Hopeless
"Maaf Sayang, aku lagi sibuk dan belum bisa menemani kamu fitting baju pengantin sore ini," sesal suara di ujung telepon, ketika Nezia menelepon calon suaminya.
"Sibuk? Bukankah, Bang Dito sendiri yang kemarin berjanji akan menemani Inez?" Nezia mengerutkan dahi, terdengar kekecewaan dari nada bicaranya.
Gadis itu memainkan rambutnya yang masih sedikit basah karena baru selesai mandi sore.
"Maaf, Sayang. Ada klien yang tiba-tiba ngajak ketemuan untuk membahas proyek baru, aku tak bisa menolaknya, Sayang," bujuk Dito dengan melembutkan suaranya, hingga membuat Nezia percaya dengan apa yang dikatakan pemuda yang sudah lama menjadi kekasihnya itu.
"Baiklah, Bang. Inez akan ke sana sendiri," pungkas Nezia yang kemudian menutup panggilan teleponnya.
"Huh ...." Gadis cantik itu menghembus kasar napasnya dan melempar ponsel dengan asal ke tempat tidur. "Malas banget, sih, kesana sendiri," gumam Nezia seraya menghempas tubuh rampingnya ke atas ranjang yang empuk.
'Tapi kalau enggak ke butik, nanti Kak Fira nungguin lagi. Baiklah, aku akan kesana sekarang. Habis dari butik, aku akan mencari buku tentang keluarga islam di mall tempat biasa kami nongkrong,' monolog Nezia dalam hati.
Gadis itu segera beranjak, berganti pakaian dan merias tipis wajah ovalnya. Setelah memakai hijab dan mematut diri sebentar di depan cermin, Nezia menyambar tas cangklong favorit, hadiah dari Dito di hari jadi mereka dan kemudian berlalu keluar dari kamar.
"Bu, ibu," panggil Nezia dengan meninggikan suara, seraya menuruni anak tangga. Kebiasaan gadis itu jika hendak keluar rumah, dia pasti akan memanggil-manggil sang ibu hingga wanita paruh baya yang telah melahirkannya tersebut menyahut.
"Ibu di sini, Nez!" teriak sang ibu dari arah dalam.
Bergegas, Nezia menghampiri sang ibu yang suaranya terdengar dari meja makan.
"Inez ke butik Kak Fira dulu ya, Bu," pamit Nezia pada sang ibu yang tengah menyiapkan makan malam.
"Memangnya, Bang Dito sudah datang, Dik?" tanya sang ibu dengan lembut.
"Inez sendiri, Bu. Bang Dito tidak bisa ngantar karena ada 𝘮𝘦𝘦𝘵𝘪𝘯𝘨 dadakan," balas Nezia dengan jujur.
Ibunya Nezia itu mengerutkan dahi dengan dalam, perasaannya tiba-tiba saja menjadi tidak enak, tapi ibu dua anak tersebut berusaha menepis pikiran buruk yang tiba-tiba saja menyambanginya.
"Biar diantar sopir saja, Dik," saran sang ibu.
"Enggak perlu, Bu. Inez sekalian mau cari buku di mall," tolak Nezia dengan halus.
"Ya, sudah. Kamu hati-hati, ya," pesan wanita paruh baya tersebut.
Nezia kemudian mencium punggung tangan sang ibu dengan takdzim, mencium pipi kanan dan kiri seperti kebiasaannya selama ini jika hendak keluar dari rumah, baru setelah itu mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum, Bu."
"Wa'alaikumsalam," balas sang ibu, seraya melambaikan tangan pada sang putri yang segera berlalu.
Nezia yang menyetir sendiri kendaraannya, berjalan dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan ibu kota untuk menuju butik saudaranya.
Setelah berjibaku dengan kemacetan jalanan ibu kota karena kebetulan bertepatan dengan orang-orang yang hendak pulang ke rumah usai seharian bekerja, akhirnya mobil yang dikendarai Nezia memasuki area parkir sebuah butik terkenal di kota Jakarta, Butik Putri Alamsyah.
Nezia berjalan dengan penuh percaya diri memasuki butik saudaranya tersebut.
"Selamat sore, Non Inez," sapa salah seorang karyawan butik yang sudah sangat hafal dengan gadis berhijab itu.
"Sore, Kak," balas Nezia dengan tersenyum ramah. "Kak Fira ada di dalam, Kak?" tanya gadis itu kemudian.
"Ada, kok. Non Inez sudah ditungguin, silahkan masuk." Karyawan tersebut mempersilahkan dengan isyarat tangannya.
"Makasih, Kak," balas Nezia seraya melambaikan tangan.
Gadis bertubuh ramping itu segera masuk ke ruang kerja 𝘰𝘸𝘯𝘦𝘳 butik tersebut. "Assalamu'alaikum," ucap salam Nezia sambil berjalan menghampiri wanita cantik yang sedang duduk di kursi kerjanya.
"Wa'laikumsalam, Dik," balas wanita cantik tersebut seraya membalas pelukan Nezia. "Baru saja kakak mau telepon kamu, Dik," ujarnya kemudian.
"Maaf ya, Kak. Inez agak molor," balas Nezia. "Inez 'kan enggak berani ngebut di jalan raya, Kak," imbuhnya
"Loh ... memangnya, kamu enggak diantar sama Dito?" tanya Fira seraya mengedarkan pandangan ke arah pintu.
Nezia menggeleng lemah. "Sibuk dia," balasnya dengan lesu.
"𝘗𝘰𝘴𝘪𝘵𝘪𝘷𝘦 𝘵𝘩𝘪𝘯𝘬𝘪𝘯𝘨 aja, Dik. Barangkali Dito sedang membereskan semua pekerjaannya, jadi nanti ketika kalian bulan madu, enggak ada lagi pekerjaan yang mengganggu." Fira menatap Nezia seraya tersenyum manis.
"Bang Dion juga sering bikin kejutan seperti itu, Dik. Suka ngeselin! Berhari-hari sibuk dan mengabaikan aku, tapi ternyata dia sibuk karena menyiapkan liburan spesial untuk kami," ujar Fira, mencoba menenangkan kegundahan hati Nezia.
Mendengar perkataan Fira, gadis yang memiliki bulu mata lentik itu tersenyum. "Semoga aja ya, Kak."
"Ya, udah. Ayo, dicoba dulu kebaya dan gaunnya!" ajak Fira.
Wanita anggun pemilik butik itu kemudian membantu Nezia, mencoba kebaya dan gaun pengantin yang didesain sendiri oleh Fira.
"Kalau menurut kakak, ini sudah pas, Dik," ujar Fira sambil memutari tubuh Nezia.
"Iya, Kak. Udah nyaman, kok. Pas di badan," balas calon pengantin itu, setuju.
"Oke, besok akan kakak antar langsung ke rumah. Kakak juga udah kangen sama masakan tante Nisa," ujar Fira, sambil membantu Nezia melepaskan gaun yang akan dikenakan Nezia pada acara resepsi pernikahan beberapa hari ke depan.
"Oke, Kak. Inez cabut dulu ya, Kak," pamit Nezia kemudian.
"Langsung balik atau mampir kemana dulu, Dik?" tanya Fira setelah melepaskan pelukannya.
"Mampir bentar ke mall, Kak. Mau cari buku," balas Nezia. "Assalamu'alaikum," ucap salam gadis itu, sambil berlalu meninggalkan ruang kerja Fira.
Nezia kembali melajukan mobil lamanya dengan kecepatan sedang, untuk menuju pusat perbelanjaan terbesar di kawasan tersebut.
Tak berapa lama, gadis itu tiba di Mall tempat dia biasa nongkrong bareng para sahabat.
'Huh ... malas banget, sih, sebenarnya jalan sendiri, tapi mau bagaimana lagi?' gumam Nezia sambil turun dari mobil.
'Udah mau maghrib, aku harus buru-buru.' Nezia bergegas memasuki mall terbesar dan langsung menuju lantai lima, dimana barang yang akan dia cari ada di sana.
Nezia fokus mencari buku yang dia inginkan. Dibacanya satu-persatu sampul buku dan deskripsi isinya, hingga terkumpul tiga buku yang gadis itu pilih.
'Ini dulu, kayaknya cukup.' Nezia segera beranjak untuk menuju kasir.
Setelah membayar tagihan dari barang yang dia beli, gadis berhijab motif kotak-kotak itu kemudian menuju musholla yang berada di lantai dasar karena waktu maghrib telah tiba.
Sambil menunggu antrian wudhu, iseng, Nezia mengirimkan 𝘴𝘩𝘢𝘳𝘦𝘭𝘰𝘬 ke group chat sahabatnya.
Gadis itu tersenyum, ketika langsung ada yang merespon.
"Kami akan segera meluncur bakda sholat maghrib, kamu jangan kemana-mana dulu." [Mirza]
"Oke, aku mau sholat dulu. Wait me." [Attar]
"Sorry beib, paksu lagi mode pengin. So, aku gak bisa gabung." Yang disertai emoticon tertawa ngakak [Lili]
Nezia tersenyum. Dia segera menyimpan ponselnya, setelah tempat wudhu tak lagi antri.
Gadis manis itu segera berwudhu dan kemudian menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Nezia berdo'a dengan khusyuk, meminta pada Sang Pencipta agar dimudahkan segala urusannya.
'Aku tunggu mereka di kafe biasa aja kali, ya.' Bergegas gadis itu kembali naik ke lantai atas, untuk menunggu para sahabat.
Nezia segera memesan kopi latte kesukaannya dan memilih tempat duduk yang agak tersembunyi, tetapi dari tempatnya duduk tersebut dapat melihat orang-orang yang baru saja datang ke kafe.
Baru saja gadis berhijab itu menyeruput kopinya, netra indah Nezia menangkap sosok yang sangat dia kenali masuk kedalam kafe sambil memeluk mesra pinggang sang wanita.
"Uhuk ...." Nezia tersedak kopi yang baru saja masuk ke dalam tenggorokan, buru-buru dia menutup mulutnya agar suaranya tak terdengar oleh orang yang baru saja datang.
Setelah cukup tenang, gadis itu berjalan dengan santai menghampiri meja pasangan yang sedang bercanda mesra tersebut.
"Tega kamu, Bang!" seru Nezia yang memergoki calon suaminya itu, seraya menampar keras pipi Dito.
☕☕☕☕☕ bersambung ...
Halo, Best ... Assalamu'alaikum 🙏
Bertemu lagi kita 🤗
Moga enggak bosan yah, dengan kisah-kisah yang aku buat 🥰
Makasih hadirnya dengan memberi like 👍
Makasih hadiah bunga 🌹dan kopi tubruknya ☕
Makasih bintang ⭐ lima dan favoritnya 😍
Makasih untuk semuanya 😘
Happy reading, Bestie 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
sherly
si Dito itu emang meeting tp Ama selingkuhannya... mantull Nez knp hanya ditampar disiram donk pakai kopi panas biar seger tu dito
2023-11-14
1
Ita rahmawati
baru mulai dh nyesek...ksianny si inez 🥺🥺
2023-06-08
1
Ifti Nisa
aku bura buka dan coba baca. ternyata seru thor
2023-05-06
1