Bukan Pengantin Pilihan

Bukan Pengantin Pilihan

Bab 1

Seperti hari-hari sebelumnya, Hanania menjalani kehidupannya yang monoton itu dengan penuh semangat.

Pagi-pagi sekali, ia sudah bangun dan membantu sang ibu menyiapkan dagangannya. Setelah semuanya selesai, barulah Hanania bersiap-siap untuk berangkat bekerja.

"Bu, Hana berangkat kantor dulu ya. Ibu yang semangat jualannya," pamit anak tunggal itu dengan mencium tangan wanita yang telah melahirkannya itu.

"Baiklah Hana, hati-hati di jalan. Ingat nak, jangan lupa makan bekal mu yang sudah ibu siapkan tadi," jawab ibu Rini yang mulai membuka warung nasi uduknya.

"Iya bu, Hana pasti makan kok," balas Hanania lalu menyalakan mesin motornya.

Sementara itu, di sebuah hotel bintang lima, seorang laki-laki masih tertidur pulas dengan di temani seorang wanita cantik yang juga tidur dengan posisi memeluk laki-laki tersebut. Dia adalah Jerry Bagaskara, anak dari pemilik perusahaan tempat Hanania bekerja.

Jerry sendiri merupakan seorang casanova kelas atas yang kerjaannya setiap malam berburu wanita-wanita cantik untuk memuaskan nafsunya.

Sedangkan wanita yang berada di sisi nya saat ini bernama Celine, wanita yang mengaku-ngaku sebagai pacar, bahkan calon istri dari laki-laki tampan itu.

Jerry yang tengah tertidur di kaget kan dengan bunyi panggilan masuk dari ponsel miliknya.

Dengan mata yang masih tertutup, Jerry pun mengangkat panggilan tersebut, tanpa melihat siapa ang tengah menghubunginya itu.

"Halo Jerry, kamu dimana? Papa menyuruhmu pulang hari ini. Ada hal yang ingin dia sampaikan sama kamu," ucap dari si penelepon yang tak lain tak bukan adalah Ajeng, wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.

"Mau bicarakan apa sih ma? Kenapa nggak melalui telepon saja? Aku malas ma bertemu sama papa," jawab Jerry yang masih separuh sadar.

"Nggak bisa Jer. Papa mau bicara langsung sama kamu. Mama nggak mau tau, popoknya kamu harus pulang sekarang atau mama akan cabut fasilitas mu," ancam Ajeng membuat anaknya terbangun dengan kesal.

"Arrrggghhhh, baiklah. Aku akan pulang saat jam makan malam nanti," ucap Jerry lalu mematikan panggilannya.

Jerry pun bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dar sisa-sisa permainan panasnya semalam.

Lima belas menit kemudian, ia pun sudah selesai berpakaian dan langsung pergi meninggalkan Celine yang masih tertidur dengan nyenyak nya.

Tujuan utama Jerry saat ini adalah kantor. Meskipun satu kantor dengan sang papa, namun Jerry jarang sekali bertemu dengan laki-laki itu. Sebisa mungkin, Jerry menghindar dengan cara menyuruh asisten pribadinya untuk berhadapan dengan sang papa.

Bukan karena sebuah pertengkaran di antara keduanya, hanya saja Jerry malas berhadapan dengan laki-laki itu karena setiap bertemu, Wibowo selalu menanyakan kapan Jerry akan melepaskan masa lajangnya, karena sang adik yang juga seorang wanita sudah lama di lamar oleh kekasihnya.

Jerry sendiri sangat melarang jika adiknya harus menikah terlebih dahulu.

Disaat perjalanan akan ke kantor, tiba-tiba saja mobil Jerry mogok dan susah untuk di hidupkan. Untung saja tak jauh dari tempat ia berdiri, Jerry melihat salah satu bawahannya yang tak lain tak bukan adalah Hanania.

Hanania yang tengah menikmati sarapan bubur ayam langganannya di kaget kan dengan kehadiran sang atasan yang duduk tepat di hadapannya.

"Pak Jerry? Bapak ngapain disini?" tanya Hanania yang akan menyuap makanan ke mulutnya.

"Saya sedang nungguin kamu makan. Buruan, saya nebeng dengan mu kekantor, mobil saya mogok di sana," jawab Jerry dengan angkuhnya.

"Oh, hmmmm, sebentar pak. Oh ya, bapak mau sarapan bubur juga? Jika iya, pesan saja, biar saya yang membayarnya," tawar Hanania mencoba mengusir kecanggungannya karena terus dilihatin oleh atasannya itu.

"Kamu pikir saya tidak punya uang gitu?" jawab Jerry sewot.

"Ya, bukan gitu pak. Saya tau bapak punya banyak uang, tapi saya hanya menawarkan bapak saja. Jika bapak tidak mau ya nggak masalah juga sih buat saya," ucap Hanania lalu melanjutkan makannya.

Jerry yang ternyata juga lapar akhirnya pun juga ikutan memesan bubur ayam, dan menyantapnya dengan lahap.

Bahkan, saking laparnya, Jerry sampai nambah satu porsi bubur lagi.

"Wah, saya baru tau jika porsi makan bapak lumayan banyak," ledek Hanania yang sudah menghabiskan semangkok buburnya.

"Diam kamu. Ini saya hanya lapar. Dari semalam saya belum makan," balas Jerry melanjutkan makannya.

"Oh, pantesan," balas Hanania lagi.

Beberapa saat kemudian, Jerry pun juga sudah selesai makan dengan menghabiskan dua mangkok bubur ayam.

"Ayo pak, kita berangkat sekarang. Saya sudah membayarnya, jadi bapak tenang saja," ucap Hanania tersenyum dengan memperlihatkan gingsul nya.

"Makasih. Tapi lain kali nggak usah. Duit saya cukup untuk membayar seluruh mangkok bubur ayam yang ada di Indonesia ini," jawabnya sombong.

"Ok, baiklah," balas Hanania langsung naik ke atas motornya.

"Eh, kamu mau ngapain? Biar saya yang membawa motornya. Bisa jatuh harga diri saya jika seorang cewek membonceng saya seperti ini," ucap Jerry lalu duduk di bagian depan.

sepanjang perjalanan, Jerry dan Hanania banyak diam. Mereka sebelumnya tidak dekat. Hanya sesekali saja mereka berinteraksi, itupun juga membahas soal pekerjaan.

"Hmmmmm, Hana, kamu setiap pagi ke kantor naik motor butut ini?" tanya Jerry membuat Hanania jengkel.

"Nggak juga pak. Kadang saya pakai angkutan umum. Tapi ya pak, meskipun motor saya ini butut, tapi motor ini saya beli dengan jerih payah saya sendiri, bukan dengan bantuan dari orang tua saya lo pak," jawab Hanania menyindir Jerry.

"Kamu nyindir saya?" protes Jerry mengerem motornya mendadak. Alhasil, Hanania yang duduk di belakang pun terperosok ke depan, sehingga dengan spontan tangannya langsung memeluk pinggang Jerry.

"Aww, bapak bisa bawa motor nggak sih pak? Atau bapak sengaja ya?" protes Hanania dengan posisi tangan masih melingkar di lengan Jerry.

"Ya bisa lah. Kamu pikir saya ini bodoh apa? Lagian itu tangan kayaknya nyaman sekali meluk tubuh saya. Nanti kamu nggak bisa tidur nyenyak lagi," ledek Jerry yang seketika membuat Hanania malu dan melepaskan tangannya.

"Apaan sih pak, kenapa bapak nyalahin saya, kan bapak dulu yang mulai," ucap Hanania membela dirinya.

Selanjutnya tak ada jawaban lagi dari Jerry. Laki-laki cassanova itu kembali melajukan motor motonya hingga kantor.

"Sudah, saya turun disini saja. Bisa jatuh harga diri saya jika ada yang melihat saya numpang motor kamu," ucap Jerry berhenti tepat di depan kantor milik ayahnya.

"Hhhhhh, terserahlah apa kata bapak," balas Hanania lalu melajukan motornya menuju tempat parkir khusus karyawan.

"Woi Jer? Mobil lo mana? Lo kekantor pake apa? Kok jalan?" tanya Tomas, asisten sekaligus sahabat Jerry semenjak kecil.

"Hhhhhh, panjang ceritanya Tom. Tadi mobil gue mogok, dan gue terpaksa harus numpang motor salah satu karyawan kantor ini," jawab Jerry menghela nafasnya kasar.

"Jadi lo naik motor? Yang numpangin lo cewek apa cowok?" tanya Tomas penasaran.

"Cewek," jawab Jerry singkat.

"Wah, udah gue tebak. Pasti lo sering ngerem mendadak kan, biar bisa rasain itu si cewek?" ucap Tomas seperti yang sudah tau sekai dengan akal sahabatnya itu.

"Ihh, main tuduh aja lo. Biarpun gue kayak gini, tapi gue juga punya sopan santun tau. Palingan gue rem mendadaknya cuma sekali doang, buat lepas rasa penasaran gue aja," jawan Jerry lalu masuk ke dalam kantornya.

Terpopuler

Comments

Titin Latifah

Titin Latifah

semangat kakak

2023-09-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!