Pak Ajudan Tembak Dong...!!!
"Kalian ini, pegawai pemerintahan. Tidak ada kata, hari kejepit. Kemarin memang tanggal merah, sekarang tanggal hitam, besok merah lagi. Ini kan hari kerja, kalau saya tidak sidak tiba - tiba, lolos ini buat pegawai seperti ini." ucap Adinda marah, pada salah satu instansi pemerintahan.
Adinda Bupati yang terkenal, dengan disiplin nya. Sering mengadakan sidak dadakan, kepemimpinan nya yang baru satu periode, sudah di rasakan oleh Rakyat Kabupaten M. Dengan kepemimpinan yang sangat bagus, dan setiap keluhan rakyat nya, selalu sigap.
"Yang hari ini tidak berangkat, buatkan surat pemindahan tugas nya. Saya tidak mau ada alasan, apapun. " ucap Adinda pada Asisten Pribadi nya, Ayu.
"Siap Bu. "
Adinda lalu pergi, ke instansi lain nya. Disana kedatangan Adinda, membuat semua nya kalang kabut, karena tanpa persiapan apapun.
Adinda berjalan kaki, dengan sengaja sambil memeriksa kebersihan di sekitaran Alun - alun. karena jarak instansi di lingkungan Kabupaten, hanya berjarak 1 kilometer dari Instansi yang tadi , Adinda memilih berjalan kaki mengajak para Asisten, beberapa staf nya dan pengawalan ketat dari beberapa anggota polisi.
"Semua nya, santai ya. Saya kemari, tanpa sambutan yang spesial tidak masalah. Karena saya sedang sidak, kalau saya bilang - bilang, ini bukan sidak namanya. " ucap Adinda.
"Bu." Sapa Pak Widodo, salah satu Kepala Dinas yang Adinda kunjungi.
"Gimana Pak, kabar nya? "
"Alhamdulillah sehat, bapak gimana? "
"Alhamdulillah sehat, silahkan ibu masuk ke ruangan dulu. "
"Saya mau keliling, soalnya pasti saja ada yang membuat mata saya sakit. Disini, aman kan pegawai nya, nggak ada istilah hari kejepit? "
"Aman bu. " ucap semua nya.
"Ayu, tolong kamu absen satu - satu, kalau ada yang tidak hadir tanpa alasan langsung buat surat pemindahan tugas. "
"Siap Bu. "
****
"Sudah datang, pengganti Tiara? " tanya Adinda pada Ayu.
"CV nya sudah ada di meja kamu." jawab Ayu, Adinda lalu mengambil berkas CV.
Adinda melihat sekilas, lalu menaruh kembali di atas meja nya. Dan Adinda melihat banyak tumpukan , berkas yang harus di tanda tangan ni.
"Kemarin, saat saya pergi. Ada beberapa berkas penting, sudah di wakilkan tanda tangan nya sama Ibu Wabup? "
"Sudah, dan ini yang baru datang tadi. "
"Ok, nanti saya tanda tangan. "
****
"Pengganti Tiara, kamu sudah dapat? " tanya Pak Faisal, Ayah Adinda yang berprofesi sebagai seorang Menteri.
"Sudah, tadi CV nya sudah masuk ke saya. " jawab Adinda.
"Adinda, apa kamu akan selamanya? seperti Ayah kamu terjun di dunia politik, mengikuti jejak kedua kakak kamu? "tanya ibu Heni, Bunda Adinda.
"Kalau iya kenapa? "
"Apa kamu, tidak mau mengurusi hidup kamu? masa kamu masih seperti ini saja. Kamu berhasil dalam memimpin rakyat, tapi kamu tidak berhasil untuk diri kamu."
"Bunda, please jangan bicara kan itu lagi. Setiap bunda datang, selalu saja bicara nya seperti itu. "
"Adinda, orang tua mana, senang melihat hidup anak nya seperti ini? seharusnya kamu itu, ada titik lelah nya, kamu pikirkan nasib.. " ucap Pak Faisal terhenti, saat Adinda memberikan kode dengan untuk tidak melanjutkan bicara nya.
"Saya paham. "
****
"Tumben, kamu ngajak saya nginep? " tanya Ayu.
"Suami kamu, tanya tidak? " tanya kembali Adinda.
"Tanya lah, kenapa lagi tuh bocah. "
Hahahahahaha
"Bisa , kayak nggak tahu saya saja." ucap Adinda.
Ayu, Adinda dan suami Ayu, Brasmana adalah sahabat sejak kecil, ketiga nya sama - sama menyukai dunia politik. Selain menjadi pengamat politik, Brasmana menjabat menjadi anggota dewan perwakilan daerah di kabupaten M.
"Kenapa ya, saya itu bete banget. Kalau Ayah dan Bunda, tanya itu - itu saja. "
"Wajarlah, orang tua. "
"Jujur, saya malas. Kenapa? kamu tahu sendiri kan. "
"Tapi kan, sudah berjalan beberapa tahun. Apa kamu tidak, mau gimana - gimana. "
"Gimana apa nya? saya bisa melakukan apapun, karena sekarang saya seorang pemimpin. Tapi kamu tahu sendiri kan, gimana cerita nya. "
"Iya ya, ngeri juga. "
"Nah paham kan. "
****
"Masuk." ucap Adinda.
"Pagi bu. "
Adinda mengangkat kepala nya, saat ada seseorang masuk kedalam ruangan nya. Adinda tidak berkedip, saat melihat pria yang berdiri di depan nya.
"Maaf Ibu, saya Yudha. Ajudan baru, menggantikan Tiara. "
"A - ajudan baru saya? "
"Siap benar Bu. "
Adinda langsung membuka berkas CV, Ajudan yang baru nya, dan baru mengetahui kalau Ajudan pengganti nya seorang laki - laki.
"Kamu, pria? "
"Hah, maaf bu apa? "
"Nggak, tolong kamu ceritakan pengalaman kerja kamu. "
"Saya Yudha Indra Perkasa, lulusan Pendidikan pemerintahan 5 tahun yang lalu, saya pertama awal tugas, 2 tahun bekerja di salah satu instansi pemerintahan, menjabat sebagai kepala Bidang dan saya di pindahkan lagi, saya sebagai Ajudan walikota M, selama 3 tahun, dan saya di pindah kemari. Karena masa jabatan beliau habis, kini saya di minta menjadi Ajudan ibu Bupati. "
"Kamu, sudah berkeluarga? "
"Belum bu. "
Adinda tersenyum, dan terus memperhatikan Yudha dari ujung kepala hingga ujung kaki nya. Pria berperawakan tinggi, wajah tampan, tatapan mata nya yang tajam.
Yudha yang masih berdiri, merasakan bahwa pimpinan nya sedang memperhatikan nya. Hingga Yudha hanya bisa diam, dan lalu berdehem, hingga menyadarkan Adinda.
"Kamu boleh keluar. "
"Siap bu. "
"Yudha."
"Siap bu. "
"Kamu panggil kan ibu Ayu, di ruang sebelah."
"Baik Bu. "
Tak lama, Ayu pun masuk lalu menarik kursi, dan duduk di depan Adinda.
"Ada apa? "
"Kamu kenapa nggak bilang? kalau Ajudan saya itu laki - laki. "
"Nggak bilang bagaimana, kamu kemarin kan baca profil nya. Masa kamu nggak bisa bedakan mana pria mana wanita, jelas ada photo nya. "
"Saya kan percaya saja sama kamu, makan nya saya nggak detail periksa profil Yudha."
"Makan nya, biar nggak salah paham. Kamu baca, budayakan membaca biar tidak terjadi miskomunikasi. "ucap Ayu.
"Kalau begitu, apa kamu mau ganti sama yang perempuan? "
"Jangan, kamu jangan ganti. Kamu bagi dua pekerjaan kamu sama Yudha. Biar saya sama Yudha banyak waktu. "
"Maksud nya? "
"Kamu pintar, cari Ajudan ganteng banget. Kamu harus tahu, saya seperti nya jatuh cinta pada pandangan pertama. "
"Yudha belum ada 30 menit, keluar dari ruangan kamu loh. "
"Kenapa? masalah. "
"Kamu naksir, sama Ajudan kamu? "
"Ya Allah, ganteng nya buat saya semangat ini. "
"Lebay kamu. "
"Kamu cuti, untuk satu minggu. Kamu kan, ingin cuti? "
"Adinda? "
"Kenapa? kemarin minta cuti, giliran Saya kasih kamu cuti seminggu tidak mau."
"I - iya mau, tapi mendadak sekali. "
"Kalau kamu tidak mau, ya sudah. Cuti tahun ini, tidak berlaku buat kamu."
"Jangan, iya. Saya ambil cuti satu minggu, pekerjaan semua nya di limpahkan pada Yudha. "
"Kamu panggil dia, suruh menghadap saya, sekarang juga. Dan kamu di depan saya, jelaskan apa saja yang sedang kamu kerjakan, dan mana yang belum di kerjakan. "
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰
2023-10-19
0
susi 2020
x😘😘
2023-10-19
0
wkkwkw.. 🤣
2023-08-16
2