"Diaaaaam!"
Suara teriakan dari arah pintu seketika membuat suasana yang tadinya ricuh kini berubah sunyi, semua pandangan menatap ke arah suara tegas yang mampu membungkam pertengkaran dua wanita yang sama sama tak terima anaknya disalahkan.
Meskipun usianya yang tak lagi muda, pak Arip kakaknya Bu Tini, masih terlihat gagah dan menarik.
Meskipun pak Arip dengan Bu Tini saudara kandung, tapi mereka memiliki karakter yang berbeda, Bu Tini yang terkenal judes dan angkuh pun sebaliknya dengan pak Arip, pak Arip memiliki sikap tenang, dan lebih pendiam, tak salah jika beliau disegani oleh warga setempat, apa lagi dengan sikapnya yang dermawan, hampir satu bulan sekali, pak Arip bagi bagi sembako untuk warga yang kurang mampu dan ini keadaan terbalik dari sikap adiknya yang begitu perhitungan, meskipun mereka sama sama kaya.
Pak Arip mengulurkan tangan pada pak RT dan yang lain untuk bersalaman, lalu beliau mempersilahkan semua untuk duduk kembali, sedang kan Bu Tini dan Bu Sumi, masih memendam perasaan kesal satu dengan yang lain, bahkan pandangan mata keduanya sama sama sinis dan saling meremehkan.
Pak Arip lantas mengambil tempat duduk yang ada disamping sang adik.
"Maaf kalau boleh saya tau, kenapa pak RT serta bapak dan ibu datang bersamaan dirumah Tini?dan tadi sempat saya dengar bahkan lihat sedang ada adu mulut antara Bu Sumi dengan adik saya, apa yang sebenarnya terjadi?" Pak Arip memasang wajah datarnya, sambil menunggu jawaban dari pak RT beserta rombongannya, meskipun sebenarnya pak Arip sudah bisa menebak maksud kunjungan mereka.
"Mereka bilang, Santo yang menghamili Yani, jujur aku tidak terima kalau anakku difitnah seperti ini. Aku harap mas sebagai kakak bisa mengatasi tuduhan tanpa bukti mereka." Dari nada suaranya, Bu Tini masih begitu kesal dan tidak terima dengan tuduhan yang dilayangkan Yani pada anaknya.
Pak Arip menepuk nepuk pundak adiknya pelan, meminta untuk tenang dan bersabar.
"Semua akan baik-baik saja, Tin.
Lebih baik bicarakan ini dengan kepala dingin, agar keputusan yang diambil nanti tidak disebabkan oleh emosi sesaat.
Panggilkan Santo, dan minta dia ikut gabung disini, alangkah baiknya Yani dan Santo dipertemukan, kita tanya mereka bareng bareng." Pak Arip meminta Tini untuk memanggil anaknya, karena harus melibatkan kedua pihak untuk memastikan semuanya, dan Tini pun dengan langkah malas memanggil Santo di kamarnya.
Wajah Yani langsung sumringah melihat kedatangan Santo, matanya terlihat ada binar kekaguman pada lelaki berkulit bersih itu, tapi tidak dengan Santo, justru dia sangat muak melihat Yani, karena bagi Santo, Yani hanyalah gadis bodoh dan mur****.
"Baiklah, disini sudah ada Santo juga Yani, kita tanya mereka satu satu, biar lebih gamblang siapa yang jujur dan siapa yang bohong." Pak Arip bicara sambil melirik ke arah Yani yang sedang menatap Santo penuh kekaguman.
"Santo apa benar kamu ada hubungan dengan Yani? Dan apa benar kamu sama Yani pernah melakukan adegan dewasa hingga sekarang Yani mengandung benihmu?" Pak Arip tak mau lagi bertele tele dalam bertanya, baginya lebih baik langsung pada inti permasalahannya.
"Iya, aku dan Yani melakukan itu, tapi pas denganku, Yani sudah tidak gadis lagi, itu artinya Yani juga pernah tidur dengan laki laki selain aku, bukan begitu yan?" Santo sengaja mengatakan sebenarnya hanya untuk menjatuhkan Yani, biar semua tau, kalau Yani gampangan.
"Tega kamu ya mas, kenapa kamu bisa fitnah aku seperti itu? pas sama kamu, aku pertama kali melakukan itu."
Hu hu hu, Yani mulai nangis terisak, meskipun tangisnya pura pura, biar semua simpati padanya.
"Baiklah, disini mas Santo sudah mengakui, dan Yani pun juga bicara benar, jadi artinya, mereka sama sama mau, untuk selanjutnya silahkan ditentukan oleh kedua pihak keluarga." Pak RT menimpali dengan tegas.
"Tunggu dulu." Tiba tiba Bu tini bersuara setelah sekian menit hanya menyimak saja.
"Tadi Santo bilang, kalau Yani sudah tidak segel lagi pas berhubungan, apa tidak menuntut kemungkinan, jika bayi yang ada diperutnya itu benih dari laki laki lain yang pernah tidur dengannya." Bu Tini menatap tajam ke arah Yani yang menunduk kesal.
"Demi Tuhan, Yani hanya melakukan itu dengan mas Santo, Yani mohon, mas Santo bertanggung jawab, Yani malu mas." Yani menatap sendu ke arah Santo, berharap lelaki itu bersimpati padanya.
"Beri kami waktu untuk berpikir, besok kami akan kerumah pak Parjo, untuk membicarakan masalah ini lagi." Sahut pak Arip tegas dan di iyakan oleh Parjo juga semua yang hadir.
Saat mau melangkah keluar, Bu Sumi kembali bersuara.
"Jangan sekali kali kamu lari dan sembunyi, anakku hamil karena ulahmu, secara kamu sudah merusak masa depannya, sekarang Yani malu pergi ke sekolah, ingat Santo, kamu harus bertanggung jawab dengan perbuatanmu pada anakku!" Bu Sumi menunjuk kearah Santo yang berdiri tak jauh dari ibunya dan hanya dibalas senyum meremehkan oleh Santo dan ibunya, merasa tidak dihargai, Bu Sumi mulai emosi.
"Jangan kalian pikir aku akan diam saja, kalau besok kalian tidak ada niat baik, aku pastikan akan mengerahkan para pemuda dan warga untuk memaksa Santo bertanggung jawab, kalau perlu aku sendiri yang akan membakar rumah ini, masuk penjara pun aku tidak takut, karena seorang ibu pasti akan berjuang habis habisan untuk membela anaknya, ingat itu Tini." Setelah puas mengeluarkan semua unek uneknya, Bu Sumi kembali melangkah pergi, menyusul Parjo yang terbengong melihat keberanian istrinya.
"Kenapa tadi mas Arip terlihat sangat lemah dan terkesan menyanggupi keinginan Yani dan keluarganya? Iya kalau dia hamil anak Santo, kalau bukan, kita juga yang dibuat rugi, apa lagi aku Ora Sudi punya menantu dan besan seperti mereka, bisa bisa tiap hari makan ati." Sungut Bu Tini kesal dengan wajah masam.
"Kamu tenang dulu Tin, aku tau apa yang harus dilakukan, apa kamu pikir aku setuju Santo nikahi Yani? sama, ora sudi aku juga, tapi disini kita harus bermain cerdik, kamu tenang saja, aku sudah punya rencana untuk masalah ini, Santo tidak akan pernah menikahi anak itu, aku pastikan itu." Arip nampak begitu yakin dengan rencananya dan Tini semakin penasaran rencana apa yang disusun kakaknya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
New karya Hawa
#Negeri dongeng Alisia
#Wanita Berkubang Dosa
#Cinta berbalut Nafsu
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments