Dokter Tampan Itu Suamiku

Dokter Tampan Itu Suamiku

gadis penyimpanan hati

Yogyakarta saat itu sangat panas, saat Afifa sedang duduk menikmati es jeruk tiba-tiba.

"Dok tolong,pasien ini mengalami pendarahan"

Teriak suster yang sedang mendorong brankar menuju UGD.

Afifa yang tadi sedng sangat menikmati es jerukny  ketika kaget  mendengar ucapan suster itu.

Afifa bergegas menuju pintu utama UGD dan melihat pasien yang telah berlumur darah pada bagian perut.

Kata salah satu seseorang saksi yang ikut mengantar korban ke UGD itu.

" Tadi saat saya sedang berjaln, dia pingsan kayak seperti di tikam pada bagian perut dan saya duga lambung korban robek"

Afifah yang mendengar perkataan sang saksi matapun ikut mendorong berangkat sambil menuju ruang penanganan.

Dengan cepat, Afifah langsung melakukan penanganan pertama.

"Hubungi dokter bedah yang berjaga hari ini, kita harus melakukan penanganan secepatnya, perintah Afifah pada salah satu suster yang berada di sampingnya.

Suster itupun mengangguk, lalu ia pergi untuk menghubungi dokter bedah.

"Tolong siapkan ruang operasi" perintah Afifah lagi pada suster yang berada di depannya.

Ad enam orang perawat yang dinas pada pagi itu, dan sangat cukup untuk membantu dalam operasi nanti.

"Dok, dokter Galvyn telah menuju ruang operasi," ucap suster yang baru saja masuk ke dalam ruangan.

Afifah pun mengangguk.

"Tolong bawa pasien ini!" Perintah Afifah pada keenam perawat itu.

Mereka bergegas menuju ruang operasi, dan di sana telah ada dokter Galvyn, dokter bedah yang dinas pada siang ini.

"Dok Lambung pasien robek karena ditusuk oleh benda tajam, dan Sekarang pasien keritis," lapor Afifah ketika ia berada di depan galvyn.

Galvyn mengangguk mendengar penjelasan Afifah.

" Saya butuh dua orang asisten dan satu dokter anestesi,"  kata galvyn.

"Tadi saya berusaha menghubungi dokter anestesi, tetapi sepertinya tidak ada anestesi yang dinas siang ini, dok".  Suster yang di perintahkan oleh Afifah tadi menjawab.

"Kenapa bisa tidak ada?" Tanya galvyn dengan bingung.

Bagaimanapun juga untuk melakukan operasi di butuhkan dokter anestesi.

Suster tersebut mendadak bungkam lalu menggeleng tanda tidak tau.

"Afifah,kamu yang gantikan!" Kata galvyn llau masuk ke dalam ruangan operasi.

"Tapi dok, saya....."

" Saya tahu kamu bisa", potong galvyn dari dalam ruangan.

Afifah mendadak bungkam, bagaimana pun juga statusnya saat ini masih sebagai dokter umum, meski dia sedang menempuh pendidikan spesialis anestesi, di sela perkerjaanya sebagai dokter di rumah sakit.

Afifah mengembuskan napasnya.

"Ya Allah, bantu Afifah ' doa Afifah dalam hati.

Afifah pun melangkahkan kakinya menuju ke dalam ruangan operasi, disana telah ada dua orang asisten yang akan membantu galvyn.

"Sudah siap?" Tanya galvyn sambil mengarahkan tatapnya pada Afifah.

" Dok, saya...."

" Apa kamu juga ingin orang ini tidak selamat? Karena kelalaianmu?" Tanya galvyn pada Afifah dengan suaranya yang mengeras.

Afifah tersentak. Pandangannya menatap pasien yang terbaring tak berdaya di hadapannya. Seketika Afifah menggeleng.

"Lakukanlah," perintah galvyn.

Di dalam gantinya, Afifah berdoa .

Ya Allah, semoga semuanya berjaln dengan lancar.

  Kemudian Afifah membius total seluruh tubuh pasien.

"Tenangkan dirimu," kata galvyn yang di angguki oleh Afifah.

Bagaimanapun juga ini adalah yang pertama bagi Afifah untuk langsung turun tangan sebagai dokter anestesi di ruang operasi.

Operasi pun berjalan lancar, selam satu jam itu detak jantung Afifah terus berdetak kencang.

Afifah masih terdiam, merasa tidak percaya jika dia ikut dalam menyelamatkan nyawa orang itu.

"Afifah?" Panggil galvyn.

"Eh iya dok, kenapa?" Afifah gelagapan.

"Seharusnya saya yang nanyak kamu kenapa?" Tanya galvyn menghentikan langkahnya.

"Saya nggak apa-apa,dok," jawab Afifah sambil menunduk karna tidak berani menatap dokter yang ada di sampingnya itu.

" Ya sudah, kamu istirahat saja dulu, masih ada dokter lain yang dinas siang ini kan?" Tanya galvyn lagi.

Afifah menggeleng, siang ini hanya ada dirinyalah yang mendapatkan jatah dinas.

Galvyn mengerutkan keningnya.

"Kenapa jadwal siang ini kacau sekali? Tidak ada dokter anestesi yang dinas dan kamu sendiri dokter yang dinas di IGD?" Tanya galvyn

"Iya dok," jawab Afifah.

"Saya akan bicara besok kepada kepala bagian agar jadwal dinas di susun ulang lagi," kata galvyn.

Afifah pun mengangguk mengiyakan.

"Kali begitu saya kembali ke ruang IGD dulu dok," pamit Afifah lalu melangkah menuju IGD.

Afifah pun menghembuskan nafasnya, tangannya memegang dadanya untuk merasakan detak jantungnya yang masih berdetak kencang.

Ya Allah, hamba tidak ingin mencintai sesuatu yang belum sepenuhnya menjadi milik saya,ampuni hamba jika hati hamba terbagi darimu hamba mohon, jauhkan jika dia buruk untuk hamba.

" Afifah!" Teriak  intan ketika mereka berpapasan tidak sengaja.

Afifah tersenyum melihat sahabatnya itu, sudah dua hari dia tidak bertemu dengan intan.

"Mau makan siang?" Tanya intan.

"Iya,kamu? Tanya Afifah

"Aku juga, sama-sama yuk" kata intan lalu menarik tangan Afifah menuju kafe di sebelah rumah sakit.

"Kenapa nggak di kantin rumah sakit saja?" Tanya Afifah heran karna sahabatnya itu malah membawanya ke kafe.

"Lagi ngidam makan di sini," kata intan sambil memili makanan di daftar menu.

"Ngidam? Kamu hamil?" Tanya Afifah penasaran

Intan menganggukan kepalanya sambil senyum kepada sahabatnya itu.

"Wahhhj, selamat ya ntan, nggak nyangka aku bakalan tinggal jauh dari kamu. Udah berapa bulan?" Tanya Afifah lagi.

"Udah dua bulan, fah maknya kamu cepat-cepat nikah," kata intan.

"Pantesan hawa-hawa aku berada di dekat kamu agak berbeda, ternyata hawa hamil ya? Aku doain semoga selam kehamilan, kamu sehat ya.

"Fah,buruan gih nyusul," kata  intan.

"Nyusul apaan? Tanya Afifah.

"Nikahlah," jawab intan.

"Sama siapa,ntan, Jan ngadi-ngadi orang aku aja gak punya calon.

"Galvyn," jawab intan.

Afifah mendadak bungkam.

"Ntan, jangan mulai deh," kesal Afifah.

"Fah, kamu gak tau apa? Orang-orang di rumah sakit ngegosipin kamu sama dokter Galvyn. Dua hari yang lalu kamu ngebantu dokter Galvyn operasikan? Dan itu jadi bahan gosipan karna ada yang bilang kamu lagi dekat sama dokter Galvyn.

"Jadi malam itu gak ada dokter anestesi, jadi aku yang gantiin. Lagian aku udah nolak kok.

Tapi dokter Galvyn ngeyakinin aku, kalau aku memang bisa jadi dokter anestesi untuk operasi itu.

"Udahlah fah,kamu itu memang cocok kok sama dokter Galvyn," kata intan.

"Ntan, cocok atau enggaknya,itu Allah  yang berhak nentuin," jelas Afifah.

Intan menghembuskan nafasnya, sangat jelas kalau Afifah memang sedang menaruh perasaan intan sangat tahu bagaimana sifat Afifah.

" Fah, kamu cinta kan sama dokter Galvyn?" Tanya intan

Afifah mengangkat wajahnya dari daftar menu untuk menatap intan.

" Intaaannnn, rengek Afifah agar intan tidak mulai menggodanya lagi.

"Dokter Galvyn juga cinta sama kamu fah"

Seketika perkataan intan berhasil membuat detak jantung Afifah berdebar kencang.

Terpopuler

Comments

mis FDR

mis FDR

aku hadir kk,

mmpir ke karya aku ya kk

2023-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!