Wanita Berkubang Dosa
Bu Sumi, wanita paruh baya yang terkenal begitu sombong dan bermulut pedas, saat ini sedang benar benar khawatir dengan keadaan putrinya, karena sudah tiga bulan berturut turut, Yani tidak lagi menstruasi.
Yani, anak yang begitu dia sayangi dan banggakan , adalah anak kesayangan dari pasangan Sumi dan Parjo, dari kecil selalu dimanja, apapun yang diminta selalu dituruti, bahkan saat Yani salah pun, Sumi selalu membelanya, bahkan kakak laki laki Yani juga selalu menjadi sasaran kemarahan Sumi saat adik kakak itu sedang berdebat atau berebut sesuatu, bagi Sumi, Parta kakak Yani, harus selalu mengalah, meskipun Yani dipihak yang salah.
Yani termasuk tumbuh menjadi anak yang bongsor, memiliki bentuk tubuh ideal dan cantik, Yani dari kelas SMP sudah mulai menstruasi, Dan kini Yani sudah kelas tiga SMU, tapi sudah tiga bulan berturut turut, Yani sudah tidak pernah menstruasi, ini menyebabkan Bu Sumi mulai hawatir, apa lagi ditambah desas desus dari omongan tetangga, kalau Yani seperti orang hamil muda, itu lantaran karena tubuh Yani mulai berubah, karena bagi ibu ibu, sangat mudah mengenali ciri ciri wanita hamil dari bentuk tubuhnya.
" Yani, ibu mau bicara, buka pintunya."
Bu Sumi mengetuk pintu kamar putri kesayangannya yang dari kemarin selalu mengurung diri dikamar, nggak mau makan apalagi pergi sekolah, Yani hanya meringkuk dikamar, mengeluh badannya lemas dan kepalanya pusing.
"Masuk Bu, Yani masih pusing."
Bu Sumi masuk ke dalam kamar anak gadisnya dengan perasaan tak menentu, pemandangan pertama yang ia lihat adalah tubuh Yani yang meringkuk dengan wajah terlihat pucat.
"Yan, ibu mau tanya, kamu jawab yang jujur ya nduk."
Bu Sumi bicara hati hati agar tidak menyinggung perasaan anak kesayangannya.
"Yani, kasih tau ibu, siapa laki laki yang sudah menjamahmu, yang tega melakukan perbuatan bejad padamu, jujur nak, ibu janji tidak akan marah."
Bu Sumi, berusaha terus menguatkan hatinya, agar tidak emosi apa lagi marah, karena itu bisa membuat putrinya lebih tersiksa lagi.
"Maksud ibu apa?."
Yani pura pura tidak paham dengan yang ibunya bicarakan, padahal dilubuk hatinya dia sangat ketakutan, takut jika ibunya tau, jika selama ini, Yani sudah biasa tidur dengan beberapa laki laki, demi sedikit uang jajan juga kesenangan belaka, dan itu semua orang tuanya tidak pernah tau, lebih tepatnya menutup mata dan telinganya saat ada tetangga yang mengingatkan perihal perilaku anak perempuannya, bahkan sering Bu Sumi justru marah marah dan mengumpat dengan kata kata kasar pada orang yang mengingatkannya, dan kini dia akhirnya harus menanggung sendiri perbuatan anaknya yang selalu dibela dan dibanggakan.
"Kamu sudah tiga bulan tidak menstruasi Yani, dan kemarin ibu menemukan taspack di tempat sampah, apa kamu hamil yan?
kenapa kamu tega membuat ibu bapakmu malu, katakan siapa laki laki itu, biar ibu menyeretnya kesini, dia harus tanggung jawab untuk menikahi kamu segera." ucap Bu Sumi tegas dan matanya sudah nampak berkaca kaca.
Yani bergeming, tak tau harus bilang apa pada ibunya, karena yang tidur dengannya tidak hanya satu laki laki saja.
"Yani, kenapa kamu diam saja, katakan, kamu tidak usah takut, bapak sama ibumu akan membelamu dan mencari keadilan untukmu, laki laki itu harus bertanggung jawab Yani."
Bu Sumi terus mendesak anaknya untuk mengaku, tanpa ia tahu jika sebenarnya Yani sendiri bingung siapa ayah anak yang ada dikandungannya itu.
"Yan, ngomong, jangan diam aja."
Bu Sumi makin kesal dengan sikap Yani yang masih saja diam.
"Kalau Yani jujur, apa ibu akan memarahi Yani?."
Yani menatap ibunya takut, takut jika ibunya berubah dan memarahinya bahkan sampai memukulnya.
"Ibu janji, ibu nggak akan marah, karena kamu anak kesayangan ibu, meskipun kamu salah, ibu akan tetap membelamu Yani, ingat itu baik baik." Bu Sumi mencoba membuat Yani percaya dan mau bicara dengan siapa dia melakukan hubungan terlarang itu.
"Yani tidak tau siapa ayah anak ini Bu, karena yang berhubungan dengan Yani banyak." sahut Yani jujur sambil menggigit bibir bawahnya cemas, takut ibunya akan murka dengan kejujurannya.
"Ya ampun Yani." pekik Bu Sumi melotot tak percaya.
Bu Sumi terperangah dan shok dengan pengakuan anak kesayangannya.
"Ibu tadi bilang tidak akan marah, kenapa teriak sampai begitu." Yani tidak terima ibunya teriak seolah menyalahkannya, padahal sudah janji untuk tidak marah dengan pengakuannya.
"Ibu kaget saja Yani, siapa saja laki laki itu? sebutkan biar ibumu ini tau, jadi bisa memilih siapa yang pantas bertanggung jawab atas kehamilanmu ini, kamu ini kalau melakukan suatu itu mbok yow dipikir dulu, biar nggak repot begini." Bu Sumi menahan kesal agar mulutnya tidak mengasari anak gadisnya.
"Gak tau Bu, Yani lupa. Tapi Yani mau sama Santo saja yang jadi bapak anak yang Yani kandung ini." Sahut Yani dengan wajah biasa saja.
"Apaaa?."
Bu Sumi langsung membekap mulutnya tak percaya, setelah Yani mengatakan nama laki laki yang pernah tidur dengannya.
"Santo Yan? apa ibu nggak salah dengar? sudah gila kamu ya."
Bu Sumi seketika langsung meneloyor kepala Yani dengan telunjuknya karena geram.
"Habisnya Yani cinta sama mas Santo Bu, suka kasih uang jajan ke Yani juga, kan nggak enak kalau nolak." sungut Yani kesal dengan sikap kasar ibunya.
"Iso iso ibumu ini darah tinggi yan, kamu kurang apa sama ibu bapakmu, apa yang kamu minta selalu kami penuhi, heran ibu." Bu Sumi mengelus dadanya yang mulai terasa sesak.
"Trus ini gimana Bu, siapa yang jadi bapaknya anak di kandunganku ini?" balas Yani dengan mulut di manyunkan, bahkan tidak ada gurat kesedihan atau penyesalan sama sekali di wajah Yani.
Bu Sumi menarik nafasnya dalam, berusaha tetap tenang agar kesehatannya tidak terganggu karena ulah anak gadisnya.
"Biar nanti ibu sama bapakku pergi kerumahnya Santo untuk meminta pertanggung jawaban keluarganya, mereka harus setuju dan kalian harus segera menikah." Balas Bu Sumi dengan mimik kurang suka karena ada dendam masa lalu antara Bu Sumi dengan ibunya Santo.
Yani tersenyum, apa yang dikatakan ibunya ada benarnya juga.
"Yani setuju Bu, terus kita harus bagaimana Bu, kalau mas Santo menolak gimana?" Yani langsung antusias karena Yani memang menyukai Santo.
"Kamu tenang saja, ini urusan ibu sama bapak, kamu siap siap, nanti malam kita kerumah Santo, kamu harus bisa akting yang baik, buat mereka percaya kalau kamu hamil karena Santo, tunggu bapakmu pulang, nanti kita temui orang tuanya Santo." sahut Bu Sumi dengan wajah masam, lalu keluar dari kamar anaknya dengan perasaan kesal luar biasa.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Parjo pulang kerja langsung digeret istrinya ke kamar, dan Sumi menceritakan semuanya tentang anak perempuannya, awalnya Parjo menolak diajak menuntut kerumahnya Santo, tapi lama lama luluh juga karena sang istri terus membujuknya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
New karya Hawa
#Negeri dongeng Alisia
#Wanita Berkubang Dosa
#Cinta berbalut Nafsu
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments