Turun Ranjang
Setiap wanita, ingin memiliki suami yang bertanggung jawab, juga setia.
Setiap orang juga, ingin memiliki pasangan yang menemaninya hingga tua.
Namun apa daya, jika takdir malah tak sesuai dengan yang di inginkan.
Setiap orang memiliki hak untuk memilih, namun tidak sedikit pula yang dapat bertahan pada pilihannya.
Seperti apa yang di alami oleh seorang gadis bernama Gania Zalendra Atmaja.
Gania memiliki hasrat yang menggebu, memaksakan dirinya untuk menikah muda.
Dia di butakan oleh cintanya, bahkan sampai rela menentang restu kedua orang tuanya.
Gania anak ketiga, dari tiga bersaudara. Seharusnya saat ini Dia masih berjuang meraih cita-citanya untuk menjadi seorang perawat, namun karena nafsunya, Ia harus mengubur cita-citanya itu dalam-dalam.
Gania menikah di usia dua puluh lima tahun, suatu kejadian membuatnya harus menikah saat itu juga.
Namun siapa sangka, dalam hatinya pernikahan itu memang hal yang sangat di inginkan oleh Gania.
Dia menikah, tanpa restu kedua orang tuanya. Restu orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak, terlebih doa-doa orang tua adalah berkat dalam menjalani kehidupan salah satunya berumah tangga.
Gania menentang restu orang tuanya, bahkan berucap bahwa Ia bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang tuanya. Gania memutuskan komunikasi dengan orang tuanya, namun tidak dengan kedua kakaknya.
Gania terlahir dari sebuah keluarga terpandang, ayahnya seorang polisi dan ibunya seorang dokter. Gelar yang pastinya sangat keren di mata orang banyak, termasuk kedua kakaknya. Kakak pertama Gania seorang laki-laki yang berprofesi mengikuti jejak sang ibu, yaitu seorang dokter. Kakak kedua Gania perempuan, Ia berprofesi sebagai polisi mengikuti jejak sang ayah.
Sekilas seperti terbalik, harusnya yang laki-laki seorang polisi dan yang perempuan seorang dokter. Namun memang nyatanya seperti itu, intinya keluarga Gania terlahir sebagai keluarga yang di idam-idamkan setiap orang.
Setahun, dua tahun, Gania menjalani rumah tangganya dengan baik. Sang suami yang bernama Zavir Yusuf Firdaus, bekerja sebagai staff akunting di sebuah perusahaan tekstil di kota Bandung. Keluarga Zavir memang tidak sekaya keluarga sang istri, namun pekerjaan orang tuanya pun cukup terpandang di lingkungannya.
Sang ayah berprofesi sebagai kepala desa, dan ibunya seorang guru. Zavir anak tunggal, sehingga hal itu membuat Zavir sedikit manja.
Namun selama berumah tangga, Zavir termasuk suami yang romantis juga bertanggung jawab terhadap istrinya.
Gania berpacaran dengan Zavir sejak usianya tujuh belas tahun, Keduanya tak sengaja bertemu dalam sebuah acara di pusat kota. Zavir adalah cinta pertama Gania, hal itu pulalah yang membuat Gania nekat menentang restu kedua orang tuanya. Hal yang membuat kedua orang tua Gania tak memberi restu bukan karena soal ekonomi, namun karena orang tua Gania melihat Zavir yang terlalu menyukai club motor. Selama berpacaran pun, Gania sering ikut touring hingga pulang larut malam. Tentunya hal itu sangatlah tidak baik bagi seorang anak perempuan, terlebih pada saat itu keduanya belum menjadi pasangan yang halal.
Empat tahun pernikahan, Gania di karuniai dua orang anak. Terbilang jarak dekat memang, namun Gania menikmati perannya sebagai seorang ibu dua anak di usia yang masih terbilang muda. Gania mengurus kedua anaknya sendirian, tanpa bantuan baby sitter atau pun asisten rumah tangga. Zavir tak masalah tentang istrinya yang sering tak sempat masak, karena kerepotan mengurus kedua anaknya. Bahkan di tahun-tahun itu, Zavir masih menyempatkan untuk membantu pekerjaan rumah di kala Ia libur bekerja.
Anak pertama Gania berjenis kelamin perempuan, bernama Senja Zalendra Firdaus yang usianya kini menginjak 4 tahun. Anak kedua berjenis kelamin laki-laki, bernama Nidji Yusuf Firdaus yang usinya kini 2 tahun. Ya, usia yang kini tengah aktif-aktifnya. Rumah seakan tak pernah beres ketika kedua anaknya masih terbangun, Gania bisa membereskan rumah jika kedua anaknya tengah tertidur, itupun tak berlangsung lama. Setelah sang anak terbangun, rumah kembali seperti kapal pecah.
Gania yang dulu rajin perawatan, keluar masuk klinik kecantikan. Kini hanya bisa merawat dirinya sebisa mungkin di rumah, tanpa sentuhan-sentuhan tangan dokter dan racikan skincarenya.
Untuk saat ini, Ia lebih mementingkan kebutuhan keluarganya di banding perawatan dirinya. Memang hal itu lumrah terjadi pada hampir semua perempuan yang sudah berumah tangga, Mereka akan mendahulukan kebutuhan anak juga dapur sebelum memenuhi kebutuhan pribadinya.
Di tahun ke lima pernikahan, Gania kembali di karunia seorang anak perempuan, bernama Nila Zalendra Firdaus. Di tahun itu pula lah, Ia merasa sangat lelah. Bukan lelah karena mengurus tiga orang anak degan jarak usia yang berdekatan, Ia merasa lelah karena kini sang suami jarang sekali membantunya saat Ia kerepotan.
Gania sempat merasa menyesal karena telah menikah muda, namun nasi sudah menjadi bubur. Gania dengan sabar menjalani kehidupan rumah tangganya, walau penat sering menghampirinya.
Di tahun ke lima ini, Gania merasa ada perbedaan pada sikap sang suami. Zavir memang masih bersikap manis, namun ada satu hal yang membuat Gania bertanya-tanya. Di tahun ke lima ini pula, Gania merasa sang suami sudah sangat jarang sekali menyentuhnya. Gania memikirkan apa yang menjadi penyebab sang suami hilang selera padanya, walau sang suami tidak pernah gamblang berucap bahwa Ia sudah tak berselera, namun Gania merasakan hal yang sangat signifikan. Gania berprasangka, bahwa sang suami memiliki wanita idaman lain di luar sana. Hal itu juga menbuat Gania sering sakit, karena memikirkan perubahan sikap suaminya.
"Lagi-lagi, Mas Zavir pulang malam. Masa iya, lembur sampai selarut ini." Gania bolak balik di depan pintu rumahnya, menunggu kepulangan sang suami dari tempat kerja.
Suara tangisan si bungsu, membuat Gania harus segera masuk ke dalam rumah. Dengan pikiran semraut, Gania masih berusaha untuk tenang dalam mengurus ketiga anaknya.
Gania menggendong anak ketiganya yang masih bayi, tak sengaja Ia menatap cermin dan melihat pantulan dirinya.
"Apa karena sekarang Aku udah gak menarik, ya? Apa karena tubuhku yang gak sebagus dulu, yang bikin Mas Zavir melirik wanita lain?" Gania masih bertanya-tanya.
"Tapi, apa benar Mas Zavir sampai tega selingkuh dari Aku? Selama ini sikapnya begitu manis," gumam Gania.
Dalam lamunannya, Gania membayangkan hal yang seharusnya Ia jalani saat ini.
"Kalau aja dulu Aku nurut sama Ayah dan Ibu, mungkin sekarang Aku sudah menikmati gelarku sebagai perawat. Berkumpul bersama Mereka, dan mungkin juga masa depanku lebih baik." Gania menangis, meratapi nasib dirinya. Gania tak menyesal telah memiliki anak-anak yang lucu, yang Ia sesali adalah keras kepalanya yang bahkan telah menghancurkan hidupnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments