Mendadak Jadi Papa
Ding Dong..!
Suara bel pintu berbunyi. Kevin, dengan malas membuka matanya perlahan. Kepalanya masih terasa sangat berat. Kevin merasa itu hanya mimpi, karena pembantu yang biasa membersihkan rumahnya selalu datang siang.
Ding Dong..!
Suara bel terdengar lagi. Kevin menyingkirkan tangan Brenda yang masih tertidur memeluknya. Kevin mengambil jam weker yang ada di nakas, meliriknya sejenak. Masih pukul 7 pagi.
Ding Dong..!
"Aarrrggg....! Siapa yang pagi pagi datang? Aku tak memesan layanan kamar hari ini!" Gumam Kevin dengan geram.
Kevin turun dari ranjangnya, lalu menyambar celana boxer, mengenakannya, sambil mengenakan kaus oblong yang tergeletak di sofa.
Kevin melewati kamarnya yang berantakan akibat aktivitasnya yang panas bersama Brenda semalam. Terlebih sebelumnya dia juga mengadakan pesta kecil-kecilan dengan beberapa teman di apartemennya. Hasilnya, pagi ini dia merasa sangat pusing karena dia baru dapat memejamkan mata setelah mengeluarkan berjuta-juta benihnya pada milik Brenda beberapa kali hingga lelah.
Tubuh atletis, kekar, berotot, tegap, wajah tampan nan rupawan, dengan rambut hitam, dan bermata cokelat.
Kevin Mars. Siapa yang tak mengenal keluarga Mars. Keluarga terpandang dan kaya raya. Pemilik perusahaan IT Mars Company, hotel, apartemen,hingga rumah sakit. Juga memiliki pesawat jet pribadi yang sering disewa oleh pengusaha atau pejabat, hingga artis serta pesohor sering menggunakan jasa layanan jet pribadi milik perusahaan Mars Group.
Kevin adalah putra keluarga Mars yang menjadi pemimpin perusahaan IT Mars Company, perusahaan teknologi yang banyak menciptakan teknologi baru untuk mempermudah komunikasi saat ini. Tak hanya itu, Mars Company juga memiliki laboratorium teknologi untuk pengembangan yang sudah ada.
Kevin memiliki kakak perempuan bernama Emily, yang bekerja sebagai seorang dokter dan ilmuwan.
Sedangkan Tuan Morgan Mars dan Vicky Mars adalah orang tua Kevin dan Emily, yang kini fokus mengurus perusahaan properti dan hotel yang mereka miliki.
Untuk kesekian kali bel apartemen dibunyikan, menandakan tamunya memang mencari sang tuan rumah.
Kevin memijit pelipisnya, untuk meredakan rasa pusing dan kantuk yang masih menyerangnya.
"Ya, sebentar!" Seru Kevin saat berjalan menuju pintu apartemennya.
"Huh, siapa lah yang datang pagi pagi buta begini? Semoga bukan Mami yang mengadakan inspeksi mendadak yang merugikan diriku!" Gerutu Kevin, sambil menggaruk kepalanya. Rambutnya yang acak acakan, memakai kaus oblong, dan celana boxer.
Cek lek!
Pintu terbuka. Kevin menoleh ke kanan dan kiri, tak ada orang. Namun, saat menatap ke bawah, seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan, sedang menatapnya sambil tersenyum.
Seorang gadis kecil mengenakan kaus bergambar kuda pony berwarna pink, mengenakan rok warna pastel, dipadu dengan celana legging pink. Menggunakan jaket jeans dan tas ransel bergambar kuda pony. Rambut dikuncir ekor kuda.
Gadis kecil itu tersenyum dengan ramah sambil memamerkan gigi ompongnya pada bagian depan.
Kevin melotot, terkejut, dan mengerutkan keningnya menatap tajam ke arah gadis kecil itu.
Sekali lagi Kevin melongok ke kiri dan kanan lorong apartemen, siapa tahu ada orang tua atau siapa pun yang bertanggung jawab dengan gadis kecil ini.
"Oh, hai! Siapa kamu? Di mana orang tuamu?" Tanya Kevin sambil membungkukkan badannya sejajar dengan gadis kecil itu.
"Hai, namaku Alice, dan aku adalah putrimu." Sahut gadis kecil tadi dengan polosnya sambil tersenyum.
"Hah?!" Sontak Kevin terkejut dan hampir tenjengkang, saat mendengar ucapan pengakuan dari gadis kecil itu.
"Anakku? Bagaimana bisa?" Kevin menegakkan tubuhnya, lalu menatap gadis kecil itu dengan penuh curiga.
"Bagaimana mungkin? Darimana kamu bisa membuktikan bahwa aku ayahmu? Siapa ibumu? Mengapa kamu tiba tiba muncul setelah sudah sebesar ini? Kemana saja kalian selama ini?" Serentetan pertanyaan langsung meluncur dari mulut Kevin.
Sakit kepala yang menyerangnya tadi, tiba tiba hilang, berganti dengan rasa penasaran pada gadis kecil ini.
"Mamaku sedang bekerja keluar kota untuk beberapa hari, sedangkan Tante yang biasa menjagaku saat ini memiliki seorang bayi. Jadi, mama menyuruhku untuk mendatangi kamu, Papaku." Jawab gadis kecil itu.
"Ini bukti kalau kamu dan mama pernah berkencan di masa lalu. Mama tidak bisa menemaniku mengantar kemari karena buru buru harus segera pergi tadi pagi." Ucap gadis itu lagi.
Kevin masih tercenung. Dia mengambil foto yang dibawa oleh gadis kecil itu, dan menatap dan mengamati dengan seksama gambar gadis yang ada di sampingnya dalam foto itu.
Kevin berusaha keras mengingat rupa dan wajah wanita dalam foto itu. Masih sangat muda, dan dirinya juga masih muda. Mungkin itu saat dia masih kuliah dulu.
"Berapa usiamu, gadis kecil?" Tanya Kevin memastikan kembali.
"Aku berusia enam tahun saat ini." Jawabnya.
Kevin kembali menatap gambar yang ada dalam foto itu, mencoba mengingat, sekitar tujuh tahun yang lalu.
Ya, itu gambar dia saat masih kuliah dulu. Entah semester berapa. Namun karena otaknya yang cerdas mampu mengantarkan dirinya lulus cum laude, lalu melanjutkan S2 dan S3 nya dengan cepat juga.
Namun otak cerdas, pendidikan yang gemilang, serta karir yang cemerlang, tidak berbanding lurus dengan kehidupan asmaranya.
Kevin bukan tipe lelaki yang serius dengan wanita. Brenda hanya salah satu wanita yang menjadi pendamping untuk bersenang-senang saja.
Kebetulan Brenda adalah seorang model dan artis kenamaan saja, sehingga membuat nama Kevin ikut terseret dalam berita gosip yang membuat keluarganya hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Sayang, ada apa? Kenapa berisik sekali?" Tiba tiba Brenda telah berada di belakang Kevin dengan hanya menggunakan lingerie kimono, yang memperlihatkan belahan dadanya yang menonjol itu.
Kevin yang masih belum hilang terkejutnya, menoleh ke arah Brenda, ingin mencegah menuju pintu, namun telah terlambat.
Brenda menatap dengan heran gadis kecil rambut kuncir ekor kuda yang ompong itu. Brenda menatap tajam pada Alice.
Alice yang takut melihat tatapan mata Brenda mendekati Kevin dan bersembunyi di belakangnya.
"Siapa anak itu, Kev?" Tanya Brenda dengan suara agak keras.
Kevin yang tak ingin mengganggu tetangga sebelah, segera menarik lengan Alice, dan menutup pintu apartemennya.
Kevin menghela napas sejenak, sebelum mengucapkan kata-kata.
"Sebenarnya aku tidak tahu, dan tidak mengenal anak ini. Dan dia bernama Alice." Ucap Kevin dengan bingung.
Brenda menatap Kevin dan Alice bergantian dengan rasa curiga dan penasaran.
"Untuk apa dia datang ke apartemenmu?" Desak Brenda.
"Aku putrinya." Sahut Alice dengan polos khas anak kecil. Yang sukses membuat Brenda terbelalak dan melotot ke arah Alice dan Kevin.
"Apa ini maksudnya Kev? Siapa gadis kecil ini?" Brenda bertanya dengan emosi.
"Brenda, aku sungguh tidak tahu, tiba tiba dia datang menemuiku, dan aku sungguh tidak mengenalnya." Kevin berusaha menjelaskan pada Brenda.
PLAK..!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Kevin.
"Dasar laki laki buaya, penipu! Aku sungguh tak menyangka kamu lelaki yang dengan mudah menabur benih di mana mana!" Seru Brenda berlalu masuk ke dalam kamar.
Kevin hanya menghela napas dalam-dalam, dan melirik ke arah gadis kecil yang masih berdiri di sampingnya itu.
Tak lama Brenda keluar dari kamar, sudah mengenakan kembali pakaiannya.
"Jangan harap aku akan mau denganmu lagi! Aku pikir kamu adalah lelaki baik yang setia, seperti yang diceritakan sahabatku! Ternyata aku tertipu dengan tampangmu! Dasar buaya darat! Huh!" Brenda mengomel sambil menunjuk wajah Kevin dengan kesal, lalu berlalu dari hadapan Kevin dan Alice
BRAAKKK..!!
Pintu ditutup dengan keras dan kasar. Kevin dan Alice sempat terlonjak karena terkejut mendengarnya.
Kini, mereka hanya tinggal berdua dan saling menatap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Defi
pasti gemes banget ini gadis kecil ini
2023-08-13
0
Alya Yuni
Hade Brenda sadar dri kalo kau prmpuan baik gk mungkin kau sorong tbuhmu di jamah ap lgi blm ikatan jdi prmpuan jngn pikir kau cntik prbuatanmu lbh dri plcur
2023-03-20
0
LISA
Aq mampir nih
2023-02-10
0