Bersuamikan Pria Yang Kejam (Luka Reka)

Bersuamikan Pria Yang Kejam (Luka Reka)

Rahasia

Cerita ini murni khayalan penulis. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau profesi itu tidak disengaja. Dan juga, harap tinggalkan jejak jempolnya, ya. Happy reading.

****

Di dalam kamar tidur yang tak begitu besar, tampak seorang gadis muda sedang menatap fokus layar laptop. Dia tersenyum, netranya berbinar dengan manik hitam yang bergerak liar. Sementara jemari tangan yang kecil, begitu cekatan menyentuh tiap tombol seakan sedang menari mengikuti bunyi suara keyboard. Gadis itu begitu asyik hingga tak sadar mega telah berubah menjadi jingga. Seharian dalam ruangan kecil bercat biru laut sama sekali tak membuat ia jemu. Bahagia, ia suka bermanja ria pada dunia yang tak pernah ada habisnya. Ketika gadis lain memilih mengistirahatkan pikiran dari lelah karena bekerja, ia malah menampung semua pekerjaan ke dalam otak. Gadis itu memang berbeda, berbeda dari wanita sebayanya.

Namanya Reka, atau yang akrab dipanggil kakak oleh anggota keluarga. Gadis perpenampilan biasa saja dengan tubuh kurus berwajah pucat. Reka adalah seorang guru honorer yang memegang mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang sama dengan sang ayah mengajar.

Reka, nama yang singkat dan terkesan norak untuk gadis di zaman modern ini. Nama yang terdengar sederhana namun tak sesederhana kehidupannya.

Ady Gustiawan dan Dewi adalah orang tua Reka. Mereka memilih nama yang simple untuk keenam anaknya. Reka, Riko, Rianti, Reza, Rosi dan Rony. Alasannya cuma satu, agar waktu ujian kelak, anak-anaknya tidak akan repot dan menghabiskan waktu lama hanya untuk mengisi kolom nama.

***

Azan magrib berkumandang. Reka keluar kamar hendak membersihkan diri dan melakukan kewajibannya sebagai seorang umat, yaitu salat.

Reka berjalan menuju ke arah dapur dengan membawa handuk berwarna hijau yang ia lingkarkan di lehernya. Dan di sana Reka bertemu dengan sang ayah yang baru saja selesai mengambil air wudu.

"Kak, nanti habis ini bisa kita mengobrol sebentar? Ada yang Bapak ingin katakan," ucap Ady yang baru keluar dari kamar mandi.

Reka hanya menunduk dan mengangguk pelan. Ia mencoba menerka topik apa yang akan ayahnya bahas kali ini. Apa Bapak mau bahas pernikahan lagi?

"Ya udah, Bapak mau ke masjid dulu. Kamu cepetan mandi, abis itu langsung solat," imbuhnya seraya mengembangkan senyuman, meninggalkan Reka yang masih berdiri di ambang pintu.

Waktu menunjukkan hampir jam setengah tujuh malam. Semuanya menikmati makan malam sederhana buatan sang ibu.

"Kak, setelah ini ikut Bapak ke luar. Kita bicara bentar," pinta Ady dengan ramah. Ia habiskan air putih dalam gelas, meletakkannya di atas meja kemudian langsung menuju teras.

Reka terdiam tanpa ekspresi. Beranjak dari kursi dan menolong ibunya membereskan meja makan. "Buk, Eka mau nyusul bapak. Eka tinggal bentar, ya. Nanti biar Eka aja yang nyuci piringnya." Reka berucap setelah meletakkan tumpukan piring di atas westafel. Kemudian menyusul ayahnya yang sudah terlebih dahulu berjalan ke arah depan.

Tibalah Reka di teras. Duduk bersebelahan dengan sang ayah di atas kursi rotan yang panjang. "Ada apa, Pak?" tanyanya dengan perasaan was-was. Reka pandangi wajah ayahnya yang sekarang lebih terlihat menua dari sebelumnya. Wajah yang sudah banyak keriput, tatapan mata sayu dan pipi yang sudah kelihatan tirus.

Ady menghela napas. "Bagaimana rasanya menjadi guru, Kak?" tanyanya tanpa menoleh Reka.

Reka tersenyum getir. Kini giliran dirinya yang menarik napas panjang, mencoba menetralisir perasaan yang mendadak tidak enak. "Lancar, Pak. Cuma sekarang sedikit sibuk, Kakak ditugasin bikin soal untuk ujian," ucapnya sambil menatap langit malam yang tidak berbintang.

Mereka kembali terdiam, hingga sepuluh menit pun berlalu. Ady terlihat masih menatap jauh ke depan, sementara Reka memilih diam, menunggu kata yang akan diucapkan oleh ayahnya.

"Kak, apa kamu gak mau nikah?" tanya Ady di sela tatapan kosongnya. Suara yang datar dan terdengar tenang, tapu mampu merobek hati Reka yang memang telah lama terluka.

Reka memejamkan mata sejenak. Sudah menduga itulah pertanyaan yang akan ayahnya katakan. Perbincangan yang begitu dan amat ingin dihindarinya. Namun, apalah daya, lagi-lagi orang yang ia hormati kembali mempertanyakan perihal jodoh. Sakit dan pedih menghampiri Reka saat ini. Tapi deritanya pasti tak sebanding dengan kesedihan dan kekhawatiran yang ayahnya rasakan.

"Bapak gak mau kamu jadi perawan tua, Kak. Usiamu udah cukup untuk berumah tangga. Usia yang pas, karena kamu masih bisa memilih kriteria yang kamu inginkan," ucap Ady yang masih menerawang jauh.

"Bapak takut jika kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan, membuatmu melupakan kodrad sebagai perempuan yang memerlukan seorang imam," imbuh Ady lagi.

Reka terdiam. Keringat dingin mengucur dari keningnya. Ia menggenggam kuat jemarinya sendiri sambil memikirkan sesuatu.

"Apa kamu gak punya pacar?" Ady menoleh Reka. Dengan tatapan hangat ia pandang lekat mata anak gadisnya.

Reka mengeleng pelan lalu menundukkan pandangan. "Gak ada, Pak."

"Bagaimana kalau Bapak jodohkan sama anaknya temen Bapak, Kakak mau? Anaknya baik dan sopan, namanya Kris. Dia bekerja di dinas perhubungan," terang Ady, antusias.

Reka terdiam begitu juga Ady. Suasana kembali sunyi hanya suara kodok yang terdengar bersahut-sahutan.

"Bapak pengen cepet nimang cucu, Kak?"

Perih, Reka merasakan hatinya teriris lalu tersiram cuka. "E-eka belum siap, Pak," ucap Reka terbata-bata. Ia gugup bagaimana mencari alasan agar sang ayah tidak marah kepadanya.

Ady menghela napas. Reka yang mendengar desahan putus asa itu turut merasa bersalah.

"Tak bisakah Eka seperti ini saja, Pak. Eka nyaman hidup seperti ini," jujur Reka dan tampaklah kesedihan di wajahnya. Bukan sedih karena memilih melajang, malainkan karena telah menyakiti perasaan sang ayah atas keputusan sepihaknya.

Ady yang mendengar jawaban tak biasa itu tentu saja terkejut. Tak menyangka anak sulungnya memilih jalan hidup yang tabu seperti itu. Ia pandang paras cantik Reka dan juga menatap lamat matanya.

"Kamu sebenarnya kenapa, Kak? Udah dua tahun kamu aneh kayak gini dan sekarang mengapa begitu enteng kamu memilih untuk melajang?" tanya Ady yang terdengar lirih.

"Maafkan Eka, Pak. Ini keputusan yang sudah Eka pikirin mateng-mateng," ucap Reka yang kembali tertunduk, ia seka air matanya yang tak terasa sudah mulai berjatuhan. Dia jelas sedih, namun lagi-lagi bukan karena dirinya sendiri, malainkan karena telah mengecewakan sang ayah yang begitu berharap lebih padanya.

"Tapi Kakー" Perkataan Ady terputus karena Reka telah beranjak, berdiri dengan cepat.

"Pak, Eka mau nge-print soal ujian anak-anak dulu. Nanti percetakannya keburu tutup," sela Reka. Melangkahkan kaki, pergi meninggalkan ayahnya yang masih berada di teras rumah.

Sepanjang perjalanan Reka tertunduk lemas. Beberapa kali mengembuskan napas dengan kasar, memukul-mukul dadanya sendiri yang terasa sesak. Ia hentikan langkah dan duduk di bangku taman. Terngiang kembali dengan jelas perkataan sang ayah yang membuat aliran udara Reka kembali tercekat. Matanya mulai berkaca-kaca dan bibir mulai bergetar. Ia tak mampu menahan bulir air yang sudah memenuhi pelupuk mata. "Pak, buk, maafin aku. Aku bukanlah anak yang baik. Aku anak tidak berbakti yang hanya akan mencoreng nama baik kalian. A-aku aku ...."

Reka tak mampu melanjutkan berkataannya. Ia duduk meringkuk dan membenamkan wajah di lututnya sendiri. Berharap tidak ada orang yang menyadari kalau dirinya sedang menangis sendirian di taman yang gelap.

"Pak, buk, biarlah aku saja yang menderita asal kalian bisa mempertahankan harkat dan martabat kalian. Aku rela karena memang akulah yang salah."

*****

Terpopuler

Comments

Siti Sri Wahyuni

Siti Sri Wahyuni

Mampir 😊

2023-01-25

0

Yasmine Putri

Yasmine Putri

tunggu tamat dl...biar ga penasaran bacanya...n ga nanggung2

2022-05-25

1

Riza Anggelina

Riza Anggelina

wah ramenya

2022-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!