ANGGUN
"Nggun, minggu depan aku menikah. Namun, aku nggak bisa memberikan undangan langsung untukmu. Aku takut kalau kamu nggak kuat menerima kenyataan ini," ucap Witha Singgih Ravindra, kekasih Anggun Maharani.
Anggun yang saat ini berusia 27 tahun sangat berharap sekali bisa menikah dengan Witha. Namun, perjodohan orang tua Witha yang membuat hubungan keduanya berakhir di sini. Di sebuah taman tanpa kata putus, Witha mengundang dari mulutnya langsung.
Rasa nyeri dan sakit hati masih berasa. Dia tidak bisa merespon ucapan yang membuat jantungnya nyaris berhenti, bahkan nadinya serasa terputus. Ya, Anggun merasa hancur berkeping-keping.
"Aku sama sekali tidak terkejut, Witha. Aku cukup sadar diri bahwa hubungan kita akan berakhir seperti ini. Kamu jangan khawatir. Aku pasti akan datang ke pesta pernikahanmu. Percayalah!"
Anggun tidak hanya membunuh hati dan jantungnya saja, tetapi juga membunuh seluruh kehidupan yang ada di tubuhnya. Dia berjanji akan datang ke pesta pernikahan itu.
Waktu yang dinanti pun tiba, yaitu pernikahan Witha dan seorang wanita yang sama sekali tidak dikenal Anggun. Sahabat Anggun, Jihan Hansa sudah melarangnya untuk hadir di pernikahan itu. Walaupun Jihan juga mengenalnya, tetapi tidak salahnya kan kalau Anggun menitipkan hadiah pernikahan yang sudah disiapkan tanpa menyakiti hatinya langsung.
"Nggun, kamu yakin akan datang ke pernikahan Witha? Aku takut kalau kamu nggak akan sekuat sekarang," ucap Jihan.
Anggun berkaca-kaca. Sebenarnya dia tidak sanggup datang ke sana lalu melihat kebahagiaan Witha bersanding dengan istrinya di pelaminan. Lalu, Anggun maju untuk memberikan selamat dan ucapan selamat tinggal secara bersamaan.
"Iya, Jihan. Aku sudah janji bakal datang. Kamu mau menemani aku, kan?"
Sebagai sahabat yang baik, Jihan tentu saja akan berada di sampingnya. Ya, Jihan dan Anggun tinggal di tempat yang sama. Namun, keduanya bekerja di tempat yang berbeda.
Anggun menjadi staf di perusahaan yang bergerak di bidang kemasan plastik atau yang biasa disebut Packaging Industri. Sementara Jihan, dia menjadi staf accounting di sebuah mall yang tidak jauh dari tempat Anggun bekerja.
"Tentu saja, Anggun. Aku dan Witha juga saling mengenal. Mana mungkin aku tidak datang."
Anggun menyiapkan kado spesial untuk pernikahan Witha. Sebenarnya Jihan sudah melarangnya untuk memberikan sesuatu yang akan menambah kesedihan perpisahan mereka.
Sebagai pernikahan orang kaya, ballroom hotel adalah alternatif yang tepat. Hanya saja saat memasukinya, mereka harus menunjukkan undangan lalu melakukan scan pada barcode undangan tersebut.
Semula Anggun sulit masuk ke sana karena dia tidak memiliki undangan. Beruntung Jihan lekas menyelamatkan dirinya. Jihan meminta bagian penerimaan tamu untuk mengkonfirmasi lagi kepada Witha bahwa wanita yang bernama Anggun memang orang yang diundang secara langsung.
"Biarkan dia masuk, Pak," ucap Witha yang meninggalkan kamarnya untuk menemui Anggun.
Acara memang belum dimulai sehingga Witha bisa datang ke depan ballroom. Sepertinya akad nikah sudah selesai digelar sehingga wajah Witha terlihat sangat tampan dan di jari tangannya sudah terlihat cincin pernikahan yang terbuat dari perak.
Witha pun berlalu meninggalkan mereka. Seakan tidak bersalah sama sekali sudah meninggalkan Anggun seperti itu.
Pernikahan megah ini seharusnya menjadi milik Anggun. Sayang, itu hanya bayangannya saja. Jihan menyenggol lengannya saat melihat Anggun melamun.
"Ayo, pulang! Kurasa kamu nggak akan kuat berlama-lama di sini."
Anggun menggeleng. Hatinya sudah terlalu rapuh untuk menerima kenyataan ini. Dia sakit teramat sangat.
"Kita pergi setelah aku mengucapkan selamat padanya. Bisa kau antarkan aku sekarang?" Anggun tetap bersikeras untuk mengucapkan selamat pada Witha.
Langkah ragu membuat Jihan lekas mendorongnya. Supaya semuanya lekas selesai lalu mereka bisa keluar dari ballroom tersebut.
Berhadapan dengan Witha, pria yang memberikan janji manis lalu meninggalkannya dengan kenangan sebuah pernikahan. Hal itu menjadi akhir hubungan mereka. Ditambah lagi permintaan orang tua Anggun yang memintanya untuk lekas menikah.
"Selamat atas pernikahanmu, Witha! Semoga kau selalu bahagia." Hanya itu ucapan yang dilontarkan oleh Anggun. Dia tidak sanggup lagi mengatakan lebih dari itu.
"Terima kasih, Anggun. Semoga kamu juga bahagia," balas Witha.
Terlihat tidak ada penyesalan sudah meninggalkan Anggun begitu saja. Witha bahkan menunjukkan sisi romantisnya kepada istrinya yang diketahui bernama Kaluna Larasati.
Keluar dari ballroom tanpa memakan apa pun membuat Jihan kasihan padanya. Dia mengajak Anggun untuk makan dulu di sebuah warung nasi Padang yang tidak jauh dari hotel.
"Kenapa kita berada di sini, Jihan?"
"Kau harus makan dulu, Anggun. Jangan jadikan pernikahan Witha adalah kehancuranmu. Beruntung karena Witha harus menikah saat ini. Kalau sampai menikah denganmu lalu orang tuanya meminta kalian bercerai akan semakin rumit."
Jihan benar. Namun, keputusan Witha juga salah menurut Anggun. Pria itu sama sekali tidak mendapatkan ganjaran apa pun. Dia malah menerima kebahagiaannya begitu saja.
"Itu tidak adil, Jihan. Witha yang meninggalkan aku. Dia bahagia dengan pernikahannya. Bagaimana dengan nasibku?" Kesedihan hati Anggun jelas bisa dirasakan sahabatnya.
Sambil menikmati nasi Padang yang dipesan, Jihan mencoba mencarikan solusi untuk sahabatnya agar bisa move on dengan cepat.
"Kalau begitu, kamu menikah saja. Tidak ada salahnya, kan? Siapa tahu kamu bisa melupakan Witha dengan menikahi pria lain. Minta saja dijodohkan dengan siapa gitu," saran Jihan.
Tidak mudah mendapatkan calon dalam waktu singkat. Terlebih Anggun tinggal di kota, sedangkan orang tuanya tinggal di desa. Ini akan sangat sulit sekali. Bukan perkara move on-nya, tetapi menjalaninya.
Setelah saran yang diberikan Jihan waktu itu, beberapa hari kemudian Anggun memberanikan diri untuk menghubungi orang tuanya. Dia meminta mereka mencarikan jodoh untuk Anggun. Terkesan sangat sulit, tetapi ini harus dilakukan. Menikah dengan pria yang sama sekali tidak diinginkan oleh Anggun akibat rasa putus asanya.
"Pulanglah, Nggun! Bapak yang akan mencarikan jodoh untukmu," ucap ibunya melalui sambungan telepon.
"Sudahlah, Bu. Pokoknya Anggun mau dengan siapa pun asalkan itu laki-laki," jawab Anggun asal.
"Nduk, kenapa terkesan terburu-buru, to? Kenapa ndak nunggu saja sampai kamu pulang ke rumah? Lagian kalau ngomong lewat telepon, terus kamunya ndak cocok, malah kasihan, kan?"
Ibunya Anggun masih memikirkan keadaan putrinya. Tiba-tiba minta menikah saat ini juga. Namun, sebagai orang tua yang sudah mengarahkan putrinya, ibunya Anggun tidak sepenuhnya bisa mengekang. Dia hanya bisa mendoakan yang terbaik kepada putrinya.
Setelah melalui proses yang lumayan panjang. Tiba-tiba ibunya mengabari bahwa Anggun mendapatkan lamaran dari pria yang bernama Moiz Mahardika. Pria yang berbeda kecamatan dengan Anggun memberanikan diri untuk melamar gadis desa yang kebetulan bekerja di kota.
"Anggun terima, Bu. Tentukan tanggal pernikahannya maka Anggun akan pulang," ucap Anggun yakin.
Dalam keputusasaannya, Anggun tidak menyadari bahwa pernikahannya nanti justru akan membuat hidupnya semakin rumit. Kira-kira apa yang akan dilakukan Moiz padanya? Calon suami yang akan menikahi Anggun dalam waktu dekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
alien
semangat anggun nyari jodoh nya
2023-03-30
0
Susanti Wahyuningsih
q mampir thoor,,,
penasaran sm Anggun... 😊
🌹🌹🌹
2023-02-03
1
Baby_Miracles
aku mampir🥰
2023-01-31
0