alano yang rewel.
"Alan kenapa liatin Ana terus sih?" Protes Alana saat merasa kembarannya sedari tadi memperhatikannya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Gapapa, lucu aja. Kaya bawa bocil ke sekolah," jawab Alano seraya terkekeh.
"Males banget ah diledekin, padahal kita seumuran!" Kesal Alana seraya memajukan bibirnya gemas.
"Kata mama beda 20 menit btw," peringat Alano.
"Ya 20 menit doang, bukan beda tahun!"
"Hahahaha, marah-marah terus. Sana masuk, Alan mau ke ruang OSIS."
"Alan anak OSIS? Wahh tar Ana diospek Alan, awas jangan galak-galak!" Peringat Alana.
"LANN!" Teriak beberapa gadis dari belakang sana.
Alano dan Alana menatap ke arah belakang, ternyata mereka anak OSIS yang lainnya. Tapi karena Alana tidak mengenali mereka, jadi Alana diam saja.
"Kenapa?" Tanya Alano dengan wajah datarnya.
Berbeda sikap jika sedang bersama Alana, ya karena Alano terlalu malas untuk menghadapi orang-orang, terkecuali orang terdekatnya.
Salah satunya menatap Alana dengan wajah mengintimidasi. "Anak baru? Sana masuk, ngapain masih disini?!"
Alana bergumam dalam hatinya, kok sepertinya dia sensi? Memangnya begini ya kalau ospek SMA? Seperti di film-film series ternyata. Menyeramkan, padahal mereka tidak tau saja kalau Alana ini seumuran dengan mereka. "I-iya, Kak."
Alana menatap ke arah Alano lalu tersenyum. Tapi tidak apa-apa, kata Alano dia akan selalu menjaganya, kan? Jadi kalau ada apa-apa pasti Alano tidak akan tinggal diam dan Alana percaya itu. "Alan, Ana masuk dulu ya."
"Iya, baur dulu aja sama yang lain. Jangan di lapangan nanti panas. Jangan nakal." Alano tersenyum lalu mengusak puncak kepala Alana.
"Iya ishh bawel, dadah Alan!" Alana melambaikan tangannya pada Alano lalu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam.
Aneh? Tentu aneh untuk Celina, Dea dan Via. Alano kenapa bisa semanis itu kepada gadis itu. Sementara satu sekolah tau kalau anggota dari Prince Charming ini sangat irit bicara dan irit senyum.
"Lo ada hubungan apa sama dia?" Tanya Celin nampak tak suka melihat kedekatan Alano dengan gadis yang tidak dia ketahui namanya itu.
"Bukan urusan lu, ada apa manggil gua?" Tanya Alano to the point.
"Gapapa sih cuma nyapa aja. Bareng yuk?" Ajak Celine.
Alano menatap jengah pada Celine, malas sekali kalau sepagi ini dia harus berurusan dengan gadis itu. Jadi tanpa sepatah kata pun Alano menghela napas lalu meninggalkan Celine beserta kawan-kawannya di sana.
Celine mendengus kesal, kenapa Alano selalu bersikap dingin padanya, bukan hanya Alano. Tapi satu gerombolan itu tidak pernah meresponsnya. Heran, kurang cantik apa dia? Bahkan dia rela ikut OSIS demi dekat dengan mereka.
"Kesel banget!" Gerutu Celine.
"Sabar, Cel. Tapi aneh gak sih, kok Alan bisa semanis itu sama anak baru?" Tanya Via.
"Sepupu kali," balas Dea.
"Gak deh, gue cuma tau kalau Alan punya sodara kembar dan dia di Bandung. Itu juga cowok." Celine berpikir keras, tidak bisa. Dia harus mencari tahu ada apa Alano dengan gadis tadi.
Di sisi lain Alana tersenyum memandangi sekolah barunya, ah dia suka di sini. Suasananya sejuk karena banyak pepohonan juga, selain itu fasilitas dan dekorasi lainnya seperti Mading itu sangat keren menurutnya. Alana pasti betah sekolah di sini.
Tiba-tiba matanya tertuju kepada 3 orang yang sedang berjalan di hadapannya. Tatapan matanya tegas, penuh kharisma bak Casanova, bahkan sepanjang koridor memandangi mereka, ditambah almamater OSIS yang mereka pakai menjadikan mereka pusat perhatian.
Alana menarik napasnya, bukan karena apa-apa. Mereka kini menatapnya, pasti juga mereka mengingatnya saat bertemu dengan Alano kemarin. Dengan cepat Alana berjalan ke samping untuk menghindari mereka namun lengannya di tarik oleh Aiden.
Mata Alana membulat. "A-ada apa ya, Kak?"
Tidak ada jawaban dari Aiden dia malah memindai gadis itu dari atas sampai ke bawah. Rambut yang diurai, baju yang rapi dan jam tangan yang membuatnya terlihat manis.
"Lo–kamu yang waktu itu di lapangan basket sama Alano?" Tanya Aiden.
Alana mengangguk pelan, memang kenapa kalau dia bersama Alano. Kok kesannya orang-orang nampak tidak suka atau bertanya-tanya. Mau siapanya Alano juga seharusnya mereka tidak begitu.
"Kamu–"
"Jangan ganggu dia!" Suara barithon itu menginstruksi Aiden dan yang lainnya untuk melepaskan Alana.
Alana berbalik, ternyata itu Alano. Tas yang Hany di kaitkan sebelah, tubuh tegak, wajah dingin yang selalu dia tampilkan berhasil membuat Aiden melepaskan Alana.
"Eh, Lan. Gua cuma nanya aja kali, santai," balas Aiden seraya sedikit terkekeh.
Alano melirik ke arah Alana yang nampak kebingungan. Kasian adik kecilnya ini pasti banyak takutnya karena orang-orang dan statusnya di sini. "Sana ke lapangan, cari temen. Gak usah pikirin yang lain."
Alana mengangguk setelah itu melambaikan tangan lagi kepada Alano dan meninggalkan mereka. Hufftt untung saja. Kalau tidak ada Alano mungkin dia akan habis ditanya-tanya oleh mereka bertiga.
"Siapanya lu sih?" Tanya Anggara.
"Gak penting siapanya gua, ditunggu Pak Aldo di ruang OSIS. Lu dicariin," ucap Alano pada Agam.
Agam mengangguk pelan, karena ya memang dia ketua OSIS, harus menjaga image juga. Setelah itu mereka berempat kembali berjalan menuju ruang OSIS.
Dari lapangan sana Alana menatap ke arah mereka, kenapa rasanya mereka berempat ini selalu kemana-mana bersama ya?
"Mereka 4 Prince Charming." Seseorang di samping Alana tiba-tiba menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan dalam kepala Alana.
"Eh–?"
"Gue Talia, salam kenal." Gadis itu mengulurkan tangan pada Alana.
"Alana, salam kenal juga, Tal," balas Alana dengan senyum.
"Lo kenal Kak Alano?" Tanya Talia.
Alana tentu mengangguk. "Kenal, emang kenapa kalau kenal Alan? Kayanya dari tadi orang aneh gitu liat aku."
Talia heboh sendiri dan langsung menarik Alana untuk duduk di pinggir lapangan. Alana kaget sih tapi karena penasaran dia jadi ikut saja. "Serius lo kenal Kak Alan?"
"Iya kenal, kenapa emangnya, Tal?" Tanya Alana lagi.
"Lo tau? Kak Alano itu salah satu anggota 4 Prince Charming. Mereka keren banget sumpah!"
"4 Prince Charming itu apa?"
"Mereka most wanted sekolah, pentolan Genk motor, anak-anak inti OSIS dan anak basket sekolah, apalagi Kak Alano juga anak taekwondo. Jadi mereka banyak diincar sama cewek-cewek, disegani juga sama yang lain."
"Sekeren itu?" Tanya Alana tak percaya.
"Iya keren, lo bayangin aja ya mereka anak donatur sekolah. Nih ya gue sebutin satu-satu."
"Anggara Maheswara Ananta. Dia anak dari pemilik mall ternama di Jakarta, ibunya juga dokter gigi di salah satu rumah sakit. Ketua Genk motor mereka yang dikasih nama Guardian. Tapi sayang dia playboy."
"Yang kedua Raden Galaxy Aiden. Siapa yang gak tau kalau kalau dia keturunan kerjaan Jawa dan katanya darah biru. Anak dari pengusaha yang cukup ternama dan dia wakil Ketua OSIS. Ganteng, tapi ya sama aja sih kaya Kak Anggara. Playboy.
"Nah ini Alano Abyaksa Alaric. Anak dari keluarga Alaric yang pengusaha ternama itu. Dia anak taekwondo, pinter di semua mata pelajaran, dia ketua tim basket, dingin, cool, dia gak pernah mau diajak pacaran sama cewek manapun. Padahal dia dikejar-keja banget, paling sadis sih dia karena gak nerima siapapun. Katanya dia punya kembaran sih, tapi gak tau di mana."
Alana mengangguk-nganggukan kepalanya. "Alan gitu?"
"Iya asli dia kaya gitu. Terakhir nih Agam Alviano Abraham. Ini sama aja kaya Alano. Anak dari pengusaha ternama juga, Ketua OSIS. Mantannya banyak tapi gak ada yang nyampe 2 Minggu. Dingin, cuek, tapi ganteng. Pokoknya jangan berurusan sama mereka deh serius. Banyak fansnya."
"Pantesan aja tadi aku disinisin kakak OSIS cewek." Alana menghela napasnya, dia sadar sekarang kenapa orang-orang memandanginya seperti tadi.
"Emang kenapa?" Tanya Talita.
"Bareng sama Alan."
"What?!! Lo siapanya Alan sih emang, kok bisa lo bareng sama dia?" Tanya Talita kaget.
"Kembarannya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments