Parjo pulang kerja langsung digeret istrinya ke kamar, dan Sumi menceritakan semuanya tentang anak perempuannya, awalnya Parjo menolak diajak menuntut kerumahnya Santo, tapi lama lama luluh juga karena sang istri terus membujuknya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Parjo duduk termenung dikursi teras rumahnya, pikiran lelaki berusia lima puluh tahun itu sedang tidak baik baik saja, ada penyesalan yang akhir akhir ini hadir dihatinya, menyesal karena begitu memanjakan Yani, anak perempuan satu satunya, kelahiran Yani memang begitu dia dambakan, karena kedua kakak Yani semuanya laki laki, itulah kenapa Parjo dan istrinya begitu mengistimewakan Yani, apa pun yang diminta Yani harus dipenuhi, apa pun kesalahan yang Yani buat, wajib dimaklumi.
Parjo menghembuskan nafasnya dengan kasar, kepala nya serasa mau pecah, memikirkan nasib yang menimpa anak gadisnya saat ini, tidak dapat dipungkiri, sebenarnya Parjo tau, kalau anaknya yang salah, yang dengan bodohnya mau menyerahkan diri kepada laki laki tanpa berpikir akibatnya.
Belum lagi, sang istri memaksanya untuk meminta pertanggung jawaban dari Santo, apa lagi semua orang tau, kalau keluarga Santo terkenal angkuh dan sombong dengan harta yang dimilikinya, bahkan hampir semua warga desa, tidak menyukai keluarga itu, karena sering kali membuat ulah dengan gampangnya merendahkan orang lain, bagaimana dengan dirinya nanti, jika harus meminta pertanggung jawaban, bisa bisa diusir dengan caci maki juga lemparan batu.
"Duh Gusti, kenapa begini amat nasib anakku? harusnya aku bisa menjaganya dengan baik, dan kejadian memalukan ini tidak pernah terjadi."
Parjo mengusap wajahnya dengan kasar, pikiran dan hatinya sudah begitu lelah oleh sikap anak dan istrinya yang tidak bisa menerima nasehat dari siapapun.
"Pak! buruan siap siap. Sebelum kerumah Santo, bapak temui dulu pak RT, jelaskan tujuan kita kerumah Santo, dan minta pak RT untuk mendampingi kita, jangan sampai keluarga Santo mengelak dan lepas tangan sama kelakuan anaknya, kita nanti yang rugi.
Yani, bagaimanapun caranya harus nikah sama Santo. Meskipun kita tidak tau pasti benih siapa yang ada di perutnya itu, sebagai orang tuanya kita harus memilihkan yang terbaik buat anak kita.
Jadi tugas bapak, harus bisa meyakinkan pak RT. Jika Yani hamil karena Santo, biarkan orang orang mikirnya begitu, mereka tidak akan tau kalau yang tidur sama Yani bukan dia saja, asal kita tidak buka mulut.
Sana, bapak cepat siap siap dan temui pak RT segera. Ibu mau kerumahnya Bu Minah dulu, untuk meyakinkan dan meminta dukungannya, biar semua warga percaya dan membantu kita untuk menekan Santo dan keluarganya, kita harus bermain cerdik pak, jaman Saiki, kalau nggak pintar, ya nggak kenyang, apalagi menang."
Bu Sumi bicara panjang lebar, sambil terus menatap cermin kecil yang ada ditangannya, lipstik merah menyala, dan tebalnya bedak yang melapisi wajahnya membuatnya terlihat seperti ondel ondel yang mau show, apa lagi lehernya berwarna coklat, sangat jauh dari wajahnya, bisa dibayangkan seperti apa penampilannya, dan pak Parjo, hanya bisa mendesah serta menggelengkan kepala melihat polah istrinya yang ajaib itu.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
"Asalamualaikum..."
Parjo mengetuk pintu rumah pak RT, dengan wajah tegang, karena bagaimanapun lelaki itu tidak pandai bersandiwara, tapi Parjo terkenal banyak omong seperti tong kosong nyaring bunyinya.
"Waalaikumsallm....eeh pak Parjo, silahkan masuk.
Bapak masih ngaji, sebentar saya panggilkan, pak Parjo tunggu saja, silahkan duduk dulu."
Bu RT mempersilahkan Parjo masuk dan segera memanggil suaminya yang masih mengaji di mushola kecil yang terletak di halaman belakang rumahnya.
Pak RT menyalami Parjo dan menanyakan tujuannya bertamu.
"Begini pak RT, maksud saya menemui pak Gino, karena saya ingin melaporkan sesuatu, ini berkaitan dengan Yani anak saya." ucap pak Parjo dengan nada yang terdengar bergetar.
"Ada apa dengan Yani Jo? apa kamu mau minta surat keringanan buat masuk SMP?" Sambung pak RT .
"Bukan itu maksud saya kesini, kalau soal biaya sekolah Yani, saya nggak perlu ngemis bantuan pak, harta saya cukup untuk membiayai hidup anak saya sampai dia kuliah nanti." Parjo menyombongkan diri sambil menepuk dadanya bangga, pak RT menanggapi dengan tersenyum dan menggelengkan kepalanya karena tingkah Parjo.
"Lantas, masalah apa yang mau kamu laporkan?" Lanjut pak RT santai.
"Saya mau minta pak RT dan beberapa warga untuk mendampingi saya kerumah Bu Tini." sahut pak Parjo memberanikan diri.
"Kerumah Bu Tini, janda kaya tetanggamu itu Jo? Iling, kamu masih punya istri loh, masak mau melamar Bu Tini, bisa perang dunia Jo kampung ini."
Pak RT sengaja menggoda Parjo yang memang dulu pernah ada rasa dengan janda kaya itu, tapi keburu ketauan istrinya dan akhirnya terjadi pertengkaran sengit yang menimbulkan kekacauan hingga Parjo dilarikan kerumah sakit karena dipukul istrinya hingga babak belur.
"Aaah pak Gino ini, nggak lah pak, wes kapok saya, Sumi kalau ngamuk bikin badanku remuk dan hampir mati." sungut lak Parjo sedikit kesal kalau mengingat kejadian waktu itu.
"Lha terus kerumah Bu Tini ada perlu apa to? kok ngajak saya segala?" tanya pak RT penasaran.
"Mau minta pertanggung jawabannya Santo. Santo sudah menanam benih ditubuh anakku." pak Parjo bicara secara gamblang maksud yang ingin disampaikannya.
"Astagfirullah.... yang benar kamu Jo, kok bisa begitu, gimana ceritanya?" pak RT langsung kaget mendengar jawaban dari Parjo.
"Saya juga kurang tau bagaimana awal terjadinya, sampai bisa seperti ini pak, baru kemarin Yani ngaku, kalau dia hamil, dan setelah dipaksa ibunya, akhirnya Yani mengakui, kalau Santo lah yang berbuat, untuk itu saya kemari, minta bantuan pak RT, untuk mendampingi. Rencananya nanti habis isya' kami mau kerumah Bu Tini, meminta pertanggung jawaban." jelas Parjo dengan mimik yang dibuat memelas.
"Ini masalah serius Jo, apa sudah benar benar yakin kalau Santo yang melakukan itu pada anakmu? Jangan sampai ini jadi fitnah." pak RT mengingatkan dan tidak ingin gegabah dalam melakukan sesuatu, takutnya salah dan jatuhnya fitnah.
"Sangat yakin pak, karena Yani sendiri yang bilang, dan dia juga cerita kalau sebelum melakukan itu, dia disuruh minum pil dulu, tapi nggak tau pil apa yang dikasih Santo, katanya warna pink dan kadang kuning."
"Astagfirulloh..." Pak RT mengelus dadanya dan tak percaya jika Yani bisa berbuat hal diluar batas dengan pemuda yang masih satu kampung.
"Yasudah nanti habis isya', saya ke rumahmu dengan pak Samsul, kita kerumah Bu Tini bareng bareng, dan selesaikan baik baik, jangan emosi dulu."
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak Gino, kasihan Yani, harus dikuatkan biar nggak nangis terus, terus terang sakit hati ini."
Parjo memasang wajah sedih, seolah anaknya memang benar benar tertekan, padahal Yani masih bersikap biasa aja, tidak ada rasa sesal bahkan sedih, cuma dia tidak mau sekolah dan keluar rumah karena malu dan lagi nggak enak badan karena efek kehamilannya.
"Yang sabar, banyak mohon ampun sama Alloh, semoga masalah ini cepat selesai."
Pak RT menepuk nepuk pundak Parjo, dan masih tak percaya jika Yani bisa berbuat jauh hingga berakibat fatal untuk masa depannya.
Setelah urusannya dengan pak RT selesai, Parjo segera melangkah pulang, dan saat sampai di depan teras rumahnya, Parjo dibuat terkejut dengan suara istrinya yang menangis histeris dan disana sudah ramai dengan tetangga yang berkerumun.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
New karya Hawa
#Negeri dongeng Alisia
#Wanita Berkubang Dosa
#Cinta berbalut Nafsu
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments