Demi Anak

...◆◇◆◇◆◇◆◇...

Dengan begitu santainya Adi masuk ke dalam kamar, dia juga tidak memperhatikan istrinya yang kini masih melakukan pekerjaannya meski hanya sebatas melipat pakaian saja.

Adi langsung merebahkan tubuhnya di sebelah Laili. Ya! mereka memang masih tidur bertiga karena belum ada kamar untuk Laili.

Tanpa menoleh dia ingin memejamkan mata, tapi Arsy yang sudah melihat dia menghentikan pekerjaannya dan menghampirinya. Sepertinya Arsy memang sengaja menunggu Adi masuk.

"Mas," perlahan Arsy duduk di sisi Laili satunya. Dan kini Laili ada di tengah-tengah mereka berdua.

Adi kembali membuka mata, padahal dia merasa sudah lelah karena ini juga sudah malam, sudah waktunya untuk istirahat. Dia harus menjaga staminanya untuk besok kan? pikirnya.

"Hem," hanya itu saja yang Adi ucapkan sebagai jawaban, dia melirik sebentar kearah Arsy yang sudah duduk tak lama dia kembali menutup mata.

"Mas, sebentar lagi Laili masuk sekolah. Hem..., bolehkah Arsy minta sedikit uang untuk pendaftarannya dan juga untuk membayar seragam?"

Kali ini Adi bukan hanya membuka mata saja, tapi dia juga langsung duduk. Matanya melotot ke arah Arsy dengan begitu tak suka. Apakah untuk sekolah anaknya Adi juga tidak akan peduli?

"Dia masih lima tahun, sekolah apa emang, TK? tidak tidak! biarin saja Laili tidak sekolah dulu, besok langsung saja masuk SD. TK itu habis-habisin uang. Emangnya kamu punya uang?"

Pertanyaannya, ucapannya begitu menyakiti hati Arsy. Masak hanya untuk sekolah saja benar-benar tidak di berikan? Kalau hanya uang nafkah untuk Arsy dia sepertinya bisa menahannya, tapi untuk Laili?

"Mas, kalau aku punya uang aku tidak akan minta. Lagian ini untuk Laili, Mas. Untuk masa depannya!"

"Masa depannya? dia itu perempuan. Setinggi apapun sekolahnya dia juga akan menjadi ibu rumah tangga."

Begitu sinis Adi mengatakan, bahkan tatapannya juga sepertinya merendahkan Arsy.

"Tapi, Mas. Meski dia akan jadi ibu rumah tangga tapi setidaknya dia memiliki masa depan yang lebih baik daripada kita. Ayolah, Mas. Ini demi Laili!"

"Aku tidak punya uang. Kalau kamu merasa itu cukup penting ya kamu sendiri saja yang biayain sekolahnya."

Adi kembali merubahnya tubuhnya, kali ini dia bahkan memunggungi Arsy yang terdiam dengan perasaan yang begitu amburadul.

Ingin menangis, tapi juga ingin marah. Sedih tapi dia juga sangat kecewa.

"Mas, Mas," panggil Arsy namun Adi tak lagi menjawab dia pura-pura tidur karena menghindari pembicaraan dengan Arsy.

"Astaghfirullah," Arsy kembali mengelus dada, kenapa hidupnya menjadi seperti ini, apa yang harus dia lakukan.

Dia sangat ingin bisa menyekolahkan Laili, memberikan hak yang sama seperti yang di dapatkan oleh teman-teman yang lainnya.

Mereka bisa sekolah, bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan dan yang jelas mereka juga mendapat kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuanya. Apakah Arsy juga bisa memberikan hak itu meski tanpa bantuan dari suami dan keluarganya.

Merasakan betapa nestapanya hidup dalam berumah tangga yang dia hadapi membuat Arsy meneteskan air mata, dia ternyata tak sanggup lagi untuk menahannya.

Jelas saja, tak akan ada Ibu yang kuat jika itu tentang anaknya.

"Kenapa kamu jadi seperti ini, Mas. Sebenarnya apa kesalahan ku. apa!?" ucap Arsy seraya tersedu dengan tangis.

Adi yang hanya pura-pura tidur tentu saja tidak akan membuka mata, dia tidak peduli pada penderitaan istrinya karena apa yang dia lakukan.

...◆◇◆◇◆◇◆◇...

Setiap hari Arsy selalu saja ada di rumah. Ketika kedua mertua dan juga suaminya berangkat bekerja dia juga mulai sibuk dengan pekerjaan seabrek yang harus dia lakukan.

Mulai dari ngepel, nyapu, nyuci, bersih-bersih dapur dan juga memasak, selalu saja dia kerjakan.

"Ibu, Laili satu minggu lagi jadi sekolah kan?" pertanyaan dari Laili menghentikan pekerjaannya yang tengah mencuci peralatan masak di dapur. Arsy menoleh dan Laili sedang berdiri di tengah-tengah pintu masuk untuk menunggu jawaban darinya.

Arsy tersenyum, namun terlihat begitu tertahan.

"Tentu, Laili akan sekolah." jawab Arsy. Entah akan dapat uang darimana tapi dia harus tetap menyekolahkan Laili. Dia tidak akan sependapat dengan suaminya.

"Beneran kan, Bu?" Laili terlihat masih tak percaya, dia sangat ingin jawaban yang penuh dengan kepastian.

"Iya dong. Laili akan sekolah dan akan pakai seragam seperti teman-teman yang lainnya."

Arsy mendekat, berjongkok di hadapannya dan langsung mengelus pipi Laili dengan begitu perlahan. Arsy juga tersenyum supaya anaknya itu percaya dengan apa yang dia katakan barusan.

"Sekarang ibu selesaikan bersih-bersihnya dulu ya, setelah itu kita ke sawah untuk melihat tanaman kita. Siapa tau sudah bisa di petik dan kita bisa mendapatkan uang untuk sekolah Laili." ujarnya.

Tak akan mungkin seorang Ibu akan menampilkan wajah sedihnya pada sang anak. Dia akan selalu berusaha tersenyum dan terlihat baik-baik saja meski seperti apapun keadaan hati yang sebenarnya.

"Iya, Bu. Laili tunggu di kursi ya sambil bermain." bocah itu tersenyum, dia langsung berlari setelah Arsy mengangguk.

Sungguh, hati seorang ibu mana yang akan tahan jika harus mengapa hal yang seperti sekarang ini.

Tapi seorang Ibu tidak akan pernah menyerah demi sang buah hati, dia akan melakukan segala cara untuk bisa membuat anaknya senang dan juga bisa tercukupi dalam segala hal, termasuk urusan sekolah.

"Maafkan ibu ya, Nak. Ibu tidak bisa memberikan apa-apa untuk saat ini, tapi ibu janji, Ibu akan terus berjuang. Kamu harus bisa lebih sukses daripada ibu." gumam Arsy.

Tekat seorang Ibu sudah sangat bulat. Kekuatan seorang Ibu tidak akan terbantahkan, di akan bisa mengubah apapun meski itu terasa sangat mustahil. Doa ini juga akan sangat manjur untuk anak-anaknya jadi Arsy tetap akan berdoa untuk kebaikan anaknya.

Kembali Arsy berdiri, dia berjalan ke tempat yang tadi dan kembali melakukan pekerjaannya. Berusaha cepat untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dan dia bisa secepatnya pergi ke sawah.

Demi apa dia bekerja keras dan juga bertahan di rumah yang sudah seperti neraka untuknya. Semua itu hanya untuk anaknya, Laili.

"Aku akan berjuang untuk kamu, Nak." gumamnya dengan tangan yang terus bergerak, menghapus perlahan air mata yang tak sengaja keluar.

...◆◇◆◇◆◇◆◇...

Bersambung....

Terpopuler

Comments

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊

hati si Adi terbuat dr apa
knp omongan nya nyelekit Banget sihh kagak punya hati ..apa emng hatinya di ganti sama hati sapi..heleh anak mau sekolah jawab nya GT banget hadehhh

2023-02-14

2

•§¢•✰͜͡v᭄𝕬𝒓𝒚𝒂 𝑲𝒂𝕬𝖗⃠

•§¢•✰͜͡v᭄𝕬𝒓𝒚𝒂 𝑲𝒂𝕬𝖗⃠

Arsy kamu harus bisa tegas sm suami dan mertua kamu,jangan mau2an di tindas terus menerus,tunjukan kalau kamu juga bisa berguna

2023-02-14

3

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

berjuang aja sendiri Arsy aku yakin kamu bisa dan tak usah lagi hiraukan keluarga suamimu

2023-02-14

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!