Perlakuan Adi

◆◇◆◇◆◇◆◇

Wajah Adi terlihat begitu jelas bahwa dia sangat lelah, kakinya melangkah masuk dengan sangat tak semangat. Jelas saja, seharian dia bekerja dan setelah sore hampir petang dia baru pulang.

"Baru pulang, Mas," ucap Arsy. Dengan begitu ramah dan juga senyum manis dia menyambut suaminya yang pulang bekerja, selalu saja dia akan menyambut dengan cara seperti itu karena dia memang harus melakukannya.

Harus patuh, harus terus berusaha menjadi istri yang baik meski dengan semua yang sudah suaminya itu lakukan padanya. Setidaknya Adi tidak pernah main tangan meski kadang suaranya yang selalu nyelekit.

Seperti apapun dia adalah suami yang harus di hormati dan juga ayah dari anaknya, jadi dia harus tetap taat dan hormat kan?

"Hem," jawab Adi dengan begitu acuh. Kakinya terus melangkah semakin cepat seolah menghindari Arsy yang sudah menyambutnya.

"Mau minum Mas?" tanya Arsy menawarkan. Dia terus mengejar suaminya yang akhirnya berhenti dan duduk di kursi kayu ruang tengah.

"Boleh," jawabnya. Tetap saja dengan acuh dan terdengar semakin angkuh.

Arsy cepat berlari masuk ke dapur mengambilkan minum untuk suaminya yang baru pulang kerja. Apapun yang suaminya lakukan, apapun itu Arsy selalu berusaha ikhlas, menjadikan apa yang dia lakukan adalah bentuk bakti pada suaminya dan akan mendapatkan pahala sebagai imbalannya.

Jika suaminya sendiri tidak menghargai dan tidak memberikan apa yang seharusnya termasuk nafkahnya Arsy sangat percaya dia akan mendapatkannya dari Tuhannya.

Arsy kembali keluar, dia sedikit buru-buru karena sudah tau kalau suaminya pasti sangat kehausan. Tapi ketika Arsy baru sampai ternyata sudah ada bu Lusi mertuanya yang datang.

"Adi, ibu pengen banget makan gulai kambing dari pak Mantep. Belikan Ibu ya," ucap Bu Lusi. Terlihat begitu memohon pada Adi.

"Emangnya Arsy nggak masak, Bu?" tanya Adi. Dia langsung menoleh pada Arsy yang sudah ada di sebelahnya sembari memberikan teh untuknya.

"Masak, tapi kamu tau kan, ibu tidak suka dengan masakannya, nggak enak. Lagian makanannya juga hanya masakan kampungan. Apa itu, hanya oseng kangkung saja. Masak setiap hari ibu hanya di kasih makan kangkung sama ikan asin, emangnya ibu kambing apa."

Ucapannya begitu sewot, begitu nyinyir dengan mata melirik sinis pada Arsy yang hanya terdiam.

Tak akan ada habisnya jika meladeni ucapan mertuanya, lagian Arsy juga tidak pernah berani karena dia masih menghormatinya. Baginya, mertua sama seperti orang tua kandungnya yang sama-sama harus di hormati jadi dia hanya akan diam, tapi entah sampai kapan dia akan terus diam.

Seharusnya bu Lusi bisa bersyukur, dia masih bisa makan meski hanya seadanya, itupun dengan gratis kan? Arsy tidak pernah membeli kalau hanya sekedar kangkung atau sayuran lainnya karena dia nanam sendiri, tapi untuk lauknya, dia tidak bisa beli selama belum ada panen.

"Baiklah, nanti Adi beliin gulai kambingnya untuk ibu." ucap Adi yang berhasil membuat Bu Lusi tersenyum bahagia.

Pufftt!

"Kenapa kamu tidak bilang kalau tehnya panas!" baru saja satu kali minum Adi sudah langsung menyemprotkan lagi, dia kepanasan karena tehnya yang baru saja di buat.

Dia sendiri yang buru-buru dan tidak mencoba ataupun meniupnya tapi dia malah menyalahkan Arsy, matanya bahkan begitu melotot merah pada istrinya.

"Maaf, Mas." jawab Arsy, selalu saja akan salah. Dimata suaminya ataupun mertuanya Arsy akan selalu salah dalam hal apapun.

"Nih minum sendiri!" ucapnya. Meletakkan gelas dengan sangat kasar hingga tumpah dan hampir saja mengenai kaki Arsy.

Dengan cepat dan sangat marah Adi beranjak dari tempat duduk, dia masuk ke kamar dengan sedikit membanting pintu hingga membuat Arsy tersentak.

"Heh!" Bu Lusi pun tak banyak berkomentar, tapi dia menyungging sinis pada Arsy dan itu lebih menyakitkan.

Harus extra sabar Arsy dalam menjalani hidupnya, meski terasa sangat berat dan begitu susah, tapi selalu saja dia berhasil melewatinya.

Tekanan batin sudah menjadi makanan sehari-hari dia sudah sangat hafal dan juga terbiasa. Meski kadang sangat menyakitkan dan ingin menyerah tapi dia selalu meyakinkan diri kalau semua tak ada yang abadi.

Sekarang dia bisa selalu di hina, di caci dan juga di bandingkan dengan yang lain. Tapi, roda pastilah akan selalu berputar dan ada kalanya dia akan berada di atas.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Senyum begitu cerah dari bu Lusi ketika diberi bungkusan kresek berwarna putih oleh Adi. Dia sangat yakin, itu adalah pesanannya tadi sore.

"Ini gulai nya, Di?" tanyanya dengan tak sabar membuka kresek tersebut.

"Iya, Bu. Bagaimana, ibu senang?" tanya Adi, dia ikut bergabung duduk di meja makan dan mengamati ibunya yang tidak hanya sebatas senang, tapi sangat senang.

"Bapak kasih dong, Bu." Pak Darma terlihat begitu ingin juga, siapa yang tidak akan kepingin dengan makanan enak itu, hanya satu saja yang tidak suka yaitu Arsy. Dia tidak doyan sama olahan seperti apapun kalau itu daging kambing.

"Boleh, Adi kebetulan beli banyak kok, Pak." jawabnya.

"Lalu untuk istrimu dan anakmu kami beli apa, Di?" tanya pak Darma, memandangi Arsy dan Laili anaknya yang terus diam.

"Mereka kan bisa makan dengan ikan asin itu, Pak. Lagian mubazir kalau tidak di makan kan?"

"Iya juga sih," ucap pak Darma.

Hati Arsy begitu berkecamuk, ingin marah tapi tak sampai, ingin menangis tapi tak bisa lagi. Dia tidak ingin di anggap lemah dan apa-apa hanya bisa nangis.

Arsy hanya bisa menahan semuanya dalam hati, menjerit-jerit hatinya dengan rasa sakit yang hanya bisa dia tahan sendiri.

Arsy menoleh ke arah Laili yang diam, dia terlihat sangat ingin tapi dia juga tidak begitu suka dengan daging kambing. Bisa sih makan tapi sepertinya neneknya tidak akan membiarkan itu.

"Tidak usah lihat-lihat, anak kecil tidak boleh makan daging kambing. Nanti perutnya panas." ucap Bu Lusi.

Laili seketika menunduk, matanya memerah menahan tangis.

Semakin memanas hati Arsy, tak masalah jika dirinya yang di perlakukan seperti itu, tapi kalau Laili? Laili adalah cucu mereka, anak dari Adi. Jangankan nenek dan kakeknya, ayahnya sendiri dia begitu tega padanya.

Arsy menoleh, memandangi anaknya yang ingin menangis. Dia menggeleng pelan, tidak memperbolehkan Laili untuk menangis. Arsy ingin Laili bisa menjadi anak yang kuat, wanita yang kuat sama seperti dirinya.

"Sudah, jangan banyak drama. Sekarang makan." ucap Adi yang tau apa yang dilakukan anak dan istrinya.

Drama?

Kenapa semua dianggap sebagai drama untuknya, apakah dia tidak bisa melihat keinginan anak dan istrinya, apakah dia tidak bisa melihat?

"Ini aja nih, kamu makan sama kuahnya saja." ucap Bu Lusi. Menuangkan kuah dalam piring Laili, mencegah dengan sendok supaya tak ada satupun dagingnya yang ikut jatuh.

Miris, itulah yang Arsy rasakan.

"Tidak usah, Bu. Kalau dagingnya saja tidak boleh, kuahnya juga tidak usah, bukankah kuahnya juga sudah terkena dagingnya?" Arsy memberanikan diri bicara.

"Ish, kau ini. Kamu tidak suka anak mu makan enak?" serunya. Matanya kian bulat tak suka karena Arsy menjawab.

"Bukan seperti itu, Bu."

"Sudah diam, kita mau makan atau mau berdebat!" Suara Adi begitu keras.

Arsy menoleh ke arah Laili, dia diam dengan ketakutan sekarang.

"Ibu, Laili tidak mau makan," ucapnya. Anak lima tahun itu kehilangan selera makannya sekarang. Bahkan Arsy pun juga sepertinya iya.

"Ya sudah, kita tidur?" tanya Arsy dan Laili mengangguk.

'Maafkan ibu, Nak. Besok kalau ibu ada rezeki kita beli makanan enak ya. Kita beli ayam untuk lauk kita.' batin Arsy ngilu.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

tinggalin keluarga tg bgtuu…arsy jgn goblok

2024-12-04

0

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

ad y suami dan mertua mcam jyak gitu!

2023-07-14

2

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣ shaᴍ֟፝ᴀᵉᶜw⃠𓆊

ko aku pingin beli racun ya buat mertua ke gt ... hadehh punya laki juga gak punya hati...istrinya udh baik loh masa sih dia kagak bisa liat pengorbanann istri nya

2023-02-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!