Hari Sabtu, waktunya menghabiskan waktu dengan tidur seharian. Lalu malamnya pergi ke klub untuk bersenang senang, dan malamnya seperti biasa pulang dengan membawa seorang teman wanita untuk menemani tidur. Itu kebiasaan Kevin selama ini, menghabiskan weekend dengan tidur, party, wanita, dan tidur lagi.
Namun, pagi ini. Kevin membuka matanya perlahan dan menikmati suasana pagi yang cerah dengan ceria. Dia bangun dan menuju ke dapur untuk minum, sebelum menghabiskan waktunya untuk mengolah tubuhnya supaya tidak menggelambir atau buncit seperti om om hidung belang.
Kevin melihat Joe yang masih terlelap di sofa. Kevin menuju ke dapur, namun, sebelum menuju dapur, dia mengintip kamar tamu, dia melihat Alice masih tertidur meringkuk di balik selimut. Kevin menutup pintunya kembali.
Kevin menuju ruang gym pribadi yang ada di apartemennya. Dia menghabiskan sekitar satu setengah jam di sana memainkan benda benda di ruangan itu. Dimulai dari treadmill, dia berjalan hingga berlari kecil selama tiga puluh menit, lalu memainkan benda yang dapat membentuk otot tangan dan kaki lebih kokoh, lalu memainkan alat untuk membentuk perut supaya berbentuk roti sobek kota kotak. Dan sebagai penutup Kevin berjalan kaki di treadmill lagi selama lima belas menit sambil melihat pemandangan kota di pagi hari sambil mendengarkan lagu favoritnya melalui playlist ponselnya.
Tubuh Kevin telah basah dengan peluh, dia menghabiskan air mineral dari botol minumnya, lalu menyeka keringat yang membanjir pada tubuhnya.
Kevin keluar dari ruang gym, menuju ke dapur. Dia membuka lemari es, dan mengambil apel dari dalam kulkas dan menggigitnya.
Sambil memakan apel, dia membaca berita online dari ponselnya. Lalu melihat sosial media. Terkadang dengan cara itu, dia mendapat ide untuk membuat hal hal yang baru.
Tiba tiba Kevin teringat saat pesta ulang tahunnya yang ke-25 dulu. Orang tuanya memberi sebuah pesta untuknya, juga sebagai hadiah kelulusan S3. Lalu setelah acara bersama keluarga, dla merayakan bersama sepupu dan teman temannya hingga pagi. Pesta diadakan di vila milik keluarganya, di dekat pantai.
Sudah lama dia tidak ke vila itu. Tiba tiba dia ingin ke sana mengajak Alice. Siapa tahu, dia akan ingat pada Marry, dan kejadian menanam benih itu.
"Hai, Bos." Sapa Joe, sambil menuang air dan meneguknya hingga habis.
"Kamu begadang semalaman?" Tanya Kevin.
"Dia lawan yang tangguh, Bos. Aku kewalahan menghadapinya." Celoteh Joe tentang Alice. Semalam Joe dan Alice menghabiskan waktu dengan bermain game online bersama hingga larut malam.
Kevin terkekeh mendengar Joe.
"Kamu sepertinya telah mendapatkan teman bermain kembali." Kevin meledek Joe.
"Ya, kamu adalah teman bermain yang asyik sepuluh tahun yang lalu. Sekarang tidak seru lagi bermain bersamamu." Balas Joe.
Joe membuat kopi untuk sarapan. Lalu mengambil roti di lemari es, sisa semalam. Memanaskan lagsana dalam microwave.
"Kamu mau kopi?" Joe menawari Kevin. Kevin menjawab dengan anggukan.
Joe menaruh cangkir kopi di depan Kevin, lalu menyiapkan roti di meja makan, dan menaruh lagsana yang telah siap di santap di meja. Joe menuang susu pada gelas untuk Alice.
"Terima kasih, Joe." Ucap Kevin sambil menyesap kopinya perlahan.
"Apa rencanamu hari ini, Kev?" Tanya Joe, kali ini dia memanggil atasannya itu dengan nama. Itu pertanda , bahwa Joe bertanya sebagai teman.
"Entahlah. Aku belum terpikirkan. Tapi, kamu boleh libur hari ini dan besok." Sahut Kevin.
Joe menatap Kevin sambil membesarkan bola matanya.
"Maksudmu..?"
"Maksudku, kamu boleh libur dari tugas membantu menjaga anak itu. Istirahat, dan bersenang-senanglah, weekend ini!" Ucap Kevin.
"Sungguh? Apa kamu yakin, Kev?" Joe menatap Kevin dengan ragu.
"Hei, aku sudah dewasa. Lagi pula gadis itu juga sudah besar dan bisa bicara. Pasti aku dapat mengatasinya. Sudahlah, kamu bisa berlibur. Nikmatilah weekend mu. Tapi, aku minta Senin pagi, kamu sudah datang lebih awal." Ucap Kecil meyakinkan Joe.
"Baiklah. Jika ada apa apa, kamu hubungi aku." Ucap Joe.
Kevin menganguk.
"Selesaikan lah sarapan, dan silahkan pulang. Aku akan mengurus Alice dan menikmati weekend bersamanya. Hitung hitung quality time bersama gadis kecil itu. Siapa tahu, dengan begitu aku bisa mengingat ibunya kembali."
Joe masih menatap Kevin dengan penuh keraguan. Namun, Kevin terlihat berbicara meyakinkan. Membuat Joe akhirnya menurut perintah atasan dan temannya itu.
"Kevin, jika ada apa apa atau perlu bantuan, tolong segera hubungi aku." Joe mengingatkan Kevin sekali lagi sebelum keluar dari apartemen.
"Ya."
Kevin menutup pintu apartemennya, lalu menikmati kopi sambil memakan roti.
Pintu kamar tempat Alice tidur terbuka. Dan seorang gadis kecil keluar dari kamar, sambil menatap ke arah Kevin.
Dia mengucek matanya dan menghampiri Kevin yang sedang menikmati sarapan di dapur.
"Hai, kamu sudah bangun? Mari kita sarapan." Ucap Kevin sambil mendekati Alice, lalu mengangkat tubuh gadis kecil itu untuk duduk di bangku dapur.
Kevin menaruh susu yang telah disiapkan Joe ke depan Alice dan menyodorkan roti dan lagsana di dekat gadis itu.
"Hmmm sepertinya enak!" Seru Alice berbinar.
Dia mengambil sendok dan menaruh lagsana pada piringnya, lalu memakannya hingga habis.
"Kemana Om Joe?" Tanya Alice yang baru menyadari tidak melihat Joe.
"Dia pulang. Dia libur saat weekend." Sahut Kevin sambil menghabiskan makanannya.
Kevin mengambil piring yang telah digunakan Alice, lalu meletakkan di wastafel.
"Aku ingin mengajakmu berjalan jalan." Ujar Kevin sambil memajukan tubuhnya pada Alice.
Mata Alice berbinar seketika.
"Sungguh? Kemana?"
"Ke tempat yang sudah lama tidak aku kunjungi. Dulu, saat aku kecil, sering ke sana, dan sangat senang sekali." Sahut Kevin sambil tersenyum.
"Hore!" Sorak Alice. Dia turun dari kursi dan berlari mendekat ke Kevin dan memeluk kakinya.
Kevin membalas pelukan Alice sambil berjongkok. Kembali lagi perasaan hangat menjalar ke seluruh tubuhnya. Ada rasa sayang pada gadis kecil itu. Entah mengapa?
"Sekarang, kamu mandi dan bersiap! Aku akan bersiap juga. Kita akan pergi berjalan-jalan liburan kali ini!" Seru Kevin dengan senang.
"Yey...!" Sekali lagi Alice memeluk Kevin, sebelum berlari menuju ke kamar mandi dan kemudian bersiap siap.
Kevin mandi, dan bersiap juga. Kali ini dia mengenakan pakaian santainya. Celana jeans, dipadu dengan kaos oblong, lalu menggunakan outer kemeja kotak-kotak lengan panjang, yang lengannya dia gulung sedikit.
Kevin mematut dirinya pada cermin, wajahnya yang agak berjambang dibiarkannya. Entah mengapa dia menyukai tampilan sederhananya kali ini. Dia merasa seperti seorang ayah yang akan pergi bersenang senang dengan putrinya.
Ya, dia membiarkan perasaan itu mengaliibegitu saja kali ini, meski di sisi hatinya yang lain masih meragukan kebenaran bahwa Alice sungguh benar anaknya.
Kevin menyemprotkan sedikit parfum pada tubuhnya, lalu keluar dari kamarnya.
Melihat Alice yang telah bersiap. Alice menggunakan celana legging biru, dipadu dengan rok pink, lalu kaos bergambar bunga. Rambutnya dikuncir ke belakang. Memakai sepatu kets berwarna pink.
"Aku sudah siap." Ucap Alice bersorak. Dia memakai tas selempang kecil bergambar kuda poni, entah apa isinya.
Kevin tersenyum, lalu mengenakan sepatu ketsnya, kemudian mereka keluar dari apartemen menuju ke garasi pribadi Kevin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Defi
ciee.. yang udah siap pergi jalan-jalan dengan Papa Kevin 💃💃
2023-08-13
0
Defi
Alice kamu keren, sekecil itu uda bisa bersiap2 sendiri dengan dandanan yang cakep 😍
2023-08-13
0
Ria Onits
mungkin kevin amnesia gitu
2023-02-16
0