Bab 4

"Ya ampun Hana, Jerry itu tidak punya teman wanita apalagi pacar. Sudah, saya mohon tolong bantu saya. Saya sudah coba hubungin teman-teman saya, tapi nggak ada yang bisa," jawab Tomas benar-benar mengkhawatirkan keadaan sahabatnya itu.

***

Akhirnya dengan sangat terpaksa, Hana pun bersedia untuk menjemput atasan sombongnya itu ke klub malam yang tadi di sebutkan oleh Tomas.

Pekerjaan yang masih menumpuk pun ia tinggalkan begitu saja di atas meja kerjanya. Meskipun perasaannya tidak enak, Hanania tetap pergi untuk menemui Jerry..

"Perasaan gue kenapa nggak enak ya?" gumam Hanania saat di tengah perjalanan menuju klub dengan menggunakan motor miliknya.

Satu jam kemudian, Hanania pun sampai di depan sebuah bangunan yang memiliki lampu remang. Di sekitaran klub, banyak yang sepasang kekasih yang lalu lalang dengan pakaian terbuka. Bahkan sebagian di antaranya terlihat mabuk dan berjalan dengan sempoyongan.

"Hai cantik, mau kemana? Lo sendirian aja ya? Kalo iya, gue mau kok nemenin lo," ucap salah seorang pemuda mabuk menghalangi langkahnya.

"Nggak usah, makasih. Gue bisa sendiri. Kebetulan di dalam ada temen gue yang udah nungguin," jawab Hanania menolak.

"Yaelah, bentar doang yuk ikut ama gue," ucap laki-laki itu lagi yang mulai menoel dagunya.

"Nggak usah, jangan sentuh gue," jawab Hanania lalu mendorong laki-laki tersebut dan bergegas masuk ke dalam klub.

Kepala Hanania seketika terasa pusing saat melihat banyaknya orang yang tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ada yang sibuk berciuman, dan ada juga yang sibuk menari mengiringi alunan musik yang memekakkan telinganya.

Jujur, ini baru kali pertama Hanania masuk ke dalam tempat seperti ini.

Dengan perlahan, ia mulai melangkahkan kakinya agar masuk lebih jauh lagi, sembari mengedarkan seluruh pandanganya mencari keberadaan atasannya itu.

"Nah, itu dia," ucap Hanania melihat keberadaan Jerry yang tengah duduk bersandar di sudut ruangan sembari di temani oleh sebotol minuman keras yang membuatnya semakin mabuk berat.

"Pak," panggil Hanania dengan keras, sehingga membuat Jerry seketika menoleh ke arahnya.

"Lo? Jadi lo yang dari tadi manggil-manggil gue? Ngapain lo di sini ha?" tanya Jerry masih dalam keadaan mabuk.

"Pak, saya di sini di suruh oleh pak Tomas untuk menjemput bapak, dan membawa bapak pulang ke apartemen," jawab Hanania yang saat ini sudah duduk di hadapan Jerry.

"Haha, di suruh Tomas? Mana anak itu. Enak aja dia nyuruh-nyuruh orang buat jemput gue. Gue nggak mau. Gue mau di sini," ucap Jerry yang menolak untuk pulang.

"Tapi pak, bapak harus pulang. Bapak tau, saya meninggalkan pekerjaan saya demi menjemput bapak ke sini. Mending sekarang bapak ikut saya. Saya akan anterin bapak pulang ke apartemen milik bapak," ucap Hanania menarik tangan Jerry untuk berdiri.

"Arrgghhh, ok.. Ok.. Baik, gue akan pulang sama lo, tapi dengan satu syarat," ucap Jerry menyenderkan tubuhnya ke sofa.

"Syarat apa pak? Cepat katakan," balas Hanania yang sudah tidak ingin lagi berlama-lama di tempat itu.

"Lo cium gue dulu. Satu kecupan saja. Hari ini, belum ada satu wanita pun yang mencium gue. Jadi gue merasa malas untuk melakukan semuanya," jawab Jerry membuat Hanania terdiam untuk sesaat.

"Ayo buruan cium. Nunggu apa lagi sih lo?" ucap Jerry yang yang sudah tidak sabaran lagi.

"Ok, baiklah," jawab Hanania lalu memberanikan dirinya untuk mencium pipi sebelah kiri atasannya itu.

"Nah, gitu dong. Ya sudah, ayo kita pulang," ucap Jerry yang berusaha berdiri tapi masih sempoyongan.

"Kita pulang sama apa?" tanya Jerry masih berpegangan kepada Hanania karena ia tidak bisa berdiri sendiri.

"Ini, sama motor saya," jawab Hanania menunjuk motornya yang tengah parkir di depan bangunan klub.

"Nggak. Gue nggak mau pake motor. Gue itu anak orang kaya, jadi nggak bisa naik motor kayak begitu," ucap Jerry membuat Hanania jengkel.

"Ya sudah, kalau bapak nggak bisa, bapak pulang saja sendiri. Saya mau pulang ke rumah dulu," ancam Hanania seketika membuat dirinya langsung di peluk oleh Jerry.

"Apaan sih pak, peluk-peluk saya. Malu tau di lihat sama orang banyak," protes Hanania berusaha melepaskan pelukan atasannya itu.

"Jangan pergi. Baik, gue akan pulang dengan motor lo," ujar Jerry mengalah.

Sepanjang perjalanan pulang, Jerry terus saja mengoceh tak jelas. Sedangkan Hanania hanya diam sembari terus fokus melajukan motornya menuju apartemen sang atasan.

Satu jam kemudian, mereka pun akhirnya tiba di apartemen yang di maksud oleh Tomas. Dengan susah payah, ia pun akhirnya tiba di unit milik Jerry dan meminta jerry untuk membuka kamarnya dengan menggunakan sidik jari nya sebagai pemilik unit mewah tersebut.

"Huh, akhirnya sampai. Nah sekarang bapak tidurlah. Saya permisi pulang dulu," ucap Hanania setelah menidurkan atasannya itu di atas ranjang berukuran king size.

"tunggu, mau kemana sih lo Han? Ini sudah malam, mending lo tidur sama gue disini," ucap Jerry menarik tangan Hana lalu membawa gadis cantik itu ke pelukannya.

"Apaan-apaan sih pak. Lepaskan saya. Bapak jangan kurang ngajar ya sama saya," balas hanania mulai panik dan juga takut.

"Sttttt, jangan memberontak. Nggak ada gunanya. Mending lo diam saja," balas Jerry mulai bangkit dan membalikkan posisi Hanania menjadi di bawah.

"Nggak pak, saya mohon jangan lakukan itu. Biarkan saya pulang. Ibu saya sudah menunggu di rumah," mohon Hanania yang saat ini sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Air matanya sudah mulai menetes. Rasa takut dan cemasnya bercampur aduk menjadi satu. Hanania takut jika Jerry akan melakukan hal tidak-tidak terhadap dirinya.

"Sudah, mending lo diam saja. Salah sendiri, kenapa lo anterin gue pulang ke sini," ucap Jerry mulai menciumi gadis cantik itu dengan brutal dan penuh nafsu.

"Nggak, lepaskan saya pak. Saya mohon. Lepaskan saya," mohon Hanania berharap Jerry akan melepaskannya.

Namun sayang sekali. Jerry sang cassanaova tidak akan mungkin melepaskan mangsanya begitu saja. Dengan tangan yang sudah terampil, Jerry pun mulai melucuti satu persatu pakaian yang dikenakan oleh Hanania. Hal itu lantas semakin membuat Hanania shock dan berteriak minta tolong.

"Percuma saja lo teriak sekeras itu. Lo tau, unit gue ini sudah di rancang kedap suara. Jadi mau lo nangis kencang-kencang, atau berteriak sekeras mungkin, nggak akan ada yang datang menolong lo," ucap Jerry membuat Hanania putus asa.

Kini Jerry semakin bernafsu sekali. Ia benar-benar tidak sadar jika ada seorang wanita yang terluka karena ulah bejatnya itu. Hampir satu jam lebih Jerry terus menggempur tubuh Hanania. Tubuh yang tidak pernah di jamah oleh laki-laki manapun. Hanania telah kehilangan kesuciannya. Itu semua karena ulah atasannya yangs sangat-sangat sombong itu.

Hanania benar-benar hancur malam itu.

Setelah Jerry mendapatkan apa yang ia inginkan, ia pun akhirnya tertidur dengan lelapnya tanpa sehelai pakaian pun.

Sementara itu, Hanania yang merasakan sakit di bagian intinya berusaha untuk bangkit dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Ia merasa sangat-sangat terpukul sekali. Dunianya terasa hancur seketika akibat dari kebodohannya sendiri.

"Maafkan Hana bu, Hana nggak bisa jaga diri Hana. Maafkan Hana," ucap Hanania di sela-sela tangisannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!