Bab 5. Kehidupan Baru.

Kamu bisa putus asa dan menangis, tetapi kamu harus bangkit dan mulai hidup kembali karena hidup terus berjalan. Hidup terus berlalu. Mungkin bukan seperti yang kamu inginkan, tetapi selalu seperti yang seharusnya. Jangan biarkan itu merusakmu. Tidak peduli seberapa sulitnya, hidup terus berjalan.Hidup akan terus berjalan tidak peduli apa yang terjadi di dunia bahkan setelah kiamat itu sendiri, hidup akan terus berjalan.

Saat Senja pingsan kemarin, dia ditolong seseorang yang ternyata memiliki usaha restoran dan rumah kos. Dia mempekerjakan wanita itu di restoran miliknya dan mengizinkan Senja tinggal di salah satu kamar kos miliknya.

Walau Senja merasa ada yang berbeda terhadap dirinya, Senja masih enggan untuk memeriksakan diri ke dokter. Rasa pusing yang kadang datang dan pergi membuatnya tidak betah untuk berdiri terlalu lama.

Belum lagi rasa mual saat dirinya mencium aroma masakan yang menguar dari dapur restoran itu.

Hal ini membuat Senja semakin menutup hidungnya menggunakan kain kecil yang ia taruh di rak kecil yang ada di sebelah meja.

Ruang tidur tempat kosnya hanyalah cukup untuk satu tempat tidur yang sebelahnya ada televisi dan juga meja kecil untuknya makan, serta kamar mandi kecil yang ada di sebelah pintu.

Yang membuat Senja betah berlama-lama di dalam kamar adalah jendela yang ada di dalam kamarnya. Dia bisa menghirup udara segar saat pagi hari, udara belum tercampur dengan polusi.

Senja bangun jam lima pagi hanya untuk menghirup banyak-banyak oksigen yang tersedia sebelum jam tujuh pagi. Senja betah untuk duduk di tepi jendela sambil melihat sekeliling saat orang-orang melakukan aktivitasnya masing-masing.

Yang membuat Senja tergelitik adalah saat melihat segerombol anak sekolah dasar. Di sana, terbagi menjadi tiga kubu yang akhirnya menjadi dua kubu.

Satu kubu hanya tersisa dua orang, sisanya, kubu yang lain membully yang hanya dua orang itu dengan menarik tali celananya yang digunakan untuk mengencangkan kolor celananya karena kendor. Si korban bully ini dibantu oleh temannya untuk mengencangkan tali celananya lagi karena merosot.

Temannya ingin mengejar teman-temannya karena dengan tega membuat satu temannya merasa malu. Untung saja korban bully ini memakai celana dobel, sehingga tidak menampakkan bagian terlarangnya.

Anak kecil jaman sekarang memang ada-ada saja tingkah dan pola pikirnya. Jika jaman dia dulu adalah main petak umpet adalah permainan yang paling mengasyikkan karena bisa mengumpat di rumah untuk makan siang jika belum ketahuan.

Jika sekarang, anak-anak kecil sudah terbiasa dengan benda pipih yang lebih pintar daripada isi otak manusia.

Pembullyan memang tidak ada yang membenarkan, namun melihat hal tadi membuat Senja tertawa entah bagian mananya.

Mungkin saja kubu yang lain itu ingin membuat tertawa teman-temannya dengan melihat situasi yang mendukung meskipun harus melihat teman lainnya merasakan malu.

Anak jaman sekarang tidak bisa berpikir jauh ke depan jika perbuatannya bisa mengakibatkan rasa malu dan akhirnya menimbulkan rasa tidak percaya diri dari si korban.

Melihat jam di dinding sudah pukul tujuh pagi, Senja segera menutup jendelanya. Jam-jam segini biasanya rasa pusing dan mual bergantian datang dan pergi. Terlebih jika tetangganya ada yang menggoreng ikan asin. Rasa ingin mualnya semakin tinggi.

Senja tidak tahan saat teman satu kos sedang menggoreng ikan asin. Di sini, banyak sekali yang menyukai ikan asin sepertinya. Melihat wilayah ini banyak tempat pelelangan ikan asin di pesisir pantai. Tidak heran jika penghuni kos pun menyukainya.

Berkali-kali merasakan pusing dan mual membuat ibu kos menaruh curiga. Setiap pagi sudah berjemur di jendela melihat aktivitas para warga yang lalu lalang, serta pusing dan mual yang Senja rasakan setiap hari, membuat ibu kos merasa ada yang tidak beres dengan Senja. Dia pun mengetuk pintu kamar wanita itu. Meminta izin untuk masuk ke dalam kamar.

"Nak Senja, ibu boleh masuk?" tanyanya setelah membuka pintu dengan kepala menyembul di balik pintu.

Terlihat Senja sedang merebahkan dirinya dengan hidung tertutup bedcover yang menyelimuti tubuhnya.

Ini sudah pukul sepuluh siang, kenapa perempuan ini malah menarik selimutnya untuk menutup tubuhnya. Hal ini semakin membuat pemilik kos menaruh curiga.

Tanpa menjawab, ibu kos pun masuk ke dalam lalu mengunci pintu kamarnya setelah menengok kanan dan kiri tidak ada orang. Ibu kos pun berjalan mendekati Senja, mendudukkan tubuhnya ke lantai. Bau ikan asin masih terasa meskipun pintu telah tertutup rapat.

"Kamu lagi sakit, Nak Senja? Kenapa hidungnya ditutup begitu? Bau, ya?" Ibu kos pun mencium dirinya sendiri di ketiak kanan dan kiri lalu pundaknya. Dia merasa jika dirinya tidak bau sama sekali karena datang ke sini setelah ia mandi pagi.

"Tidak, bukan Ibu. Bau ikan asin, aku tidak suka bau ikan asin."

Ibu pemilik kos pun tersenyum, bersyukur jika bukan dirinya yang bau. "Neng, maaf banget jika ibu harus tanya ini. Neng terakhir datang bulan kapan?"

Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Senja melepaskan selimutnya, kemudian mengingat terakhir dia datang bulan. "Bulan lalu masih datang bulan, kok, Bu." Sekali lagi mengingat, Senja yakin jika bulan lalu masih datang bulan. Tetapi pada awal bulan, sedangkan ini sudah memasuki akhir bulan.

Senja tahu arah pertanyaan Ibu kos. Dia tidak mau berbohong, sehingga jujur mengatakan semuanya.

Raut wajah Senja langsung berubah. Dirinya merasakan mual yang hebat hingga mau tidak mau harus ke kamar mandi untuk menumpahkan segala isi yang ada di perutnya.

Ibu kos pun mengikuti Senja, memijit bagian tengkuknya serta memberikan freshcare yang selalu dia bawa untuk dioleskan pada bagian leher serta punggungnya sendiri. "Kamu masuk angin?"

Tanpa menjawab, Senja sudah tidak kuat untuk menjawabnya. Tenaganya sudah habis untuk mengeluarkan cairan bening. Bukan isian yang sudah dia makan tadi pagi, tetapi cairan bening yang hanya air putih yang diminumnya tadi.

Mengangguk pelan, Senja langsung merebahkan diri lagi. Ibu kos pun langsung mengeluarkan alat pendeteksi kehamilan. Ia sudah berjaga-jaga untuk mengeceknya karena keadaannya sama persis seperti ia merasakan kehamilan pertama dulu, berapa puluh tahun silam.

"Maaf, Nak Senja. Bukan maksud ibu kurang ajar atau tidak sopan. Tapi, mengingat kejadian yang kamu alami sekarang sama persis saat dulu ibu hamil anak pertama, semuanya sama seperti kamu rasakan saat ini.” Ibu Kos menjeda ucapannya. Memandangi wajah Senja.

“Tidak suka bau ikan asin, cepat merasa lelah, sering pusing. Belum lagi saat ada yang memasak, bau aroma langsung menusuk hidung dan ingin segera menutup hidung dengan apapun yang ada didekatnya." Kembali ibu kos bicara.

Senja terpaksa menerima tespek itu. Walau dia juga telah yakin jika hamil. Bukankah dia telah mencoba menggunakan tespek sebelum pergi dari rumah.

"Sekarang boleh dicoba, Bu?" tanya Senja yang langsung siap untuk ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi terdapat gelas plastik kecil bekas tempat sabun batang yang digunakan untuk membersihkan bagian belakang saat selesai buang air besar.

Ibu pemilik kos pun mengangguk, berharap yang terbaik untuk penghuni kos baru miliknya. Ditunggu hingga puluhan menit Senja masih belum keluar, ibu kos hanya berharap jika perempuan ini kuat untuk menghadapi kenyataan.

Ibu kos tidak menyalahkan siapa pun karena perbuatan itu pasti dilakukan bersama orang yang dicintainya. Ibu kos akan berlaku seolah Senja adalah anak perempuannya yang memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, bukan penghakiman atas perbuatannya.

Senja keluar dari kamar mandinya. Terlihat gugup dan cemas yang dirasakan ibu kos menjadi satu. Senja pun memperlihatkan test pack tersebut pada ibu kos. Senja masih berharap jika semua yang dia alami adalah mimpi buruk dan hasil tespek pertama adalah salah. Namun, semuanya sama saja. Hasilnya tetap sama.

Di sana, terdapat dua garis merah yang berarti memang ada yang bernyawa di perut Senja. Ibu kos langsung memeluk Senja dengan erat. "Selamat, Nak Senja. Sebentar lagi akan menjadi ibu." Ucapannya penuh haru, membuat hati Senja menghangat. Teringat akan sosok ibunya.

Senja bertekad akan membesarkan bayi dalam kandungannya walaupun tanpa ayah sang anak. Tidak akan mau mengulangi kesalahan dengan menggugurkan kandungannya.

"Sayang, walaupun ayah kamu tidak tahu keberadaanmu, tapi ibu janji akan membesarkan kamu dengan penuh kasih sayang. Tak akan ibu biarkan kamu merasakan kekurangan kasih sayang," bisik Senja pada dirinya sendiri sambil memegang perutnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Hera Farida

Hera Farida

kan udh di tes, tinggal ngomong aja klo emang lg hamil...

2023-05-16

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

mama kaya cerita kisah nyata... Tetapi memang banyak senja senja yang di bohongi kekasihnya..ada yang bertanggung jawab tapi ada juga yang tidak mau 😮😮🥺🥺😭😭

2023-02-12

1

Lili Lilis

Lili Lilis

Semangat Senja💪terus nikmati kehidupan di masa sekarang

2023-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Kisah Senja dan Langit.
2 Bab 2. Positif Hamil
3 Bab 3. Ke Rumah Nenek Langit.
4 Bab 4. Pergi dari Rumah
5 Bab 5. Kehidupan Baru.
6 Bab 6. Jalani Semua Dengan Ikhlas.
7 Bab 7. Sakit Pinggang
8 Bab 8. Proses Melahirkan
9 Bab 9. Putri Kecil Senja
10 Bab 10. Bertemu Kembali
11 Bab 11. Pertemuan Yang Tak Diinginkan
12 Bab 12. Aku Harus Kuat
13 Bab 13. Pelangiku
14 Bab 14. Cinta Tak Bisa Dipaksakan.
15 Bab 15. Maafkan aku, Senja!
16 Bab 16. Kau Hanya Milikku!
17 Bab 17. Buah Hatiku, Pelangi.
18 Bab 18. Belenggu Masa Lalu
19 Bab 19.Senja dan Mawar
20 Bab 20. Kita Harus Berpisah!
21 Bab 21. Keadaan Kita Telah Berbeda
22 Bab 22. Cerita Kita Telah Usai.
23 Bab 23. Aku Ingin Pisah
24 Bab 24. Antara Langit dan Surya
25 Bab 25. Jangan Pergi!
26 Bab 26. Kepergian Senja
27 Bab 27. Penyesalanku
28 Bab 28. Pelangiku ....
29 Bab 29. Dia Putriku'kan?
30 Bab 30. Kemarahan Mawar.
31 Bab 31. Pendekatan
32 Bab 32. Jauhi Langit!
33 Bab 33. Mengikuti Mawar.
34 Bab 34. Ancaman Langit.
35 Bab 35. Siapa Pelangi?
36 Bab 36. Pergi dari Villa
37 Bab 37. Panggil Papi Langit.
38 Bab 38. Dokter Surya vs Langit
39 Bab 39. Mengajak Menikah
40 Bab 40. Akad Nikah.
41 Bab 41. Rencana Licik Mawar.
42 Bab 42. Tuduhan Palsu
43 Bab 43. Mencari Bukti
44 Bab 44. Ancaman Langit
45 Bab 45. Penahanan Mawar.
46 Bab 46. Rumah Kecil
47 Bab 47. Ulang Tahun Senja.
48 Bab 48. Bertemu
49 Bab 49. Pelangi Darah Dagingku.
50 Bab 50. Jangan Menangis Senja!
51 Bab 51. Senja sakit?
52 Bab 52. Rumah Sakit.
53 Bab 53. Ibu Riri dan Langit.
54 Bab 54. Memaafkan
55 Bab 55. Positif.
56 Bab 56. Baby Twins
57 Bab 57. Tes DNA
58 Bab 58. Jalan Bareng Pelangi
59 Bab 59. Kemana Pelangi?
60 Bab 60. Kemarahan Langit.
61 Bab 61. Tanpa Senja, tidak akan ada Pelangi.
62 Bab 62. Kedatangan Ibu Mertua
63 Bab 63. Permintaan Maaf Mami
64 Bab 64. Membujuk Papi
65 Bab 65. Mawar dan Mami Angel
66 Bab 66. Rumah Sakit Jiwa
67 Bab 67. Bertemu Papi
68 Bab 68. Kebahagiaan Mami
69 Bab 69. Pelangi Mewarnai Hidupku
70 Bab 70. Permintaan Maaf Papi
71 Bab 71. Liburan
72 Bab 72. Kedatangan Orang Tua Mawar
73 Bab 73. Bertemu Mawar
74 Bab 74. Melahirkan
75 NOVEL TAKDIR CINTA
76 Bab 75. Bintang Kejora
77 Bab 76. Cukup Tiga Anak
78 Novel Pengkhianatan Cinta
79 Bab 77. Kebahagiaan Senja
80 Bab 78. Tidak Bisa Jauh
81 Bab 79. Langit Yang Merindukan Senja.
82 Bab 80. Bulan Madu
83 Bab 81. Bonchap
84 Novel SENANDUNG KEIKHLASAN
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1. Awal Kisah Senja dan Langit.
2
Bab 2. Positif Hamil
3
Bab 3. Ke Rumah Nenek Langit.
4
Bab 4. Pergi dari Rumah
5
Bab 5. Kehidupan Baru.
6
Bab 6. Jalani Semua Dengan Ikhlas.
7
Bab 7. Sakit Pinggang
8
Bab 8. Proses Melahirkan
9
Bab 9. Putri Kecil Senja
10
Bab 10. Bertemu Kembali
11
Bab 11. Pertemuan Yang Tak Diinginkan
12
Bab 12. Aku Harus Kuat
13
Bab 13. Pelangiku
14
Bab 14. Cinta Tak Bisa Dipaksakan.
15
Bab 15. Maafkan aku, Senja!
16
Bab 16. Kau Hanya Milikku!
17
Bab 17. Buah Hatiku, Pelangi.
18
Bab 18. Belenggu Masa Lalu
19
Bab 19.Senja dan Mawar
20
Bab 20. Kita Harus Berpisah!
21
Bab 21. Keadaan Kita Telah Berbeda
22
Bab 22. Cerita Kita Telah Usai.
23
Bab 23. Aku Ingin Pisah
24
Bab 24. Antara Langit dan Surya
25
Bab 25. Jangan Pergi!
26
Bab 26. Kepergian Senja
27
Bab 27. Penyesalanku
28
Bab 28. Pelangiku ....
29
Bab 29. Dia Putriku'kan?
30
Bab 30. Kemarahan Mawar.
31
Bab 31. Pendekatan
32
Bab 32. Jauhi Langit!
33
Bab 33. Mengikuti Mawar.
34
Bab 34. Ancaman Langit.
35
Bab 35. Siapa Pelangi?
36
Bab 36. Pergi dari Villa
37
Bab 37. Panggil Papi Langit.
38
Bab 38. Dokter Surya vs Langit
39
Bab 39. Mengajak Menikah
40
Bab 40. Akad Nikah.
41
Bab 41. Rencana Licik Mawar.
42
Bab 42. Tuduhan Palsu
43
Bab 43. Mencari Bukti
44
Bab 44. Ancaman Langit
45
Bab 45. Penahanan Mawar.
46
Bab 46. Rumah Kecil
47
Bab 47. Ulang Tahun Senja.
48
Bab 48. Bertemu
49
Bab 49. Pelangi Darah Dagingku.
50
Bab 50. Jangan Menangis Senja!
51
Bab 51. Senja sakit?
52
Bab 52. Rumah Sakit.
53
Bab 53. Ibu Riri dan Langit.
54
Bab 54. Memaafkan
55
Bab 55. Positif.
56
Bab 56. Baby Twins
57
Bab 57. Tes DNA
58
Bab 58. Jalan Bareng Pelangi
59
Bab 59. Kemana Pelangi?
60
Bab 60. Kemarahan Langit.
61
Bab 61. Tanpa Senja, tidak akan ada Pelangi.
62
Bab 62. Kedatangan Ibu Mertua
63
Bab 63. Permintaan Maaf Mami
64
Bab 64. Membujuk Papi
65
Bab 65. Mawar dan Mami Angel
66
Bab 66. Rumah Sakit Jiwa
67
Bab 67. Bertemu Papi
68
Bab 68. Kebahagiaan Mami
69
Bab 69. Pelangi Mewarnai Hidupku
70
Bab 70. Permintaan Maaf Papi
71
Bab 71. Liburan
72
Bab 72. Kedatangan Orang Tua Mawar
73
Bab 73. Bertemu Mawar
74
Bab 74. Melahirkan
75
NOVEL TAKDIR CINTA
76
Bab 75. Bintang Kejora
77
Bab 76. Cukup Tiga Anak
78
Novel Pengkhianatan Cinta
79
Bab 77. Kebahagiaan Senja
80
Bab 78. Tidak Bisa Jauh
81
Bab 79. Langit Yang Merindukan Senja.
82
Bab 80. Bulan Madu
83
Bab 81. Bonchap
84
Novel SENANDUNG KEIKHLASAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!