One Night One Billion
Di club malam. Seorang gadis bernama Aqila Sharma sedang duduk mnyendiri di sofa panjang, menatap
lautan manusia yang sedang meliukan tubuh, berjoget ria menumpahkan semua masalah hidup atau hanya sekedar penghiburan diri. Tapi Aqila berbeda, ia bahkan merasa risih berada disana.
Kalau bukan merayakan kelulusan yang diadakan para siswa, Aqila juga tidak akan mungkin berada disana. Teman-temannya melambai ke arahnya yang bahkan tidak ada niatan untuk bergabung dengan mereka. Berulang kali ia melihat jarum jam pada arlojinya, seraya men dengus kesal, “Kenapa harus tempat seperti ini sih! Bukannya awalnya mereka bilang merayakannya dicafe,” gerutu Aqila yang kesal karena merasa di bohongi.
Dan ketika saat ia akan beranjak pergi, tiga gadis yang yang memang satu kelas dengannya, menahannya. Ya mereka adalah tiga sekawan yang kerap menjahili Aqila selama disekolah.
“Ettt... mau kemana?” tanya Bela ketua geng dari tiga gadis itu.
“Mau pulang, aku nggak cocok berada disini,” sahut Aqila.
“Kita enggak akan ngijinin sebelum kamu minum ini,” kata Chia menimpali dan menyodorkan segelas minuman yang tidak berwarna.
“Apa itu? Alkohol? Aku engak mau!” tolak Aqila dengan tegas.
“Bukan, ini hanya minuman biasa, lihat warnanya saja bening, iya ‘kan?” ucap Bela lagi dan di angguki kedua temannya.
Aqila mengambil gelas itu lalu ia cium aroma dari isinya yang ternyata tercium bau yang sangat menyengat membuat Aqila menjauhkan gelas itu dari wajahnya. “Kalian bohong, jelas-jelas ini bau alkohol,” protes Aqila. “Kalau begitu aku pulang dulu.”
“Oke, enggak apa kalau kamu mau pulang, tapi kembalikan baju ku yang kau pakai itu, sekarang!”
Langkah Aqila terhenti dan membalikan tubuhnya, menatap nanar ketiga teman kelasnya itu.
“Bukankah kau bilang ini diberikan untuk anak-anak yang satu kelas dari hasil uang kas?”
“Cih! Mana mungkin, kau tahu harga baju itu sama dengan biaya ujian tiga orang siswa.”
Ya sebelumnya memang Aqila diberikan sebuah dress merah oleh gadis yang bernama Chia dan dia mengatakan kalau itu adalah baju yang dibeli dari hasil uang kas, untuk para siswa yang memang tidak memiliki
dresscode untuk ke acara pesta kelulusan itu. Aqila yang memang hanya anak yatim piatu yang bahkan selama ini hanya menumpang dengan Bibi dan Pamannya, tentu menerima itu dengan senang hati.
Aqila tertunduk memikirkan bagaimana nasibnya jika Bela benar-benar meminta baju itu kembali, sedangkan ia tidak membawa baju ganti.
“Bagiamana? Ayo kita ke toilet,” ucap Bela.
“Tapi aku enggak bawa pakaian ganti, bagaimana kalau besok baru kukembalikan.” Lirih Aqila.
“Enggak! Aku mau sekarang.”
“Tapi...”
“Sudahlah Qil, lagian Cuma minum segelas ‘kan. Enggak bakal buat kamu mabuk juga,” timpal Siena, yang ternyata Aqila pikirkan matang-matang. ‘Minum segelas? benar enggak bakal mabuk ‘kan?’ benak Aqila.
“Oke kalau begitu, tapi hanya segelas ‘kan?” kata Aqila dan langsung di angguki ketiga gadis itu.
Tanpa Aqila sadari keputusannya itu akan membuat dia berada dalam masalah besar.
Bela lah yang memastikan Aqila untuk meminum minuman itu hingga tandas tak tersisa, dan setelah selesai memaksa Aqila mereka tertawa puas dan meninggalkannya begitu saja untuk kembali bergabung dengan yang lainnya dibawah sana.
Aqila segera mengambil sebotol air mineral yang tersedia di atas meja, menenggaknya untuk menghilangkan
rasa pahit dari alkohol itu yang tersisa di lidahnya. Tenggorokannya terasa panas dan terbakar, sunguh Aqila benar-benar tidak menyukai rasa dari minuman itu.
Perlahan rasa pahit itu mereda, tapi berganti dengan rasa sakit dikepalanya. Sakit, sakit sekali! Dia berusaha tetap terrsadar dan segera bangkit dari sana untuk pergi, Aqila berjalan ke arah yang dia sendiri pun tidak tahu kemana.
Diruangan lain, seorang pria yang baru saja datang langsung disambut dengan penanggung jawab tempat itu, yang memang sudah mengenalnya. “Tuan silahkan menikmati suguhan kami,” ucap orang itu dan di angguki olehnya.
“Apa Anda membutuhkan yang lainnya?”
“Untuk sementara ini, tidak.”
“Apa tuan tidak ingin mencoba koleksi kami? Kebetulan kami baru saja merekrut barang baru, dia masih segar, cocok untuk Anda.” Pria itu terdiam sejenak.
Hari ini pekerjaanya memang membuat dia stress, terlebih lagi ia baru saja kalah tander dan di tolak oleh investor besar hanya karena masalah sepele menurutnya. Mungkin seorang teman minum dan mengobrol saja, cukup mengobati hari sialnya ini.
“Baiklah, berikan itu padaku.” Jawabannya membuat penanggung jawab tempat itu tersenyum lebar.
“Siap Tuan! Silahkan, akan saya tunjukan kamar Anda.”
Dikamar yang disebut dengan king vip, pria itu terduduk ditepi ranjang sambil menunggu pesanannya datang. Tapi tiba-tiba terdengar sebuah suara seperti ada benda yang terjatuh didepan kamarnya.
Dengan rasa penasaran, iapun beranjak ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dan ketika ia membuka pintu kamarnya yang dia kira adalah benda yang terjatuh namun seorang wanitalah yang ia lihat tergeletak dibawah kakinya.
Ia berjongkok dan melongok wajah gadis yang memakai dres merah itu. “Apa dia yang dimaksud barang segarnya?” tanpa berpikir panjang lagi iapun membawa gadis itu kedalam kamar lalu mengunci pintunya dari dalam.
Dengan perlahan ia meletakan tubuh ramping gadis itu keatas ranjang. “Haaahh, aku menyewamu untuk menemani
ku minum dan berbincang, bukannya melihatmu tertidur!” gerutunya kesal.
Tapi baru saja ia akan melangkah pergi, gadis itu terbangun dan langsung bertingkah aneh.
“Panas, panas!” pekiknya yang terus mengibasi wajah dan dadanya yang sedikit terbuka itu dengan tangannya. Si pria yang melihatnya merasa heran dengan tingkah aneh gadis itu yang terus berteriak panas padahal ac di ruangan sangatlah dingin.
“Tuan, tolong aku, panas!”
Pria itu terus memperhatikan wajahnya yang sudah mengeluarkan keringat bahkan dres yang berwarna merah itu
terjiplak bayangan air keringatnya. “Apa ada yang sedang menjebaknya?” gumam sang pria yang seperti sudah mengetahui kenapa gadis itu terus berteriak panas.
Dan tanpa si pria itu duga, sang wanita malah membuka dressnya yang alhasil menampilkan lekuk tubuhnya langsung, brra dan hotpant hitam itu hanya menutupi bagian intimnya tapi si pria cukup merasa terpancing karena melihat buah dada si gadis yang sangat berisi dan pastinya membuat ia menelan ludahnya dengan susah payah, bahkan junior dibawah sana sudah berdiri dengan gagahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Nur Inayah
kasian bngt bagaimna untuk msa depan ny Qil
2023-05-21
0
Aditya HP/bunda lia
kasihan sekali kamu Qil ... 😭😭
2023-02-12
0
Bunga Alika
aku kirim mawar biar tambah semangat 🌹🌹
2023-02-02
0