Rahasia Kehamilan Violetta

Rahasia Kehamilan Violetta

Bab 1. Garis Dua

Seorang gadis berambut panjang bernama Violetta, sedang duduk di atas kloset. Di tangannya kini sudah ada satu tabung kecil air seni dan sebuah alat tes kehamilan. Dia menelan ludah kasar sebelum memasukkan benda itu ke dalam tabung.

Vio berharap apa yang dia khawatirkan tidak terjadi. Perempuan itu sudah melewatkan siklus haid selama satu periode. Biasanya Vio tidak pernah mengalami hal tersebut.

Tangan Vio gemetar ketika mencelupkan test pack ke dalam wadah. Matanya tak lepas dari air seni yang mulai masuk ke dalam alat tersebut. Satu garis merah mulai tampak.

"Aku harap, aku tidak hamil," gumam Vio dalam hati.

Beberapa detik kemudian, mata Vio melebar. Sebuah garis lainnya tercipta sebagai indikasi bahwa urinenya mengandung hormon HCG. Kaki Vio lemas seketika.

"Ini pasti salah! Nggak mungkin aku hamil!" Vio membuang wadah serta alat tes tersebut ke atas lantai kamar mandi.

Perempuan yang baru saja lulus wisuda satu minggu lalu itu, tak habis pikir dengan apa yang tengah menimpanya sekarang. Dia kembali menatap nanar benda-benda yang dia buang itu. Bayangan kemurkaan sang ayah kini membayangi dirinya.

"Aku harus datang ke dokter untuk memastikannya melalui USG!" Vio beranjak dari atas kloset, kemudian membuka pintu kamarnya.

Jam menunjukkan pukul 10:00 sehingga suasana rumahnya terlihat begitu lengang. Sang ayah masih berada di kantor, sedangkan sang ibu tiri sedang ada di klinik kecantikan. Ayah Violetta adalah seorang pemilik perusahaan farmasi ternama, dan ibu tirinya merupakan dokter kecantikan terkenal di kota itu.

Vio segera melangkah menuju garasi dan memanasi mobil. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, jantungnya berdegup begitu kencang. Dia terus bergumam, berharap hasil tesnya salah.

Tak lama berselang, Vio pun sampai ke rumah sakit. Dia langsung mendaftarkan diri ke Poli Kandungan, lalu mengantri untuk menunggu giliran. Begitu namanya dipanggil, Vio langsung beranjak dari kursi dan masuk ke ruangan itu.

"Selamat siang, Nona," sapa seorang dokter bernama Theo.

"Si-siang, Dok." Vio terbata-bata ketika menjawab sapaan Theo, dia meremas kemeja yang kini membalut tubuhnya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Theo membuka sebuah map yang berisi data diri Violetta serta kertas laporan hasil pemeriksaan yang masih kosong.

"Be-begini, Dok. Tadi pagi saya mencoba melakukan tes kehamilan dan hasilnya ...." Vio menarik napas panjang, lalu mengembuskannya kasar.

"Positif ... tapi saya merasa tidak pernah melakukan hubungan suami istri dengan siapa pun, Dok." Suara Vio gemetar ketika menjelaskan apa yang sedang dia alami kepada sang dokter.

Perawat yang membantu dokter tampan itu mengerutkan dahi. Di jaman sekarang untuk negara bagian Amerika, rasanya sangat tidak mungkin masih ada perempuan yang berpacaran tanpa melakukan hubungan suami istri. Terlebih lagi, bagaimana bisa seorang perempuan tiba-tiba hamil tanpa melakukan hubungan ****?

Theo pun akhirnya meminta Vio berbaring di atas brankar. Lelaki itu menuangkan gel dingin ke atas perut Vio dan mulai menggerakkan transduser. Mata lelaki berkacamata itu tak lepas dari layar komputer yang ada di meja.

"Mari kita lihat!"

Layar monitor yang menggantung pada dinding ruangan itu tampak gelap. Tak lama kemudian, mulai terlihat satu buah titik kecil sebesar kacang merah. Dokter mengambil gambar tersebut untuk dicetak setelah pemeriksaan selesai.

"Usia kehamilan Anda sekitar 8 minggu. Panjang janin sekarang ini sekitar 2 sentimeter dengan berat 1,25 gram. Sejauh ini kondisi janin yang Anda kandung sangat bagus. Selamat!" Dokter itu pun menghentikan pemeriksaannya, lalu kembali ke kursi untuk menulis hasil USG ke dalam lembar laporan hasil pemeriksaan.

Vio masih terdiam di atas brankar. Perempuan itu berusaha mencerna apa yang dikatakan sang dokter. Semua ini rasanya seperti mimpi buruk. Impiannya untuk menjadi segera menikah dengan sang kekasih sirna sudah.

Vio turun dari brankas kemudian berjalan gontai ke arah meja dokter. Tatapannya terlihat kosong. Ketika Theo memberi beberapa saran, perempuan itu hanya mematung.

"Ingat pesan saya. Perhatikan asupan gizi Anda, istirahat cukup, dan hindari stres." Sebuah senyum tipis terukir di bibir Theo.

"Bagaimana bisa saya melewati kehamilan ini tanpa stres?" gumam Vio.

"Dokter, apa Anda bisa membantu saya mengeluarkan bayi ini dari dalam perut?" Tatapan Vio masih kosong, tetapi matanya mulai basah.

Wajah datar Theo tetap tidak berubah. Lelaki tersebut seakan tidak memiliki perasaan atau semacamnya. Theo hanya menyodorkan hasil pemeriksaan kepada Vio, memintanya keluar.

"Aku akan membayar berapa pun jika Anda mau membantu saya."

"Ini bukan masalah uang. Di dalam profesi kedokteran ada kode etik yang harus kami pegang teguh! Terlebih lagi, di mana rasa kemanusiaan Anda? Mengeluarkan bayi yang tidak melakukan kesalahan apa pun! Jika Anda tetap melakukannya, di mana hati nurani Anda!" teriak Theo dengan tubuh bergetar karena amarah yang meledak.

"Di luar sana, banyak sekali pasangan yang menginginkan hadirnya bayi dalam kehidupan mereka! Lalu, bagaimana Anda bisa berpikir seperti itu? Ingat, rawatlah dia dengan baik! Saya rasa ... kelak Anda akan menyesal karena sudah berpikiran buruk untuk melenyapkannya!"

"Aku tidak akan pernah menyesal! Karena dia aku harus mengubur impianku! Apa ini adil? Dia juga hadir tanpa aku tahu! Kehadirannya sungguh tidak bisa kuterima secara logika!" Tangis Vio mulai pecah.

Dada Vio terasa begitu sesak ketika mengingat bagaimana dia berusaha mempertahankan mahkotanya demi pesan dari mendiang sang ibu. Tubuh perempuan itu bergetar hebat karena tidak sanggup menahan beban kesedihan yang saat ini menimpanya. Setelah sedikit lebih tenang, Vio melangkah gontai keluar ruangan itu.

Violetta langsung menghubungi Mathew, dan meminta sang kekasih menemuinya. Mereka pun bertemu di sebuah kafe tak jauh dari rumah sakit. Dia ingin memberitahukan kehamilannya kepada sang kekasih untuk mendapatkan jalan keluar atau paling tidak dukungan.

"Sayang, tumben mengajakku bertemu jam segini?" tanya Mathew seraya menarik kursi yang ada di hadapannya.

"Math, aku hamil." Tanpa basa-basi Vio mengatakan apa yang sedang dia alami sekarang.

Mathew mengerutkan dahi ketika mendengar pernyataan dari sang kekasih. Dia mengira Vio sedang bercanda karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Lelaki itu berpikir bahwa Vio ingin memberikannya kejutan di hari spesial tersebut.

"Kamu sedang bercanda, bukan? Ini adalah hari ulang tahunku! Apa kamu mau mengerjaiku dengan mengatakan hal ini?" tanya Mathew diiringi gelak tawa.

"Lagi pula kita tidak pernah melakukan kontak fisik berlebihan yang bisa menyebutkan kamu hamil, Sayang! Kita hanya berpegangan tangan, berpelukan, atau sekedar berciuman. Hanya sebatas itu!"

"Tapi sekarang aku hamil! Lihat ini!" Vio menyodorkan selembar kertas hasil pemeriksaan dengan sebuah foto USG yang menempel di sana.

Mathew menghentikan tawa. Dia meraih kertas tersebut, kemudian mulai membacanya perlahan. Mata Lelaki tersebut terbelalak seketika, dan sebuah pikiran buruk kini merasuki pikiran Mathew.

"Siapa lelaki yang menghamilimu? Katakan!" teriak Mathew seraya menggebrak meja.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

mampir Thor 🙏
misteri nih cerita awal 🤔

2023-12-02

0

Itha Honkjy

Itha Honkjy

aneh co bsa hmil tmpa mlkukan to

2023-09-14

0

Jana

Jana

semoga segera dihadirkan momongan dlm keluarga mb ..aamiin 🤲🤲

2023-09-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Garis Dua
2 Bab 2. Percobaan Pembunuhan
3 Bab 3. Coba Lagi
4 Bab 4. Sebuah Keputusan
5 Bab 5. Harus Siap Melepaskan
6 Bab 6. Mengakhiri Hidup
7 Bab 7. Sengsara
8 Bab 8. Pahlawan Baru
9 Bab 9. Pencerahan
10 Bab 10. Bekerja untuk Pertama Kali
11 Bab 11. Dunia Kerja
12 Bab 12. Dunia Kerja Part 2
13 Bab 13. Matheo dan Irene
14 Bab 14. Peringatan Pertama
15 Bab 15. Kembali Bekerja
16 Bab 16. Hampir Saja
17 Bab 17. Peringatan Kedua
18 Bab 18. Mengancam Balik
19 Bab 19. Michelle
20 Bab 20. Duka
21 Bab 21. Memastikan Keadaan
22 Bab 22. Tak Bisa Jauh
23 Bab 23. Berhasil Lepas
24 Bab 24. Izin
25 Bab 25. Kehidupan di Tempat Baru
26 Bab 26. Kehancuran Matheo
27 Bab 27. Tak Terduga
28 Bab 28. Ternyata
29 Bab 29. Pantas
30 Bab 30. Kehidupan Impian
31 Bab 31. Awal Mula
32 Ban 32. Pembagian Warisan
33 Bab 33. Pecah Kubu
34 Bab 34. Pengadilan
35 Bab 35. Lima Tahun Kemudian
36 Bab 36. Sweet Ucle
37 Bab 37. Ayah Javier
38 Bab 38. Javier, Kamu di Mana?
39 Bab 39. Hampir Diculik
40 Bab 40. Kebahagiaan Baru
41 Pembaca dengan Komen Paling Aktif
42 Gairah Masa SMA
43 Rekomendasi Novel Sahabat: Menjebak Suami Orang
44 Rekomendasi Novel Sahabat: Baby Berondongku
45 Rekomendasi Novel Sahabat: Mantan, Balikan, yuk!
46 NOVEL BARU: Menjadi Pengantin Dokter Lumpuh
47 Karya Baru: Haruskah Naik Ranjang?
48 Karya Baru: Toko Gaib (Apa yang Kamu Mau Ada di Sini)
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1. Garis Dua
2
Bab 2. Percobaan Pembunuhan
3
Bab 3. Coba Lagi
4
Bab 4. Sebuah Keputusan
5
Bab 5. Harus Siap Melepaskan
6
Bab 6. Mengakhiri Hidup
7
Bab 7. Sengsara
8
Bab 8. Pahlawan Baru
9
Bab 9. Pencerahan
10
Bab 10. Bekerja untuk Pertama Kali
11
Bab 11. Dunia Kerja
12
Bab 12. Dunia Kerja Part 2
13
Bab 13. Matheo dan Irene
14
Bab 14. Peringatan Pertama
15
Bab 15. Kembali Bekerja
16
Bab 16. Hampir Saja
17
Bab 17. Peringatan Kedua
18
Bab 18. Mengancam Balik
19
Bab 19. Michelle
20
Bab 20. Duka
21
Bab 21. Memastikan Keadaan
22
Bab 22. Tak Bisa Jauh
23
Bab 23. Berhasil Lepas
24
Bab 24. Izin
25
Bab 25. Kehidupan di Tempat Baru
26
Bab 26. Kehancuran Matheo
27
Bab 27. Tak Terduga
28
Bab 28. Ternyata
29
Bab 29. Pantas
30
Bab 30. Kehidupan Impian
31
Bab 31. Awal Mula
32
Ban 32. Pembagian Warisan
33
Bab 33. Pecah Kubu
34
Bab 34. Pengadilan
35
Bab 35. Lima Tahun Kemudian
36
Bab 36. Sweet Ucle
37
Bab 37. Ayah Javier
38
Bab 38. Javier, Kamu di Mana?
39
Bab 39. Hampir Diculik
40
Bab 40. Kebahagiaan Baru
41
Pembaca dengan Komen Paling Aktif
42
Gairah Masa SMA
43
Rekomendasi Novel Sahabat: Menjebak Suami Orang
44
Rekomendasi Novel Sahabat: Baby Berondongku
45
Rekomendasi Novel Sahabat: Mantan, Balikan, yuk!
46
NOVEL BARU: Menjadi Pengantin Dokter Lumpuh
47
Karya Baru: Haruskah Naik Ranjang?
48
Karya Baru: Toko Gaib (Apa yang Kamu Mau Ada di Sini)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!