NovelToon NovelToon

Bukan Pengantin Pilihan

Bab 1

Seperti hari-hari sebelumnya, Hanania menjalani kehidupannya yang monoton itu dengan penuh semangat.

Pagi-pagi sekali, ia sudah bangun dan membantu sang ibu menyiapkan dagangannya. Setelah semuanya selesai, barulah Hanania bersiap-siap untuk berangkat bekerja.

"Bu, Hana berangkat kantor dulu ya. Ibu yang semangat jualannya," pamit anak tunggal itu dengan mencium tangan wanita yang telah melahirkannya itu.

"Baiklah Hana, hati-hati di jalan. Ingat nak, jangan lupa makan bekal mu yang sudah ibu siapkan tadi," jawab ibu Rini yang mulai membuka warung nasi uduknya.

"Iya bu, Hana pasti makan kok," balas Hanania lalu menyalakan mesin motornya.

Sementara itu, di sebuah hotel bintang lima, seorang laki-laki masih tertidur pulas dengan di temani seorang wanita cantik yang juga tidur dengan posisi memeluk laki-laki tersebut. Dia adalah Jerry Bagaskara, anak dari pemilik perusahaan tempat Hanania bekerja.

Jerry sendiri merupakan seorang casanova kelas atas yang kerjaannya setiap malam berburu wanita-wanita cantik untuk memuaskan nafsunya.

Sedangkan wanita yang berada di sisi nya saat ini bernama Celine, wanita yang mengaku-ngaku sebagai pacar, bahkan calon istri dari laki-laki tampan itu.

Jerry yang tengah tertidur di kaget kan dengan bunyi panggilan masuk dari ponsel miliknya.

Dengan mata yang masih tertutup, Jerry pun mengangkat panggilan tersebut, tanpa melihat siapa ang tengah menghubunginya itu.

"Halo Jerry, kamu dimana? Papa menyuruhmu pulang hari ini. Ada hal yang ingin dia sampaikan sama kamu," ucap dari si penelepon yang tak lain tak bukan adalah Ajeng, wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.

"Mau bicarakan apa sih ma? Kenapa nggak melalui telepon saja? Aku malas ma bertemu sama papa," jawab Jerry yang masih separuh sadar.

"Nggak bisa Jer. Papa mau bicara langsung sama kamu. Mama nggak mau tau, popoknya kamu harus pulang sekarang atau mama akan cabut fasilitas mu," ancam Ajeng membuat anaknya terbangun dengan kesal.

"Arrrggghhhh, baiklah. Aku akan pulang saat jam makan malam nanti," ucap Jerry lalu mematikan panggilannya.

Jerry pun bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dar sisa-sisa permainan panasnya semalam.

Lima belas menit kemudian, ia pun sudah selesai berpakaian dan langsung pergi meninggalkan Celine yang masih tertidur dengan nyenyak nya.

Tujuan utama Jerry saat ini adalah kantor. Meskipun satu kantor dengan sang papa, namun Jerry jarang sekali bertemu dengan laki-laki itu. Sebisa mungkin, Jerry menghindar dengan cara menyuruh asisten pribadinya untuk berhadapan dengan sang papa.

Bukan karena sebuah pertengkaran di antara keduanya, hanya saja Jerry malas berhadapan dengan laki-laki itu karena setiap bertemu, Wibowo selalu menanyakan kapan Jerry akan melepaskan masa lajangnya, karena sang adik yang juga seorang wanita sudah lama di lamar oleh kekasihnya.

Jerry sendiri sangat melarang jika adiknya harus menikah terlebih dahulu.

Disaat perjalanan akan ke kantor, tiba-tiba saja mobil Jerry mogok dan susah untuk di hidupkan. Untung saja tak jauh dari tempat ia berdiri, Jerry melihat salah satu bawahannya yang tak lain tak bukan adalah Hanania.

Hanania yang tengah menikmati sarapan bubur ayam langganannya di kaget kan dengan kehadiran sang atasan yang duduk tepat di hadapannya.

"Pak Jerry? Bapak ngapain disini?" tanya Hanania yang akan menyuap makanan ke mulutnya.

"Saya sedang nungguin kamu makan. Buruan, saya nebeng dengan mu kekantor, mobil saya mogok di sana," jawab Jerry dengan angkuhnya.

"Oh, hmmmm, sebentar pak. Oh ya, bapak mau sarapan bubur juga? Jika iya, pesan saja, biar saya yang membayarnya," tawar Hanania mencoba mengusir kecanggungannya karena terus dilihatin oleh atasannya itu.

"Kamu pikir saya tidak punya uang gitu?" jawab Jerry sewot.

"Ya, bukan gitu pak. Saya tau bapak punya banyak uang, tapi saya hanya menawarkan bapak saja. Jika bapak tidak mau ya nggak masalah juga sih buat saya," ucap Hanania lalu melanjutkan makannya.

Jerry yang ternyata juga lapar akhirnya pun juga ikutan memesan bubur ayam, dan menyantapnya dengan lahap.

Bahkan, saking laparnya, Jerry sampai nambah satu porsi bubur lagi.

"Wah, saya baru tau jika porsi makan bapak lumayan banyak," ledek Hanania yang sudah menghabiskan semangkok buburnya.

"Diam kamu. Ini saya hanya lapar. Dari semalam saya belum makan," balas Jerry melanjutkan makannya.

"Oh, pantesan," balas Hanania lagi.

Beberapa saat kemudian, Jerry pun juga sudah selesai makan dengan menghabiskan dua mangkok bubur ayam.

"Ayo pak, kita berangkat sekarang. Saya sudah membayarnya, jadi bapak tenang saja," ucap Hanania tersenyum dengan memperlihatkan gingsul nya.

"Makasih. Tapi lain kali nggak usah. Duit saya cukup untuk membayar seluruh mangkok bubur ayam yang ada di Indonesia ini," jawabnya sombong.

"Ok, baiklah," balas Hanania langsung naik ke atas motornya.

"Eh, kamu mau ngapain? Biar saya yang membawa motornya. Bisa jatuh harga diri saya jika seorang cewek membonceng saya seperti ini," ucap Jerry lalu duduk di bagian depan.

sepanjang perjalanan, Jerry dan Hanania banyak diam. Mereka sebelumnya tidak dekat. Hanya sesekali saja mereka berinteraksi, itupun juga membahas soal pekerjaan.

"Hmmmmm, Hana, kamu setiap pagi ke kantor naik motor butut ini?" tanya Jerry membuat Hanania jengkel.

"Nggak juga pak. Kadang saya pakai angkutan umum. Tapi ya pak, meskipun motor saya ini butut, tapi motor ini saya beli dengan jerih payah saya sendiri, bukan dengan bantuan dari orang tua saya lo pak," jawab Hanania menyindir Jerry.

"Kamu nyindir saya?" protes Jerry mengerem motornya mendadak. Alhasil, Hanania yang duduk di belakang pun terperosok ke depan, sehingga dengan spontan tangannya langsung memeluk pinggang Jerry.

"Aww, bapak bisa bawa motor nggak sih pak? Atau bapak sengaja ya?" protes Hanania dengan posisi tangan masih melingkar di lengan Jerry.

"Ya bisa lah. Kamu pikir saya ini bodoh apa? Lagian itu tangan kayaknya nyaman sekali meluk tubuh saya. Nanti kamu nggak bisa tidur nyenyak lagi," ledek Jerry yang seketika membuat Hanania malu dan melepaskan tangannya.

"Apaan sih pak, kenapa bapak nyalahin saya, kan bapak dulu yang mulai," ucap Hanania membela dirinya.

Selanjutnya tak ada jawaban lagi dari Jerry. Laki-laki cassanova itu kembali melajukan motor motonya hingga kantor.

"Sudah, saya turun disini saja. Bisa jatuh harga diri saya jika ada yang melihat saya numpang motor kamu," ucap Jerry berhenti tepat di depan kantor milik ayahnya.

"Hhhhhh, terserahlah apa kata bapak," balas Hanania lalu melajukan motornya menuju tempat parkir khusus karyawan.

"Woi Jer? Mobil lo mana? Lo kekantor pake apa? Kok jalan?" tanya Tomas, asisten sekaligus sahabat Jerry semenjak kecil.

"Hhhhhh, panjang ceritanya Tom. Tadi mobil gue mogok, dan gue terpaksa harus numpang motor salah satu karyawan kantor ini," jawab Jerry menghela nafasnya kasar.

"Jadi lo naik motor? Yang numpangin lo cewek apa cowok?" tanya Tomas penasaran.

"Cewek," jawab Jerry singkat.

"Wah, udah gue tebak. Pasti lo sering ngerem mendadak kan, biar bisa rasain itu si cewek?" ucap Tomas seperti yang sudah tau sekai dengan akal sahabatnya itu.

"Ihh, main tuduh aja lo. Biarpun gue kayak gini, tapi gue juga punya sopan santun tau. Palingan gue rem mendadaknya cuma sekali doang, buat lepas rasa penasaran gue aja," jawan Jerry lalu masuk ke dalam kantornya.

Bab 2

"Ihh, main tuduh aja lo. Biarpun gue kayak gini, tapi gue juga punya sopan santun tau. Palingan gue rem mendadaknya cuma sekali doang, buat lepas rasa penasaran gue aja," jawab Jerry lalu masuk ke dalam kantornya.

***

"Wu, udah ketebak sama gue modus lo," gumam Tomas mengekori sahabatnya itu.

Sementara itu, Hanania setengah berlari memasuki kantornya karena ia sudah telat beberapa menit.

Dengan tergesa-gesa, Hanania langsung menaiki lift dan langsung masuk ke ruang meeting. Semua staf kantor yang mengikuti meeting nampak menatap Hanania, tak terkecuali dengan Ricky, sebagai pemimpin rapat hari itu.

"Ma..Ma..Maaf pak, saya telat," ucap Hanania gugup.

Baru kali ini Hanania datang telat kekantor. Jika tidak karena atasannya itu, Hanania pasti tak akan telat datang kekantor seperti ini.

"Hana, dari mana saja kamu? Kenapa kamu datang telat?" tanya Jerry membuat Hanania kesal.

'Sial, bukannya dia yang bikin gue telat datang kantor? Kalo dia nggak makan dua porsi, maka gue nggak akan telat masuk kantornya,' batin gadis cantik itu.

"Maafkan saya pak. Saya janji nggak akan mengulanginya lagi," ucap Hanania terpaksa mengalah.

"Ya sudah, silahkan duduk," perintah Jerry lalu melanjutkan meeting nya.

Sepanjang meeting berlangsung, Hanania terus mengumpat dalam hatinya.

Ia masih kesal dengan kelakuan sang atasan yang berpura-pura tidak tau.

"Ok, sekian meeting kita hari ini. Saya mau, untuk kedepannya kalian tolong perbaiki kinerja kalian. Saya juga mengasih tau, akan ada bonus untuk kalian yang bisa mencapai target pada akhir tahun ini. Dan untuk kamu, Hana,temui saya setelah ini di ruangan saya. Permisi," ucap Jerry lalu menatap Hanania dengan tatapan yang super dingin dan juga tajam.

"Han, sebelum masuk ruangan pak Jerry, jangan lupa baca doa dulu ya, gue takutnya lo di pecat kayak si Rina," ucap Stella, sahabat sekaligus rekan kerjanya.

"Hhhhhh, bismillah. Doain gue ya Stell,"jawab Hanania lalu meninggalkan ruangan meeting.

Tok

Tok

Tok

"Bismillah, semoga gue nggak di pecat sama pak Jerry," gumam Hanania menarik nafasnya berat.

"Masuk!" ucap suara bariton laki-laki dari balik pintu yang bertuliskan direktur tersebut.

Dengan berat hati Hanania pun membuka pintu ruangan Jerry dan melangkah secara perlahan.

"Hei, kamu jalannya lambat sekali," protes Jerry yang duduk di kursi kebesarannya itu. Sedangkan di meja lainnya, Tomas tampak memperhatikan Hanania yang tengah ketakutan.

"Maaf pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Hanania berdiri di sisi meja atasannya itu.

"Ya, silahkan duduk dulu, saya akan kerjakan ini sedikit lagi," jawab Jerry tanpa melihat ke arah Hanania.

'Sial. Tadi gue jalan lambat, di bilang lelet. Giliran gue udah nyampe, di suruh nunggu,' batin Hanania kesal.

"Nama kamu siapa?" tanya Tomas yang berjalan menghampiri Hanania.

"Nama saya Hanania pak," jawab Hanania tersenyum.

"Nama yang indah, seindah pemiliknya," ucap Tomas membuat Jerry segera mengangkat kepalanya.

"Apaan sih lo Tom, lo nggak tau ini dimana?" protes Jerry menatap Hanania dan sahabatnya itu berkali-kali.

"Ini di ruangan kita kana? Memang kenapa?" tanya Tomas lagi.

"Hmmmm, Hanania, kamu tau kan kenapa kamu saya panggil ke ruangan saya?" tanya Jerry yang hanya di balas dengan anggukan oleh Hanania.

"Bagus, kamu tau kan konsekuensi dari kesalahan mu itu?" tanya Jerry lagi.

"Tapi pak, saya datang terlambat karena menunggu bapak makan bubur ayam sebanyak dua porsi. Lagi pula, yang membawa motornya ke kantor kan juga bapak. Jika saya yang membawanya, saya yakin saya tidak akan telat pak datang ke kantornya," ucap Hanania melakukan pembelaan. Ia tak terima jika di pecat begitu saja oleh atasannya itu.

Pppfffttttthhhh

"Jadi lo ke kantor nebeng dengan wanita ini Jer? Dan lo makan bubur ayam sebanyak dua porsi? Dan tadi apa? Wanita ini datang terlambat karena kesalahan lo Jer? Dan lo tega memecatnya seperti ini?" ucap Tomas membela mencoba membela Hanania.

"Tom, jika gue nggak memecatnya, gue akan di bilang nggak adil oleh karyawan lainnya. Maka dari itu, mau nggak mau gue harus mecat Hana," ucap Jerry membuat Hana tak dapat lagi membendung emosinya.

"Ya sudah pak, kalau bapak mau mecat saya nggak masalah. Bapak tau kan keterlambatan saya ini bukan karena kesalahan saya. Maka dari itu saya akan meminta keadilan langsung kepada pak Wibowo," ucap Hanania berdiri hendak meninggalkan ruangan itu.

"Mampus lo, lo tau kan Jer, betapa bijaksananya bapak lo? Jika Hanania menjelaskan semuanya, maka gue jamin lo akan kena marah," bisik Tomas seketika membuat Jerry langsung memerintahkan Hanania untuk berhenti.

Mendengar namanya i panggil, Hanania pun menghentikan langkahnya tanpa menoleh lagi ke belakang.

Hal itu lantas membuat Jerry semakin kesal dengan bawahannya itu.

'Awas lo, gue akan melakukan pembalasan suatu hari nanti,' batin Jerry kesal.

"Baiklah Hanania, saya nggak akan memecat mu. Saya minta maaf. Ya sudah, kalau begitu kamu bisa kembali bekerja," ucap Jerry menggeraman.

"Baiklah pak, terima kasih," balas Hanania lalu meninggalkan ruangan itu.

"Hahaha, ternyata Hanania itu gadis yang pemberani. Dia sama sekali nggak tunduk dengan lo dan juga jabatan lo," ledek Tomas menepuk pelan bahu sahabatnya yang tengah kesal itu.

"Diam lo, nggak lucu," balas Jerry kesal.

"Han, gimana? Lo nggak di pecat kan sama pak Jerry? Kalau lo sampai di pecat, gue nggak punya teman lagi dong?" ucap Stella memeluk Hanania.

"Apaan sih lo Stell? Siapa juga yang di pecat? Orang gue telat juga bukan karena kesalahan gue kok," jawab Hana duduk di bangkunya kembali.

"Oh ya? Lalu lo karena kesalahan siapa?" tanya Stella penasaran.

"Kepo lu. Udah, gue mau lanjutin kerja dulu," jawab Hanania mulai menyalakan komputernya.

Pada siang harinya, tepatnya di jam makan siang, Hanania yang hendak memakan bekal dari ibunya di kejutkan oleh kehadiran Tomas dari belakangnya.

Entah sejak kapan Tomas berdiri di belakangnya, tapi yang jelas, Hana masih sangat terkejut sekali.

"Ya ampun pak, bapak mengangetkan saya saja," ucap Hanania mengusap dadanya.

"Maafkan saya. Kantin yuk? Saya yang traktir?" ajak Jerry yang tak menyadari kotak makan Hanania di atas meja.

"Hmmmmmm, maaf pak, bukannya saya nggak mau, tapi saya sudah di bekali makanan dari rumah oleh ibu saya," jawab Hanania menolak sembari menunjukkan kotak makannya.

"Oh, maaf, saya nggak lihat. Memang kamu bawa makan apa?" tanya Tomas penasaran.

"Nasi uduk buatan ibu saya pak. Bapak mau? Kebetulan ini porsinya banyak sekali," jawab Hanania menawarkan makanannya yang telah terbuka itu.

Tomas yang melihatnya tiba-tiba saja ngiler dengan makanan yang di bawa oleh Hanania. Ia tak kuasa untuk mengatakan tidak, terima kasih kepada gadis cantik itu.

"Memang boleh?" tanya Tomas lagi.

"Ya boleh lah pak. Sebentar, saya ambil sendok ke belakang dulu," jawab Hanania bangkit.

"Kok gue jadi celametan gini ya?" gumam Tomas menggaruk kepalanya.

"Ah, bodo amat, orang kelihatannya enak. Baunya juga bikin lapar?" gumamnya lagi.

Bab 3

"Kok gue jadi celametan gini ya?" gumam Tomas menggaruk kepalanya.

"Ah, bodo amat, orang kelihatannya enak. Baunya juga bikin lapar?" gumamnya lagi.

***

"Gimana pak? Enak?" tanya Hanania kepada asisten atasannya itu.

"Enak, sumpah, ini enak banget. Ini yang bikin ibu mu?" tanya Tomas sembari mengunyah makanan dalam mulutnya yang terisi penuh.

"Hehe, iya pak. Ini buatan ibu saya. Kebetulan ibu saya juga berjualan nasi uduk dan yang lainnya di depan rumah kami," jawab Hanania juga menyendok makanan ke dalam mulutnya.

"Oh ya? Jadi kamu bisa makan masakan seenak ini tiap hai dong?" tanya Tomas lagi.

"Ya begitulah pak kira-kira.. Hehe," jawab Hanania tertawa ringan.

.

.

H'hhmmmm

Seketika suara deheman seseorang membuat mereka berdua terkejut.

"Wah..Wah..Wah, ada yang tengah asik makan berduaan rupanya. Pantas saja ya Tom lo nggak mau makan di luar bersama dengan gue," ucap Jerry yang tiba-tiba saja datang.

"Pak.. Mau ikut makan juga pak?" tawar Hanania langsung berdiri.

"Nggak, makasih. Saya nggak biasa makan makanan seperti itu," tolaknya sombong.

"Oh ya sudah, kalau gitu saya lanjut makan lagi," balas Hanania kembali duduk dan melanjutkan makannya.

"Tom, udah, ikut gue sekarang," perintah Jerry menarik temannya yang sedang menikmati makanannya.

"Loh, kita mau kemana? Lo nggak liat gue lagi makan. Sayang tau kalo ditinggalin," protes Tomas dengan mulut yang masih berisi.

"Udah, ikut aja," balas Jerry membawa asistennya itu masuk ke dalam ruangan mereka.

"Lo apaan sih Jer? Lop nggak liat gue lagi makan," protes Tomas lagi saat berada di ruangannya.

"Lo yang apaan. Kenapa lo malah makan sama tuh anak? Dimana harga diri lo sebagai atasan Tom?" jawab Jerry lagi.

"Lah emang kenapa? Lo sih nggak tau betapa enaknya nasi uduk yang baru saja gue makan," balas Tomas membuat Jerry kesal.

"Bodo amat. Gue nggak peduli. Yang jelas, lo nggak boleh lagi makan sama tuh anak. Ntar dia semakin gede kepala lagi," ucap Jerry lalu membuka laptopnya.

Sementara itu, Hanania yang aru saja selesai mengisi perutnya berniat untuk melanjutkan pekerjaannya yang lumayan menumpuk hari ini.

"Han, ada yang bilang tadi lo makan berduaan dengan pak Tomas? Apa itu benar?" tanya Stella penasaran.

"Iya, emang kenapa?" jawab Hanania balik bertanya.

"Ya nggak kenapa-napa sih. Tapi kok bisa sih Han? Apa karena kejadian lo telat tadi?" tanya Stella masih penasaran.

"Nggak ada hubungannya sama itu kali Stell. Tadi kebetulan aja pak Tomas lewat sini dan lihat gue lagi makan. Dia bilang ngiler dengan makanan yang gue bawa. Ya udah, gue tawarin deh tuh pak Tomas nya makan bareng gue," jawab Hanania berbohong. Ia tak mungkin mengatakan jika sebenarnya pak Tomas lah yang menawarkannya untuk makan siang bersama. Bisa heboh satu kantor mendengar berita seperti ini.

"Oh, gue kirain dia yang ngajak lo makan siang bareng," ucap Stella sembari duduk di tempatnya.

'Emang iya.. Wlee,' batin Hanania cekikikan.

Pada sore harinya, di saat Hanania akan bersiap untuk pulang, tiba-tiba saja ia di panggil ke ruangan direktur. Alhasil, Hana terpaksa mengundurkan niatnya untuk pulang.

"Lo mau kemana HAn?" tanya Stella yang baru saja kembali dari toilet.

"Gue mau ke ruangannya pak Jerry. Tadi dia manggil gue dan nyuruh gue ke ruangannya," jawab Hana yang hendak pergi.

"Memang a apa? Bukannya jam kantor udah habis?" tanya Stella balik.

"Entahlah, gue sendiri juga nggak tau. Udah ya, gue mau nemuin pak Jerry dulu," jawab Hana lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan Jerry yang berada di lantai sepuluh.

Tok

Tok

Tok

"Masuk," perintah Jerry dari balik pintu ruangannya.

Hana pun langsung masuk menghadap atasannya itu.

"Maaf pak, ada yang bisa saya bantu?' taya Hanania dengan sopan.

"Ya jelas ada. Jika nggak, saya nggak akan mungkin memanggil mu ke ruangan saya," jawab Jerry ketus.

'Sial, nyebelin banget sih nih orang,' batin Hanania.

"Iya pak, maaf," ucapnya mengalah.

"Ok, nggak masalah. Hana, ini saya ada beberapa tugas untuk kamu kerjakan. Saya mau kamu menyelesaikannya hari ini juga, karena semuanya ini akan saya gunakan untuk meeting besok dengan klien saya yang dari luar negeri.," perintah Jerry memberikan setumpuk berkas milik perusahaan.

"Ha..Ha..Hari ini juga pak? Tapi......," ucap Hana yang ingin protes.

"Tapi.. Tapi apa? Jangan bilang kamu menolak untuk lembur hari ini," tebak laki-laki tampan itu.

"Maaf pak, bukan begitu maksud saya. Tapi saya nggak mungkin mengerjakan tugas sebanyak ini sendirian," ucap Hanania mencoba untuk protes.

"Bukan urusan saya. Saya nggak mau tau, besok pagi, semua pekerjaan ini harus selesai semua," balas Jerry lalu pergi meninggalkan ruangannya.

"Tapi pak," ucap Hanania lagi.

Tapi sayang, Jerry sama sekali benar-benar tidak mau mendengar penjelasan dari bawahannya itu.

"Huh, niat mau pulang, malah di suruh lembur," keluh Hanania sembari membawa semua berkas-berkas yang akan ia kerjakan ke tempatnya.

"Itu.. Itu apaan Han?" tanya Stella heran.

"Oh, ini batagor. Lo mau?" tawar Hana kesal.

"Batagor? Batagor apaan? Udah jelas itu berkas-berkas kantor. Buta kali lo," balas Stella membuat Hana kesal.

"Tuh lo tau, masih aja nanya,"

"Ya maksud gue bukan gitu. Sensi amat sih lo Han. Maksud gue itu, lo ngapain bawa berkas sebanyak itu? Jam kantor udah habis tau," ucap Stella menjelaskan maksud dari pertanyaannya.

"Gue di suruh lembur sama pak Jerry. Dia bilang semua tugas-tugas ini harus selesai besok pagi," jawab Hanania menghela nafasnya berat.

"Oh,kirain apa. Ya sudah, kalau gitu selamat bekerja ya sayang. Gue mau pulang dulu," Balas Stella kembali membuat Hana kesal.

"Lo kan sahabat gue, bantuin gue dong kalo gitu. Masak lo tega ninggalin gue di kantor sendirian," rengek Hanania bergelayut manja di lengan sahabatnya itu.

"Ups, maafin gue Han. Bukannya gue nggak mau. Lo kan tau sendiri jika malam ini gua ada acara lamaran di rumah. Maaf ya Han. Lain kali, kalo lo lembur, pasti bakalan gue bantuin," ucap Stella memasang raut wajah sedihnya.

"Hhhhhh, okelah. Kalo gitu lo pulang gih sana. Ntar kejebak macet nggak enak," jawab Hana pasrah.

Setelah Stella pulang, Hanania pun langsung memulai lemburnya. Dengan berat hati, ia terpaksa mengerjakan semua tugas-tugas yang di berikan oleh atasannya itu.

Tak lupa, sebelumnya Hana memberi tahu ibunya jika ia akan lembur malam ini.

Tiga lebih sudah Hana terus berkutat di depan layar monitornya, namun tugasnya masih tersisa separuh lagi.

Di saat Hana tengah sibuk bekerja, tiba-tiba saja ponselnya berdering.

"Nomor baru? Nomor siapa ini?" tanya Hana lalu memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Ha.. Ha.. Halo? Siapa ini?" tanya Hana setelah terhubung dengan panggilan tersebut.

"Halo Hana, maaf menganggu mu. Ini aku Tomas," jawab Tomas memberi jeda ucapannya.

"Oh pak Tomas? Ada apa pak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Hana masih penasaran dari mana ia mendapatkan nomor ponsel miliknya.

"Hana begini, saya mau minta tolong sama kamu untuk menjemput Jerry di sebuah klub malam. Ia sedang mabuk berat sekarang. Saya tidak tau lagi harus meminta tolong sama siapa Han," jawab Tomas membuat Hana terkejut.

"Maaf pak, kenapa bukan bapak saja yang menjemputnya? Saat ini saya sedang lembur di kantor pak. Ada banyak pekerjaan yang harus selesai malam ini juga pak," jawab Hana juga membuat Tomas terkejut.

"Lembur? Udah jam segini kamu masih lembur? Siapa yang menyuruh mu untuk lembur?" tanya Tomas balik.

"Pak Jerry sendiri yang meminta saya untuk lembur pak. Semua berkas ini harus di selesaikan malam ini juga karena besok akan beliau gunakan untuk meeting dengan klien pentingnya," jawab Hana lagi.

"Sudah saya mohon tinggalkan saja. Besok itu tidak ada jadwal meeting dengan siapapun. Bahkan besok, Jerry tidak akan datang ke kantor," ucap Tomas meyakinkan Hana.

"Tapi bagaimana jika pak Jerry marah pak?" tanya Hana lagi.

"Sudah tenang, saya yang menjaminnya. Mending sekarang kamu jemput Jerry ke klub malam. Saya tidak mau dia kenapa-napa Han. Pemilik klub bilang, Jerry tak mau pulang sebelum ada seorang wanita yang menjemputnya," jawab Tomas lagi.

"Kenapa bisa seperti itu pak? Saya takut nanti saya di apa-apain lagi di sana. Lebih baik bapak menyuruh teman wanitanya saja, seperti pacar atau kenalannya," tolak Hana lagi.

"Ya ampun Hana, Jerry itu tidak punya teman wanita apalagi pacar. Sudah, saya mohon tolong bantu saya. Saya sudah coba hubungin teman-teman saya, tapi nggak ada yang bisa," jawab Tomas benar-benar mengkhawatirkan keadaan sahabatnya itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!