Balas Dendam Putri Bulan
...🍀🍀🍀...
Malam itu disebuah istana megah, terlihat banyak orang berlarian kesana kemari dengan kondisi terluka parah dan mereka saling bertarung. Yang satunya manusia dan lawan bertarung mereka seperti bukan manusia, sebab mereka bertubuh tinggi seperti troll dan menyeramkan. Mereka menyerang para pengawal di kerajaan itu dengan membabi buta tanpa pandang bulu.
Dan di langit pun turun hujan dengan derasnya, yaitu hujan darah. Ketika semua orang menghindar dari hujan darah itu, seorang pria malah tampak berdiri ditengah hujan dengan tenang, tubuhnya berlumuran darah menikmati hujan darah itu.
"Segarnya..." pria itu menjilati hujan darah itu seolah yang turun dari langit laksana air dari surga. Seringai terlihat dibibirnya dan menyiratkan betapa kejamnya pria itu. Dia adalah Hyacinth Cyrano, tunangan dari putri Selena Eileen Aurella Istvan, putri dari kerajaan yang saat ini sedang dia hancurkan.
"Yang mulia, tuan Putri menghilang!" lapor seorang pria berbadan kekar dengan kulit gelapnya, dia adalah Barak bawahan Hyacinth.
"Menghilang? Setelah ayah dan adiknya mati mati, dia malah melarikan diri? Pasti dia melarikan diri dengan sang Ratu. CARI DIA SAMPAI DAPAT! AKU MEMBUTUHKAN KEKUATAN BULANNYA!" titah Hyacinth pada anak buahnya itu.
"Baik Yang Mulia," balas Barak patuh, pria itu lalu meminta para troll dan pengawal lainnya untuk mencari keberadaan Selena, tunangannya.
Hyacinth tersenyum menyeringai, ia tertawa sarkas setelah menaklukan kerajaan Istvan dan sekarang ia akan menjadi raja, menggantikan posisi Maximilian untuk menjadi seorang Raja.
"Kau tidak akan bisa pergi kemana-mana Selena, sebelum kau memberikanku batu bulan itu!" seru Hyacinth sambil menebas leher seorang pengawal istana yang lewat didepannya dengan pedangnya yang berlumuran darah itu.
Kepala si pengawal menggelinding tepat didepan matanya dan pria itu malah tersenyum bahagia. "Haha, ibu...ayah...aku sudah membalas dendam dan tinggal selangkah lagi balas dendam ku akan sempurna!" Hyacinth melihat ke arah langit, dia membiarkan dirinya di guyur hujan darah.
Kerajaan itu kini telah berubah menjadi lautan darah dan ini adalah hal yang membuat Hyacinth bahagia. Sebentar lagi dia adalah pemilik dari kerajaan Istvan dan juga negeri itu.
****
Di sebuah lorong bawah tanah, tampak empat orang wanita tengah berlari dengan cepat. Mereka berempat terengah-engah dengan gaun dan wajah penuh bercak darah. Tak hanya itu, wajah mereka juga banjir dengan air asin yang bernama air mata.
Sampailah mereka di sebuah terowongan kecil dan suram. Mereka pun berhenti didepan sana.
"Kalian pergilah dari sini! Cepat!" ujar Liliana pada ketiga wanita itu. Mereka adalah Rosela keponakan Liliana, yang berambut gelap adalah Selena putrinya dan satunya lagi adalah pelayan setia Liliana bernama Doris.
"Saya tidak akan meninggal Yang Mulia!" serka Doris dengan air mata yang terus mengalir.
"Doris, kau harus pergi! Bawalah putri Rosela dan putri Selena pergi dari sini, mereka harus selamat. Aiden...dia pasti akan segera datang." kata Liliana, dengan harapan bahwa putra sulungnya yang merupakan Raja Gallahan akan segera datang menolong mereka yang berada di kerajaan Istvan.
"Ibu...kita harus pergi bersama. Kumohon ibu, hiks." Selena menangis seraya memegangi tangan ibunya. Dialah penyebab semua ini terjadi, jika dia tidak jatuh cinta pada Hyacinth maka ini semua tidak akan terjadi.
"Kenapa kau malah menangis Selena? Bukankah ini semua yang kau inginkan? Kau senang kan membuat orang tuaku TIADA! Kau senang membuat kerajaan ini hancur?" hardik Rose dengan tatapan tajam penuh amarah pada Selena. Dia begitu sedih saat melihat kedua orang tuanya Laura dan Eugene meninggal di tangan Hyacinth, tunangan saudara sepupunya. Dia menyalahkan Selena atas semua ini.
"Maafkan aku kak Rose...maafkan aku..." Selena menangis terisak, ia mengakui kesalahannya. Jika saja dia tidak bodoh dan tidak mudah percaya pada Hyacinth, semua ini tidak akan terjadi.
"Sudah! Kalian jangan berdebat! Kalian harus pergi dari sini, kalian harus selamat! Doris, bawa mereka pergi dari sini!" titah Liliana pada Doris. Dia meninggikan suaranya pada mereka bertiga.
Akhirnya Liliana terpaksa mendorong tubuh Rosela untuk masuk lebih dulu ke dalam lubang kecil itu, lalu Doris berada di belakangnya. Sedangkan Selena masih enggan pergi. "Kenapa kau masih disini? Cepatlah pergi! Lubang ini mengarah keluar dari kerajaan Istvan dan kalian pasti akan selamat. Pergilah putriku, Hyacinth--dia mengincarmu." ucap Liliana seraya memeluk Selena sambil menangis. Setelah kepergian suami dan anak bungsunya, dia melemah.
"Ibu...aku tidak akan meninggalkan ibu." kata Selena yang semakin erat memeluk Liliana.
"Bibi, mari kita pergi bersama!" ujar Rosela pada bibirnya itu, dia sudah merangkak di dalam gua sempit itu.
Liliana tidak menjawab, ia mengigit bibirnya. Kemudian melepaskan gelang yang ada dipergelangan tangannya. Gelang berbentuk hati dengan permata merah seperti Rubi. Dia menyerahkan gelang itu pada Selena. "Orang yang pernah menitipkan gelang ini pada ibu, dia--berpesan bahwa kau harus memakainya saat usiamu 16 tahun dan hari ini tepat saat kau berusia 16 tahun. Katanya gelang ini bisa membuat keinginanmu jadi nyata," ucap Liliana seraya membelai pipi anaknya, ia telah memakaikan gelang itu pada Selena.
"Pergilah!"
Liliana mendorong Selena untuk masuk ke dalam goa itu. Selena, Rosela dan Doris menangisi kepergian Liliana dari sana. Wanita yang tak lain adalah Ratu Istvan itu pasti akan melawan Hyacinth, atau mungkin menyerahkan dirinya agar membiarkan Selena, Rosela dan Doris bisa kabur dari sana.
Di dalam goa itu, Rosela terus menangis sesenggukan. Mereka terus merangkak menuju ke tempat tujuan, tapi tatapan Rosela kepada Selena begitu tajam menghunus hatinya. "Ini semua gara-gara kau... gara-gara kau!" seru Rosela terus menyalahkan Selena dan gadis itu jadi semakin merasa bersalah.
Tak lama kemudian terdengar suara Hyacinth tak jauh dari sana. Dia memanggil Selena, dia mengancam jika gadis itu tidak muncul maka ibunya Liliana akan mati, namun jika dia muncul. Maka Liliana akan dibiarkan hidup.
"Kau mau kemana?" Rosela mengernyitkan dahinya melihat Selena bergerak pergi.
"Yang mulia anda mau pergi kemana?" tanya Doris yang melihat Selana berjalan berbalik arah.
"Kalian tau aku mau kemana." jawab Selena datar.
"Kau jangan bodoh! Si brengsek itu pasti menipumu lagi." Rosela memegang tangan Selena, ia tak mau gadis itu pergi meski dialah penyebab ini semua terjadi.
"Aku tau, meskipun begitu aku tidak bisa meninggalkan ibu...aku akan bersama ibu sampai akhir." kata Selena terisak. "Dan kalian jangan coba-coba untuk menyusulku, kalian harus selamat dan bertemu dengan kak Aiden." imbuhnya lagi.
Selena menepis tangan Doris dan Rosela, ia pun pergi sana tanpa mempedulikan kedua wanita itu memanggil namanya. Selena sudah keluar dari lubang itu dan dia menutup lubangnya rapat-rapat. Dengan berani dia berjalan ke lorong dan tak lama kemudian, beberapa pengawal Hyacinth menangkapnya. Hyacinth dan Liliana juga ada disana, kondisi mereka sangat tidak baik.
"Rupanya kau ada disini, sayangku." Hyacinth memegang dagu Selena. Gadis itu memalingkan wajahnya. Selena benar-benar jijik pada Hyacinth yang sudah menipunya dan juga menipu keluarganya.
"SELENA! KENAPA KAU KEMBALI? APA KAU TIDAK MENURUTI PERINTAH DARI IBUMU?!" sentak Liliana dengan mata berkaca-kaca, dia memandang putrinya tajam.
"Ibu..." lirih Selena pada ibunya.
"Kau--benar-benar!"
"Kalian banyak bicara!" seru Hyacinth, lalu tanpa aba-aba dia menusuk perut Liliana pedangnya. Wanita itu ambruk dengan memuntahkan darah dan perutnya mengeluarkan darah juga.
SREK!!
"IBU! TIDAAAAKKKKK!!!" teriak Selena syok, lalu dia pun berontak berusaha melepaskan dirinya dari pengawal Hyacinth untuk menghampiri ibunya. Ia tidak tega melihat wanita yang telah melahirkannya ke dunia, bersimbah darah kesakitan.
"Hyacinth kau iblis! HYACINTH KAU JAHAT! KAU SANGAT KEJAM!" teriak Selena murka.
"Memang." balas Hyacinth santai. Selena berontak dan akhirnya dia bisa menghampiri ibunya yang sudah sekarat. Hyacinth membiarkannya sebelum ia membuat gadis itu menyusul ibunya juga.
"Ibu...ibu...maafkan aku ibu...hiks..." Selena memeluk tubuh ibunya dengan penuh duka di hatinya.
"Jangan... pernah...menyalahkan dirimu...ini... bukan--salah--mu...bukan...nak...dan...dan ibu... mencintaimu...uhuk...uhuk..."
"Ibu... bertahanlah ibu!" Selena menggunakan kekuatan penyembuhannya, namun sayangnya tidak berguna. Darah di tubuh ibunya terus mengalir tanpa henti. Hyacinth tertawa melihatnya, ia berterimakasih pada pedang iblis nya yang membuat kekuatan Selena tidak berguna untuk Liliana.
"Ibu akan menyusul...ayah dan adikmu...ibu mohon.... bertahanlah hidup." Liliana menatap putrinya dalam, ia menyunggingkan senyuman terakhir untuk Selena. Lalu tangannya terkulai lemah dan wanita itu memejamkan mata untuk selamanya didalam pelukan Selena. Gadis itu, Selena menjerit histeris karena ia kehilangan orang-orang yang ia cintai.
Hyacinth tidak membiarkan wanita itu berlama-lama disana, ia harus mengambil kekuatan Selena. Tanpa perasaan Hyacinth merobek dada Selena dan mengambil jantung dan hatinya lalu memakannya.
Sebelum kematian menjemputnya, Selena bersumpah bahwa dia akan kembali untuk membalas dendam pada Hyacinth bagaimanapun caranya.
"Kau akan hidup menderita Hyacinth...akan aku pastikan itu...AKU AKAN MEMBALASMU!" itulah kata-kata terakhir Selena sebelum dadanya di robek dan organ dalamnya diambil.
****
Ditempat lain, terlihat seorang gadis berpakaian pelayan sedang berada di sebuah kamar mandi dan memegang sikat. Gadis berambut perak itu membuka matanya yang tadi sempat terpejam.
"Hey! Rubi, sedang apa kau disini? Apa kau sudah menyelesaikannya?" tanya seorang wanita yang berdiri diambang pintu kamar mandi yang mewah itu.
Gadis itu tampak bingung, dia adalah Selena yang kini berada didalam wujud yang lain. "Kau--siapa? Dan siapa--Ruby?"
...*****...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys 🙈🙈biar aku gak pindahin novel ini ke yang lain 😬😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Murni Dewita
mampir thor
2023-10-22
1
ciru
cakeep
2023-06-23
0
Nenk Sari
knp akhirnya lili max mati jika sedari awal slalu d satukan😩
2023-06-06
1