Kevin mengakhiri meeting dengan bersalaman dengan kliennya. Mereka telah sepakat dengan semuanya.
Kevin dan klien sama sama tersenyum lebar.
Kevin mengantar kliennya ke luar dari ruang meeting dengan penuh kehangatan seperti biasanya.
Joe sibuk mencatat beberapa poin penting hasil meeting. Lalu dengan cepat dia mengirimkan pada Kim, sekretaris Kevin yang handal melakukan pekerjaan di kantor.
Kevin memiliki dua orang kepercayaan, Kim untuk urusan di kantor, lalu Joe, untuk sisanya. Bahkan terkadang urusan pribadi, Joe lah yang membantu menyelesaikan.
Gosip mengenai hubungan dengan Brenda yang merebak, Joe akhirnya yang turun tangan dengan mengadakan konferensi pers mengatakan bahwa Kevin hanya berteman dengan Brenda.
Hal itu membuat Brenda marah, namun akhirnya dia sadar, mereka hanya bersenang-senang saja. Mereka belum ingin berkomitmen. Jadi yang mereka lakukan ya hanya kesenangan semata saja.
Kevin menghembuskan napas lega duduk di kursi kerjanya. Dia melirik arlojinya, saat ini sudah pukul lima sore.
"Astaga!!" Kevin tersentak. Dia teringat akan Alice.
Dia seharusnya menjemput Alice di sekolah pukul tiga tadi.
"Joe..!!" Panggil Kevin sambil berteriak.
Kevin bergegas ke arah pintu. Tepat saat itu Joe datang.
"Ada apa?" Tanya Joe khawatir.
"Alice." Sahut Kevin.
"Ya Tuhan!!" Joe menepuk keningnya.
Mereka berdua bergegas berlarian keluar dari ruangan Kevin dengan panik.
Kim hanya menatap tingkah atasan dan rekan kerjanya yang heboh itu dengan penuh keheranan.
Kim hanya geleng-geleng kepala, sambil meneruskan pekerjaannya.
*
Joe menyetir dengan kecepatan penuh.
"Joe, semoga dia baik baik saja." Ucap Kevin pelan.
"Bisa lebih cepat lagi!" Perintah Kevin.
"Aku sudah dengan kecepatan penuh, Bos. Lagian ini jam pulang. Jalan macet." Jawab Joe.
"Huh...!" Kevin menatap jalanan yang padat merayap. Dia khawatir akan terjadi apa apa dengan Alice, karena terlambat menjemputnya.
Setelah satu jam mereka berkutat dengan jalanan, akhirnya mereka sampai di halaman sekolah.
Kevin bergegas menuju ke sekolah. Gerbang masih terbuka, namun sudah sangat sepi. Hanya satpam dan petugas kebersihan yang terlihat di sana.
Kevin menyusuri koridor sepanjang sekolah itu dan melayangkan pandangan ke segala sudut.
Ekor matanya melihat sosok tubuh kecil sedang duduk di sudut taman sekolah.
Kevin berlari mendekati sosok kecil itu, dan benar. Alice duduk di bangku taman, masih menunggu Kevin menjemputnya. Alice duduk sambil menekuk lutut.
"Alice. Maafkan aku terlambat menjemput." Ucap Kevin.
Alice menatap Kevin dan menghambur dalam pelukan Kevin. Kevin membalas pelukan gadis kecil itu. Hangat! Lagi lagi perasaan itu timbul.
"Aku pikir, Papa tidak akan menjemputku." Ucap Alice dengan suara parau. Akhirnya tangis gadis kecil itu pecah.
"Sudahlah, jangan menangis. Aku sudah menjemputmu sekarang. Maaf, tadi aku ada pekerjaan, sehingga terlambat." Ucap Kevin dengan lembut sambil membelai rambut Alice.
Joe yang setengah berlari mengikuti Kevin, hanya bisa terpana menatap pemandangan di depannya kali ini.
Belum pernah dia melihat Kevin berlaku manis dengan anak kecil seperti ini. Ingin rasanya dia mengabadikan momen itu dengan foto.
Ya, Joe mengambil foto adegan menyentuh itu.
Kini Alice dalam gendongan Kevin, berjalan menuju ke arah Joe.
Mereka akhirnya pulang ke apartemen Kevin. Namun mereka mampir ke sebuah restoran cepat saji memesan beberapa menu untuk makan malam mereka, sebelum benar benar pulang ke apartemen.
Malam itu, Joe menginap di apartemen Kevin, untuk membantu mengurus Alice, juga untuk membantu mengerjakan tugas sekolah milik Alice yang akan dikumpulkan besok.
*
Keesokan harinya, mereka bangun dan bersiap siap kembali untuk beraktivitas.
Joe membuat pancake untuk sarapan.
"Selamat pagi, Om Joe." Sapa Alice.
"Hai!"
"Wah, harum sekali!" Seru Alice sambil duduk di kursi dapur melihat apa yang sedang dibuat oleh Joe.
Joe tersenyum sambil menaruh pancake buatannya di piring.
"Wow, harum sekali! Kau membuat apa Joe?" Tanya Kevin usai mandi. Kevin masing mengeringkan rambutnya, mengenakan boxer dan singlet.
"Om Joe membuat pancake. Cobalah! Sangat enak!" Puji Alice sambil menghabiskan pancake buatan Joe yang ada di piringnya.
Selesai sarapan mereka bersiap untuk berangkat. Joe dan Kevin mengantar Alice ke sekolah, lalu pergi ke kantor.
"Aku akan menjemputmu jam 3 nanti." Janji Kevin sambil menepuk ubun gadis kecil itu.
Alice tersenyum lebar, lalu keluar dari mobil menuju sekolah.
Kali ini, Kevin menjemput Alice tepat pukul tiga sore. Lalu membawanya ke apartemennya. Namun, karena hari itu Jum'at, yang membuat Kevin harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya sebelum weekend, maka usai mengantar pulang, ia kembali ke kantor dan meninggalkan Alice di apartemennya.
Kevin mengijinkan Alice memainkan komputer yang ada di rumahnya. Dan boleh bermain PlayStation, menonton televisi, memakan makanan yang ada di lemari es dan tempat penyimpanan makanan. Namun, tidak boleh mengutak-atik laptop milik Kevin yang ada dalam kamarnya. Alice setuju, dan sangat senang.
Kevin. Kembali lagi ke kantor dan meneruskan kembali pekerjaannya bersama Joe.
Hingga malam menjelang, Joe dan Kevin kembali ke apartemen.
Kevin membuka pintu apartemennya, diikuti oleh Joe. Terasa hening, saat mereka melihat Alice di depan layar komputer, mereka terpana. Alice tengah asyik memainkan sebuah game buatannya sendiri.
"Wow! Apa yang kamu mainkan gadis kecil?" Tanya Joe mendekati Alice.
"Ayo Om, kita mainkan bersama. Tapi Om bisa memakai ponsel milikmu, dan kita bisa bermain bersama dengan ponsel yang berbeda." Ajak Alice.
Joe menuruti ucapan Alice, dia mengeluarkan ponselnya dan mengunduh game yang telah dibuat oleh Alice, dan mencoba memainkannya.
Kevin menatap Alice seolah tak percaya. Gadis kecil berusia enam tahun, dapat membuat game yang dapat dimainkan beramai ramai, dengan kapasitas yang ringan, tidak membuat ponsel menjadi lambat.
Kevin seolah menatap dirinya dalam versi yang berbeda.
*
*
Di tempat lain, saat jam istirahat, Marry mencoba menghubungi Sophie, adiknya.
"Hai, Sophie? Alice bagaimana? Apakah dia merepotkanmu?"
"Oh, Alice tidak ada di rumah. Mungkin dia ke rumah Rubby, seperti biasanya. Karena tadi pagi, aku bertemu dengan gurunya, dia mengatakan jika Alice ke sekolah selama dua hari ini." Ucap Sophie.
"Aduh! Aku jadi tidak enak dengan ibunya Rubby jika seperti ini."
"Ya, mungkin kamu perlu membelikan oleh oleh untuknya setelah pulang besok, sebagai tanda terima kasih."
"Ya. Ide bagus. Bagaimana keponakanku?"
"Dia sangat rewel sekali. Bahkan sering terbangun tengah malam, membuatku pusing dan lelah. Untung Ben selalu membantuku selama ini. Meski pun dia sibuk di kedai, dia masih membantuku saat tengah malam." Sahut Sophie.
"Kamu beruntung memiliki Ben."
"Ya. Bagaimana pekerjaanmu di sana?"
"Sangat ketat. Para pekerja, dilarang menggunakan ponsel di saat kerja. Dan hanya mengurus semua tamu di sini dengan sigap. Mungkin demikian jika bekerja dengan orang kaya." Ucap Marry sambil terkekeh.
Sophie ikut tertawa menanggapi kakaknya.
"Sophie, sudah dulu. Ini jam istirahatmu telah usai. Aku akan menghubungi orang tua Rubby saat senggang. Weekend ini adalah puncaknya, semoga usai acara aku bisa segera menghubunginya." Ucap Marry.
"Ya. Hati hati, jaga dirimu baik-baik dan jaga kesehatan selalu." Ucap Sophie.
"Bye!"
Marry menutup panggilannya, dan menyimpan kembali ponselnya di lokernya.
Dia merapikan pakaiannya, lalu menuju ke ruang dapur untuk bekerja kembali.
Marry bekerja pada event organizer. Untuk acara apa pun, jamuan, pesta, ulang tahun, bahkan pernikahan.
Kali ini event organizer tempatnya bekerja sedang mambantu pelaksanaan pernikahan di Hawaii, pesta diadakan secara eksklusif. Itulah sebabnya Marry sering menitipkan Alice pada adiknya, namun, berhubungan Sophie juga tengah memiliki bayi yang baru lahir, jadi Marry tak bisa begitu meminta lebih untuk menjaga Alice.
Marry berharap Alice akan baik baik saja bersama keluarga Rubby dan tidak merepotkan. Marry menghela napas, sebelum kembali melayani para tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Defi
Alice uda tinggal dengan Papanya 😂
2023-08-13
0
Asma Susanty
bakalan jantungan si mary kalau tau anaknya ternyata nggak tinggal sama temannya seperti yg di infokan adiknya..
2023-02-10
4