Meet You Again
Siang itu awan biru berarak di bawah langit yang cerah. Sang mentari bersinar terang benderang hingga menyilaukan kedua mata. Siapa saja yang berlama-lama berdiam diri di bawahnya pasti akan meringis, sebab panasnya yang teramat menggigit kulit.
Seorang gadis bernama Mey, membolak balik tubuhnya di depan kipas angin butut berwarna putih tulang.
"Eish! apa bumi sedang tidak baik-baik saja?! mengapa panas sekali?," mengomel sendirian, gadis itu terlihat sangat tersiksa. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada, Mey menyeret tubuhnya melangkah ke kamar mandi"Semoga dengan mandi, aku bisa semangat saat bekerja," gumamnya lagi. Demi uranus dan neptunus, gadis itu kebagian jam kerja di siang hari, tepat saat matahari memancarkan sinar dengan gagahnya. Ckckck sungguh sebuah penderitaan bagi dirinya yang sangat benci udara panas.
"Byur!," sudut bibir gadis itu langsung terangkat naik. Guyuran pertama itu sukses memadamkan kobaran api yang tengah membakar isi dalam kepala"Wuh! segar!," serunya terdengar senang. Lekas gadis itu kembali membasuh seluruh badan. merasakan air dingin yang mampu mengusir hawa panas yang sangat di bencinya.
Usai dengan ritual di dalam kamar mandi, dia mulai melangkah kaki keluar. Tepat di saat itu Mey di buat terkejut, dengan suara seseorang yang kerap di buatnya kesal"Sudah akan bekerja?,"tanya Nida, muncul dengan tiba-tiba saat kaki kecil itu keluar dari kamar mandi.
"Nida! apa kau punya jurus terbang? tanpa suara sudah muncul di sini? atau jangan-jangan kau hanya arwahnya Nida?, tiba-tiba muncul tanpa suara?."
Nida melotot"Jurus apaan? otakmu itu harus di servis Mey, ku perhatikan kau gemar asal bicara" jemarinya berputar-putar tepat di hadapan Mey, gadis dengan kedua mata sipit, yang memang suka asal jika berbicara.
Gadis bernama Mey itu tertawa geli"Aku hanya bercanda, kau sendiri gemar sekali membuatku terkejut."
"Bercanda jenis apa itu? bawa-bawa arwah, jangan memancing bulu kuduk meremang ya Mey," Nida bergidik.
"Maaf," cengengesan, Mey menyentuh lengan Nida dengan ujung jemari"Btw kenapa kau bertanya tentang jadwal kerjaku?."
"Aku mau seblak, bisakah kau membelinya saat pulang nanti?," tanya Nida menepis tangan nakal Mey dari tubuhnya.
"Aku pulang jam 9 malam, bukankah kau sedang diet? tak mengapa menyantap seblak di jam segitu?."
"Hari sabtu aku bebas mau makan apa, dan di jam berapa," Nida berucap sambil menyodorkan uang.
Langsung menyambar uang dari tangan Nida"Hidup jangan kebanyakan gaya! diet pun ada jadwal liburnya, dasar kau ini.",
"Jangan banyak bicara! kau tidak lihat uang berwarna merah ini?," Nida menunjuk selembar uang yang sudah berpindah ke tangan Mey.
Gadis bernama Mey itu langsung menatap uang itu dengan lekat "Hehehe, ku pikir hanya 5000 Nid, apa kakek baru saja mengirimi mu uang? bagaimana jika kau mentraktir ku, tentu kau bersedia, bukan?," tertawa hingga hidungnya menyerngit, dasar Mey! tidak ada yang gratis di dunia ini apalagi menyita waktu miliknya.
Sudut bibir Nida mencibir"Dasar mata duitan, mau sampai kapan kau menjadi gadis yang gemar memeras uangku?."
"Hei onti muda, ingat tidak ada yang gratis di dunia ini, eek aja bayar, apalagi menitip untuk membeli makanan."
Dan Nida selalu kalah jika berdebat dengan Mey"Baiklah, tapi jangan di habiskan!," ujar Nida mewanti-wanti.
Mengangkat telapak tangan di atas alis"Siap tante muda!!," ujarnya dengan suara cempreng.
Nida lantas kembali melotot, sebelum jemarinya melancarkan serangan, Mey buru-buru pergi menyelamatkan diri.
"Dasar ponakan gila," gerutu Nida menahan kesal.
Usai sedikit berdandan, Mey pun segera berangkat menuju butik tempatnya bekerja, sambil mengibaskan lembaran uang 100 ribu itu"Lumayan, aku akan membeli seblak dua porsi, es krim dua kotak dan beberapa kue enak."
Tentang Nida...
Nida adalah keponakan dari nenek Mey, ayahnya adalah adik bungsu yang berdomisili di daerah pesisir. Meski lebih tua namun Nida sangat enggan di panggil tante oleh Mey, mereka seumuran, sangat aneh rasanya jika di sebut tante oleh Mey.
Sudah 1 tahunan dia tinggal bersama nenek Mey. Kuliah mengambil jurusan perikanan dengan niat akan menjadi peternak ikan saja di pesisir nanti.
Kembali kepada Mey...
Gadis itu bekerja di butik baju anak-anak dan dewasa. Sebenarnya dia bertugas di bagian baju anak-anak saja, tapi karena hari ini hari sabtu, Jadi mereka bekerja bebas di bagian manapun.
Saat sedang merapikan stan baju pria, Mey di kejutkan dengan suara seorang pelanggan....
"Mbak, apa baju di patung depan sana memiliki warna lain?."
Mey menjawab sembari berbalik, menoleh kepada si pelanggan"Ada, tapi hanya 3 pilihan war...."
"Oh Tuhan!!," jerit hati Mey, manik cantiknya menatap pelanggan itu dengan perasaan tak percaya.
"Mey!!!," ujar pelanggan itu tak kalah terkejutnya"Mey bukan? kau Meymey kan?," dia bertanya seolah tak percaya.
Mey gugup, tapi merasa bahagia. Bagaimana tidak, pelanggan itu adalah Fatur, cinta monyetnya. Saking bahagianya, Mey hanya bisa mengangguk menanggapi pertanyaan Fatur.
"Kamu kerja di sini Mey??," ujarnya bertanya sumringah sekali.
Lagi, Mey mengangguk saja.
"Aku nyariin kamu lho...," tambah Fatur.
"Nyariin aku? emang kamu mau ngapain?," cicit gadis itu malu-malu.
"Ehem...!!,"belum sempat Fatur menjawab pertanyaan Mey, salah seorang karyawan berdehem kepada mereka berdua.
"Kerja!! kerja!!, jangan ngobrol terus," ujar karyawan itu.
Mey menyadarkan diri"Nanti aja Tur kalo mau ngobrol, aku terlalu senang ketemu kamu lagi, sampai lupa tadi kamu nanyain kaos yang mana."
Seolah tak peduli dengan peringatan rekan kerja Mey, Fatur menarik rambut Mey dan membawanya ke sudut ruangan"Aku masih mau ngobrol," ucapnya setengah berbisik.
"Iya aku tau kok, tapi kapan-kapan aja ya. Sekarang buruan deh kamu mau baju kaus yg mana?," demi keamanan sumber penghasilan uang, Mey mendesak Fatur agar segera menyelesaikan pembeliannya.
Sedikit memberengut, Fatur kembali memilah kaos yang semula sempat dia lirik. Setelah Fatur mendapatkan kaos yang di inginkannya, sambil berjalan keluar dari butik dia terus berbicara pada Mey.
Bla bla bla, bisik-bisik para rekan kerjanya sunggung membuat lelah. Dirinya mulai merasa tidak nyaman dengan keadaan itu, di satu sisi dirinya sangat ingin melanjutkan obrolan bersama Fatur, di sisi lain ocehan dan tatapan rekan kerjanya membuat emosi naik turun.
"Besok malam deh jam 9 tunggu aku di depan," Mey berujar kepada Fatur.
Pria itu tersenyum, senang"Serius? berarti besok aku boleh ke sini lagi"ujar Fatur.
"Iya, Fatur," tukas Mey melempar senyuman.
Sebuah kesempatan yang langka, dan Fatur tak ingin kesempatan itu hilang begitu saja.
Terlampau senang, Fatur melenggang dengan senyuman yang mengembang sempurna. Dan bukan hanya Fatur, Mey pun sama, gadis itu tersenyum malu-malu mengiringi langkah Fatur meninggalkan area bekerjanya itu.
Begitulah cinta, kisah asam manis akan mengiringi perjalanan cinta Mey, Fatur, juga teman-teman mereka. kisah cinta nan manis yang kerap membuat tertawa, juga menangis.
To be continued,
Selamat membaca,
Januari 2023.
Pangkalanbun, tepian sungai arut, Kalimantan tengah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Radiah Ayarin
subscribe dlu👍
2023-03-06
0
Elisabeth Ratna Susanti
mampir di karya keren ini 😍
2023-02-20
1
Om Rudi
kecuali eek di rumah tetangga, gak bayar, tapi dipelitin hahaha
2023-02-05
1