Sudah beberapa bulan sejak Fatur berkenalan dan bertukar nomor telpon dengan Mey. Tapi Fatur masih jalan di tempat, dia bahkan sering mendapat kabar tentang Mey dari Lian saja. Sungguh, pergerakan Fatur ini sangatlah lambat.
Pak Budiman masuk ke kelas pasa masa-masa terakhir di sekolah"Anak-anak, seperti yang kalian tahu, masa ujian telah berakhir. Apa rencana kalian tentang perpisahan nanti?."
"Ke pantai Pak," seru salah seorang dari para muridnya.
"Ke taman hiburan saja Pak," seseorang berseru lagi.
"Kemping yookkk," satu persatu anak-anak itu mulai menyuarakan keinginan.
"Kita makan-makan saja."
Beragam usulan mereka sebutkan pada pak Budiman. Sementara Fatur malah terhanyut dalam pikirannya, bahkan sampai di penghujung masa SMA pun pendekatan dirinya dengan sang pujaan hati berjalan tidak mulus.
"Gadis manis itu akan melanjutkan pendidikan kemana, ya?," bertanya dalam hati.
Dan Lian tentu saja bergabung meneriakkan usulannya seperti teman-teman yang lain. Fatur menjadi resah, dirinya yang kurang pandai membawa diri dalam hiruk-pikuk khalayak ramai ini rasanya terasingkan. Padahal tidak ada yang mengasingkan dirinya seperti itu.
"Andai saja aku bisa seperti Lian, mungin sudah sedari lama kami bisa lebih akrab, atau mungkin sekarang sudah menjadi sepasang kekasih," ujar anak lelaki itu lagi dalam benaknya.
Acha menepuk pundak Fatur"Kau maunya liburan kemana? ini acara perpisahan sekolah, kita harus mencari tempat hiburan dan akan mengukir kenangan bersama," Acha seakan memberi kode kepada Fatur, bahwa inilah kesempatan terakhir untuk mereka berdua. Tapi sayang, Fatur yang tidak peka hanya mengendikan bahu.
"Aku akan ikut suara terbanyak saja," Fatur menyahut singkat.
Setelah bertukar pendapat akhirnya acara perpisahan mereka ialah jalan-jalan ke taman hiburan.
"Hari minggu kita akan berkumpul di sekolah ya," ujar Pak Budiman akhirnya.
....
Malam hari di kediaman Fatur. Rasa penasaran menuntunnya untuk segera mengirimkan pesan kepada Mey, namun rasa malu menekan perasaan itu hingga akhirnya menggagalkan niat tersebut. Sang gawai hanya di putar-putar saja di atas meja"Harus mengirim SMS dengan modal pembahasan apa?," gumamnya.
Setelah melalui banyak pertimbangan yang tidak berfaedah, akhirnya dia mengirimkan pesan singkat pada Mey.
"Mey," seperti sedang memanggil gadis itu, Fatur hanya mengetik nama sang gadis pujaan dan mengirimkan pesan itu kepada sang pemilik nama.
Tidak butuh waktu lama"Ya Fatur?, apa kabar?," Mey langsung membalas.
"Aku baik, bagaimana denganmu? bagaimana dengan rencana kuliah, apa kau sudah menentukan akan berkuliah di mana?," entah dapat ilham dari mana, jemari Fatur begitu lancar mengetik pesan kepada Mey lagi.
Seperti kata Lian, Mey gadis yang mudah berkawan. Berhadapan dengan Fatur yang sangat pendiam, mereka bahkan tak kehabisan bahan untuk di jadikan pembahasan. Tanpa terasa, malam itu mereka berkomunikasi hingga jam menunjukan pukul 10 malam.
Ketika Fatur menanyakan rencana perpisahan sekolahnya, Mey menjawab bahwa masalah itu belum di sampaikan wali kelasnya,.dan akhirnya percakapan mereka berakhir di situ.
Hari H.
Anak anak berhamburan keluar dari bis wisata. Lian dan Fatur berjalan sambil memilih wahana apa yang akan mereka mainkan.
Sedang asik menikmati waktu di tempat hiburan tersebut, Fatur merasa menangkap bayang seseorang yang sangat ingin dia jumpai. Ya! itu Mey, namun sayang Lian yang selalu ceria lebih dahulu berteriak memanggil gadis itu.
"SAYYYYYYY!!!"Lian berteriak sambil melambaikan tangannya kepada Mey.
"Waahhh Liaannn," kedua mata gadis itu berbinar, senyum nan manis langsung merekah, menghiasi wajahnya yang cantik.
"Bersemangat sekali berjumpa dengan Lian," bisik hati Fatur melirik Lian dengan ekor matanya.
"Cepat! cepat!," Lian menarik tangan Fatur, agar lari mereka lebih cepat mengantarkan diri untuk bertemu Mey lebih dekat.
"Hai Fatur,"Mey menyapa sambil melambaikan tangan pada Fatur.
"Hai," seperti itu saja, balasan atas sapaan yang di lontarkan oleh Mey kepada Fatur.
"Kau bersama siapa? jika tidak ada teman kau bergabung bersama kami saja, ayo," ajak Lian pada Mey.
Terlihat gadis itu mengeluarkan gawai dari sakunya"Sebentar, aku sudah janjian dengan Kaila, mungkin dia sedang menuju kemari."
"Tuttt...tuttt", nada tunggu terdengar dari gawai milik Mey.
"Kau di mana? aku bertemu Lian dan juga Fatur. Kami berada di bawah kincir angin."
Mendapat kabar itu Kaila bergegas mencari mereka. Kaila celingukan mencari Mey dengan gumaman"Kemana anak itu?."
Ternyata oh ternyata, Vino sudah sejak awal mengikuti Kaila, sedari gadis itu keluar dari bus wisata yang membawa mereka.
Melihat kaila kebingungan dia pun menghampirinya sambil menarik rambutnya"Nyong! apa yang kau cari?," demi apa, Vino menarik rambut terkenang Kaila dengan kasar.
"Awww!!!"kaila memegang kepalanya , dia menatap sinis"Sakit, Vino!!."
"Upss..sorryyy," Vino merasakan pandangan sinis Kaila seakan ingin membunuhnya.
"Jangan marah, aku hanya sedang menjagamu dari jauh. Melihat kau celingukan sendiri, tidak ada salahnya aku datang menghampiri mu, bukan?."
"Tapi tidak dengan menarik rambut ku juga, Vin!."
Vino menarik nafas"Maaf! aku spontan melakukan hal itu," sangat merasa bersalah, andai saja waktu bisa di putra, mungin akan lebih baik jika memeluk nya saja. eh! tapi mereka bukan pasangan kekasih, Vino tidak yakin kepalanya akan aman dari serangan Kaila, jika melakukan hal itu.
"Kali ini kau ku maafkan," ketus nya"Aku mencari Mey, dia bilang ada di sini.",
Vino mencoba membantu Kaila untuk mencari Mey, anak lelaki itu menarik lengan Kaila, perlahan turun menggenggam erat jemari nya dan mencoba berjalan beriringan dengannya"Jangan pegang -pegang," sambil menepuk tangan Vino, Kaila berusaha melepaskan genggaman Vino.
Langkah Vino terhenti"Aku tahu kau tidak suka sentuhan lawan jenis, tapi Kila, sehari ini saja bersikap manis ya," pinta Vino enggan melepaskan genggaman tangannya.
Demi apa! Kaila merasakan gelenyar aneh di dalam dada. Di saat sang hati di dalam saja mulai merasakan hal tak biasa, tiba-tiba Vino berseru"Itu Mey."
Tapi...
"WHAAATT!!"
"LIAN??!"
"FATUR?!!"
Anak lelaki itu gegas menahan Kaila, rasanya tidak rela membiarkan Kaila bergabung bersama dua lelaki yang sedang menemani Mey"Bersama ku saja," kata Vino tetap menahan Kaila.
"Tak menghiraukan ucapan Vino, Kaila berteriak memanggil sahabat nya"Meyyy...Meyy!!!."
Lian mendengar suara Kaila, dan anak lelaki itu sedikit terkejut melihat siapa yang sedang bersama Kaila.
"Vino," ucapnya lirih.
"Tur,.Vino tuh," Lian memberi tau Fartur dengan nada datar.
Kaila bersikeras menyeret diri menghampiri Mey, Lian dan Fatur. Hingga Vino pun kewalahan dan berakhir di hadapan dua lelaki itu.
Lian segera melerai tangan Kaila dan Vino yang berpegangan"Ini tempat umum, di larang bersentuhan seperti ini."
"Hei! suka-suka kami," Vino dengan sinisnya menatap Lian.
Ada apa dengan mereka?? interaksi tak apik dari dua lelaki ini menimbulkan tanya di dalam benak Mey juga Kaila. Usut punya usut Vino ternyata sepupu Lian. Kabar bahwa Lian suka bolos ke sekolahan mereka sampai pada orang tua Lian, dan Vino yang mengadu kan hal itu. Bagaimana Lian tidak kesal, karena mulut ember Vino uang sakunya di pangkas oleh sang mama. Sementara Vino mendapat kan keuntungan, uang saku Lian yang di pangkas itu di berikan kepadanya. Jelas saja Lian sangat benci terhadap Vino.
Terjadilah perebutan hal milik seorang Kaila, yang terjadi di antar Lian dan Vino. Mereka berdebat, tarik menarik Kaila, hingga Mey dan Fatur kelelahan meredakan pertikaian kecil mereka.
"Sudahlah, biarkan saja mereka," bisik Mey, gadis itu mengajak Fatur untuk menikmati hiburan alih-alih menonton drama keluarga membosankan.
"Cukup!!," hardik Kaila yang akhirnya kelelahan menjadi rebutan dua lelaki itu.
"Kau!," sentaknya pada Lian"Bersikap baiklah jika ingin menikmati hiburan ini bersamaku!," sontak Lian mengangguk patuh.
"Dan kau!," kali ini Kaila berpindah kepada Vino"Aku akan mengajakmu jika kau tidak lagi menyerang Lian dengan ocehan tak berguna itu."
Vino pun mengangguk dengan patuh, namun Lian sempat hendak protes, sebab ternyata Kaila juga akan mengajak Vino.
"Jika kalian tidak akur, orang yang tidak taat dengan peraturan ku akan terusir."
Oke! nampaknya Kaila berhasil meredakan pertempuran dua bersaudara ini. Mereka yang tadinya saling hina, kini terlihat menerima kehadiran satu sama lain.
...To be continued....
...Selamat membaca....
...Januari 2023....
...Pangkalanbun, tepian sungai arut, Kalimantan tengah....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Ika Ika
nama mey ini ngingetin ma otor nya
2023-03-07
1
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-02-21
0
Buna_Qaya
tolong jangan berebut kaila, aku disini nganggur. duduk diam sambil makan mengkudu, lemon sama mangga muda. rasanya gak karuan, sama seperti hatiku yang galau karena sadar sudah terlalu tuwir dalam lingkaran anak muda jaman sekarang 🤧🤭🤣🤣
2023-02-09
1