Bab 3

"Kok gue jadi celametan gini ya?" gumam Tomas menggaruk kepalanya.

"Ah, bodo amat, orang kelihatannya enak. Baunya juga bikin lapar?" gumamnya lagi.

***

"Gimana pak? Enak?" tanya Hanania kepada asisten atasannya itu.

"Enak, sumpah, ini enak banget. Ini yang bikin ibu mu?" tanya Tomas sembari mengunyah makanan dalam mulutnya yang terisi penuh.

"Hehe, iya pak. Ini buatan ibu saya. Kebetulan ibu saya juga berjualan nasi uduk dan yang lainnya di depan rumah kami," jawab Hanania juga menyendok makanan ke dalam mulutnya.

"Oh ya? Jadi kamu bisa makan masakan seenak ini tiap hai dong?" tanya Tomas lagi.

"Ya begitulah pak kira-kira.. Hehe," jawab Hanania tertawa ringan.

.

.

H'hhmmmm

Seketika suara deheman seseorang membuat mereka berdua terkejut.

"Wah..Wah..Wah, ada yang tengah asik makan berduaan rupanya. Pantas saja ya Tom lo nggak mau makan di luar bersama dengan gue," ucap Jerry yang tiba-tiba saja datang.

"Pak.. Mau ikut makan juga pak?" tawar Hanania langsung berdiri.

"Nggak, makasih. Saya nggak biasa makan makanan seperti itu," tolaknya sombong.

"Oh ya sudah, kalau gitu saya lanjut makan lagi," balas Hanania kembali duduk dan melanjutkan makannya.

"Tom, udah, ikut gue sekarang," perintah Jerry menarik temannya yang sedang menikmati makanannya.

"Loh, kita mau kemana? Lo nggak liat gue lagi makan. Sayang tau kalo ditinggalin," protes Tomas dengan mulut yang masih berisi.

"Udah, ikut aja," balas Jerry membawa asistennya itu masuk ke dalam ruangan mereka.

"Lo apaan sih Jer? Lop nggak liat gue lagi makan," protes Tomas lagi saat berada di ruangannya.

"Lo yang apaan. Kenapa lo malah makan sama tuh anak? Dimana harga diri lo sebagai atasan Tom?" jawab Jerry lagi.

"Lah emang kenapa? Lo sih nggak tau betapa enaknya nasi uduk yang baru saja gue makan," balas Tomas membuat Jerry kesal.

"Bodo amat. Gue nggak peduli. Yang jelas, lo nggak boleh lagi makan sama tuh anak. Ntar dia semakin gede kepala lagi," ucap Jerry lalu membuka laptopnya.

Sementara itu, Hanania yang aru saja selesai mengisi perutnya berniat untuk melanjutkan pekerjaannya yang lumayan menumpuk hari ini.

"Han, ada yang bilang tadi lo makan berduaan dengan pak Tomas? Apa itu benar?" tanya Stella penasaran.

"Iya, emang kenapa?" jawab Hanania balik bertanya.

"Ya nggak kenapa-napa sih. Tapi kok bisa sih Han? Apa karena kejadian lo telat tadi?" tanya Stella masih penasaran.

"Nggak ada hubungannya sama itu kali Stell. Tadi kebetulan aja pak Tomas lewat sini dan lihat gue lagi makan. Dia bilang ngiler dengan makanan yang gue bawa. Ya udah, gue tawarin deh tuh pak Tomas nya makan bareng gue," jawab Hanania berbohong. Ia tak mungkin mengatakan jika sebenarnya pak Tomas lah yang menawarkannya untuk makan siang bersama. Bisa heboh satu kantor mendengar berita seperti ini.

"Oh, gue kirain dia yang ngajak lo makan siang bareng," ucap Stella sembari duduk di tempatnya.

'Emang iya.. Wlee,' batin Hanania cekikikan.

Pada sore harinya, di saat Hanania akan bersiap untuk pulang, tiba-tiba saja ia di panggil ke ruangan direktur. Alhasil, Hana terpaksa mengundurkan niatnya untuk pulang.

"Lo mau kemana HAn?" tanya Stella yang baru saja kembali dari toilet.

"Gue mau ke ruangannya pak Jerry. Tadi dia manggil gue dan nyuruh gue ke ruangannya," jawab Hana yang hendak pergi.

"Memang a apa? Bukannya jam kantor udah habis?" tanya Stella balik.

"Entahlah, gue sendiri juga nggak tau. Udah ya, gue mau nemuin pak Jerry dulu," jawab Hana lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan Jerry yang berada di lantai sepuluh.

Tok

Tok

Tok

"Masuk," perintah Jerry dari balik pintu ruangannya.

Hana pun langsung masuk menghadap atasannya itu.

"Maaf pak, ada yang bisa saya bantu?' taya Hanania dengan sopan.

"Ya jelas ada. Jika nggak, saya nggak akan mungkin memanggil mu ke ruangan saya," jawab Jerry ketus.

'Sial, nyebelin banget sih nih orang,' batin Hanania.

"Iya pak, maaf," ucapnya mengalah.

"Ok, nggak masalah. Hana, ini saya ada beberapa tugas untuk kamu kerjakan. Saya mau kamu menyelesaikannya hari ini juga, karena semuanya ini akan saya gunakan untuk meeting besok dengan klien saya yang dari luar negeri.," perintah Jerry memberikan setumpuk berkas milik perusahaan.

"Ha..Ha..Hari ini juga pak? Tapi......," ucap Hana yang ingin protes.

"Tapi.. Tapi apa? Jangan bilang kamu menolak untuk lembur hari ini," tebak laki-laki tampan itu.

"Maaf pak, bukan begitu maksud saya. Tapi saya nggak mungkin mengerjakan tugas sebanyak ini sendirian," ucap Hanania mencoba untuk protes.

"Bukan urusan saya. Saya nggak mau tau, besok pagi, semua pekerjaan ini harus selesai semua," balas Jerry lalu pergi meninggalkan ruangannya.

"Tapi pak," ucap Hanania lagi.

Tapi sayang, Jerry sama sekali benar-benar tidak mau mendengar penjelasan dari bawahannya itu.

"Huh, niat mau pulang, malah di suruh lembur," keluh Hanania sembari membawa semua berkas-berkas yang akan ia kerjakan ke tempatnya.

"Itu.. Itu apaan Han?" tanya Stella heran.

"Oh, ini batagor. Lo mau?" tawar Hana kesal.

"Batagor? Batagor apaan? Udah jelas itu berkas-berkas kantor. Buta kali lo," balas Stella membuat Hana kesal.

"Tuh lo tau, masih aja nanya,"

"Ya maksud gue bukan gitu. Sensi amat sih lo Han. Maksud gue itu, lo ngapain bawa berkas sebanyak itu? Jam kantor udah habis tau," ucap Stella menjelaskan maksud dari pertanyaannya.

"Gue di suruh lembur sama pak Jerry. Dia bilang semua tugas-tugas ini harus selesai besok pagi," jawab Hanania menghela nafasnya berat.

"Oh,kirain apa. Ya sudah, kalau gitu selamat bekerja ya sayang. Gue mau pulang dulu," Balas Stella kembali membuat Hana kesal.

"Lo kan sahabat gue, bantuin gue dong kalo gitu. Masak lo tega ninggalin gue di kantor sendirian," rengek Hanania bergelayut manja di lengan sahabatnya itu.

"Ups, maafin gue Han. Bukannya gue nggak mau. Lo kan tau sendiri jika malam ini gua ada acara lamaran di rumah. Maaf ya Han. Lain kali, kalo lo lembur, pasti bakalan gue bantuin," ucap Stella memasang raut wajah sedihnya.

"Hhhhhh, okelah. Kalo gitu lo pulang gih sana. Ntar kejebak macet nggak enak," jawab Hana pasrah.

Setelah Stella pulang, Hanania pun langsung memulai lemburnya. Dengan berat hati, ia terpaksa mengerjakan semua tugas-tugas yang di berikan oleh atasannya itu.

Tak lupa, sebelumnya Hana memberi tahu ibunya jika ia akan lembur malam ini.

Tiga lebih sudah Hana terus berkutat di depan layar monitornya, namun tugasnya masih tersisa separuh lagi.

Di saat Hana tengah sibuk bekerja, tiba-tiba saja ponselnya berdering.

"Nomor baru? Nomor siapa ini?" tanya Hana lalu memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Ha.. Ha.. Halo? Siapa ini?" tanya Hana setelah terhubung dengan panggilan tersebut.

"Halo Hana, maaf menganggu mu. Ini aku Tomas," jawab Tomas memberi jeda ucapannya.

"Oh pak Tomas? Ada apa pak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Hana masih penasaran dari mana ia mendapatkan nomor ponsel miliknya.

"Hana begini, saya mau minta tolong sama kamu untuk menjemput Jerry di sebuah klub malam. Ia sedang mabuk berat sekarang. Saya tidak tau lagi harus meminta tolong sama siapa Han," jawab Tomas membuat Hana terkejut.

"Maaf pak, kenapa bukan bapak saja yang menjemputnya? Saat ini saya sedang lembur di kantor pak. Ada banyak pekerjaan yang harus selesai malam ini juga pak," jawab Hana juga membuat Tomas terkejut.

"Lembur? Udah jam segini kamu masih lembur? Siapa yang menyuruh mu untuk lembur?" tanya Tomas balik.

"Pak Jerry sendiri yang meminta saya untuk lembur pak. Semua berkas ini harus di selesaikan malam ini juga karena besok akan beliau gunakan untuk meeting dengan klien pentingnya," jawab Hana lagi.

"Sudah saya mohon tinggalkan saja. Besok itu tidak ada jadwal meeting dengan siapapun. Bahkan besok, Jerry tidak akan datang ke kantor," ucap Tomas meyakinkan Hana.

"Tapi bagaimana jika pak Jerry marah pak?" tanya Hana lagi.

"Sudah tenang, saya yang menjaminnya. Mending sekarang kamu jemput Jerry ke klub malam. Saya tidak mau dia kenapa-napa Han. Pemilik klub bilang, Jerry tak mau pulang sebelum ada seorang wanita yang menjemputnya," jawab Tomas lagi.

"Kenapa bisa seperti itu pak? Saya takut nanti saya di apa-apain lagi di sana. Lebih baik bapak menyuruh teman wanitanya saja, seperti pacar atau kenalannya," tolak Hana lagi.

"Ya ampun Hana, Jerry itu tidak punya teman wanita apalagi pacar. Sudah, saya mohon tolong bantu saya. Saya sudah coba hubungin teman-teman saya, tapi nggak ada yang bisa," jawab Tomas benar-benar mengkhawatirkan keadaan sahabatnya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!