NovelToon NovelToon

Wanita Berkubang Dosa

Bab 1

Bu Sumi, wanita paruh baya yang terkenal begitu sombong dan bermulut pedas, saat ini sedang benar benar khawatir dengan keadaan putrinya, karena sudah tiga bulan berturut turut, Yani tidak lagi menstruasi.

Yani, anak yang begitu dia sayangi dan banggakan , adalah anak kesayangan dari pasangan Sumi dan Parjo, dari kecil selalu dimanja, apapun yang diminta selalu dituruti, bahkan saat Yani salah pun, Sumi selalu membelanya, bahkan kakak laki laki Yani juga selalu menjadi sasaran kemarahan Sumi saat adik kakak itu sedang berdebat atau berebut sesuatu, bagi Sumi, Parta kakak Yani, harus selalu mengalah, meskipun Yani dipihak yang salah.

Yani termasuk tumbuh menjadi anak yang bongsor, memiliki bentuk tubuh ideal dan cantik, Yani dari kelas SMP sudah mulai menstruasi, Dan kini Yani sudah kelas tiga SMU, tapi sudah tiga bulan berturut turut, Yani sudah tidak pernah menstruasi, ini menyebabkan Bu Sumi mulai hawatir, apa lagi ditambah desas desus dari omongan tetangga, kalau Yani seperti orang hamil muda, itu lantaran karena tubuh Yani mulai berubah, karena bagi ibu ibu, sangat mudah mengenali ciri ciri wanita hamil dari bentuk tubuhnya.

" Yani, ibu mau bicara, buka pintunya."

Bu Sumi mengetuk pintu kamar putri kesayangannya yang dari kemarin selalu mengurung diri dikamar, nggak mau makan apalagi pergi sekolah, Yani hanya meringkuk dikamar, mengeluh badannya lemas dan kepalanya pusing.

"Masuk Bu, Yani masih pusing."

Bu Sumi masuk ke dalam kamar anak gadisnya dengan perasaan tak menentu, pemandangan pertama yang ia lihat adalah tubuh Yani yang meringkuk dengan wajah terlihat pucat.

"Yan, ibu mau tanya, kamu jawab yang jujur ya nduk."

Bu Sumi bicara hati hati agar tidak menyinggung perasaan anak kesayangannya.

"Yani, kasih tau ibu, siapa laki laki yang sudah menjamahmu, yang tega melakukan perbuatan bejad padamu, jujur nak, ibu janji tidak akan marah."

Bu Sumi, berusaha terus menguatkan hatinya, agar tidak emosi apa lagi marah, karena itu bisa membuat putrinya lebih tersiksa lagi.

"Maksud ibu apa?."

Yani pura pura tidak paham dengan yang ibunya bicarakan, padahal dilubuk hatinya dia sangat ketakutan, takut jika ibunya tau, jika selama ini, Yani sudah biasa tidur dengan beberapa laki laki, demi sedikit uang jajan juga kesenangan belaka, dan itu semua orang tuanya tidak pernah tau, lebih tepatnya menutup mata dan telinganya saat ada tetangga yang mengingatkan perihal perilaku anak perempuannya, bahkan sering Bu Sumi justru marah marah dan mengumpat dengan kata kata kasar pada orang yang mengingatkannya, dan kini dia akhirnya harus menanggung sendiri perbuatan anaknya yang selalu dibela dan dibanggakan.

"Kamu sudah tiga bulan tidak menstruasi Yani, dan kemarin ibu menemukan taspack di tempat sampah, apa kamu hamil yan?

kenapa kamu tega membuat ibu bapakmu malu, katakan siapa laki laki itu, biar ibu menyeretnya kesini, dia harus tanggung jawab untuk menikahi kamu segera." ucap Bu Sumi tegas dan matanya sudah nampak berkaca kaca.

Yani bergeming, tak tau harus bilang apa pada ibunya, karena yang tidur dengannya tidak hanya satu laki laki saja.

"Yani, kenapa kamu diam saja, katakan, kamu tidak usah takut, bapak sama ibumu akan membelamu dan mencari keadilan untukmu, laki laki itu harus bertanggung jawab Yani."

Bu Sumi terus mendesak anaknya untuk mengaku, tanpa ia tahu jika sebenarnya Yani sendiri bingung siapa ayah anak yang ada dikandungannya itu.

"Yan, ngomong, jangan diam aja."

Bu Sumi makin kesal dengan sikap Yani yang masih saja diam.

"Kalau Yani jujur, apa ibu akan memarahi Yani?."

Yani menatap ibunya takut, takut jika ibunya berubah dan memarahinya bahkan sampai memukulnya.

"Ibu janji, ibu nggak akan marah, karena kamu anak kesayangan ibu, meskipun kamu salah, ibu akan tetap membelamu Yani, ingat itu baik baik." Bu Sumi mencoba membuat Yani percaya dan mau bicara dengan siapa dia melakukan hubungan terlarang itu.

"Yani tidak tau siapa ayah anak ini Bu, karena yang berhubungan dengan Yani banyak." sahut Yani jujur sambil menggigit bibir bawahnya cemas, takut ibunya akan murka dengan kejujurannya.

"Ya ampun Yani." pekik Bu Sumi melotot tak percaya.

Bu Sumi terperangah dan shok dengan pengakuan anak kesayangannya.

"Ibu tadi bilang tidak akan marah, kenapa teriak sampai begitu." Yani tidak terima ibunya teriak seolah menyalahkannya, padahal sudah janji untuk tidak marah dengan pengakuannya.

"Ibu kaget saja Yani, siapa saja laki laki itu? sebutkan biar ibumu ini tau, jadi bisa memilih siapa yang pantas bertanggung jawab atas kehamilanmu ini, kamu ini kalau melakukan  suatu itu mbok yow dipikir dulu, biar nggak repot begini." Bu Sumi menahan kesal agar mulutnya tidak mengasari anak gadisnya.

"Gak tau Bu, Yani lupa. Tapi Yani mau sama Santo saja yang jadi bapak anak yang Yani kandung ini." Sahut Yani dengan wajah biasa saja.

"Apaaa?."

Bu Sumi langsung membekap mulutnya tak percaya, setelah Yani mengatakan nama laki laki yang pernah tidur dengannya.

"Santo Yan? apa ibu nggak salah dengar? sudah gila kamu ya."

Bu Sumi seketika langsung meneloyor kepala Yani dengan telunjuknya karena geram.

"Habisnya Yani cinta sama mas Santo Bu, suka kasih uang jajan ke Yani juga, kan nggak enak kalau nolak." sungut Yani kesal dengan sikap kasar ibunya.

"Iso iso ibumu ini darah tinggi yan, kamu kurang apa sama ibu bapakmu, apa yang kamu minta selalu kami penuhi, heran ibu." Bu Sumi mengelus dadanya yang mulai terasa sesak.

"Trus ini gimana Bu, siapa yang jadi bapaknya anak di kandunganku ini?" balas Yani dengan mulut di manyunkan, bahkan tidak ada gurat kesedihan atau penyesalan sama sekali di wajah Yani.

Bu Sumi menarik nafasnya dalam, berusaha tetap tenang agar kesehatannya tidak terganggu karena ulah anak gadisnya.

"Biar nanti ibu sama bapakku pergi kerumahnya Santo untuk meminta pertanggung jawaban keluarganya, mereka harus setuju dan kalian harus segera menikah." Balas Bu Sumi dengan mimik kurang suka karena ada dendam masa lalu antara Bu Sumi dengan ibunya Santo.

Yani tersenyum, apa yang dikatakan ibunya ada benarnya juga.

"Yani setuju Bu, terus kita harus bagaimana Bu, kalau mas Santo menolak gimana?" Yani langsung antusias karena Yani memang menyukai Santo.

"Kamu tenang saja, ini urusan ibu sama bapak, kamu siap siap, nanti malam kita kerumah Santo, kamu harus bisa akting yang baik, buat mereka percaya kalau kamu hamil karena Santo, tunggu bapakmu pulang, nanti kita temui orang tuanya Santo." sahut Bu Sumi dengan wajah masam, lalu keluar dari kamar anaknya dengan perasaan kesal luar biasa.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Parjo pulang kerja langsung digeret istrinya ke kamar, dan Sumi menceritakan semuanya tentang anak perempuannya, awalnya Parjo menolak diajak menuntut kerumahnya Santo, tapi lama lama luluh juga karena sang istri terus membujuknya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

New karya Hawa

#Negeri dongeng Alisia

#Wanita Berkubang Dosa

#Cinta berbalut Nafsu

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Bab 2

Parjo pulang kerja langsung digeret istrinya ke kamar, dan Sumi menceritakan semuanya tentang anak perempuannya, awalnya Parjo menolak diajak menuntut kerumahnya Santo, tapi lama lama luluh juga karena sang istri terus membujuknya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Parjo duduk termenung dikursi teras rumahnya, pikiran lelaki berusia lima puluh tahun itu sedang tidak baik baik saja, ada penyesalan yang akhir akhir ini hadir dihatinya, menyesal karena begitu memanjakan Yani, anak perempuan satu satunya, kelahiran Yani memang begitu dia dambakan, karena kedua kakak Yani semuanya laki laki, itulah kenapa Parjo dan istrinya begitu mengistimewakan Yani, apa pun yang diminta Yani harus dipenuhi, apa pun kesalahan yang Yani buat, wajib dimaklumi.

Parjo menghembuskan nafasnya dengan kasar, kepala nya serasa mau pecah, memikirkan nasib yang menimpa anak gadisnya saat ini, tidak dapat dipungkiri, sebenarnya Parjo tau, kalau anaknya yang salah, yang dengan bodohnya mau menyerahkan diri kepada laki laki tanpa berpikir akibatnya.

Belum lagi, sang istri memaksanya untuk meminta pertanggung jawaban dari Santo, apa lagi semua orang tau, kalau keluarga Santo terkenal angkuh dan sombong dengan harta yang dimilikinya, bahkan hampir semua warga desa, tidak menyukai keluarga itu, karena sering kali membuat ulah dengan gampangnya merendahkan orang lain, bagaimana dengan dirinya nanti, jika harus meminta pertanggung jawaban, bisa bisa diusir dengan caci maki juga lemparan batu.

"Duh Gusti, kenapa begini amat nasib anakku? harusnya aku bisa menjaganya dengan baik, dan kejadian memalukan ini tidak pernah terjadi."

Parjo mengusap wajahnya dengan kasar, pikiran dan hatinya sudah begitu lelah oleh sikap anak dan istrinya yang tidak bisa menerima nasehat dari siapapun.

"Pak! buruan siap siap. Sebelum kerumah Santo, bapak temui dulu pak RT, jelaskan tujuan kita kerumah Santo, dan minta pak RT untuk mendampingi kita, jangan sampai keluarga Santo mengelak dan lepas tangan sama kelakuan anaknya, kita nanti yang rugi.

Yani, bagaimanapun caranya harus nikah sama Santo. Meskipun kita tidak tau pasti benih siapa yang ada di perutnya itu, sebagai orang tuanya kita harus memilihkan yang terbaik buat anak kita.

Jadi tugas bapak, harus bisa meyakinkan pak RT. Jika Yani hamil karena Santo, biarkan orang orang mikirnya begitu, mereka tidak akan tau kalau yang tidur sama Yani bukan dia saja, asal kita tidak buka mulut.

Sana, bapak cepat siap siap dan temui pak RT segera. Ibu mau kerumahnya Bu Minah dulu, untuk meyakinkan dan meminta dukungannya, biar semua warga percaya dan membantu kita untuk menekan Santo dan keluarganya, kita harus bermain cerdik pak, jaman Saiki, kalau nggak pintar, ya nggak kenyang, apalagi menang."

Bu Sumi bicara panjang lebar, sambil terus menatap cermin kecil yang ada ditangannya, lipstik merah menyala, dan tebalnya bedak yang melapisi wajahnya membuatnya terlihat seperti ondel ondel yang mau show, apa lagi lehernya berwarna coklat, sangat jauh dari wajahnya, bisa dibayangkan seperti apa penampilannya, dan pak Parjo, hanya bisa mendesah serta menggelengkan kepala melihat polah istrinya yang ajaib itu.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Asalamualaikum..."

Parjo mengetuk pintu rumah pak RT, dengan wajah tegang, karena bagaimanapun lelaki itu tidak pandai bersandiwara, tapi Parjo terkenal banyak omong seperti tong kosong nyaring bunyinya.

"Waalaikumsallm....eeh pak Parjo, silahkan masuk.

Bapak masih ngaji, sebentar saya panggilkan, pak Parjo tunggu saja, silahkan duduk dulu."

Bu RT mempersilahkan Parjo masuk dan segera memanggil suaminya yang masih mengaji di mushola kecil yang terletak di halaman belakang rumahnya.

Pak RT menyalami Parjo dan menanyakan tujuannya bertamu.

"Begini pak RT, maksud saya menemui pak Gino, karena saya ingin melaporkan sesuatu, ini berkaitan dengan Yani anak saya." ucap pak Parjo dengan nada yang terdengar bergetar.

"Ada apa dengan Yani Jo? apa kamu mau minta surat keringanan buat masuk SMP?" Sambung pak RT .

"Bukan itu maksud saya kesini, kalau soal biaya sekolah Yani, saya nggak perlu ngemis bantuan pak, harta saya cukup untuk membiayai hidup anak saya sampai dia kuliah nanti." Parjo menyombongkan diri sambil menepuk dadanya bangga, pak RT menanggapi dengan tersenyum dan menggelengkan kepalanya karena tingkah Parjo.

"Lantas, masalah apa yang mau kamu laporkan?" Lanjut pak RT santai.

"Saya mau minta pak RT dan beberapa warga untuk mendampingi saya kerumah Bu Tini." sahut pak Parjo memberanikan diri.

"Kerumah Bu Tini, janda kaya tetanggamu itu Jo? Iling, kamu masih punya istri loh, masak mau melamar Bu Tini, bisa perang dunia Jo kampung ini."

Pak RT sengaja menggoda Parjo yang memang dulu pernah ada rasa dengan janda kaya itu, tapi keburu ketauan istrinya dan akhirnya terjadi pertengkaran sengit yang menimbulkan kekacauan hingga Parjo dilarikan kerumah sakit karena dipukul istrinya hingga babak belur.

"Aaah pak Gino ini, nggak lah pak, wes kapok saya, Sumi kalau ngamuk bikin badanku remuk dan hampir mati." sungut lak Parjo sedikit kesal kalau mengingat kejadian waktu itu.

"Lha terus kerumah Bu Tini ada perlu apa to? kok ngajak saya segala?" tanya pak RT penasaran. 

"Mau minta pertanggung jawabannya Santo. Santo sudah menanam benih ditubuh anakku." pak Parjo bicara secara gamblang maksud yang ingin disampaikannya.

"Astagfirullah.... yang benar kamu Jo, kok bisa begitu, gimana ceritanya?" pak RT langsung kaget mendengar jawaban dari Parjo.

"Saya juga kurang tau bagaimana awal terjadinya, sampai bisa seperti ini pak, baru kemarin Yani ngaku, kalau dia hamil, dan setelah dipaksa ibunya, akhirnya Yani mengakui, kalau Santo lah yang berbuat, untuk itu saya kemari, minta bantuan pak RT, untuk mendampingi. Rencananya nanti habis isya' kami mau kerumah Bu Tini, meminta pertanggung jawaban." jelas Parjo dengan mimik yang dibuat memelas.

"Ini masalah serius Jo, apa sudah benar benar yakin kalau Santo yang melakukan itu pada anakmu? Jangan sampai ini jadi fitnah." pak RT mengingatkan dan tidak ingin gegabah dalam melakukan sesuatu, takutnya salah dan jatuhnya fitnah.

"Sangat yakin pak, karena Yani sendiri yang bilang, dan dia juga cerita kalau sebelum melakukan itu, dia disuruh minum pil dulu, tapi nggak tau pil apa yang dikasih Santo, katanya warna pink dan kadang kuning."

"Astagfirulloh..." Pak RT mengelus dadanya dan tak percaya jika Yani bisa berbuat hal diluar batas dengan pemuda yang masih satu kampung.

"Yasudah nanti habis isya', saya ke rumahmu dengan pak Samsul, kita kerumah Bu Tini bareng bareng, dan selesaikan baik baik, jangan emosi dulu."

"Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak Gino, kasihan Yani, harus dikuatkan biar nggak nangis terus, terus terang sakit hati ini."

Parjo memasang wajah sedih, seolah anaknya memang benar benar tertekan, padahal Yani masih bersikap biasa aja, tidak ada rasa sesal bahkan sedih, cuma dia tidak mau sekolah dan keluar rumah karena malu dan lagi nggak enak badan karena efek kehamilannya.

"Yang sabar, banyak mohon ampun sama Alloh, semoga masalah ini cepat selesai."

Pak RT menepuk nepuk pundak Parjo, dan masih tak percaya jika Yani bisa berbuat jauh hingga berakibat fatal untuk masa depannya.

Setelah urusannya dengan pak RT selesai, Parjo segera melangkah pulang, dan saat sampai di depan teras rumahnya, Parjo dibuat terkejut dengan suara istrinya yang menangis histeris dan disana sudah ramai dengan tetangga yang berkerumun.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

New karya Hawa

#Negeri dongeng Alisia

#Wanita Berkubang Dosa

#Cinta berbalut Nafsu

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Bab 3

Dengan langkah tergesa, Parjo menembus kerumunan orang yang ada di teras rumahnya, bahkan nampak ibu ibu juga memenuhi ruang tamu rumah Parjo, mata Parjo melotot dengan mulut terbuka, ketika pandangan matanya tertuju pada sosok wanita yang tampilannya begitu mengerikan.

Bu Sumi menangis histeris dengan posisi duduk di salah satu kursi miliknya, nampak wajahnya sudah berantakan tak karuan, wajahnya terlihat aneh dan mengerikan, bedak tebal yang tadi dipoleskan kewajahnya, kini luntur oleh air mata, bahkan coretan pensil alis dan celak luntur kemana mana, pun dengan lipstik merah merona nya sudah tak berbentuk lagi, beberapa ibu ibu berusaha menenangkan wanita yang kini tengah menangis dengan suara yang cukup keras.

"Bu, kok kamu jadi begini?" Parjo mengusap wajahnya, masih tak percaya dengan penampilan wanita dihadapannya.

"Bapak kok ngeri lihat kamu Bu, sudah mirip kayak badut yang ada di lampu merah sana."

Parjo langsung membekap mulutnya, saat menyadari ucapannya dan seketika istrinya langsung melotot tak terima.

"Walah, gimana to pak Parjo Iki, orang istrinya lagi tertekan karena stres mikirin Yani, kok masih bisa bisanya ngelawak." Salah satu ibu ibu yang ada di dalam ikut menimpali dan hanya dibalas cengiran oleh pak Parjo dengan tampang lugunya.

"Sudah! sudah! Bu Sumi baiknya tenangkan diri dulu, kalau memang yang menimpa Yani saat ini ulah Santo, nanti sebaiknya Bu Sumi sama pak Parjo dengan didampingi beberapa warga menemui keluarga Santo, bicarakan dulu baik baik, kita harus mempertemukan Yani dan Santo, biar jelas semuanya dan agar bisa menemukan solusi dari masalah ini." Bu minah mengeluarkan pendapatnya, dan langsung di iyakan oleh semua ibu ibu yang turut hadir untuk melihat kekacuan dirumah Bu Sumi.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Waktu yang ditunggu tunggu pun tiba, pak RT dan beberapa warga mendatangi rumah Parjo untuk mendampinginya ke rumah keluarga Santo, sambil menunggu anak dan istrinya, Parjo meminta pak RT dan yang lain untuk duduk dikursi ruang tamunya.

"Yan, kamu harus ingat omongan ibu, kamu harus pintar akting, buat mereka percaya kalau Santo satu satunya laki laki yang meniduri mu.

Kamu harus bisa pasang wajah melas juga sedih, kalau bisa kamu harus bisa nangis, tunjukkan kalau kamu takut dan frustasi, biar nanti semua percaya dan simpati sama kita, seperti yang ibumu lakukan tadi, pura pura nangis kayak orang stres demi menarik simpati warga, pokoknya kamu harus memainkan peranmu sebaik mungkin, agar Santo mau menikahi kamu.

Dari pada kamu hamil dan tidak ada bapaknya, malu nya ituloh, bayangin aja ibu gak kuat."

Bu Sumi memberi arahan dan nasehat panjang kali lebar pada putri kesayangannya, dan Yani hanya mengangguk dan senyum senyum membayangkan akan jadi istrinya Santo, pemuda yang memang jadi incaran Yani, hingga Yani rela tidur dengan laki laki umur dua puluhan itu tanpa imbalan apapun, tidak seperti dengan laki laki lain, Yani mau melakukan jika dikasih uang atau barang yang Yani inginkan.

"Bu....sudah siap belum? Pak RT dan yang lain sudah menunggu, ibu sama Yani cepat keluar." Suara Parjo seketika menghentikan lamunan Yani dan Bu Sumi segera menarik tangan putrinya untuk keluar dari kamar.

"Ingat apa yang ibu bilang tadi, Yan." Bu Sumi kembali membisikkan rencana yang tadi ia susun dikamar Yani, sebelum akhirnya mereka melangkah keluar menuju rumahnya Santo.

Pak RT berjalan lebih dulu dengan diiringi Parjo juga dua orang lainnya, sedang Bu Sumi berjalan tak jauh dibelakang mereka dengan menggandeng Yani yang diikuti dua ibu ibu tetangganya, ada Bu Yuli dan Bu Minah.

Bu Tini dibuat kaget dengan kedatangan pak RT beserta rombongannya bertandang kerumah tanpa memberi tahu lebih dulu.

Setelah mempersilahkan tamu nya masuk dan duduk, Bu tini meminta pembantunya untuk membuatkan minuman dan menyuguhkan cemilan, sebelum Bu Tini kembali menemui pak RT dan yang lain, Bu Tini memutuskan untuk menelpon kakaknya yang rumahnya hanya berjarak seratus meter saja, entah kenapa perasaan Bu Tini tiba tiba tidak enak dengan kedatangan pak RT juga warga yang lain, itu sebabnya dia ingin berjaga jaga, jika terjadi sesuatu ada kakaknya yang bisa dimintai pertolongan.

"Maaf sebelumnya, ini ada apa ya, kok tiba tiba pada kerumah saya? malam malam pula, saya sedang tidak ada acara apapun loh." Tanpa basa basi lagi, Bu Tini langsung menanyakan pada pokok masalah yang membuat mereka rame rame mendatangi rumahnya.

"Sebelumnya kami minta maaf, kalau kedatangan kami mendadak seperti ini dan mungkin membuat Bu Tini jadi bingung, langsung saja saya akan bicara ke inti dari tujuan kedatangan kami menemui Bu Tini, ini bersangkutan dengan Yani, anak pak Parjo dan Bu Sumi." jelas lak RT sopan.

Bu Tini langsung mengalihkan pandangannya ke arah Yani yang terlihat menunduk dengan meremas kedua jari jari tangannya, seperti orang yang sedang gelisah. Dengan tatapan menyelidik, Bu Tini kembali menatap satu persatu orang yang berada diruangan itu.

"Yani?

Apa hubungan saya dengan Yani pak?

Karena saya merasa tidak punya masalah dengan Yani atau dengan siapapun di kampung ini." Bu Tini masih tetap berusaha tenang, meskipun di hatinya sudah mulai gelisah dan sedikit cemas.

Sebelum melanjutkan bicara, pak RT membenarkan posisi duduknya, sambil memikirkan kata kata yang tepat untuk menyampaikan maksud kedatangannya pada Bu Tini, karena pak RT sangat tau, wanita seperti apa yang ada dihadapannya, Bu Tini akan bersikap bar bar bahkan nekad jika merasa terganggu dan tak suka.

"Sebelum saya meneruskan pembicaraan ini, boleh saya tanya sesuatu pada ibu?"  Lanjut pak RT sopan sambil menautkan genggaman kedua tangan bertumpu pada pahanya.

"Silahkan.

Tanya saja apa yang mau pak RT tanyakan, saya akan dengan senang hati menjawabnya." Balas Bu Tini, masih dengan sikap cueknya.

"Bu Tini, apa sudah mendengar kabar tentang apa yang terjadi dengan Yani saat ini.?" Pak RT bertanya dengan nada hati hati agar tak terkesan memojokkan.

"Kabar tentang Yani hamil?" Ucap Bu Tini tak mengerti dan langsung menatap tajam ke arah anak yang sedari tadi menunduk lesu sambil memainkan jari jarinya.

"Iya! apa Bu Tini tau siapa laki laki yang menghamili Yani?" Balas pak RT masih dengan sikap hati hati, agar tidak terjadi huru hara sebelum semuanya terang.

"Kenapa pak RT menanyakan itu pada saya?

apa hubungan saya dengan kehamilan Yani? Lebih baik pak RT tanyakan saja langsung pada orang tuanya, bukan pada saya." Bu Tini mulai gelisah, sebagai seorang ibu, instingnya mulai mengarah pada anak lelakinya yang terkenal nakal dan urakan, tapi Bu Tini berusaha untuk tetap bersikap tenang.

"Kami sudah menanyakan pada orang tua dan juga Yani, dan dari pengakuan yani, kalau Yani dan Santo anak ibu pernah melakukan hubungan badan hingga beberapa kali, dan kemungkinan anak yang dikandung Yani adalah anaknya Santo."

Kembali pak RT meneruskan kalimatnya.

Braaaaaaak! Bu Tini langsung menggebrak meja dan membuat semua orang langsung berjingkat kaget, tanpa memikirkan kesopanan, Bu Tini berdiri dengan berkacak pinggang dengan dada naik turun meluapkan amarahnya.

"Jangan sembarangan menuduh tanpa bukti, Santo tidak mungkin melakukan itu, apa lagi pada anak ingusan seperti Yani, cantik juga tidak, pakaiannya saja tidak ada modis modisnya, dia bukan level anak saya." Bu Tini bicara dengan nada tinggi hingga nafasnya tersengal karena emosi.

"Heh jaga ucapanmu! kalau Yani bukan level Santo, kenapa dia bisa bunting karena ulah Santo, jangan hina anakku, Yani itu cantik dan juga montok, bahkan Santo selalu memberi Yani pil sebelum berhubungan.

Itu artinya anakmu yang sudah kurang ajar." Bu Sumi tak terima dengan ucapan ibunya Santo, tanpa menghiraukan ucapan suaminya untuk tenang, Bu Sumi langsung mencak mencak membalas ucapan Bu Tini dengan penuh emosi.

"Diaaaaam."

Suara teriakan dari arah pintu seketika membuat suasana yang tadinya ricuh kini berubah sunyi, semua pandangan menatap ke arah suara tegas yang mampu membungkam pertengkaran dua wanita yang sama sama tak terima anaknya disalahkan.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

New karya Hawa

#Negeri dongeng Alisia

#Wanita Berkubang Dosa

#Cinta berbalut Nafsu

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!