“Senja mengajarkan kita bahwa sesuatu yang terlihat indah sebagian besar hanya bersifat sementara.”
Langit tidak menyadari jika kepergia dia yang di paksa orang tua karena memang di sengaja. Orang tuanya mendengar dari salah satu orang suruhan yang mengawasi Langit dan nenek, jika pemuda itu sedang menjalin hubungan dengan seorang gadis desa.
Kedua orang tua Langit juga mengetahui jika anaknya telah beberapa kali berhubungan badan dengan Senja. Mami dan Papinya tidak ingin putranya Langit jadi terikat karena telah merenggut mahkota gadis itu, dan harus bertanggung jawab.
Langit tidak bisa menghubungi Senja karena ponselnya tertinggal di rumah nenek. Dia tidak hafal nomor kekasihnya itu.
Sebulan telah berlalu, barulah Senja kembali ke desanya. Dia sangat kuatir, kenapa ponselnya Langit tidak pernah aktif? Senja terpaksa lebih lama di kampung ibunya karena wanita yang telah melahirkan dirinya itu telah tiada.
Sampai di rumah, Senja memasak buat makan malam mereka. Walau hatinya ingin secepatnya bertemu Langit, tapi dia tetap menomor satukan kebutuhan ayahnya. Apa lagi ibunya saat ini telah tiada. Siapa lagi yang memasak jika bukan dirinya.
Saat ke warung, Senja bertemu teman sekelasnya yang rumahnya berdebatan dengan rumah neneknya Langit. Senja menegur dan menyapanya, dengan tujuan mencari tahu tentang Langit.
"Apa kabar, Shell?" tanya Senja, untuk sekedar basa basi sebelum bertanya mengenai Langit.
"Baik. Kamu izin udah satu bulan tidak sekolah. Tapi emang sih kita tidak belajar, hanya menunggu ijazah. Kamu kompakan ya menghilangnya dengan Langit," ucap Shella.
Senja kaget mendengar penuturan Shella. Jadi selama dia di kampung ibunya, Langit juga tidak sekolah. Pantas nomor ponselnya tidak bisa dihubungi. Salahnya Senja juga, ketika pergi tidak langsung menghubungi Langit. Dia tergesa pergi dan kuatir keadaan Ibunya yang saat itu makin memburuk.
"Langit kemana, Shell? Apa kamu tahu?" tanya Senja akhirnya.
"Apa Langit tidak menghubungi kamu. Dia'kan ikut orang tuanya. Dengar-dengar sih pindah ke luar negeri. Di mana kedua orang tuanya tinggal."
Mendengar ucapan Shella, tubuh Senja terasa lemah. Dia langsung memegang meja tempat jualan sayur itu. Senja merasa dunianya runtuh seketika. Bukankah Langit berjanji tidak akan meninggalkan dirinya.
"Senja, kamu kenapa?" ucap Shella, melihat wajah Senja yang pucat.
"Kepalaku terasa pusing banget. Aku duluan pulang, Shel," ucap Senja. Dia membayar belanjaannya.
"Senja, aku turut berduka atas kepergian ibumu. Semoga kamu tabah menghadapi semua ini."
"Terima kasih, Shella. Aku pamit duluan," ucap Senja.
Tanpa menunggu jawaban dari Shella, Senja berjalan cepat menuju rumahnya. Air matanya sudah tidak dapat di bendung lagi. Jatuh membasahi kedua pipinya. Setiap orang yang menegur dan menyapanya di jalan hanya di jawab sekadarnya. Orang mengira jika Senja menangis karena teringat ibunya.
Sampai di rumah, Senja langsung masuk ke kamar. Akhirnya tangisan gadis itu pecah.
"Mana janjimu Langit. Kamu janji tidak akan meninggalkan aku. Semuanya janji palsu. Aku bukannya kecewa karena kau berbohong padaku. Aku kecewa karena mulai sekarang aku tidak bisa memercayaimu. Yang pernah bilang cinta mati, ternyata juga ninggalin pergi."
Senja merasa kepalanya pusing sekali. Namun, dia tetap harus masak buat makan malam ayahnya. Setelah masak Senja kembali tidur. Kepalanya tidak bisa diajak kompromi.
***
Senja telah bertekad akan melupakan semua janji Langit. Dia harus bisa melupakan pria yang pernah singgah sementara dihatinya itu.
Tidak ada lagi air mata karena aku tidak kehilangan kamu, kamu yang kehilangan aku. Berpisah mungkin jalan terburuk yang tak pernah aku pikirkan. Namun, yakinlah. Suatu hari, kelak mungkin aku akan bersyukur mengapa Tuhan memberikanku rasa sakit ini.
Ya, aku akan melupakannya pada akhirnya dan mungkin bahkan segera, tetapi itu tidak mengurangi rasa sakitnya sekarang. Ketika kamu meninggalkanku, dunia ini tidak pernah berhenti memberikan harapan dan peluang baru untukku. Maju, karena hidup tidak menunggu. Kenanglah dia secukupnya. Sebab, dia pun mengingatmu seperlunya.
Sudah dua minggu Senja merasakan perubahan pada tubuhnya. Badannya sering capek dan lemas. Kepala juga sering terasa pusing.
"Kenapa aku ini? Padahal sudah sering minum obat sakit kepala, tapi mengapa rasa pusingnya masih sering terasa. Apa lagi jika pagi dan malam hari," gumam Senja pada dirinya sendiri.
Mata Senja tertuju ke kalender. Dia selalu menandakan pada kalender ketika haid hari pertama. Senja baru menyadari jika bulan ini dia tidak ada menandai kapan datang bulan dan hari ini telah ada dipenghujung bulan.
Senja berdiri mendekati kalender. Dia baru teringat jika bulan ini tidak datang bulan. Senja memegang perutnya yang rata.
"Tidak mungkin jika aku hamil. Bukankah terakhir aku melakukan satu setengah bulan lalu saat terakhir kami bertemu," ucap Senja dengan lirih.
Senja memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia takut jika apa yang ada dipikirannya itu benar. Senja tidak tahu harus melakukan apa.
Senja mengambil uang hasil jualannya, dan pergi ke apotik buat membeli tespek. Setelah itu Senja langsung ke kamar mandi. Mencoba tespek. Jantung Senja berdetak cepat. Gugup bercampur takut jika hasilnya positif.
Diangkatnya tespek dan Senja hampir tidak percaya melihat hasilnya. Tubuhnya langsung luruh ke lantai melihat hasil tespek yang memperlihatkan dua garis merah.
"Ya, Tuhan. Cobaan apa lagi ini. Kenapa aku bisa hamil? Ini memang salahku. Kenapa percaya dengan ucapan pria?" ucap Senja dengan air mata yang jatuh membasahi pipinya.
****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
gita fafa
cobaan apa ini . kan kowen nglakuin kr langit g
dgn kesadaran
2024-12-06
0
Waryuni
kasihan bnget senja yg sabar,,,,
2023-03-30
0
Rini Musrini
kasihan senja baru jg lulus sma sdh hamil d luar nikah .
2023-03-21
1